Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158268 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shinta Rishanty
"Perlindungan terhadap konsumen merupakan suatu permasalahan karena kedudukan konsumen berada pada posisi yang lemah dibandingkan dengan pelaku usaha. Beberapa waktu lalu, masyarakat dikejutkan dengan pemberitaan bahwa terdapat kandungan zat berbahaya dalam produk mainan Cina. Kandungan zat berbahaya tersebut salah satunya yang paling dipermasalahkan adalah zat timbal yang sangat berbahaya bagi kesehatan anak-anak. Dalam penelitian ini terdapat beberapa pokok permasalahan, yaitu pengaturan mengenai standar baku produk mainan, perlindungan hukum bagi konsumen yang dapat dilakukan, serta peranan pemerintah dalam melindungi konsumen. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian normatif yang berupa penelitian sistematik hukum, dan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Indonesia memiliki UUPK yang dapat dijadikan pedoman bagi pemerintah dalam upaya menindaklanjuti beredarnya produk mainan Cina di Indonesia, ketentuan-ketentuan pasal-pasal UUPK yang tidak terpenuhi adalah Pasal 4 huruf a dan h; Pasal 7 huruf d dan f; Pasal 8 ayat (1) huruf a dan ayat (4); Pasal 21 ayat (1); dan Pasal 62 ayat (1) UUPK, serta upaya yang akan dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk memberikan jaminan terhadap perlindungan konsumen adalah dengan mengeluarkan SNI wajib, labelisasi serta melaksanakan pembinaan dan pengawasan agar keamanan produk mainan terjamin."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
S24403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, 1997
344.046 5 PEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kukuh Bergas Paramasdyo
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang sering mengimpor mainan dengan jumlah 85% setiap tahunnya. Pada 2014, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia melakukan pengujian terhadap 21 sampel mainan impor asal China. Pengujian menunjukkan bahwa mainan tersebut mengandung zat berbahaya yang dapat membahayakan anak-anak. Meski sudah dilakukan pengawasan, mainan impor yang mengandung bahan berbahaya masih bisa ditemukan. Oleh karena itu, dalam tesis ini penulis mengidentifikasi peran pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah beserta permasalahan yang ada. Penulis menggunakan metode yuridis normatif dalam menganalisis perbedaan pengawasan yang dilakukan oleh Badan Standardisasi Nasional, Kementerian Perdagangan, dan Direktorat Jenderal dan Bea Cukai. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat permasalahan yang dimiliki oleh masing-masing institusi. Pemerintah Indonesia perlu mengoptimalkan fungsi pengawasan untuk mengurangi peredaran mainan anak impor berbahaya, seperti yang dilakukan oleh China.
ABSTRACT
Indonesia is a country that often imports toys with an amount of 85% each year. In 2014, the Indonesian Consumers Foundation conducted tests on 21 samples of imported toys from China. Tests show that the toy contains harmful substances that can harm children. Even though surveillance has been carried out, imported toys containing hazardous materials can still be found. Therefore, in this thesis the writer identifies the role of supervision carried out by the government along with the existing problems. The author uses the normative juridical method in analyzing the differences in supervision carried out by the National Standardization Body, the Ministry of Trade, and the Directorate General and Customs. The results of the study found that there are problems that are owned by each institution. The Indonesian government needs to optimize its supervisory function to reduce the circulation of dangerous imported children's toys, as has been done by China."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Vivianti
"Skripsi ini membahas perlindungan konsumen melalui pengaturan tentang penerapan SNI Wajib pada mainan anak impor ditinjau dari Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Skripsi ini juga membahas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha dalam peredaran produk mainan anak impor serta pengaturan mengenai perlindungn hukum terhadap konsumen yang mengalami kerugian akibat mainan yang tidak aman.
Hasil penelitian menyarankan bahwa dalam membeli produk mainan anak impor tersebut sebaiknya konsumen menerapkan prinsip kehati-hatian, diadakan kerja sama antara Badan Standardisasi Nasional dengan Pemerintah dalam hal ini Direktorat Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementrian Perdagangan dalam pengawasan peredaran mainan anak impor tanpa SNI wajib; diadakan sosialisasi, edukasi terhadap konsumen terhadap mainan anak impor yang aman.

The focus of this study is the consumer protection aspect on the distribution of imported toys product with SNI mandatory reviewed from the law number 8 of year 1999 on Consumer Protection. This thesis also discussed the violiations made by the seller in distribution of imported toys product as well as setting the legal protection of consumer who suffered losses impacted by un-safety toys.
The results suggested while buying imported toys, the consumer should apply the precautionary principle; held the cooperation between the National Standardisation Agency and Government which is Ministry of Trade of Standarisation and Consumer Protection; socialization, education about safety toys.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S45543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcellinus Ricky Alexander
"Tesis ini membahas bentuk-bentuk pelanggaran hukum yang dilakukan oleh pelaku usaha obat bahan alam serta peran dan tanggung jawab pemerintah terhadap peredaran obat bahan alam berbahan kimia obat yang dalam hal ini merupakan tanggung jawab dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif. Hasil dari penelitian ini adalah pelaku usaha obat bahan alam berbahan kimia obat telah melakukan beberapa pelanggaran sehingga melanggar beberapa ketentuan peraturan perundang-undangan, dan pemerintah berperan dan bertanggung jawab dalam melakukan pembinaan dan pengawasan perlindungan konsumen untuk melindungi konsumen obat bahan alam terhadap peredaran obat bahan alam berbahan kimia obat.

The focus of this study is the type of violation of which is carried out by the entrepeneur of natural medicine, and the authority and the responsibility of governemnt toward distribution of natural medicine produce from medicine entrepreneur of natural medicine produce from medicine chemistry has been carried out some of violation so that violates some of legislation, and the government have the authority and the responsibility in building and controlling to protect the consumer of natural medicine toward distribution of natural medicine produce from medicine chemistry."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Nadisha Puteri
"Kemajuan teknologi dan perdagangan bebas memudahkan konsumen untuk mendapatkan barang dan/atau jasa namun menyebabkan posisi konsumen menjadi lemah karena tidak diiringi oleh kesadaran konsumen akan haknya. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen mengatur beberapa hal mengenai hak konsumen terhadap informasi produk yang dikonsumsinya. Konsumen Indonesia, secara khusus, memiliki hak atas informasi terhadap produk pangan yang mereka beli dan konsumsi.
Skripsi ini membahas mengenai penerapan pengawasan terhadap peredaran produk pangan olahan impor, pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha dalam peredaran produk pangan olahan impor, serta pengaturan mengenai tindakan hukum yang dapat dilakukan apabila masih ada pelaku usaha yang masih mengedarkan produk pangan olahan impor.
Hasil penelitian menyarankan bahwa dilakukan peningkatan pengawasan antara BPOM dan instansi terkait lainnya; diadakan edukasi dan sosialisasi mengenai produk pangan olahan impor; lebih berhati-hati dalam menjaga kualitas produk; mengutamakan pembelian produk dalam negeri dan mencerdaskan diri dengan pengetahuan mengenai perlindungan konsumen dan produk yang akan dikonsumsi.

Improvement in technology and free trade facilitate consumer to obtain the goods and/or services but causing the consumer?s position becomes weak because it is not accompanied by consumer?s awareness of their rights. The Law No. 8 Year 1999 on Consumer Protection set up a few things about consumer rights to product information that are consumed. Indonesian consumers, in particular, have the right to information on the food products they purchase and consume.
This thesis discusses about the application of the supervision of the circulation of imported processed food products, the violations committed by businesses in the circulation of imported processed food products, as well as setting the legal action that can be done if there are businesses that are still distribute imported processed food products.
Results of the study suggest that improving surveillance conducted between BPOM and other relevant agencies; held education and socialization of imported processed food products; more careful in maintaining the quality of products; priority to the purchase of domestic products and educate ourselves with knowledge about consumer protection and product to be consumed.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
S58735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Prasetio
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perlindungan konsumen terhadap peredaran produk suplemen fitness impor creatine tanpa izin bpom mengenai pelanggaran hukum apa saja yang dilakukan pelaku usaha, tanggung jawab pelaku usaha terhadap konsumen yang mengalami kerugian akibat mengkonsumsi produk tersebut, serta upaya hukum yang dapat dilakukan oleh konsumen yang mengalami kerugian akibat mengkonsumsi suplemen fitness impor creatine tanpa izin BPOM. Metode penelitian yang digunakan adalah penilitan yang bersifat yuridis normatif dengan menggunakan data primer berupa wawancara dengan narasumber dan penggunaan data-data sekunder, antara lain peraturan perundang-undangan dan buku-buku. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlu diketahui mengenai pelanggaran apa saja yang dilakukan oleh pelaku usaha, dan tanggung jawab pelaku usaha terhadap kerugian yang dialami konsumen yang mengkonsumsi produk tersebut, serta upaya hukum yang dapat dilakukan konsumen dalam hal mengalami kerugian. Hal ini agar konsumen mendapatkan pemenuhan hak-haknya dalam mengkonsumsi Suplemen fitness impor creatine tanpa izin BPOM tersebut.

The purpose of this mini-thesis is to determine the consumer protection related to the distribution of imported fitness product without permission. Also discussed in this mini thesis are the law violations committed by the unlicensed supplement entrepreneurs, the responsibility carried regarding the consumer loss of consuming such supplements/products, as well as legal remedies that can be done by consumers who suffered losses as a result of consuming unlicensed fitness products. Research method has been used for this mini-thesis is normative juridicial by using primary data which is informant interview and secondary data, such as legislations and books. Based on the research, it is concluded that research needs to be done regarding the law violations committed by the unlicensed supplement entrepreneurs, the responsibility carried regarding the consumer loss of consuming such supplements/products, as well as legal remedies that can be done by consumers who suffered losses as a result of consuming unlicensed fitness products. This is to ensure consumer to get the fulfillment of their rights in consuming unlicensed fitness products."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S62604
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hikari Kepartono
"Perkembangan teknologi informasi yang terjadi di dalam era globalisasi ini membawa pengaruh yang besar di dalam sektor perdagangan sehingga mengakibatkan terjadinya peralihan pola perilaku transaksi masyarakat ke sistem transaksi elektronik. Dalam melakukan transaksi elektronik ini, online marketplace merupakan salah satu jenis platform yang paling sering digunakan oleh pihak penjual dan pembeli. Di sisi lain, dengan bertambahnya jumlah transaksi yang dilakukan melalui online marketplace, bertambah pula jumlah pelaku usaha yang menjual produk-produk yang tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Salah satu jenis produk terlarang yang akhir-akhir ini banyak beredar melalui online marketplace adalah suplemen kesehatan palsu yang tentunya membahayakan keselamatan dan juga mengakibatkan kerugian materiil secara langsung bagi pihak konsumen. Pengaturan mengenai permasalahan ini sebenarnya sudah diatur di dalam beberapa peraturan perundang-undangan di Indonesia. Namun, kedudukan konsumen di dalam transaksi elektronik ini masih sangatlah lemah apabila dibandingkan dengan kedudukan pelaku usaha. Selain itu, peran pemerintah khususnya BPOM dan pihak online marketplace juga masih belum maksimal dalam menangani permasalahan ini. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian yuridis normatif dalam menganalisa berbagai peraturan terkait permasalahan peredaran suplemen kesehatan palsu melalui online marketplace. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlu adanya pengaturan yang jelas dan adil mengenai kedudukan pelaku usaha dan konsumen di dalam sebuah transaksi elektronik melalui online marketplace. Selain itu, dibutuhkan juga peran lebih dan juga kerjasama dari pihak pemerintah khususnya BPOM dan juga pihak online marketplace dalam menanggulangi permasalahan peredaran suplemen kesehatan palsu di online marketplace ini. 

The advancement of information technology in this era of globalization has had a significant impact on the trade sector, resulting in a shift in the pattern of people's transaction behavior toward an electronic transaction system. The online marketplace is one of the most common types of platforms used by sellers and buyers in conducting these electronic transactions. On the other hand, as the number of transactions conducted through the online marketplace grows, so does the number of business actors selling products that do not comply with the provisions of the applicable laws. Counterfeit health supplements are one type of prohibited product that has recently circulated through online marketplaces, endangering consumers' safety and resulting in direct financial losses. Regulations on this subject have been incorporated into several laws and regulations in Indonesia. However, when compared to the position of business actors, consumers' position in this electronic transaction remains very weak. Furthermore, the government's role in dealing with this problem, particularly BPOM and the online marketplace, is still suboptimal. In this study, the author employs a normative juridical research method to examine various regulations related to the problem of counterfeit health supplements being circulated through the online marketplace. According to the findings of this study, there is a need for clear and equitable arrangements regarding the position of business actors and consumers in an electronic transaction via an online marketplace. Furthermore, more roles and cooperation from the government, particularly the BPOM, and online marketplace parties are required in addressing the problem of counterfeit health supplements circulating in this online marketplace."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwik Sri Widiarty
"Dengan pertumbuhan industri pangan yang menghasilkan produk pangan olahan dewasa ini semakin meningkat. Terdapat berbagai produk industri makanan memiliki potensi menimbulkan masalah keamanan pangan, khususnya produk pangan yang rusak dan kadaluwarsa, sehingga pemerintah perlu membuat peraturanperaturan yang mengaturnya. Ketentuan yang mengatur mengenai produk pangan kadaluwarsa terdapat dalam Pasal 21 huruf e Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan dan dalam Pasal 8 huruf g Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen.Dalam kaitannya hal tersebt penelitian memfokuskan pada tiga (3) permasalahan yaitu; pertama, bagaimana pengaturan produk pangan dalam kaitannya dengan Perlindungan Ponaumen. Kedua, apakah peran Pemerintah dalam melindungi konsumen terhadap produk pangan yang sudah kadaluwarsa. Ketiga, bagaimana penanganan keluhan-keluhan konsumen berkitan dengan peredaran produk pangan yang kadaluwarsa.
Dari permasalahan di atas, maka penelitian ini mempunyai jawaban sebagai berikut: pertama, pengaturannya terdapat di Bab XX yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Perlindungan Konsumen, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan, Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Keamanan Label dan Iklan Pangan, Feraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan Mutu dan Gizi Pangan. Kedua, Peran Pemerintah terdapat di Bab III, Pemerintah sebagai pengayom masyarakat dan juga sebagai pembina pelaku usaha dalam meningkatkan industri dan perekonomian Negara, sebagai bentuknya dengan mengeluarkan Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Pangan. Ketiga, penanganan keluhan-keluhan konsumen terdapat di Bab IV, untuk menampung keluhan-keluhan konsumen berkaitan dengan peredaran produk pangan kadaluwarsa, maka dibentuklah Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) BPOM, YLKI dan Pengaduan Konsumen Departemen Perdagangan.
Akhirnya dari hasil penelitian mempunyai kesimpulan sebagai berikut: pertama, pengaturan produk pangan dalam kaitannya dengan perlindungan konsumen, telah diatur secara teknis sehingga telah tercipta harmonisasi hukum. Kedua, peran Pemerintah dalam melindungi konsumen terhadap Produk Pangan yang sudah kadaluwarsa adalah dengan mengembangkan perlindungan konsumen di Indonesia serta melaksanakan penegakan hukum terhadap undang-undang yang berlaku yaitu, Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Pangan. Ketiga, penanganan keluhankeluhan konsumen berkaitan dengan peredaran produk pangan kadaluwarsa dilakukan oleh Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) BPOM, YLKI, dan Pengaduan Konsumen Departemen Perdagangan."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18914
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Anggana Putra
"Plastik merupakan bahan kemasan yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, Salah satu jenis plastik yang sering kita gunakan adalah plastik jenis polikarbonat (“polycarbonate/PC”). Bahan pembuat plastic PC ialah senyawa kimia dengan nama Bisphenol A (“BPA”) yang berpotensi terhadap keamanan kesehatan konsumen jika BPA masuk ke dalam tubuh melalui paparan pangan yang kemasannya menggunakan plastik BPA. Skripsi ini membahas hukum perlindungan konsumen terhadap kemasan pangan Plastik yang mengandung zat BPA di Indonesia dan Uni Eropa serta perlukah pemberian label peringatan konsumen terhadap kemasan pangan plastik yang mengandung BPA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode yuridis normatif dengan hasil penelitian yang membandingkan peraturan Indonesia dengan Uni Eropa serta pengaturan label peringatan konsumen pada pangan. Hasil penelitian skripsi ini adalah (1) terdapat perbedaan batasan migrasi zat BPA yang dapat masuk kedalam pangan yang diatur oleh Indonesia dengan Uni Eropa dan serta adanya penelitian dan pengaturan yang komprehensif yang dilakukan Uni Eropa; (2) kemasan pangan plastik yang mengandung BPA dalam kasus yang terjadi di Indonesia ialah galon isi ulang perlu diberi label peringatan konsumen guna memberikan edukasi kepada konsumen bahwa produk yang digunakannya belum dapat dipastikan keamanan dan keselamatannya.

Plastic is a packaging material that we often use in everyday life. One type of plastic that we often use is polycarbonate ("PC"). The material for making PC plastic is a chemical compound with the name Bisphenol A (“BPA”) which has the potential for consumer health safety if BPA enters the body through exposure to food packaged using BPA plastic. This thesis discusses the law on consumer protection against plastic food packaging containing BPA in Indonesia and the European Union and the need for consumer warning labels for plastic food packaging containing BPA. The research method used is a normative juridical method with research results comparing Indonesian regulations with the European Union and setting consumer warning labels on food. The results of this thesis research are (1) there are differences in the limits of migration of BPA regulated by Indonesia and the European Union and there is a comprehensive research and regulation carried out by the European Union; (2) plastic food packaging containing BPA in the case that occurred in Indonesia is that refilled gallons need to be given a consumer warning label to provide education to consumers that the safety and security of the products they use have not been confirmed."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>