Ditemukan 1931 dokumen yang sesuai dengan query
Djadja Suparman
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2013
920.71 DJA j (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Rohmah Soemohardjo-Soebroto
Jakarta: Gunung Agung, 1973
920 ROH o
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Saleh A. Djamhari
Jakarta: Bahana Piramida Selaras Indonesia, 1998
923.5 SAL m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Sutrisno
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, , 1984
923.2 SUT l
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: The Media of Social and Cultural Communication (MSCC), 2006
320.598 MEN
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Julius Pour
Jakarta: Gramedia, 1997
923 JUL r
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Budiman
Bogor: Sarana Komunikasi Utama, 2010
923.559 8 BUD a
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Cipta Manunggal, 1997
363.209 TRI
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Dasman Djamaluddin
Jakarta: Grasindo , 1998
920 DAS j
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Untung Suropati
"
ABSTRAKInsiden pembunuhan 28 pekerja PT Istaka Karya yang tengah mengerjakan proyek jalan Trans Papua tanggal 2 Desember 2018 oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga kembali mengingatkan kita akan bara persoalan yang belum kunjung padam di Tanah Papua. Sudah tak terhitung aksi kekerasan yang menelan banyak korban jiwa di kedua belah pihak terjadi sejak Papua resmi menjadi bagian integral negara Republik Indonesia, menyusul dilaksanakannya Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) tahun 1969. Kaum nasionalis dan masyarakat Indonesia pada umumnya menganggap bahwa pro-kontra masuknya Papua menjadi bagian integral negara Republik Indonesia dengan sendirinya selesai sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Klaim tersebut diperkuat dengan disetujuinya hasil Pepera di Sidang Umum PBB tanggal 19 November 1969. Dengan latar belakang dan argumentasi yang berbeda, tentu tidak demikian pandangan kaum nasionalis Papua dan warga asli Papua pada umumnya. Dengan fakta demikian, tidak aneh apabila Papua terus bergolak. Bukan hanya Jakarta yang harus terkuras energinya, tapi rakyat Papua mau tidak mau juga harus menanggung beban dan akibatnya. Di sinilah di satu sisi, para elite Jakarta perlu memahami duduk perkara konflik Papua, di sisi lain para tokoh Papua harus berpikir positif, konstruktif dan realistis. Kajian ini dibuat sebagai kontribusi pemikiran guna mencari solusi komprehensif menuju Papua Baru, yaitu Papua yang bebas konflik, maju dan sejahtera."
Jakarta: Biro humas settama lemhanas RI, 2019
321 JKLHN 37 (2019)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library