Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3652 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Xenos, Nicholas
London and New York: Routledge, 1989
333.7 XEN s (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Brown, Lester R.
Washington: Overseas Development Council , 1974
333 BRO t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Barnett, Harold J.
Baltimore: John Hopkins Press, 1963
333 BAR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Rifqa Marisa
"Teknologi adalah sebuah alat yang manusia gunakan untuk merespon kondisi scarcity. Melihat perkembangan teknologi saat ini, terkhususnya internet, teknologi menghasilkan kondisi kelimpahan baru dalam hal akses informasi. Namun, kelimpahan baru yang dihasilkan teknologi menyebabkan terjadinya manipulasi sudut pandang sehingga terjadi kondisi scarcity baru. Tugas akhir ini bertujuan mencari cara untuk merespon kondisi tersebut dengan arsitektur. Dalam prosesnya, digunakan pemahaman ilusi anamorphic sebagai metodenya, sebab melihat kemampuan anamorphic dalam menghasilkan dualitas kondisi dalam sebuah ruang. Konteks yang dipilih untuk diintervensi pada tugas akhir ini adalah Pondok Cina, sebagai sebuah kawasan gerbang masuk dengan image chaos yang melekat padanya akibat informasi yang internet berikan. Proyek ini akan mencoba menggunakan anamorphic pada Pondok Cina dengan tujuan memberikan variasi persepsi pengunjung akan tempat tersebut. Dengan demikian, pengunjung tidak hanya akan melihat Pondok Cina dengan satu cara.

Technology is a tool that is used by humans to respond to scarcity. Seeing from current technology development, especially the internet, technology creates new abundance condition in information access. Yet, the new abundance in technology causing manipulation of point of view therefore create new kind of scarcity. This final project is aimed to find a way to respond to the condition through architecture. During the process, anamorphic is being used as the method, seeing its ability to create duality in space. The chosen context to be intervened for this project is Pondok Cina, as an entrance area with a chaotic image that has been labelled to it due to information from the internet. This project tries to use anamorphic in Pondok Cina with intention to variate visitors’ perception about the place. Thus, visitors won’t see and perceive Pondok Cina only in one way

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rhefita Ardhana Riswari
"ABSTRAK
Ketersediaan air semakin sulit karena penduduk terus bertambah sedangkan
sumber daya air tetap. Kabupaten Lebak merupakan wilayah dengan rezim hujan
barat yang memiliki iklim lebih basah dari pantai timur di Pulau Jawa, serta
potensi sumber daya air yang cukup banyak. Sulit air terjadi pada musim kemarau
panjang. Awal musim kemarau dan awal musim hujan ditentukan dengan metode
De Boer. Digunakan data curah hujan periode 30 tahun (1986 – 2015) dengan 13
titik stasiun. Pola spasial wilayah sulit air didapat dari overlay antara interpolasi
durasi musim kemarau rata-rata dan tingkat kekeringan rata-rata. Variabel jenis
batuan, jenis tanah, ketinggian, dan lereng digunakan untuk mengetahui dominasi
karakter fisik dari wilayah sulit air. Pola spasial wilayah sulit air rata-rata tahunan
dibandingkan dengan pola tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan pola spasial
wilayah sulit air di Kabupaten Lebak semakin ke utara dan selatan semakin tinggi.
Wilayah ini didominasi oleh jenis batuan endapan tersier, jenis tanah latosol,
wilayah ketinggian 0 – 100 mdpl, dan kelerengan landai (< 8%). Durasi musim
kemarau dan tingkat kekeringan tahun 2015 dari rata-rata tahunan menunjukkan
pola yang berbeda. Desa-desa yang mengalami sulit air tahun 2015 cenderung
akibat penyimpangan tingkat kekeringan yang tinggi.

ABSTRACT
Water availability becomes more difficult due to the population growth while the
source of water remains constant. Lebak is a region with western rain regime that
has a wetter climate of the east coast of Java, as well as the potential of water
resources is quite a lot. Water scarcity occurs during the dry season. The
beginning of the dry season and the beginning of rainy season is determined by
the method of De Boer. Rainfall data used a period of 30 years (1986 – 2015) with
13 stations. Spatial pattern of water scarcity area is obtained by performing
overlay between the interpolation of dry season duration average and the
interpolation of dryness level average. Rock types, soil types, elevation, and slope
are used to determine the dominance of the physical character of water scarcity
area. The spatial pattern of water scarcity area annual average is compared to the
pattern in 2015. The results showed the spatial pattern of water scarcity area in
Lebak more to the north and the south is getting higher. The area is dominated by
tertiary sedimentary rocks, latosol soil type, elevation area of 0 – 100 meters
above sea level, and slope ramps (< 8%). The duration of the dry season and
dryness level in 2015 showed different pattern compared to the annual average.
The villages that were affected by water scarcity in 2015 are likely due to high
irregularities of dryness level."
Lengkap +
Universitas Indonesia, 2016
S63779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Durham, William H.
California: Stanford University Press, 1979
304.272 8 DUR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Barnet J. Richard
New York : Simon and Schuster, 1980.
333.7 BAR l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Limited-Quantity Scarcity dan Limited-Time Scarcity terhadap Desirability dengan peran mediasi dari Perceived Social Status, Perceived Uniqueness, dan Perceived Value pada produk non-luxury dari brand lokal Indonesia HMNS dan Gonegani. Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan menggunakan sampel individu berusia 18-35 tahun yang berniat atau pernah membeli produk dari brand lokal HMNS dan/atau Gonegani. Pengumpulan data berhasil mendapatkan 370 responden dengan masing-masing 186 responden HMNS dan 184 responden Gonegani. Studi diolah dengan metode Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Berdasarkan hasil empiris, Limited-Time Scarcity memiliki pengaruh terkuat pada pengaruh terhadap Perceived Value yang selanjutnya memengaruhi Desirability. Oleh karena itu, pemasar dapat memanfaatkan Limited-Time Scarcity yang lebih baik daripada Limited-Quantity Scarcity dalam mendorong keinginan konsumen untuk membeli produk non-luxury.

This study aims to determine the effect of Limited-Quantity Scarcity and Limited-Time Scarcity on Desirability with the mediating role of Perceived Social Status, Perceived Uniqueness, and Perceived Value in non-luxury products from Indonesian local brands HMNS and Gonegani. This research was conducted in Indonesia using a sample of individuals aged 18-35 years who intend or have purchased products from local brands HMNS and/or Gonegani. Data collection managed to get 370 respondents with 186 HMNS respondents and 184 Gonegani respondents respectively. The study was processed using the Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method. Based on the empirical results, Limited Time Scarcity has main influence on the effect of Perceived Value which in turn influences Desirability. Therefore, marketers can make better use of Limited-Time Scarcity over Limited-Quantity Scarcity in encouraging consumers' desire to purchase non-luxury products."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adjeng Sekar Langit
"Tugas akhir ini menyelidiki latar arsitektur dari lingkungan yang hidup dengan kelangkaan air dan lahan. Investigasi ini dimulai dengan pertanyaan bagaimana lingkungan hidup dengan kelangkaan, bagaimana pola kehidupan sosial terbentuk sebagai respon lingkungan terhadap kelangkaan. enyelidikan berlanjut dengan pertanyaan lebih mendalam, bagaimana jika kelangkaan yang terjadi di lingkungan menjadi ujung tombak yang mengubah wajah kampung. Membangun bahasa spasial baru berdasarkan reformasi rantai air dengan penyaringan air dan ruang mandiri modular. Bahasa spasial baru menyajikan arsitektur sebagai mesin kehidupan. Lingkungan sebagai mesin kehidupan untuk proses penyaringan air sistem terpadu dengan lingkungan.

This final project is investigating the architectural setting from the neighbourhood that live with water and land scarcity. This investigation begins with the question how does neighbourhood live with scarcity, how does the pattern of social life formed as neighbourhood response to scarcity. The investigation continues with further questions, what if scarcity that happens in neighbourhood to be the spearhead that changes the face of the kampung. Constructing new spatial language based on reforming the water chain by water filtration and modular self- spaces. The new spatial language presents architecture as living machine. The neighbourhood as a living machine for water filtration process unified system with neighbourhood.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Inka Anggraeni
"Persaingan lahan untuk permukiman dan perkantoran atau area usaha di kota-kota besar di Indonesia terutama kota metropolitan seperti Jakarta mengakibatkan tingginya harga tanah, merupakan sesuatu yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat perkotaan. Persaingan ini juga mengakibatkan permukiman tergeser menjauh dari pusat kota dan masyarakat harus pulang-pergi ke pusat kota setiap hari untuk bekerja. Permasalahan ini juga terjadi tidak hanya di negara berkembang tetapi terutamanya banyak terjadi di negara maju. Istilah Tiny House Movement belakangan muncul dan dianggap dapat menjadi pilihan solusi untuk menghadapi permasalahan ini. Tinggal di tiny house tidak hanya berarti tinggal di rumah dengan ukuran yang kecil, melainkan juga beradaptasi dengan kehidupan yang lebih sederhana, tidak konsumtif, lebih terkoneksi dengan alam dan peduli lingkungan. Hidup di tiny house bukanlah sesuatu yang asing untuk masyarakat Indonesia. Bagi masyarakat yang hidup di urban kampung, rumah-rumah tinggalnya dapat dikatakan sebagai tiny house, hanya penampilannya saja yang berbeda. Hal ini yang membedakan antara perbedaan pengertian tiny house antara negara maju dengan Indonesia. Di dalam tulisan ini akan dibahas mengenai apakah tiny house yang ada di urban kampung mencerminkan cara hidup yang sustainable dan apakah tiny house dapat menjadi salah satu solusi penyelesaian masalah kurangnya housing supply di kota padat penduduk. Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif (melalui interview dengan masyarakat urban kampung) dan kuantitatif (pengukuran rumah kecil di urban kampung) dalam pengambilan informasi. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa penduduk urban kampung sudah mengaplikasikan tiny living dalam kehidupannya.

Competition on land for settlements and offices or business areas in big cities in Indonesia, especially metropolitan city such as Jakarta, had resulting in high land prices, this is something common to the public. This competition had also resulting shifting of settlements away from the city center and people having to commute to the city center every day to go to their workplaces. This problem also occurs not only in developing countries but especially in many developed countries. The term Tiny House Movement later emerged and considered to be a choice of solution to deal with this problem. Living in Tiny House does not only mean living in a small-sized house, but also adapting to a simpler life, less consumptive, more connected to nature and caring for the environment. Living in tiny house is not something new to Indonesian society. For people who live in urban villages, their homes can be said to be tiny houses, only their appearance is different. This is what distinguishes between the understanding of tiny house between developed countries and Indonesia. This paper will discuss whether tiny house in urban kampung reflects a sustainable way of life and whether tiny house can be one of the solution for lack of housing supply in densly populated cities. This research will use both qualitative methods (through interviews with urban kampung communities) and quantitative methods (measurements of tiny houses in urban villages) in information retrieval. Through this research it was found that urban kampung residents have applied tiny living in their lives."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>