Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141411 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harjono
"Baru-baru ini, penggunaan sumber-sumber terbarukan dalam penyusunan bahan berbagai industri telah direvitalisasi karena kekhawatiran dampak terhadap lingkungan. Minyak nabati dianggap sebagai kelompok yang paling penting dari sumber terbarukan. Poliol berbasis minyak jarak pagar (JPO) merupakan bahan alternatif yang mungkin dapat menggantikan poliol berbasis petrokimia untuk bahan pelapis poliuretan. Poliuretan disintesis dengan mereaksikan poliol berbasis JPO dengan isosianat. Untuk menghasilkan poliol berbasis JPO, pertama JPO diubah menjadi jarak pagar terepoksidasi (EJP), kemudian mengkonversi EJP menjadi poliol melalui reaksi pembukaan cincin dengan penambahan asam akrilat (AA) dan adanya katalis trietilamina (TEA). Sifat reologi film polyurethane berbasis JPO dibandingkan dengan film poliuretan berbasis poliol komersial melalui uji daya kilap, kekerasan, dan daya rekat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber poliol berpengaruh terhadap sifat reologi poliuretan dibandingkan jenis isosianat. Hasil pengamatan visual film polyurethane dengan polio l L.OHV, H.OHV dan komersial menunjukkan ketiganya memiliki kualitas yang sama baiknya.

Recently, the use of renewable sources in the preparation of various industrial materials has been revitalized in response to environmental concerns. Natural oils are considered to be the most important genre of renewable sources. Jatropha curcas oil (JPO) based polyol is an alternative material that may possibly replace petrochemical-based polyol for polyurethane coating material. Polyurethane was synthesized by reacting JPO-based polyol with isocyanate. To produce JPO-based polyol, JPO was first epoxidized to form epoxidized J. curcas oil (EJP), subsequently it was converted to polyol by the opening ring reaction with acrylic acid (AA) using triethylamine (TEA) as a catalyst. The JPO-based polyurethane film resulting from this study is compared with polyurethane film from commercial polyol for gloss, hardness, and adhesion quality. The result showed that the source of polyol has an influence on gloss, hardness, and adhesion of polyurethane film, but the differences with using isocyanate has less influence. Using visual observation, polyurethane film produced from L.OHV polyol, H.OHV polyol and commercial polyol have similar quality. "
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI, 2012
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Priscilla Deni
"Penggunaan biodiesel sebagai sumber energi alternatif masih terbatas dikarenakan biaya produksinya yang tinggi yang berpengaruh pada harga jualnya. Minyak dedak padi yang diproduksi dari dedak padi merupakan produk samping bernilai rendah pada proses penggilingan padi dapat digunakan untuk bahan baku biodiesel untuk mengurangi biaya produksi biodiesel yang 60-70% didominasi oleh biaya bahan bakunya. Tingginya biaya produksi akibat mahalnya harga biokatalis enzim lipase diminimalkan dengan penggunaan whole-cell lipase yang berasal dari Candida rugosa. Preparasi dari biokatalis whole-cell dalam penelitian ini dilakukan dengan metode kultivasi satu tahap dengan memvariasikan komposisi minyak nabati (minyak zaitun dan minyak kelapa sawit) dalam medium kultur. Kemudian imobilisasi dari biokatalis whole-cell dilakukan melalui enkapsulasi dalam bead kitosan-TPP (Tripolifosfat) dengan memvariasikan konsentrasi larutan TPP dan konsentrasi kitosan. Kondisi optimum merupakan konsentrasi larutan TPP dan konsentrasi kitosan yang menghasilkan aktivitas biokatalis tertinggi digunakan dalam sintesis biodiesel rute non-alkohol untuk memperoleh data yang akan digunakan dalam pemodelan kinetika. Pada tahap akhir dilakukan pemodelan kinetika berdasarkan mekanisme Michaelis Menten dengan adsorpsi.
Berdasarkan hasil HPLC, whole-cell Candida rugosa terimobilisasi yang menghasilkan yield biodiesel tertinggi sebesar 76,3%diperoleh dengan komposisi minyak nabati medium 100% minyak zaitun dan terimobilisasi dalam bead kitosan-TPP dengan konsentrasi kitosan 40 mg/mL dan konsentrasi TPP sebesar 6% (w/v). Model mekanisme reaksi bertingkat irreversibel mampu menggambarkan profil konsentrasi substrat dan produk yang dihasilkan dengan nilai k1, k2, k3 sebesar 0.063 jam-1, 0.14 jam-1, 0.08 jam-1. Uji stabilitas dengan pemakaian berulang selama 3 siklus menunjukkan bahwa biokatalis ini mampu mempertahankan aktivitasnya dengan hanya mengalami penurunan yield biodiesel sebesar 27,1% pada siklus kedua dan 20,3% pada siklus ketiga. Biodiesel yang dihasilkan memiliki karakteristik densitas 0,9 gr/mL, bilangan asam 0,4 gr KOH/gr biodiesel, viskositas 3,543 mm2/s, dan kadar air 0,046%.

Utilization of biodiesel as alternative energy resources is still limited due to high production cost which affects its selling price. Rice bran oil, extracted from rice bran which is by-product with low value from rice milling process, is used instead of edible vegetable oil as substrate for biodiesel synthesis to reduce the production cost in which 60-70% is dominated by its substrate purchasing cost. High production cost due to high price of lipase enzyme as biocatalyst was minimized by using whole-cell lipase from Candida rugosa. Preparation of whole-cell biocatalyst was conducted by single-step cultivation with variation of vegetable oil compsition (olive oil and palm oil) inside culture medium. Then immobilization method was encapsulation inside chitosan-TPP beads with variation of TPP concentration and chitosan concentration to find out the effect to biocatalyst activity. Optimum condition of TPP concentration and chitosan concentration to produce highest activity of biocatalyst was determined. The latest step of this research was kinetic modelling based on consecutive reaction.
Based on HPLC analysis, immobilized whole-cell Candida rugosa which resulted in highest biodiesel yield, 76,3% , obtained with vegetable oil composition consisted of 100% olive oil and immobilized in chitosan-TPP bead with chitosan concentration 40mg/mL and TPP concentration 6% (w/v). Irreversible consecutive reaction was able to illustrate concetration profile of substrate and product during biodiesel synthesis with k1, k2, k3 values 0.063 hour-1, 0.14 hour-1, 0.08 hour-1. Stability test showed that in repeated use for 3 cycles, this biocatalyst could still maintain its activity by only resulted in decreased yield of biodiesel for 27,1% in second cycle and 20,3% in third cycle. Biodiesel resulted in this researh had density 0,9 gr/mL, saponification value 0,4 mg KOH/gr biodiesel, viscosity 3,543 mm2/s, and water content 0,046%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44487
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfi Nur Rohmah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firdania Fauziah
"Minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya yang tidak terbarukan (nonrenewable resources) seiring berjalan waktu akan semakin menipis pasokannya di bumi. Hal inilah yang mendorong pengembangan bahan bakar alternatif ramah lingkungan yang ketersediaannya lebih terjamin dan bersinambungan yang berasal dari materi biomassa hasil penyulingan minyak atsiri menggunakan pirolisis katalitik sehingga akan menghasilkan produk distribusi hidrokarbon. Penggunaan katalis asam seperti katalis berbasis zeolit (ZSM-5) telah terbukti mampu untuk melakukan reaksi deoksigenasi dan perengkahan katalitik untuk meningkatkan produksi senyawa hidrokarbon pada reaksi pirolisis katalitik. Namun, penggunaan zeolit hanya mampu merengkah molekul-molekul hidrokarbon panjang menjadi lebih sederhana melalui pembentukan ion karbonium. Sehingga memerlukan modifikasi katalis yang dapat memutus oksigen dari gugus hidrokarbon diperlukan. Dengan mekanisme tersebut, hasil pirolisis katalitik diharapkan dapat ditingkatkan. Salah satu material yang memiliki potensi tersebut adalah YSZ (Yttria-Stabilized Zirconia). Pada penelitian ini, variasi suhu, laju alir gas inert dan rasio perpaduan katalis YSZ-ZSM-5 akan digunakan dalam reaksi pirolisis residu hasil penyulingan minyak atsiri menjadi bio-oil untuk diketahui pengaruhnya terhadap proses penyusutan biomassa yang terjadi serta produk distribusi hidrokarbon yang dihasilkannya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kenaikan suhu reaksi pirolisis mampu meningkatkan yield uap produk serta produksi senyawa hidrokarbon non-oksigenat sehingga saat suhu mencapai 550°C merupakan kondisi suhu optimumnya. Hal yang sama juga berlaku pada laju alir gas inert (argon) dengan kondisi laju alir optimum sebesar 100 ml/menit. Pada kondisi tersebut, fluidisasi material biomassa terjadi dengan maksimal sehingga proses transfer panas dapat terjadi dengan sangat cepat. Sedangkan rasio katalis YSZ/ZSM-5 optimum dicapai saat rasio 3:2. Pada kondisi ini, YSZ berperan sangat efektif pada kondisi suhu 550°C dalam membantu ZSM-5 membentuk senyawa-senyawa hidrokarbon non-oksigenat. Sementara itu, proses penyusutan biomassa terjadi pada waktu ke-0 hingga ke-15 menit.

Petroleum and natural gas are non-renewable resources, which in time will diminish their supply on earth. That is why, the development of environmentally friendly hydrocarbon resources alternative whose more secure and sustainable should be driven. One of the origins could be come from derivation of biomass material from the residue of distillation process of essential oils with using catalytic pyrolysis that would produce the hydrocarbon distribution products. The use of acid catalysts such as zeolite-based catalysts (ZSM-5) has been proving to be able to carry out deoxygenation reactions and catalytic cracking to increase the production of hydrocarbon compounds in catalytic pyrolysis reactions. However, the use of zeolites can mainly accelerate the cracking higher/long molecules into make hydrocarbon molecules simpler by forming carbonium ions from carbon-carbon chain. Thus, requiring a modification of the catalyst which can cut off oxygen from the hydrocarbon group is needed. With this mechanism, the results of catalytic pyrolysis expected to be improved. One material that has this potential is YSZ (Yttria-Stabilized Zirconia). In this study, temperature, inert gas flow rate, and the ratio of YSZ-ZSM-5 catalysts will be used in the pyrolysis reaction of essential oils distilled residue to bio-oil to determine their impact on the shrinkage process of biomass and the hydrocarbon distribution products.
The results of this study showed that the rise of pyrolysis temperature was able to increase the yield of steam products and the production of non-oxygenated hydrocarbon compounds, in which the temperature 550°C is the maximum temperature of pyrolysis. Similarly, the optimization condition of argon gas flow rate is 100 ml/min. In that condition, the fluidization of biomass material occurs maximally, and the occurrence of the heat transfer process is very fast. While the optimum ratio of YSZ/ZSM-5 catalyst achieved by 3:2 ratio. In this condition, YSZ is very effective at 550°C in assisting ZSM-5 to form non-oxygenated hydrocarbon compounds. Meanwhile, the process of biomass shrinkage occurs in the 0 to-15 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rahman
"Biomassa merupakan salah satu sumber energi alternatif yang berpotensi untuk dimaksimalkan di Indonesia. Sumber biomassa yang berpotensi salah satunya adalah kelapa sawit yang ketersediaannya melimpah dan limbah tandan kosongnya dapat diolah menjadi bio-oil. Namun produk bio-oil ini biasanya belum memiliki kualitas yang baik umumnya karena kandungan oksigenat yang tinggi sehingga belum bisa diaplikasikan secara luas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menurunkan kadar senyawa oksigenat dalam bio-oil. Penelitian ini memakai temperatur operasi 550oC dengan lima perlakuan berbeda, yaitu tanpa melibatkan katalis, lalu menggunakan katalis ZSM-5 dengan dua ukuran kristal berbeda dan NiZSM-5 dengan dua ukuran kristal yang berbeda. Sintesis katalis ZSM-5 dilakukan dua kali dengan jumlah kadar air yang berbeda untuk mengontrol ukuran kristal yang didapatkan. Sintesis katalis ZSM-5 telah berhasil membentuk kristal alumina silika dengan ukuran partikel 3-5 μm pada sintesis pertama dan 150-250 nm pada sintesis kedua. Sementara impregnasi logam nikel kedalam katalis ZSM-5 dilakukan dengan metode wet impregnation menghasilkan loading logam nikel sebesar 9.88% paa sintesis pertama dan 10.96% pada sintesis kedua.
Hasil sintesis bio-oil menunjukkan bahwa katalis mampu mereduksi kandungan senyawa oksigenat dan meningkatkan kandungan senyawa aromatik yang pada proses selanjutnya dapat dikonversi menjadi senyawa alkana atau digunakan sebagai bahan aditif. Secara berurutan, kandungan senyawa oksigenat dan aromatik pada bio-oil tanpa katalis, katalis ZSM-5 sintesis pertama, ZSM-5 sintesis kedua, NiZSM-5 sintesis pertama dan NiZSM-5 sintesis kedua adalah 53,01% dan 44.81%; 38,05% dan 45,02%; 37,57% dan 45,51%; 35,71& dan 48,28%; 35,07% dan 51,23%.

Biomass is one of the alternative energy source that has a great potential to be developed. Biomass can come from many sources and one of the most potential to be utiliized is from empty fruit bunch of palm that can be synthesized to make bio-oil. There were several obstacles that inhibit the use of bio-oil, namely low heating value, high levels of acidity, corrosive, and unstable products. Those problem were due to the high content of oxygenate compounds in the bio-oil.
Purpose of the research is to obtain bio-oil product with less oxygenate compounds. This study uses fast pyrolysis method at 550oC, with five different treatments: production of bio-oil without catalyst, using ZSM-5 with two different crystal size, and using NiZSM-5 with two different crystal size. Synthesis of ZSM-5 has been carried out two times with different water ratio to reduce the crystal size.It has form alumina silica crystal with particle size around 3-5 μm at the first synthesis and 150-250 nm at the second. The impregnation of nickel metal to ZSM-5 has been carried out resulting nickel loading 9.88% at the first synthesis and 10.96% at the second.
The result of bio-oil shows that catalyst can reduce oxygenate compunds as well as increasing aromatic compound that later can be converted into alkane chain hydrocarbon-like petroleum diesel or used as additive compound. Respectively, oxygenates and aromatic content in bio-oil produced without catalyst, with ZSM-5 from first synthesis, with ZSM-5 from second synthesis, with NiZSM-5 from first synthesis dan with NiZSM-5 from second synthesis are 53.01% and 44.81%; 38.05% and 45.02%; 37.57% and 45.51%; 35.71% and 48.28%; and 35.07% and 51.23%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanya Frischia Hanggono
"Sebagian besar kebutuhan energi di dunia masih dipenuhi oleh bahan bakar fossil yang turut menjadi salah satu penyumbang terbesar emisi karbon di dunia. Hal ini mendorong pemerintah untuk meningkatkan kapasitas bahan bakar nabati atau biofuel sebagai alternatif bahan bakar fossil. Dalam mengantisipasi penurunan daya dukung lingkungan sebagai efek peningkatan aktivitas industri termasuk industri biofuel, penerapan konsep industri hijau diperlukan sebagai upaya peningkatan efisiensi produksi yang selaras dengan kelestarian lingkungan hidup. Pada penelitian ini, optimasi reaksi produksi biofuel yaitu hydroprocess dianalisa dengan pendekatan industri hijau yang dilihat dari aspek efisiensi bahan baku, yield dari produk, konsumsi bahan bakar dan emisi karbon menggunakan metode AHP untuk mengambil keputusan variasi yang optimal. Optimasi reaksi dilakukan menggunakan simulator Unisim dengan memvariasikan tekanan operasi pada 10-50 barr dan suhu operasi pada 250-350◦C untuk minyak nabati pangan dan non-pangan dengan tingkat produktivitas tinggi di Indonesia. Hasil yang diperoleh menyatakan komposisi minyak nabati mempengaruhi efektifitas proses. Minyak kemiri sunan pada suhu 290◦C dan tekanan 40 barr menjadi kondisi yang optimal dengan konversi sebesar 99% yang menghasilkan yield renewable diesel tinggi untuk memberikan efektifitas konsumsi bahan bakar. Emisi karbon yang dihasilkan adalah yang terendah sebesar 13,024,281 kg CO2/tahun dengan jejak karbon terbesar terletak pada produksi renewable diesel.

Majority of the world’s source of energy still being fulfilled by fossil fuels that has became one of the largest contributors of carbon emission. Hence, ways of increasing biofuels have been created. To minimize environmental effects due to the increasing activity of industries, including biofuel industry, the green industry concept should be applied. There are several ways to produce biofuel, such as hydroprocess reaction that is consist of two steps, hydrodeoxygenation and hydrocracking and will result in variety of biofuels that have the closest chracteristics towards fossil fuels.In this research, optimization of hdroprocess reaction is analyzed through green industry approach with some criterias which are efficiency of raw material, yield, energy usage and carbon emission derived from the process through AHP method to decide the optimum condition. It is done by using unisim simulator by varying the operating temperature of 250-350◦C and operating pressure of 10-50 barr for edible and non- edible oil as the raw materials. The result showed that non-edible oil at 290◦C and 40 barr as the optimal process with conversion rate of 99%. The carbon emission is at 13,024,281 kg CO2/year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edo Agunganugrah
"Meningkatnya populasi penduduk yang berakibat pada peningkatan kebutuhan energi, terbatasnya cadangan energi, sampai dengan efek negatif dari bahan bakar fosil adalah alasan terciptanya energi alternatif berbahan baku mikroalga Nannochloropsis sp.. Optimasi sintesis biodiesel ini, salah satunya dipengaruhi oleh katalis yang digunakan. Penggunaan katalis yang tepat dapat menghasilkan hasil FAME pembentuk biodiesel yang optimal. Proses sintesis mikroalga Nannochloropsis sp. ini dimulai dari kultivasi selama ± 216 jam yang kemudian diekstraksi dengan metode perkolasi dengan pelarut n-heksana.
Hasil ekstrak ini kemudian disintesis dengan proses transesterifikasi dengan bantuan katalis yang berbeda yaitu KOH dan NaOH dengan variasi penambahan berat sebesar 0,5 %; 1 %; dan 1,5 % berat. Produk yang dihasilkan kemudian dipisahkan untuk mendapatkan fase metil esternya yang kemudian dilanjutkan dengan proses pemurnian. Selanjutnya produk biodiesel diuji komponennya dengan menggunakan alat instrumentasi gas kromatografi dengan metode pengujian EN 14103. Dari pengujian ini, didapatkan hasil bahwa dengan katalis KOH dengan penambahan berat sebesar 1% memberikan persen FAME pembentuk biodiesel sebesar 98,8%.

The increasing population resulting in increased energy demand, limited energy reserves, until the negative effects of fossil fuels are the reasons for the creation of alternative energy made from microalgae Nannochloropsis sp .. One of optimization of the biodiesel synthesis, is influenced by the catalyst used. Proper use of catalysts can produce biodiesel FAME optimal shaper. Synthesis process microalgae Nannochloropsis sp. For the beginning is needed cultivation for ± 216 hours which is then extracted by percolation method with n-hexane solvent.
This extract was then synthesized by transesterification process with different catalysts, namely KOH and NaOH with the addition of weight variation of 0.5%, 1% and 1.5% weight. The resulting product is then separated to obtain methyl esters phase followed by a purification process. Further products are tested biodiesel components using gas chromatography instrumentation tools with the test method EN 14103. From this test, showed that by the addition of KOH catalyst weight percent of 1% gives FAME biodiesel forming 98.8%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52540
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Nadhillah Rachmania
"Biodiesel merupakan bahan bakar pembakaran yang bersih yang dihasilkan dari minyak nabati, atau lemak hewan. Biodiesel diproduksi dengan trans-esterifikasi minyak dengan alkohol rantai pendek. Reaksi trans-esterifikasi mengubah trigliserida menjadi alkil ester asam lemak, dengan adanya alkohol, seperti metanol, dan katalis, dengan gliserol sebagai produk samping. Reaktor kolom pancaran ini dirancang untuk mengatasi masalah dalam reaksi sintesis biodiesel, salah satunya adalah pencampuran 2 reaktan dengan perbedaan viskositas yang besar, yaitu minyak kelapa sawit yang kental dengan metanol yang encer.
Dalam studi ini, salah satu variabel bebas adalah rasio mol metanol dan minyak kelapa sawit dengan variasi 3,75:1, 4,5:1, 5,25:1 dan 6:1. Variabel bebas lainnya adalah jenis jet, yaitu circular nozzle dan notched nozzle. Hasil tertinggi dari yield biodiesel yang dihasilkan pada rasio mol 6:1 sebesar 96,83% pada notched nozzle. Sedangkan untuk rasio mol 6:1 pada circular nozzle menghasilkan yield biodiesel sebesar 75,06%. Dengan menggunakan notched nozzle pada rasio mol 5,25:1, konversi lebih besar dibandingkan dengan circular nozzle pada rasio 6:1, yaitu 81,01%. Oleh karena itu, dengan menggunakan notched nozzle pada kolom pancaran dapat menghemat biaya pemisahan metanol di industri, dimana metanol lebih konvensional digunakan untuk menghasilkan konversi yang tinggi.

Biodiesel is a clean-burning fuel produced from vegetable oils, or animal fats. Biodiesel is produced by trans-esterification of oils with short-chain alcohols. The trans-esterification reaction consists of transforming triglycerides into fatty acid alkyl esters, in the presence of an alcohol, such as methanol, and a catalyst, with glycerol as a byproduct. A jet column reactor was designed to overcome problems in biodiesel synthesis reaction, one of which is mixing of 2 reactants of large viscosity difference, i.e. viscous of CPO and dilute methanol.
In this study, one of the free variables is the mole ratio of methanol to CPO which variation is 3.75:1; 4.5:1; 5.25:1 and 6:1. The other free variable is jet types, i.e. circular and notched nozzles. The highest yield of biodiesel produced at mole ratio 6 to 1 was reported to yield is 96.83% in notched nozzle. While to the mole ratio 6 to 1 on a circular nozzle produce yield of biodiesel is 75.06 %. By using notched nozzle at mole ratio 5.25 to 1, conversion is greater compared to that of a circular nozzle ratio 6 to 1, i.e. 81.01 %. Therefore, by using notched nozzle on jet columns can save the cost separation of methanol in industry, in which more methanol conventionally is used to produce high conversion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qodri Febrilian Erahman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T41144
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Hutama
"Pemanfaatan minyak nabati terus dikembangkan untuk mengatasi masalah energi di dunia. Bahan bakar bio memiliki keunggulan lebih ramah lingkungan dan menjaga ketersediaan minyak bumi. Penelitian ini melakukan studi penggunaan model prediktif Analytical Semi Empirical Model (ASEM) dalam merepresentasikan berbagai produk bahan bakar bio dari perengkahan minyak nabati.
Penelitian ini bertujuan menentukan kondisi suhu optimum tiap produk melalui simulasi untuk menghasilkan bahan bakar bio yang ekonomis dan kualitas yang lebih baik. Representasi produksi bahan bakar bio menggunakan model prediktif berdasarkan reaksi secara perengkahan. Data eksperimen sekunder disimulasikan dengan MATLAB menggunakan metode curve fitting.
Hasil simulasi didapatkan bahwa kondisi optimum untuk memproduksi bahan bakar bio adalah sekitar 400-450°C untuk perengkahan termal dan 325-375°C untuk perengkahan katalitik bergantung dari jenis minyak nabati dan produk yang diinginkan.

Implementation vegetable oil has been developed persistently to solve world energy crisis. Biofuel's advantages are environmental friendly and maintain availability of petroleoum. This research studies using the predictive Analytical Semi Empirical Model (ASEM) in representing various biofuel?s products from cracking of vegetable oil.
This research aims determining optimum temperature condition each products through simulation producing biofuel in higher economical and quality aspect. Representing production of biofuel based on cracking reaction. Experimental seconder data of vegetable oils are simulated using MATLAB with curve fitting method.
Result of the simulation, optimum temperature conditions to produce biofuel are 400-450°C for thermal cracking and 325-375°C for catalytic cracking depend on raw material and desirable product
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1360
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>