Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11367 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Dani Supardan
"The use of ultrasound in extraction process creates novel and interesting methodologies, which are often complementary to conventional extraction methods. In the present study, the use of ultrasound to extract oleoresin from ginger (Zingiber officinaleR.) was investigated. The extraction was performed by using ethanol as solvent in the presence of ultrasonic irradiations operating at frequency of 42 kHz at extraction temperature of 60oC. The oleoresin extracted was in the form of dark thick liquid with specific ginger flavor. Based on GC-MS analysis, the use of ultrasound was not give an effect on alteration of main component in ginger oleoresin. The main component in extracted ginger oleoresin was zingerone. Gingerol as one of the pungent principle of the ginger oleoresin was not detected due to decomposition of gingerol at a temperature above 45oC. Extraction rate of ultrasound-assisted extraction was about 1.75 times more rapid than a conventional system based on soxhlet. The scanning electron microscopy images provided more evidence for the mechanical effects of ultrasound, mainly appearing on cells? walls and shown by the destruction of cells, facilitating the release of their contents. "
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI, 2011
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siregar, Aisyah Razaanah
"

Penelitian tentang pemanfaatan mikroalga sebagai sumber alami karotenoid sangat meningkat saat ini, berkat beragam aplikasi karotenoid dalam industri farmasi, kesehatan, dan makanan. Chlorella vulgaris digunakan sebagai sumber senyawa karotenoid karena memiliki kandungan total terbesar dibandingkan dengan mikroalga Chlorophyta lainnya. Agar berhasil dalam ekstraksi karotenoid, metode ekstraksi perlu dipertimbangkan, karena sifat karotenoid yang mudah rusak dan terdegradasi oleh paparan cahaya, panas, dan oksigen. Ultrasound assisted extraction dipilih sebagai metode ekstraksi karena metode non-termal dengan konsumsi energi dan kebutuhan pelarut yang rendah. Parameter yang diuji dalam penelitian ini terdiri dari: jenis pelarut, rasio volume pelarut terhadap berat biomassa, dan waktu ekstraksi. Senyawa karotenoid diidentifikasi dengan menggunakan spektroskopi UV-Vis. Produktivitas biomassa C. vulgaris yang diperoleh adalah sebesar 0,095 ± 0,014 g/L/hari. Karotenoid yang diidentifikasi dari C. vulgaris adalah lutein. Hasil karotenoid tertinggi yang diperoleh adalah sebesar 1,341 ± 0,119 mg/g dengan menggunakan etanol, rasio solid terhadap pelarut 1: 100 (g/mL), dan waktu ekstraksi 5 jam. Produktivitas volumetrik lutein dicapai pada 0,127 ± 0,011 mg/L/hari. Kondisi ekstraksi untuk peningkatan yield karotenoid secara signifikan adalah sebagai berikut: etanol sebagai pelarut ekstraksi, frekuensi ultrasonik 35 kHz, intensitas ultrasonik 0,4 W / cm2, waktu ekstraksi 2 jam, dan rasio biomassa terhadap pelarut 100 ml/g.

 


The research around algae utilization as natural source of carotenoids has been intense in the 21st century given the wide applications of carotenoids in pharmaceutical, health, and food industry. Chlorella vulgaris is used as a source of carotenoid compounds because it has the largest total content compared to the other Chlorophyta microalgae. In order to be successful in extraction of carotenoids, extraction method needs to be considered, due to carotenoids properties that are easily damaged and degraded due to exposure to light, heat, and oxygen. Ultrasound assisted extraction was chosen because its a non-thermal method with low energy consumption and solvent requirement. The parameters tested in this study consists: extraction solvent, solid to solvent ratio, extraction duration. The extracted carotenoids were identified by using UV-Vis spectroscopy. Biomass productivity of C. vulgaris obtained was 0.095 ± 0,014 g/L/day. The identified carotenoids from C. vulgaris was lutein. The highest carotenoid yield was achieved at 1.341 ± 0.119 mg/g by using ethanol as extraction solvent, solid to solvent ratio at 1:100 (g/mL) and 5 hours extraction time. The volumetric lutein productivity was achieved at 0.127 ± 0.011 mg/L/day. The optimum extraction conditions to increase carotenoids yield was the following: ethanol as extraction solvent, ultrasound frequency 35 kHz, ultrasound intensity 0.4 W/cm2, extraction time 2 h, and solid to solvent ratio 100 ml/g.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ketut Alam Wangsa Wijaya
"Penelitian proses ekstraksi logam nikel dari larutan yang mengandung logam temba,ga dengan metnde ekstraksi pelarut dengan menggunakan ekstraktan asam Versatic-6 yang dilarutkan dalam toluena merupakan salah satu studi awal dari perkembangan teknik akstraksi dengan metode ekstraksi pelarut. Taknik ekstraksi dengan metode ekstraksi pelarut mempunyai banyak parameter, di antaranya ialah jenis ekstraktan, jenis logam yang akan diekstraksi, pH larutan, dan konsentrasi ekstraktan. Pada penelitian kali ini digunakan asam V ersatic-6 yang merupakan salah salu produk Shell Company yang ban yak digunakan pada industri petrokimia. Tingkat keasaman pada larutan dibatasi pada daerah yang memungkinkan ion logam dapat bereaksi sempuma dengan ekstraktan pada kondisi kesetimbangan, yaitu pH 3-7, sedangkan untuk konsentrasi ekstraktan ditentukan antara 0,1-0,5 M. Logam yang akan diekstraksi adalah logam Ni dengan pengotor Cu, kedua logam golongan transisi ini mempunyai perilaku secara kimiawi yang bampir sama, seperti misalnya bentuk ikatan yang terjadi jika bereaksi dengan ekstraktan tertentu, hal ini tentu ekan menyulitkan proses ekstrakan dan hal ini yang menentukan selektivitas ekstraktan. Pada awal penelitian dilakukan peroobaan kinetika untuk mengetahui waktu ekstraksi yang diperlukan, yaitu waktu tercapainya kesetimbangan antara ion-ion logam dengan ekstraktan Karakteristik ekstraktan dapat dilihat dari hasil penelitian ini dan dengan mengetahui kemampuan ekstraksinya serta tingk:at selektivitasnya dapat direncanakan proses tambahan untuk mendapatkan hasil yang maksimal Salah satu hasil penelitian ini ialah adanya indikasi bahwa keberadaan ion logam Cu pada proses ekstraksi nikel dengan metode ekstraksi pelarut menimbulkan kompetisi positif artinya keberadaan ion Cu mengakibatkan proses ekstraksi menjadi lebih optimum."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47850
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Abdul Manan Usman
"[ABSTRAK
Lubricant Oil diproses untuk berbagai keperluan dalam bentuk cairan, padat atau gas. Tujuan utama adalah untuk mengurangi gesekan dan menghaluskan gerakan dan menghaluskan gerakan satu permukaan atas yang lain. Used Lubricant Oil yang digunakan biasanya dibuang ke lingkungan dan menyebabkan banyak kerusakan seperti kesehatan (penyakit kanker). Sebagai pencegahan, re-refining adalah satu treatment untuk menghasilkan base oil yang berkualitas bagus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memodelkan dan mensimulasikan used lubricating oil re-refining process menggunakan Aspen Plus. Hasil simulasi dibandingkan dengan Abdul Karim (2004) bersama kalkulasi Percent Sludge Removal (PSR). Hasil PSR menggunakan Aspen Plus di bandingkan dengan data eksperimen dan data simulasi CHEMCAD dalam bentuk grafik yang menunjukkan bahwa Aspen Plus memiliki trend yang mirip dengan eksperimen dan CHEMCAD. Hasil yang di dapat menunjukkan bahwa PSR meningkat dengan meningkatnya optimum value pada 2g KOH/L isopropanol.
ABSTRACT
Lubricant oil is processed to various purposes in a form of liquids and might be in a form of solid or gas. The main purpose is to reduce the friction and smoothens the movement of one surface over another. The used lubricant oil usually disposed to the environment and the contaminated oil causes many damages to many aspect such as health (cancer disease). As a prevention of any damages, re-refining is one of the treatments to produce high quality of base oil. The aim of this research study is to model and simulate a used lubricating oil re-refining process using Aspen Plus. The simulation result is compared with Abdul Karim (2004) along with the Percent Sludge Removal (PSR) calculation. The resulted PSR using Aspen Plus data is compared to experiment data and simulation data of CHEMCAD in a graph which shows that the Aspen Plus has similar tred to both experiment and CHEMCAD. Results have shown the amount of Sludge removed increases to the optimum value at 2g KOH/L isopropanol;Lubricant oil is processed to various purposes in a form of liquids and might be in a form of solid or gas. The main purpose is to reduce the friction and smoothens the movement of one surface over another. The used lubricant oil usually disposed to the environment and the contaminated oil causes many damages to many aspect such as health (cancer disease). As a prevention of any damages, re-refining is one of the treatments to produce high quality of base oil. The aim of this research study is to model and simulate a used lubricating oil re-refining process using Aspen Plus. The simulation result is compared with Abdul Karim (2004) along with the Percent Sludge Removal (PSR) calculation. The resulted PSR using Aspen Plus data is compared to experiment data and simulation data of CHEMCAD in a graph which shows that the Aspen Plus has similar tred to both experiment and CHEMCAD. Results have shown the amount of Sludge removed increases to the optimum value at 2g KOH/L isopropanol, Lubricant oil is processed to various purposes in a form of liquids and might be in a form of solid or gas. The main purpose is to reduce the friction and smoothens the movement of one surface over another. The used lubricant oil usually disposed to the environment and the contaminated oil causes many damages to many aspect such as health (cancer disease). As a prevention of any damages, re-refining is one of the treatments to produce high quality of base oil. The aim of this research study is to model and simulate a used lubricating oil re-refining process using Aspen Plus. The simulation result is compared with Abdul Karim (2004) along with the Percent Sludge Removal (PSR) calculation. The resulted PSR using Aspen Plus data is compared to experiment data and simulation data of CHEMCAD in a graph which shows that the Aspen Plus has similar tred to both experiment and CHEMCAD. Results have shown the amount of Sludge removed increases to the optimum value at 2g KOH/L isopropanol]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62283
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Husnul Fadhilla
"Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode adopsi dengan mengambil data-data sekunder dari perusahaan-perusahaan yang sudah terbukti dalam menghasilkan logam tanah jarang di beberapa negara seperti Australia, Amerika Serikat, India, Kanada dan Malaysia. Sehingga dengan menggunakan metode tersebut akan dibuat desain sirkuit benefisiasi logam tanah jarang yang diharapkan mampu meningkatkan nilai ekonomis. Dengan umpan yang diambil adalah monazite high grade 78,31% (dengan kadar REO 65,71%) dan monazite lower grade 35,09% (dengan kadar REO 62,10%) dari Kepulauan Bangka-Belitung.Tahapan-tahapan prosesnya meliputi pengolahan mineral mulai dari ore dressing, sizing, screening, separation. Dan tahapan benefisiasi mineral yang meliputi material handling, milling, digesting, neutralizing, solvent extraction, dan concentrating.

This research done by using adoption method by taking secondary data from proven have been companies in yielding rare earth metal in some states like Australia, United States, India, Canada and Malaysia. So by using the method will be made circuit design of beneficiation rare earth metal expected can increase economic value. With feed ore taken is monazite high grade 78.31% ( REO grade is 65.71%) and monazite lower grade 35.09% ( REO grade is 62.10%) from Bangka-Belitung archipelago. The process steps covering beneficiation to start from ore dressing, sizing, screening as of separation. And step beneficiation mineral covering material handling, milling, digesting, neutralizing, solvent extraction, ion exchange and concentrating."
2008
S51073
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Rafi Narawangsa
"Pada penelitian ini, dilakukan optimasi pada metode ultrasonic-assisted extraction (UAE) untuk meningkatkan yield ekstrak kurkuminoid dari kunyit, temulawak, dan jahe. Selain itu, metode sokletasi juga dilakukan sebagai pembanding. Hasil dari metode UAE yang sudah dioptimasi lalu dibandingkan metode sokletasi yang sudah dilakukan. Optimasi dilakukan dengan membuat beberapa variasi: kandungan air pada pelarut, solid loading, suhu, dan waktu ekstraksi. Hasil yield kurkuminoid kemudian dihitung dengan menggunakan kurva standar kurkumin yang telah dibuat dengan bantuan alat spektrofotometer UV-Vis. Didapatkan hasil tertinggi untuk hasil ekstrak kunyit sebanyak 84,325 mg/g (8,43% b/b), yang didapatkan pada kondisi operasi: kandungan air 20%, solid loading 4%, suhu 55oC, dan waktu 40 menit. Hasil ini sedikit lebih rendah dari hasil sokletasi, yaitu 88,476 mg/g (8,8% b/b). Untuk hasil ekstrak temulawak dan jahe, didapatkan yield sebanyak 2,056 mg/g dan 0,21 mg/g, secara berurutan. Selain itu, dilakukan separasi ekstrak kurkuminoid dari senyawa pengotor dan kristalisasi untuk meningkatkan konsentrasi ekstrak kurkuminoid. Separasi pada kunyit meningkatkan konsentrasi ekstrak kurkuminoid sebanyak 1,36%, sedangkan proses kristalisasi meningkatkan konsentrasi ekstrak sebesar 2,9%. Meskipun begitu, kedua metode tersebut menyebabkan penurunan konsentrasi kurkuminoid pada temulawak dan jahe sebanyak 85,88% dan 67,36%, secara berurutan. Setelah itu, model kinetik ekstraksi dibuat berdasarkan model Peleg dan persamaan transfer massa.

In this study, the ultrasonic-assisted extraction (UAE) method was optimized to increase the yield of curcuminoid extracts from turmeric, Javanese turmeric, and ginger. In addition, the soxhletation method was also carried out as a comparison. The result of the optimized UAE method is then compared to the soxhletation method that has been carried out. Optimization is done by making several variations: water content in the solvent, solid loading, temperature, and extraction time. The yield of curcuminoids was then calculated using a standard curve of curcumin that had been made using a UV-Vis spectrophotometer. The highest curcuminoid extract yield obtained from turmeric was 84,325 mg/g (8,43% w/w), which was obtained under operating conditions: 20% water content, 4% solid loading, temperature of 55oC, 40 minutes extraction time. This result was slightly lower than the soxhletation result, which was 88,476 mg/g (8,8% w/w). For the curcuminoid extracts obtained from Javanese turmeric and ginger, the yields were 2,056 mg/g and 0,21 mg/g, respectively. In addition, the curcuminoid extract was separated from impurities and crystallized to increase the concentration of the curcuminoid extract. The separation of turmeric increased the concentration of the curcuminoid extract by 1,36%, while the recrystallization process increased the concentration of the extract by 2,9%. However, both methods caused a decrease in the concentration of curcuminoids in Javanese turmeric and ginger by 85,88% and 67,36%, respectively. After that, the extraction kinetic model was made based on the Peleg model and the mass transfer equation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachri Fadillah
"Pemisahan gula dari tetes tebu (molasses) menggunakan pelarut minyak nabati dilakukan dengan studi awal melalui proses ekstraksi pelarut sistem cair dalam kolom ekstraksi berpengaduk sederhana. Pada penelitian ini, tetes tebu dengan potensi 2,5 juta ton per tahun di Indonesia dimodelkan sebagai larutan gula 20% dan dipisahkan kandungan gulanya. Pengamatan dilakukan dengan pengujian ekstraksi sederhana dan pengujian kolom ekstraksi yang ditinjau secara umum, serta membandingkan profil ekstraksi antara penggunaan pelarut minyak kelapa sawit dan minyak kedelai, yaitu dengan mengamati profil kecepatan gelembung ekstraksi, koefisien distribusi, dan pengaruh pengadukan terhadap proses ekstraksi. Pada pengujian ekstraksi sederhana diperoleh bahwa sistem dengan pelarut minyak kedelai dan dengan perbandingan volume lebih besar memiliki waktu yang lebih lama pada profil kecepatan gelembung, akan tetapi nilai koefisien distribusinya (Kd) lebih kecil yaitu rata-rata 0,7 dan 0,58, daripada sistem dengan minyak kelapa sawit dengan koefisien distribusi lebih besar yaitu rata-rata 0,1 dan 0,07. Disamping itu, pengujian dalam kolom ekstraksi dilakukan, dengan mengandalkan dua jenis pengadukan dan diperoleh hasil bahwa untuk sistem dengan pelarut minyak kelapa sawit pada pengadukan secara mekanis (mechanic stirring) dapat memisahkan kandungan gula lebih banyak yaitu hingga 14%, daripada pengadukan secara statis (static stirring) yang hanya memisahkan hingga 8%.

The sugar separation from molasses with vegetable oil as solvent was did by apply the pre-eliminary study with liquid extraction process method and use a simple design of mixer extraction column. In this research, the molasses which 2.5 million ton per year potential in Indonesia was modeled as sugar solution and the sugar (sucrose) composition was separated. Observation were made towards a simple test of extraction process and the extraction column with a generally observe, and compare the extraction profile between the system with solvent palm kernel oil and soybean oil, consist a bubble rate profile, distribution coefficient (Kd) and stirring effects towards extraction process. Moreover, system with soybean oil has a longer time of bubble rate, however has a smaller of distribution coefficient where averages 0,7 and 0,58, than the palm oil has the bigger value of distribution coefficient where averages 0,1 and 0,07. Furthermore, on extraction column testing operated by applying two types of stirring, the mechanical stirring which can separate more sugar untill 14%, than the static stirring where just 8%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Wulan Alindi
"Indonesia sebagai negara agrikultural tentunya memiliki permasalahan mengenai serangan hama dan limbah organik. Salah satu jenis hama yang tersebar di Indonesia adalah spesies baru ulat grayak (Spodoptera frugiperda) yang baru muncul pada Maret 2019. Limbah organik menjadi permasalahan besar karena jumlahnya yang memenuhi 60% total sampah Indonesia. Salah satu limbah organik yang banyak ditemukan di Indonesia adalah durian yang kulitnya diperkirakan menghasilkan limbah sekitar 556.360 ton per tahunnya. Durian mengandung minyak atsiri, flavonoid, saponin, alkaloid, triterpenoid, dan tannin yang bersifat racun terhadap hama. Pengambilan senyawa bioaktif kulit durian dilaksanakan menggunakan metode ultrasonic-assisted extraction yang merupakan metode ekstraksi maserasi yang dimodifikasi berbantukan gelombang ultrasonik dengan variasi polaritas pelarut yaitu etanol absolut, 70%, 50%, 30%, dan akuades. Proses ekstraksi dilaksanakan pada suhu 40oC, 53 kHz, dan waktu 20 menit. Variasi pelarut tersebut memberikan pengaruh yang berbeda terhadap yield ekstrak kasar dan persentase mortalitas ulat grayak. Yield tertinggi dihasilkan oleh pelarut akuades dengan persentase sebesar 87,05 ± 1,56%. Dilakukan pula uji efikasi dari seluruh ekstrak dan diperoleh hasil bahwa ekstrak kulit durian terbukti memiliki kemampuan sebagai bioinsektisida dengan persentase mortalitas tertinggi sebesar 27% untuk pelarut etanol 30%. Uji GC-MS dilaksanakan pada ekstrak terbaik dan diperoleh senyawa kolekalsiferol sebagai senyawa berpotensi sebagai pestisida tertinggi dengan peak area sebesar 23,68%. Senyawa identifikasi GC-MS diuji dengan docking molekuler dengan asetilkolinesterase sebagai salah satu reseptor insektisida dan diperoleh nilai docking tertinggi sebesar -6,8 kkal/mol untuk senyawa asam palmitat dan 1-Oktadekena serta persen kemiripan interaksi dengan ligan kontrol tertinggi dimiliki oleh 1-Oktadekena sebesar 80%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Shaffa Rizky Chandra
"Kurkumin, polifenol hidrofobik yang diekstrak dari rimpang suku temu-temuan telah terbukti dalam banyak studi farmakologi memiliki potensi terapeutik yang beragam, termasuk sifat anti-inflamasi, antioksidan, antikanker, dan antivirus. Oleh karena itu, kurkumin berpotensi untuk dijadikan bahan baku obat herbal. Metode ekstraksi kurkumin yang saat ini paling sering digunakan adalah sokletasi karena menghasilkan yield yang tinggi. Akan tetapi, metode ini memerlukan waktu ekstrak yang lama, penggunaan pelarut organik dalam jumlah banyak, dan melibatkan proses pemanasan yang dapat merusak fitokimia. Ultrasound-assisted extraction (UAE) merupakan salah satu metode alternatif yang dapat dipilih karena metode ini mampu meningkatkan permeabilitas sel sehingga ekstraksi dapat dilakukan dengan waktu yang lebih singkat dalam suhu ruang. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi metode UAE dengan menggunakan natural deep eutectic solvents (NADES) berbasis kolin klorida dan asam laktat sebagai pelarut ramah lingkungan dan memiliki biokompabilitas yang lebih baik dibanding pelarut organik. Pengaruh parameter ekstraksi seperti kandungan air dalam pelarut, % (b/v) solid loading, suhu, dan waktu ekstraksi akan diuji. Yield tertinggi yang diperoleh dari ekstraksi kunyit adalah 79,635 mg/g dengan kondisi 20% kandungan air dalam pelarut, 4% solid loading, suhu ekstraksi 350C, dan waktu ekstraksi 60 menit. Kinetika dari optimasi UAE ini kemudian dijelaskan dengan model Peleg dan transfer massa di mana hasilnya sudah kompatibel dengan data eksperimen. Kondisi optimum yang diperoleh dari ekstraksi kunyit selanjutnya digunakan untuk ekstraksi temu mangga dan temu ireng yang memperoleh yield berturut-turut sebesar 31,322 mg/g dan 19,730 mg/g. Berdasarkan yield yang diperoleh, penggunaan pelarut, suhu, dan waktu ekstraksi, metode UAE hasil optimasi dapat dipilih menjadi alternatif metode sokletasi. Selanjutnya, heksana sebagai antipelarut digunakan dalam separasi kurkuminoid dari oleoresin pada kunyit, temu mangga, dan temu ireng yang memberikan recovery kurkuminoid berturut-turut sebesar 39%, 27%, 7%. Solidifikasi kurkuminoid juga dilakukan dengan metode kristalisasi menggunakan pelarut n-heksana dan isopropil alkohol. Akan tetapi, kurkuminoid tidak bisa disolidifikasi dikarenakan masih adanya NADES dalam larutan ekstrak
Curcumin, a hydrophobic polyphenol derived from the plant of ginger family (Zingiberaceae) has been shown in many pharmacological studies to have diverse therapeutic potential, including anti-inflammatory, antioxidant, anticancer, and antiviral properties. Therefore, curcumin has the potential to be used as a raw material for herbal medicines. The most frequently used method to extract curcumin is Soxhlet since it gives high yields. However, this method requires a long extraction time, the use of large amounts of organic solvents, and involves a heating process that can damage the phytochemicals. Ultrasound-assisted extraction (UAE) is an alternative method that can be chosen because this method causes an increase in cell membrane permeability so that extraction can be carried out in a shorter time at room temperature. This study aims to optimize the UAE method, which is a modern extraction method using natural deep eutectic solvents (NADES) based on choline chloride and lactic acid as environmentally friendly solvents and have better biocompatibility than organic solvents. The impact of various process parameters such as solvent water content, % (w/v) solid loading, temperature, and extraction time were investigated. The maximum curcuminoid yields of 79.635 mg/g was achieved based on extraction in 20% water content NADES with 4% solid loading in 350C temperature for 1 hour. Peleg’s model and mass transfer model was used to describes the kinetics of the optimized UAE method, and the results were found to be compatible with experimental data. The optimum conditions obtained from turmeric extraction were then used for the extraction of mango ginger and black turmeric which gives yields of 31.322 mg/g and 19.730 mg/g, respectively. Based on the yield obtained, the use of solvents, temperature, and extraction time, the optimized UAE method can be chosen as an alternative Soxhlet method. Furthermore, hexane as an anti-solvent was utilized in the separation process of curcuminoids from oleoresin in turmeric, mango ginger, and black turmeric which gave curcuminoid recovery of 39%, 27%, 7%, respectively. Solidification of curcuminoids was also carried out by crystallization method using n-hexane and isopropyl alcohol as solvent. However, curcuminoids could not be solidified due to the presence of NADES in the extract solution."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>