Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119178 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Retno Savitri
"Distribusi mempunyai peranan yang sangat penting dalam pemasaran barang kebutuhan sehari-hari karena jenis produk ini harus dapat ditempatkan di sebanyak mungkin outlet agar konsumen dapat memperolehnya dengan mudah. Dalam hal ini, distribusi suatu produk di wilayah Indonesia perlu dipertimbangkan dengan cermat mengingat luasnya wilayah dan tersebarnya outlet yang ada terutama outlet tradisional. Untuk mensukseskan kegiatan yang kompleks tersebut maka diperlukan adanya kerja sama yang terpadu antara produsen dengan para perantara agar pendistribusian produk dapat berjalan efisien dan efektif. Untuk menjelaskan masalah ini, digunakan sistem distribusi PT. Unilever Indonesia (ULI) yang merupakan produsen barang kebutuhan sehari-hari sebagai suatu contoh. Pada periode sebelum tahun 1984, hubungan kerja PT. ULI dengan para distributornya kurang terpadu, di mana setiap pihak cenderung memfokuskan diri pada tujuan masing-masing dan kurang memperhatikan kerja sama yang dapat memberikan manfaat bagi ke dua pihak yang tentunya dapat mendukung efektivitas distribusi secara keseluruhan. Menurunnya efektivitas ini ditunjukkan oleh menurunnya penjualan PT. ULI (dalam ton) terutama pada periode 1980-1984, rendahnya profitabilitas distributor dan kurang optimalnya penyebaran produk pada outlet di pasaran barang kebutuhan sehari-hari. Untuk mengatasi hal ini, ULI berupaya memodifikasi sistem distribusinya dengan menciptakan hubungan kerja sama yang terpadu yaitu mengkoordinir kegiatan operasional dari distributor dan menciptakan peraturan yang jelas mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak seperti pembagian wilayah kerja, keseragaman harga, penetapan metode pemesanan barang, pelayanan yang aktif dan teratur kepada para outlet pengecer, pemantauan perkembangan outlet di pasaran dan lain-lain. Dengan dilakukannya perubahan-perubahan ini, efektivitas dari saluran distribusi produk PT. ULI pun meningkat kembali."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdiono J. B.
"ABSTRAK
Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang usaha manufaktur, perdagangan maupun jasa selalu mengadakan persedi.aan.Persediaan diadakan dengan tujuan menghindari risiko tidak bisa memenuhi keinginan pelanggan, karena tidak selalu barang-barang atau jasa tersedia setiap saat Persediaan yang dimaksud disini meliputi segala sesuatu sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasi nya terhadap permintaan baik internal maupun eksternal.
Persediaan merupakan sebagian dari aktiva perusahaan, jadi adalah sebagian dari penanaman modal perusahaan. Cara organisasi mempergunakan dana dan mengelola investasi nya ml adalah merupakan suatu fungsi yang penting dari manajemen. Karena di dalam persediaan juga terkandung biaya yang timbul akibat penanaman modal tersebut, yakniberupa 'opportunity cost', biaya-biaya penenimaan dan pemeniksaan, pergudangan, assuransi, administrasi, keusangan, kesusutan, pencurian dan sebagai nya. Manajemen harus bisa mengelola agar keuntungan karena pengadaan persediaan lebih besar dari biaya-biaya yang harus ditanggung dan dikeluarkan.
Perusahaan manufaktur terutama yang bergerak dibidang produksi barang kebutuhan dasar (consumers goods) selain harus mengadakan persediaan untuk menjamin kelancaran produksi, juga harus pandai mengelola persediaan yang sangat beragam tersebut. Perusahaan seperti mi. biasa nya memiliki semua jenis persediaan yang meliputi persediaan bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses dan barang jadi. Selain itu bahan mentah nya biasa nya- sangat banyak item nya, sehingga memerlukan perhatian khusus.
P.T. Unilever Indonesia adalah salah satu perusahaan besar yang bergerak di bidang manufaktur barang kebutuhan dasar yang memproduksi barang-barang : deterjen ( dan kimia ), kosmetika dan makanan. Makanan memiliki ciri khas bahwa baik bahan mentah maupun barang jadi nya tidak tahan lama sehingga harus cepat aliran nya. Divisi makanan yang mengelola mulai dari bahan mentah sampai barang jadi harus bisa mengoptimalkan persediaan agar biaya-biaya persediaan rendah namun tetap bisa menjamin kelancaran usaha perusahaan.
Karya akhir mi akan meneliti, mempelajari dan kemudian membuat analisa tentang bagaimana perusahaan tersebutterutama Divisi Makanan mengelola persediaan bahan mentah nya. Bahan mentah merupakan jenis persediaan yang penting karena merupakan awal kegiatan usahaperusahaan,. apabila terjadi hambatan maka akibat nya akan menimpa kegiatan operasi perusahaan berikut nya0 Sehingga manajemen persediaan bahan mentah merupakan bagian yang penting dan manajemen perusahaan keseluruhannya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nydia Natarina
"Sengketa pajak yang sering terjadi antara Wajib Pajak dengan Direktorat Jenderal Pajak disebabkan karena perbedaan pendapat, salah satunya perbedaan penerapan metode transfer pricing. Penerapan metode transfer pricingmerupakan salah satu tahapan Wajib Pajak dalam penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis argumentasi antara PT Y dengan DJP terhadap penerapan the most appropriate yang digunakan dalam prinsip kewajaran dan kelaziman usaha pada transaksi pembelian barang dagang oleh PT Y Tahun 2020. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan data dengan studi literatur dan studi lapangan berupa wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa the most appropriate method untuk transaksi pembelian PT Y dengan pihak afiliasi adalah metode Transactional Net Margin Method (TNMM). Metode Transactional Net Margin Method (TNMM) lebih tepat untuk diterapkan karena penerapan di tingkat laba operasi tidak terlalu dipengaruhi oleh berbagai perbedaan transaksional terkait dengan harga. Selanjutnya, metode ini lebih toleran terhadap perbedaan fungsi dibandingkan dengan pengujian di tingkat laba kotor karena perbedaan fungsi akan tercermin pada beban operasi dimana dengan melakukan perhitungan atas beban operasi dapat mereduksi perbedaan fungsi yang ada, dimana PT Y melakukan fungsi pemasaran, periklanan, dan promosi serta kegiatan aktivitas subkontrak sehingga memberikan penambahan nilai terhadap fungsi dari produk yang didistribusikan tersebut. Transactional Net Margin Method (TNMM) pun lebih tepat digunakan jika rincian terkait informasi pencatatan akuntansi tidak tersedia sebagaimana PT Y mengalami kesulitan dalam menganalisis dan keterbatasan untuk melihat secara rinci berkaitan dengan komponen yang berada pada laporan keuangan pembandingnya serta hanya berdasarkan pada asumsi saja. Selain itu, adanya biaya yang terletak di dalam beban operasi sehingga pengujian kewajaran di tingkat laba operasi lebih tepat.

Tax disputes that often occur between taxpayers and the Directorate General of Taxes are caused by differences of opinion, one of which is the difference in the application of the transfer pricing method. The application of the transfer pricing method is one of the stages of the taxpayer in applying the principles of fairness and business practice. The purpose of this study was to analyze the arguments between PT Y and DGT regarding the application of the most appropriate which is used in the principles of fairness and business practice in the purchase of merchandise transactions by PT Y in 2020. The research was carried out using a qualitative approach and data collection techniques using literature and research. field in the form of in-depth interviews. The results of this study indicate that the most appropriate method for PT Y's purchase transactions with affiliated parties is the Transactional Net Margin Method (TNMM). The Transactional Net Margin Method (TNMM) method is more appropriate to apply because the application at the operating profit level is not too affected by various transactional differences related to prices. Furthermore, this method is more tolerant of differences in functions compared to testing at the gross profit level because differences in functions will be reflected in operating expenses whereby calculating operating expenses can reduce the differences in existing functions, where PT Y performs marketing, advertising and promotion functions as well subcontracting activities so as to provide added value to the function of the distributed product. The Transactional Net Margin Method (TNMM) is also more appropriate to use if details related to accounting recording information are not available as PT Y has difficulties in analyzing and has limitations in seeing in detail related to the components in its comparative financial statements and is only based on assumptions. In addition, there are costs that are included in operating expenses so that the test for fairness at the level of operating profit is more appropriate."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juristezar P.L.T.
"ABSTRAK
Waralaba maupun distributor sama-sama suatu usaha/bisnis dengan investasi ‘kecil’ resiko dengan peluang mendapatkan profit besar yang sangat baik. Waralaba merupakan perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa, sedangkan Distributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak untuk dan atas namanya sendiri berdasarkan perjanjian yang melakukan pembelian, penyimpanan, penjualan serta pemasaran barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai. Dalam distributor pihak kedua yang menjual barang milik pihak pertama hanya mendapatkan fee atau pembayaran dari jumlah barang yang dibelinya, harga barang ditentukan oleh pihak pertama sebagai pemilik barang. Tugas pihak kedua hanya menjual saja, tidak terlibat manajemen, secara tidak langsung distibutor agreement hanya merupakan perpanjangan tangan pihak pertama saja. Jelas yang diterima pihak kedua sebagai penyalur hanya berupa fee yang telah ditetapkan oleh pihak pertama. Bila dilihat dari segi keuntungan maka jelas lebih menguntungkan franchise, karena baik franchisor maupun franchisee dapat ikut andil dalam manajemen, franchisee hanya perlu membayar lisensi yang telah dimiliki oleh pemilik atau pihak pertama. Namun begitu, dipercaya usaha distributor juga memiliki kelebihan-kelebihan sendiri yang berbeda dari waralaba.
"
2006
S21241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Soesilo Karnadi
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T36210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17242
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aries Buwana
"Hukum keagenan memainkan peranan penting di dalam transaksi-transaksi komersial, khususnya dalam perusahaan modern, yang menurut hukum, dianggap memiliki pribadi dan dapat mengadakan transaksi atas namanya sendiri. Bahkan dengan individu sekalipun, seringkali dianggap lebih mudah bila bertransaksi melalui pihak perantara. Dengan demikian, banyak transaksi komersial sehari-hari yang dilakukan melalui pihak perantara yang dalam hal ini bertindak dalam lingkup kewenangan yang diberikan kepadanya baik secara tegas maupun tersirat. Pihak yang bertindak atas nama pihak lainnya disebut agen dan akibat hukum dari tindakan yang dilakukan oleh agen adalah pihak untuk siapa ia bertindak, akan terikat oleh tindakannya tersebut dan dapat menimbulkan kewajiban hukum kepada pihak ketiga yang berurusan dengan agennya. Dengan demikian, hukum keagenan dapat memperluas pribadi hukum dari suatu individu. Agen dalam melakukan perbuatan hukum dengan pihak ketiga, kedudukannya adalah merupakan kuasa prinsipal. Agen sebagai perantara umumnya tidak menimbulkan tanggung jawab apapun kepada pihak ketiga berdasarkan perjanjian yang diadakan. Namun demikian, agen mungkin saja mengadakan perjanjian atas nama prinsipal tetapi untuk keuntungan agen juga. Seharusnya dengan adanya asas kebebasan berkontrak tersebut, posisi kedua belah pihak adalah sama dan sederajat. Namun, dalam praktek sebenarnya kedua pihak tidak dalam posisi yang seimbang.

The law of agency plays an important role in commercial transactions, particularly in the modern enterprise, which by law, be deemed to have personal and transactions in its own name. Even with individual ones, are often considered more convenient to transaction through intermediaries. Thus, many commercial transactions are conducted daily through intermediaries that in this case acted within the scope of authority given to him either expressly or implied. Person acting on behalf of another party called the agent and the legal consequences of actions taken by the agent is the party for whom he acts, will be bound by these actions and may cause legal liability to third parties who deal with agents. Thus, the law of agency to expand the personal law of an individual. Agents in legal actions by third parties, its place is a power of principals. Agent as an intermediary generally does not cause any liability to third parties under the agreement held. However, the agent may have entered into agreements on behalf of the principals but also for the benefit agent. Should be with the principle of freedom of contract, the position of both parties are the same and equal. However, in actual practice the two parties are not in a equal position."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S1577
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: : Fakultas Sastra Universitas Indonesia , 1994
499.221 BAH
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>