Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81768 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sesa Wiguna
"Emas merupakan logam penting yang banyak dicari masyarakat. Emas digunakan sebagai perhiasan dan instrument investasi. Eksplorasi emas saat ini banyak dilakukan dengan metode pemetaan geologi, parit uji, geokimia tanah/endapan sungai yang membutuhkan waktu panjang serta biaya yang besar dan sulit untuk dilakukan pada wilayah yang luas.
Penelitian ini menggunakan aplikasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk memetakan sebaran potensi deposit emas epitermal di Cibaliung, Pandeglang-Banten dengan studi kasus pada Kuasa Pertambangan (KP) Eksploitasi PT. Cibaliung Sumberdaya (CSD) dan KP. Eksplorasi PT Antam.
Pada penelitian ini digunakan metode Directed Principal Component Analysis untuk memetakan zona alterasi dan Weights of Evidence untuk melihat asosiasi spasial antara emas epitermal dengan litologi dan struktur geologi (patahan).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ketiga kelas potensi deposit emas epitermal berada di dalam dan luar KP Eksploitasi. Di luar KP. Eksploitasi, ketiga kelas potensi berada di sebelah selatan dan timur KP ini. (2) Emas epitermal memiliki asosiasi dengan jenis litologi tuff kristal-ash, tuff litik, andesit porfiritik dan basalt serta pada jarak 0-400 meter dari patahan.

Gold is an essential metal that much sought after community. Gold is used as jewelry and investment instruments. Currently gold exploration is mostly done by the method of geological mapping, trenches testing and geochemical soil/stream sediment sampling that takes a long and costly and difficult to isolate in a wide area.
This study uses the application of Remote Sensing and Geographic Information Systems to map the potential distribution of epithermal gold deposit in Cibaliung, Pandeglang-Banten with a case study on the Mining Concession Exploitation of PT. Cibaliung Sumberdaya (CSD) and the Mining Concession Exploration of PT Antam.
Directed Principal Component Analysis is used to map alteration zones and the Weights of Evidence to calculate the spatial association between epithermal gold with lithology and geological structures (faults).
The results showed that: (1) The three classes of potential ephitermal gold deposit located at inside and outside of Mining Concession Exploitation. Outside Mining Concession Exploitation potential of those classes are in the south and east of this Mining Concession, (2) Epithermal Gold has an association with the type of crystal-ash tuff lithology, lytic tuff, porphyritic andesite and basalt, and at a distance of 0-400 meters from the fault.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43505
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Wulandari
"Emas merupakan jenis logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Saat ini emas sedang menjadi tren hidup di kalangan manusia modern. Dalam kegiatan eksplorasi emas, penginderaan jauh dapat dimanfaatkan untuk menunjang analisis bidang geologi dan mineral dalam mengefektifkan kegiatan ini. Pada penelitian ini, penginderaan jauh dimanfaatkan untuk meneliti sebaran potensi emas epitermal dengan asosiasi mineral yang berhubungan serta variabel geologi dan mengintegrasikannya dalam sistem informasi geografis.
Tujuan penelitian ini mencoba untuk mendapatkan sebaran potensi emas epitermal di daerah penelitian. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah defoliant technique dan Fuzzy Logic dengan analisis spasial deskriptif.
Hasil penelitian dianalisis berdasarkan luas sebaran pada wilayah sekitar Simpenan - Ciemas di mana hasilnya menyimpulkan sebaran potensi emas epitermal potensi tinggi menyebar di bagian tengah dan barat daya lokasi, sedangkan potensi rendah menyebar di bagian tenggara wilayah penelitian. Penyebaran ini juga mengikuti arah sebaran struktur geologi (yang menyebar merata seluruh wilayah penelitian), sebaran litologi potensial, dan zona alterasi (terutama alterasi propilitik dan alterasi argilik lanjut). Validasi hasil potensi sebaran diukur berdasarkan 79 titik sampel dan dihasilkan nilai ketelitian 96%.

Gold is a type of metal that is soft and malleable that has a high economic value. Now, gold is becoming a life trend in modern human life. In gold exploration, remote sensing can be used to analyze geological and mineral sector. In this research, remote sensing has used to identify the distribution of epithermal gold associated with mineral associations and geological variables and integrate them in geographic information systems.
The aim of this research is trying to get the distribution of epithermal gold in the experimental zone. The method is using defoliant technique and fuzzy logic with spatial analytical description.
The research has analyzed by distribution area in Simpenan - Ciemas where the result concludes that the high potential distribution of epithermal gold in the area of exploration is spread in central and southwest of research area, while the low potential area is spread in the southeast of research area. This distributions also following the geological structure in the direction distribution (which is spread evenly throughout the location of this research), the distribution of potential lithology, and alteration zones (mainly propylitic alteration and advanced argillic alteration). The validation of potential has measured by 79 sample points and resulted carefulness value 96%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S59336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Ario Pramudono
"Penyediaan sistem tanggap darurat seperti pembentukan dan pelatihan tim, penyediaan sarana dan prasarana, dan pemeliharaan alat-alat emergency memerlukan biaya yang tidak sedikit, terkadang perusahaan mengesampingkan aspek ini karena keadaan darurat adalah hal yang tidak bisa diprediksi dan kejadiannya sangat jarang terjadi, namun upaya penyediaan kesiapsiagaan tetap wajib disediakan untuk menjamin keselamatan pekerja, masyarakat sekitar, dan keberlangsungan produksi di perusahaan. Aspek penilaian kesiapsiagaan tanggap darurat menurut SMKP Minerba merupakan langkah mudah untuk mengevaluasi sejauh mana persiapan perusahaan dalam menghadap keadaan darurat yang berpotensi terjadi, baik akibat proses kerja, maupun bencana alam. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan bahwa perusahaan sebaiknya melakukan perbaikkan dari hasil temuan yang tidak sesuai seperti evaluasi berkala tentang penanganan bencana, pelatihan tim tanggap darurat, pemeliharaan sarana dan prasarana darurat, serta penambahan jumlah tenaga kesehatan dan alat P3K.

Providing emergency response system such as emergency team forming, making training program continuously, emergency maintenance facilities routinely, are needs much money to keep on top perform, therefore a company sometimes sees override through emergency response program because emergency condition are rarely to happened and unpredictable, however emergency response preparedness are required to ensure safety worker, community, and product sustainability of the company activies. The Assessment aspect of emergency response procedure based on Mineral and Coal Mine Safety Management System is the way to evaluate about company preparedness to overcome the emergency condition or disaster which have potential to be happened. This experiment is qualitative with description design. The experiment result is recommendation to the company to improve their current emergency response preparedness such as updating disaster procedure, training for emergency team routinely, maintenance all the emergency facility, providing a propely first aid, and increasing number for health workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60293
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Dieva Tiffany Aziza
"Proses magmatisme berkaitan dengan jalur tektonik ring of fire, yang menyebabkan proses mineralisasi hidrotermal sehingga membentuk potensi sumber daya mineral di Indonesia. Salah satu endapan hidrotermal yaitu endapan epitermal sulfidasi rendah yang berada di Lapangan “RD”, Cibaliung. Struktur patahan menjadi pengontrol sistem epithermal sulfidasi rendah sebagai tempat terendapkannya mineral emas. Integrasi data geologi dengan geofisika diperlukan dalam menentukan struktur pengontrol dan zona potensi mineralisasi. Mineral bijih sulfida dapat dibedakan dari sifat kemagnetan dan kelistrikan dikarenakan mineral logam memiliki respon suseptibilitas, resistivitas dan chargeabilitas lebih tinggi dibandingkan dengan mineral non-logam. Zona potensi mineralisasi emas sulfidasi rendah berada pada zona struktur yang didominasi alterasi argilik dan kaya akan mineral sulfida pada alterasi argilik ilitik dengan nilai suseptibilitas menengah hingga tinggi kisaran -83.7 nT – 92.3 nT, resistivitas dengan nilai rendah hingga menengah 0 – 25 ohm.m dan chargeabilitas dengan nilai menengah hingga tinggi 15 - >75 msec. Dari ketiga parameter tersebut, diduga zona mineralisasi berada pada zona struktur patahan berorientasi Baratlaut-Tenggara. Struktur pengontrol zona potensi mineralisasi tersebut berada di lintasan 3 yaitu patahan D dip 62° ke arah NE dan patahan E dip 83° ke arah NE. Lintasan 4 yaitu patahan D dip 79° ke arah NE, patahan E dip 77° ke arah NE dan patahan F dip 73° ke arah NE. Lintasan 7 yaitu patahan D dip 80° ke arah SW dan patahan E dip 75° ke arah NE. Lintasan 8 yaitu patahan D dip 84° ke arah NE dan patahan E dip 66° ke arah NE. Lintasan 9 yaitu patahan A dip 70° ke arah SW dan patahan B dip 81° ke arah NE.

The magmatism process is related to the Ring of Fire tectonic pathway, which causes a hydrothermal mineralization process to form potential mineral resources in Indonesia. One of the hydrothermal deposits is an epithermal low-sulfidation deposit in the "RD" Field, Cibaliung. The fault structure controls the epithermal low-sulfidation system as a place for gold mineral deposition. Integration of geological data with geophysical data is required in determining the controlling structure and potential mineralization zone. Sulfide ore minerals can be distinguished from their magnetic and electrical properties because metal minerals have a higher susceptibility, resistivity and chargeability response compared to non-metallic minerals. The potential zone of low sulfidation gold mineralization is located in the structure zone which is dominated by argillic alteration and rich in sulphide minerals in Illitic argillic alteration has medium to high susceptibility values ranging from -83.7 nT - 92.3 nT, resistivity with low to medium values 0 - 25 ohm.m and chargeability with medium to high values of 15 -> 75 msec. From those three parameters, it is assumed that the mineralization zone is located in the NW-SE oriented fault structure zone. The controlling structure for the zone of mineralization potential is in line 3 is fault D with dip 62° to the NE and the E fault with dip 83° to the NE. Line 4 is fault D with dip 79° to the NE, fault E with dip 77° to the NE and fault F with dip 73° to the NE. Line 7, is fault D with dip 80 ° to the SW and the E fault dip 75° to the NE. Line 8 is fault D with dip 84° to the NE and fault E with dip 66 ° to the NE. Line 9 is fault A with dip 70° SW and fault B with dip 81° to NE."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibni Sabil A`Ifa Zaenal Manan
"Emas merupakan bahan galian tambang kelas B yang banyak diminati masyarakat karena memiliki nilai tinggi. Dalam kegiatan eksplorasi emas, penginderaan jauh dapat dimanfaatkan untuk menunjang analisis bidang geologi dan mineral dalam mengefektifkan kegiatan ini. Pada penelitian ini, penginderaan jauh dimanfaatkan untuk meneliti sebaran potensi deposit emas epitermal dengan asosiasi mineral yang berhubungan serta variabel geologi dan mengintegrasikannya dalam sistem informasi geografis. Tujuan penelitian ini mencoba untuk mendapatkan sebaran potensi deposit emas epitermal di daerah penelitian. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah defoliant technique dan Fuzzy Logic dengan analisis spasial deskriptif.
Hasil penelitian dianalisis berdasarkan luas sebaran pada tiga Izin Usaha Pertambangan (IUP) di area eksplorasi PT. Intan Prima Metalindo di mana hasilnya menyimpulkan sebaran potensi deposit emas epitermal menyebar pada dua IUP, yaitu IUP 3 (bagian utara) dan IUP 1 (bagian selatan). Sebaran potensi pada IUP 3 seluas 819 Ha, sedangkan sebaran pada IUP 1 hanya seluas 229 Ha. Kemudian IUP 2 (bagian barat) berdasarkan hasil pengolahan data, tidak menghasilkan potensi yang signifikan atau tidak memiliki luasan wilayah sebaran potensi sesuai yang telah dikategorikan. Penyebaran ini juga mengikuti arah sebaran struktur geologi (yang menyebar merata seluruh lokasi IUP), sebaran litologi potensial (berasal dari formasi Ultrabasa, Kompleks Mutis, Maubisse), dan zona alterasi (terutama alterasi propilitik dan alterasi argilik lanjut). Validasi hasil potensi sebaran diukur berdasarkan 43 titik sampel dan dihasilkan nilai ketelitian 84%.

Gold is a mining class B which attracted many people because it has a high value. In gold exploration, remote sensing can be used to analyze geological and mineral sector. In this research, remote sensing has used to identify the distribution of epithermal gold deposits associated with mineral associations and geological variables and integrate them in geographic information systems. The aim of this research is trying to get the distribution of epithermal gold deposits in the experimental zone. The method is using defoliant technique and fuzzy logic with spatial analytical description.
The research has analyzed by distribution area in three Mining Exertion License (IUP) in the exploration area of Intan Prima Metalindo Company where the result concludes that the potential distribution of epithermal gold deposits in the area of exploration is spread at two IUP, those are 3th IUP (at north) and 1st IUP (at south). The distribution in 3th IUP locations covering 819 hectares, whereas distribution in 1st IUP covering of 229 hectares. Then 2nd IUP (at west) based on the results of data processing, does not produce a significant potential or does not have a corresponding potential distribution area of the region that have been categorized. This distributions also following the geological structure in the direction distribution (which is spread evenly throughout the location of all IUP), the distribution of potential lithology (derived from Ultramafic Formations, Mutis Complex, Maubisse Formations), and alteration zones (mainly propylitic alteration and advanced argillic alteration). The validation of potential has measured by 43 sample points and resulted carefulness value 84%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faeyumi
"Sumber daya mineral memiliki berbagai manfaat dan kegunaan dalam kehidu pan masa kini maupun masa mendatang. Keberadaan mineral sangat bermacam ? macam dan memiliki karakteristik yang unik sehingga memerlukan pengetahuan, kemampuan dan kebiasaan untuk mengetahuinya dalam bentang alam yang luas. Pengetahuan dan kemampuan tersebut berupa pemanfaatan teknologi yang semakin canggih dalam bidang geologi sehingga dapat menjadi alternatif yang lebih mudah baik dari segi waktu maupun biaya.
Aplikasi penginderaan jauh memiliki kegunaan dalam mengidentifikasi sebaran mineral dan mengintegrasikan dengan sistem informasi geografis untuk mendapatkan sebaran potensi endapan emas epitermal yang berasosiasi dengan variabel fisik. Penginderaan jauh dan SIG diintegrasikan melalui defoliant technique dan metode Fuzzy Logic.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: sebaran potensi emas epitermal berada di tengah dan sebelah barat daya areal eksploitasi. Sebaran potensi emas berasosiasi tinggi dengan jenis batuan tuff berurat kuarsa dan jarak 0-50 m dari struktur geologi.

Mineral resource has various benefit and usage in nowadays and future life. The present of mineral is varied and has unique characteristic, therefore it needs knowledge, skill and sense for identifying in a large scale of nature. The Knowledge and ability are in using high technology in geology sector so it can be alternative and easier from time and cost sector.
The application of remote sensing has the useful to identify spreading of mineral and integrate with geographic information system (GIS) to find the potential distribution of gold epithermal deposit assosiating with other physical variable. Remote sensing and GIS are integrated through defoliant technique and fuzzy logic.
This research conclude that: potential distribution of gold is located at midlle and southwest exploitation area. Potential distribution of gold deposit have a high association with tuff quartz lithology and radius 0-50 meters from geological structure.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42128
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Russel, Fhillipo
"Gunung Karang merupakan gunung api yang belum pernah meletus. Skripsi ini membahas mengenai wilayah potensi panas bumi berdasarkan karakteristik fisik wilayah di Gunung Karang. Metode yang digunakan adalah geokimia dengan mengambil sampel mata air dan metode SIG dalam mengolah penentuan spasial dalam wilayah potensi panas bumi di Gunung Karang. Wilayah potensi panas bumi di Gunung Karang terbagi menjadi tiga yaitu tinggi, sedang dan rendah. Wilayah potensi panas bumi dengan kelas tinggi memiliki luas wilayah 24.16 Km2 dan berada di wilayah mata air panas Cisolong dan Banjar 2. Karakteristik fisik yang mempengaruhi potensi panas bumi dalam penelitian ini adalah kerapatan patahan.

Gunung Karang is a volcano, but never being erupted. This research about geothermal potential based on characteristics of region on Gunung Karang. Method used in this research is geochemistry by take a sample of hot springs combined with GIS for the determination of its territory. Region of Gunung Karang there are three is a high potential, normal potential and low potential. Region of high geothermal potential has an area 24.16 Km2 and where its on Cisolong rsquo s hot spring and Banjar 2 hot spring. Kawah rsquo s hot spring has a normal potential. Physical characteristics significant to geothermal is index of the fault.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Indriani
"Kasus diare di Kabupaten Pandeglang masih cukup tinggi terutama di wilayah kerja Puskesmas Cibaliung, Labuan, dan Pagelaran dimana setengahnya terjadi pada balita. Kasus diare pada tahun 2012 di Puskesmas Cibaliung, Labuan, dan Pagelaran masing-masing yaitu 244, 1.440, dan 686. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontaminasi Escherichia coli dalam air minum dan faktor sanitasi lingkungan dengan kejadian diare akut pada balita di wilayah kerja Puskesmas Cibaliung, Labuan, dan Pagelaran Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten Tahun 2013. Disain penelitian yang digunakan adalah case control. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung mengenai faktor risiko lingkungan dengan menggunakan kuesioner serta pengambilan sampel air minum dan usap alat minum balita.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara kontaminasi Escherichia coli dalam air minum dan faktor sanitasi lingkungan dengan kejadian diare akut pada balita. Variabel yang memiliki hubungan dengan diare akut pada balita adalah status gizi, pengetahuan ibu/pengasuh, serta hygiene sanitasi makanan dan minuman. Sedangkan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian diare akut pada balita adalah pengetahuan ibu/pengasuh serta hygiene sanitasi makanan dan minuman.

Cases of diarrhea in Pandeglang district is still high especially in Region of Puskesmas Cibaliung, Labuan, and Pagelaran which is half of the cases happened to underfive years children. Cases of diarrhea (2012) in Puskesmas Cibaliung, Labuan, and Pagelaran are 244, 1.440, and 686. This study aims to analyze association between contamination of Escherichia coli in drinking water and factor of environmental sanitation with underfive years children acute diarrhea in region of Puskesmas Cibaliung, Labuan, and Pagelaran, Regency of Pandeglang Province of Banten in 2013. This study used case control design. The information collected by interview about environmental risk factor and laboratorium analyze of drinking water sample and tumbler swab.
Conclusion of this study is contamination of Escherichia coli in drinking water and factor of environmental sanitation have not association with underfive years children acute diarrhea. Whereas nutrition, knowledge of mother, and hygiene sanitation of food and water have association with underfive years children acute diarrhea. Main risk factor which causes underfive years children acute diarrhea are knowledge of mother and hygiene sanitation of food and water.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S53444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farkhan Khoir
"Komoditas emas yang tinggi serta lapangan poduksi Pongkor yang sudah beroperasi sejak puluhan tahun lalu membuat perlu ditemukannya zona potensi baru untuk produksi pertambangan emas. Untuk mengetahui zona mineralisasi emas dan kemenerusannya, maka dilakukan studi geofisika dengan menggunakan metode Time Domain Induced Polarization (TDIP) dan magnetik. Data TDIP yang terdiri dari data resistivitas dan chargeabilitas diinterpretasi untuk menentukan zona alterasi dan mineralisasi bawah permukaan yang dikorelasi dengan data magnetik yang telah di inversi 3D sehingga mendapatkan parameter suseptibilitas.
Berdasarkan nilai resistivitas di daerah penelitian, zona alterasi argilik diduga memiliki nilai <50 Ohm.m dan zona alterasi silisifikasi diduga memiliki nilai >50 Ohm.m. Nilai chargeabilitas zona mineralisasi diindikasikan memiliki nilai 100-810 m.sec. Zona mineralisasi di daerah penelitian memiliki nilai suseptibilitas berkisar antara -0.073 hingga -0.021 cgs. Dari ketiga parameter tersebut, diduga zona mineralisasi terdapat di bagian Timur daerah penelitian dan berorientasi Utara-Selatan searah dengan orientasi sesar utama.

The high gold commodity as well as the Pongkor production field that has existed since last year made it necessary to find a new potential zone for gold mining production. To find out the zone of gold mineralization and its continuity, then conducted geophysical studies by using the methods of Time-Domain Induced Polarization (TDIP) and magnetic. TDIP data consisting of resistivity and chargeability data are interpreted to determine alteration zones and subsurface mineralization that are correlated with magnetic data that has been inversed in 3D to obtain susceptibility parameters.
Based on the value of resistivity in the area of research, the argilic alteration zones are thought to has a value of < 50 Ohm. Silisification alteration zones supposedly has the value > 50 Ohm. m. The value of the chargeability zone of mineralized indicated has a value of 100-810 m sec. Research in the area of mineralized zone have a value in the range suseptibilitas -0073 to -0.021 cgs. From those parameter of the mineralized zone, it is assumed that the mineralization zone is in the eastern part of the study area and oriented North-South direction with the orientation of the main fault.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqiyah
"Merkuri merupakan salah satu bahan berbahaya dan beracun dalam bentuk logam berat yang persisten dan bersifat bioakumulatif dalam ekosistem sehingga menyebabkan ancaman khusus bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Salah satu biomarker jangka panjang untuk mengukur merkuri dalam tubuh adalah rambut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status pekerjaan dengan keracunan merkuri di wilayah pertambangan emas skala kecil (PESK) Desa Mangkualam dan Kramatjaya Kec. Cimanggu Kab. Pandeglang tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional dengan variabel utama status pekerjaan responden dengan kadar merkuri dalam rambut masyarakat dan variabel lain yaitu umur, jarak tempat tinggal, frekuensi konsumsi ikan, buah, dan sayur. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan quota sampling dengan responden sebanyak 43 orang di masing-masing desa. Data penelitian ini merupakan data sekunder dari institusi Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Jakarta melalui wawancara terpimpin dan pemeriksaan kadar merkuri dalam rambut di laboratorium. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square serta uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menggunakan uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara status pekerjaan dengan kadar merkuri dalam rambut (p=0,001 OR=4,825). Hasil analisis uji korelasi Spearman menyatakan tidak terdapat hubungan antara variabel umur dengan kadar merkuri dalam rambut (p=0,715), frekuensi konsumsi buah dengan kadar merkuri dalam rambut (p=0,201), frekuensi konsumsi sayur kadar merkuri dalam rambut (p=2,07), akan tetapi terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara frekuensi konsumsi ikan dengan kadar merkuri dalam rambut (p=0,000 R=0,720). Hasil analisis uji chi-square menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan antara responden yang bertempat tinggal dengan jarak ≤ 261 meter maupun jarak >261 meter dari pengolahan emas dengan kadar merkuri dalam rambut (p=0,472).

Mercury is one of the hazardous and toxic element in the form of persistent and bioaccumulative heavy silvery-white metal in the ecosystem, which causes particular threat to human and environmental health. One of the long term biomarkers to assess mercury inside the body is hair. This study aimed at determining relation between employment status and mercury intoxication of the population by artisanal small-scale gold mining (ASGM) in Mangkualam and Kramatjaya Villages, Cimanggu, Pandeglang in the year of 2018. This study was an analytic observational study employing cross-sectional design with the main variable of residents employment status with hair mercury levels. Other variables measured were age, residence distance, frequent consumption of fish, fruits, and vegetables. The sampling technique was carried out by quota sampling with total of 43 respondents in each village. This study used secondary data obtained from the Jakarta Institute of Environmental Health and Disease Control (BBTKLPP). The data was collected by guided interviews and examinations of mercury levels in hair in the laboratory. The data analysis was conducted by univariate and bivariate with chi-square test and Spearman correlation test. The chi-square test found that there was statistically significant correlation between employment status and mercury levels in hair (p=0,001 OR=4,825). From the Spearman correlation test, it was found that no correlation was obtained between age as a variable and mercury levels in hair (p=0,715), frequency of fruits consumption and mercury levels in hair (p=0,201), frequency of vegetables consumption and mercury levels in hair (p=2,07). However, there was a statistically significant correlation between frequency of fish consumption and mercury levels in hair (p=0,000 R=0,720). The chi-square analysis test found that no significant difference was obtained between respondents whose residence ≤ 261 meter and >261 meter from the artisanal small scale gold mining with mercury levels in hair (p=0,472)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>