Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 210677 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sagala, Lianaria Boru
"Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, hanya 32 % bayi dibawah umur 6 bulan mendapatkan ASI eksklusif. Persentase bayi yang menyusui eksklusif sampai dengan 6 bulan berdasarkan Riskesdas 2010 adalah 15,3%. Di Provinsi Kalimantan Tengah pencapaian ASI eksklusif pada tahun 2010 masih sangat rendah yaitu 29,2 %. Persentase tersebut masih berada di bawah target nasional (Depkes RI) sebesar 80 %.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 7-23 bulan di provinsi Kalimantan Tengah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Riskesdas 2010 dengan memilih variabel-variabel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Populasi adalah ibu yang memiliki bayi umur 7-23 bulan dari rumah tangga yang terpilih menjadi sampel Riskesdas 2010. Sampel yang digunakan adalah seluruh ibu yang memiliki anak bermur 7-23 bulan yang terpilih menjadi sampel Riskesdas tahun 2010. Alasan pemilihan sampel umur 7-23 bulan karena data yang tersedia pada Riskesdas 2010 hanya bayi berumur sampai 23 bulan. Teknik pengambilan sampel dilakukan oleh Badan Pusat Statistik dengan teknik two stage sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat sampai dengan bivariat dengan menggunakan uji chi-square.
Terdapat kesenjangan sebesar 34,2 % antara prevalensi pemberian ASI eksklusif berdasarkan profil Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah dengan hasil penelitian ini. Dari 14 variabel yang diteliti, hanya ada satu variabel yang signifikan secara statistik yaitu penolong persalinan. Ibu yang penolong persalinannya ditolong bukan tenaga kesehatan berpeluang 3,4 kali untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu yang penolong persalinannya oleh tenaga kesehatan dengan nilai OR 0,292 dan p sebesar 0,020.

Based on the Indonesia Demographic Health Survey (IDHS) in 2007, only 32% of baby under 6 months were given exclusively mother's milk. The percentage of baby were given exclusive mother's milk until 6 months based on Riskesdas 2010 was 15,3%. The achievement in province of Central Kalimantan was very low at 29,2%. The percentage is still bellow of the national target (MOH) at 80%.
The purpose of this research is knowing the description and associating the factors with exclusive mother's milk on baby aged 7-23 months in the province of Central Kalimantan. The data's which used of this research was Riskesdas's data 2010 by selecting the appropriate variables with aim of it. The population was mothers who had baby aged 7-23 months from the choosen households. The example were all of mothers who had children aged 7-23 months, because the available data on Riskesdas 2010 only to 23-month-old baby. Sampling technique was conducted by Central Bureau of Statistic with two stage sampling technique. Bivariate univariate analysis with chi-square test was the data analysis used for this one.
There is a gap of 34,2% between the prevalence of giving exclusive mother's milk based on the profile Central Kalimantan provincial health office with the results of this research. From 14 variables were studied, there's only one variable that statistically significant relief of labor.Birth mother auxiliary health workers likely to be helped rather than 3,4 times to give exclusive mother's milk compared with mothers who birth by auxiliary health workers with OR is 0,292 and p value is 0,020.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Widyastuti
"Latar Belakang : Masalah kesehatan yang terkait gizi di Indonesia semakin kompleks dalam beberapa dekade mendatang karena Indonesia masih memerlukan waktu panjang untuk mengatasi kemiskinan yang erat kaitannya dengan kekurangan gizi. Sampai saat ini Indonesia masih menghadapi masalah gizi kurang seperti Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Di sisi lain, prevalensi gizi lebih (overnutrition) dengan segala implikasinya pada kesehatan dari waktu ke waktu cenderung meningkat seiring dengan derasnya arus global yang mempengaruhi budaya dan pola makan masyarakat Indonesia (Wirawan, 2008). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 (Depkes, 2008) menunjukkan bahwa terdapat 16,7% anak yang berusia dibawah lima tahun di Provinsi NTB yang menderita gizi kurang dan hasil tersebut lebih tinggi dari prevalensi gizi kurang secara nasional yaitu 13% (pengukuran berdasarkan nilai Z score BB/U ). sedangkan secara nasional gizi kurang pada bayi 6-11 sebesar 8,1% (Berdasarkan nilai Z Score BB/U, Depkes, 2008).
Tujuan : Secara umum tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah bayi 6-12 bulan dengan riwayat pemberian ASI secara eksklusif mempunyai status gizi yang lebih baik dibanding bayi 6-12 bulan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif di Provinsi NTB Tahun 2007.
Metode : Penelitian dilakukan dengan menggunakan disain kasus kontrol tidak berpasangan, pada 143 kasus dan 143 kontrol, bayi berusia 6-12 bulan. Kasus adalah bayi usia 6-12 bulan yang menderita gizi kurang (berdasarkan nilai Z score BB/U < -2 SD sampai -3 SD) di Provinsi NTB tahun 2007, sedangkan kontrol adalah bayi 6-12 bulan dengan status gizi baik (berdasarkan nilai Z score BB/U > -2 SD sampai +2 SD) yang diambil berdasarkan asal kasus. Untuk menganalisis hubungan ini dilakukan analisis multivariat regresi logistik.
Hasil : bayi 6-12 bulan di Provinsi NTB yang diberi ASI Eksklusif berisiko 0,441 (P= 0,003, CI 95%: 0,256-0,760) kali untuk menderita gizi kurang dibanding bayi yang tidak diberi ASI eksklusif setelah dikontrol oleh variabel kovariat yaitu status ekonomi, BBLR, status kesehatan bayi 2 minggu terakhir sebelum dilakukan pengumpulan data, praktek pemberian makan, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu dan paritas atau dengan kata lain bayi 6-12 bulan di Provinsi NTB yang tidak mendapatkan ASI eksklusif 2,3 kali lebih berisiko untuk menderita gizi kurang dibanding bayi yang mendapat ASI eksklusif setelah dikontrol oleh variabel kovariat. Dari hasil analisis juga diketahui bahwa seorang bayi dapat terhindar dari menderita gizi kurang sebanyak 28,57% jika mendapatkan ASI eksklusif.
Kesimpulan : Pemberian ASI secara eksklusif dapat mencegah bayi usia 6-12 bulan di Provinsi NTB tahun 2007 untuk menderita gizi kurang (OR=0,441, P= 0,003, CI 95%: 0,256-0,760) dan seorang bayi dapat terhindar dari menderita gizi kurang sebanyak 28,57% jika mendapatkan ASI eksklusif. Promosi atau kampanye ASI eksklusif perlu dilakukan secara kontinyu dan berkesinambungan sebagai salah satu cara atau metode untuk mendapatkan status gizi bayi yang lebih baik.

Background : Health problems related with nutrition in Indonesia will be more complex in several decades later since Indonesia still requires a long time to overcome poverty which is closely related with malnutrition. Until now Indonesia still faces malnutrition problems, such as Energy and Protein Deficiency (KEP), Vitamin A Deficiency (KVA), Iron Anemic Deficiency (AGB) and Disorder due to Iodine Deficiency (GAKY). On the other hand, overnutrition prevalence with all of its implications against health from time to time tends to increase in line with such tremendous globalization flow influencing eating culture and pattern of Indonesian people (Wirawan, 2008). Basic Health Research in 2007 showed that there are 16.7% of children aged under five years old in NTB Province suffered malnutrition and the output is higher than national malnutrition prevalence of 13% (measuring based on Z value of Body Weight/Age (BW/A) score). Meanwhile, in nationwide, malnutrition prevalence against infant aged 6-11 months old totaling to 8.1% (based on Z value of BW/A score), Depkes RI, 2008).
Purpose : In general, the purpose of the research is to find out whether infants aged 6-12 months old with exclusive breastfeeding have better nutrition status compared to those without exclusive breastfeeding in NTB Province of 2007.
Method : Research is conducted using non-paired control case design, in 143 cases and 143 controls of infants aged 6-12 months old. Case means infant aged 6-12 months old suffered malnutrition (based on Z value of BW/A score < -2 SD to -3 SD) in NTB Province of 2007, while control means infant aged 6-12 months old with good nutrition status (based on Z value of BW/A score > -2 SD to +2 SD) taken based upon case origin. To analyze the relation, it is made logistic regression multivariate analysis.
Result : Infants aged 6-12 months old in NTB Province fed with Exclusive breastfeeding have the risk 0.441 (P= 0.003, CI 95%: 0.256-0.760) times to suffer malnutrition compared to infants without exclusive breastfeeding after being controlled by co-variate variables namely economic status, Low Birth Body Weight (BBLR), 2 last weeks infant health status before sampling, feeding practice, mother's education level and parity or in another word infants aged 6-12 months old in NTB Province without exclusive breastfeeding are 2.3 times riskier than those with exclusive breastfeeding after being controlled by co-variate variables. Based upon analysis result, it is also identified that an infant can be free from malnutrition of 28.57% if he/she obtains exclusive breastfeeding.
Conclusion : Exclusive breastfeeding can prevent infants aged 6-12 months old in NTB Province in 2007 to suffer malnutrition (OR=0.441, P= 0.003, CI 95%: 0.256-0.760) and an infant can be free from malnutrition of 28.57% if he/she obtains exclusive breastfeeding. Promotion or campaign for exclusive breastfeeding needs to be continuously and sustainably carried out as the way or method to obtain better infant nutrition status.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T31716
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Pertiwi
"ABSTRAK
WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan, namun
cakupan pemberian ASI eksklusif di beberapa daerah di Indonesia masih di bawah
target Departemen Kesehatan sebesar 80%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif di Kelurahan
Kunciran Indah Tangerang. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana
pada 106 ibu yang memiliki bayi usia 6-24 bulan. Hasil penelitian mendapatkan,
sebesar 91,5% responden memberikan ASI, namun hanya 31,1% yang
memberikannya secara eksklusif. Hasil faktor internal, sebanyak 87,7% responden
berpengetahuan baik, 57,7% berpersepsi negatif, dan kondisi kesehatan menghambat
pemberian ASI sebesar 50,9%. Hasil faktor eksternal, 50,9% petugas kesehatan
kurang mendukung, 50,9% terpajan promosi susu formula, 99% orang terdekat
mendukung, 71,7% memberikan ASI sesuai tradisi, dan 38,7% memberikan
makanan/minuman karena tradisi. Penelitian ini merekomendasikan agar petugas
kesehatan dapat meningkatkan dukungan melalui edukasi agar dapat meningkatkan
cakupan ASI eksklusif.

Abstract
WHO recommended exclusive breastfeeding for six months, but the number of
exclusive breastfeeding still below the Health Department target as big as 80%. The
objective of this research is to determine factors that influence exclusive
breastfeeding at Kelurahan Kunciran Indah Tangerang. This research used a simple
descriptive design to 106 mothers at Kunciran Indah who has 6-24 moths old baby.
The result was 91,5% mothers gave breast milk, but only 31,1% who gave it
exclusively. Result of internal factors were 87,7% respondent has a good knowledge,
55,7% has a negative perception, and health condition inhibit the breastfeed were
50,9%. Result of external factors were 50,9% health care professional has less
support, 50,9% saw the formula milk promotion, 99% relatives support,71,7% gave
breast milk as a tradition, and 38,7% gave additional food/drink because of tradition.
This research recommend healthcare professional to increase support through
education so that number of exclusive breastfeeding would be increased."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43138
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shelvi Novianita
"Sejak tahun 2001 WHO menyarankan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. WHO menargetkan cakupan ASI eksklusif 50% untuk tahun 2025 dan 60% untuk tahun 2030. Indonesia berhasil melakukan percepatan target dengan cakupan ASI eksklusif 66,1% pada tahun 2020. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Data survey serta penelitian-penelitian dari internasional ataupun nasional menunjukkan bahwa prevalensi ASI eksklusif di perkotaan lebih rendah dibandingkan di perdesaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan di wilayah perkotaan Indonesia. Studi cross-sectional ini menggunakan data sekunder SDKI 2017 pada 2.384 ibu dengan bayi berusia 6-24 bulan. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menemukan bahwa proporsi ibu dengan ASI eksklusif 6 bulan sebesar 1.221 (51,2%), sementara ibu yang tidak ASI eksklusif 6 bulan 1.163 (48,8%). Pekerjaan ibu, paritas dan IMD memiliki hubungan yang bermakna dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan di wilayah perkotaan Indonesia (p<0,05). IMD (p=0,001; OR=3,147; 95% CI= 2,572–3,852) merupakan faktor dominan diantara faktor-faktor tersebut. Dapat disimpulkan bahwa faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif 6 bulan di wilayah perkotaan Indonesia adalah pekerjaan ibu, paritas dan IMD. Disarankan agar pemerintah dapat melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program yang berkaitan dengan pemberian edukasi dan pendampingan menyusui agar proporsi ASI eksklusif 6 bulan di wilayah perkotaan meningkat.

Since 2001 WHO recommends exclusive breastfeeding for 6 months. WHO targets exclusive breastfeeding coverage of 50% for 2025 and 60% for 2030. Indonesia has succeeded in accelerating the target with exclusive breastfeeding coverage of 66.1% in 2020. Many factors affect the success of exclusive breastfeeding. Survey data and researches from international or national show that the prevalence of exclusive breastfeeding in urban areas is lower than in rural areas. This study aims to analyze the factors associated with exclusive breastfeeding for 6 months in urban areas of Indonesia. This cross-sectional study used secondary data from the 2017 IDHS on 2,384 mothers with infants aged 6-24 months. Bivariate analysis using chi-square test, and multivariate analysis using multiple logistic regression. The research results found that the proportion of mothers with exclusive breastfeeding for 6 months was 1,221 (51.2%), while mothers who were not exclusively breastfed for 6 months were 1,163 (48.8%). Maternal occupation, parity and IMD had a significant relationship with exclusive breastfeeding for 6 months in urban areas of Indonesia (p<0.05). IMD (p=0.001; OR=3.147; 95% CI=2.572-3.852) was the dominant factor among these factors. It can be concluded that the factors associated with exclusive breastfeeding for 6 months in urban areas of Indonesia are maternal occupation, parity and IMD. It is suggested that the government can monitor and evaluate programs related to the provision of education and breastfeeding assistance so that the proportion of exclusive breastfeeding for 6 months in urban areas increases."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Fauzi
"Angka Kematian Bayi (AKB) Indonesia masih yang tertinggi di ASEAN. Penycbab utama kcmatian tcrsebut adalah penyakit infeksi saluran nafas dan diarc yang dapat dicegah antara lain dengan pemberian ASI secara benar, termasuk pemberian ASI secara eksklusiti Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh laporan bulanan ke-3 Dinas Kesehatan Pidie Jaya pada tahun 2008, untnuk Kabupaten Pidie Jaya sebanyak 22,2% ibu membefim ASI eksklusifam inntuk Kwamamn Meumh Dua sebanyak 219%.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui falctor-faktor yang berhubungan dcngan pcmberian ASI cksklusif. Desain pcnelilian ini adalah crossaveclional. dengan besar sampel 172 orang ibu menyusui di Kecamatan Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya. Analisis data yang digunakan adalah analisis Regresi Logistic Mhltinomiai menggunakan data primer yang berasal dari hasil wawancara.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ibu yang mcmiliki bayi 6-11 bulan hanya 20,3% yang member-ikan ASI eksklusif hanya sampai 4 bulan dan 9,3% yang memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan. Hasil analisis menunjukkan faktor yang dominan dalam perilaku pemberian ASI ekskiusif adalah tempat periksa hamil pada ibu yang menyusui ekslusif 4 bulan menuniukkan OR 7,19 (CI 95% = 1,52 - 33,9S) dan pengetahuan tentang ASI pada ibu yang menyusui eksklusif 6 bulan menunjukkan OR 15,08 (CI 95% =' 1,81 - l25,47).
Berdasarkan hasil penclitian ini disarankan, pertama bahwa tenaga kesehatan agar dapat meningkatkan kualitas penyuluhan dan dapat meningkatkan kerjasama dengan tokoh masyarakat yang ada di wilayah Kecamatan Meurah Dua. Kedua, agar dinas kcschatan meningkatkan pelatihan tenaga kesehatan dan pengawasan terhadap program ASI eksklusif di masyarakat. Ketiga perlu penelitian Iebih lanjut dengan menggunakan desain kohort dengan vafiditas tinggi.

The number of infant mortality in Indonesia is the highest among ASEAN countries. The major cause for infant and children mortality is infections, especially the upper respiratory tracts infection and diarrhea. The prevention efforts for reducing the infections are a good nutrition management for infant and children such as adequate and and appropriate breastfeeding. Based on the existing data which was published in the third monthly report of the Pidie Jaya Health Office (2008), there was only 22,2% of mothers who practiced exclusive breastfeeding in the District of Pidie Jaya and only 27,9% in Sub-district of Meurah Dua.
The research was carried out to find the factors related to behaviour in giving Exclusive Breastfeeding. The design of this study was cross-sectional survey, the data obtained by involving 172 exclusive breasfeeding among mothers in sub district Mcurah Dua. The data analysis uses logistic muitinomial regression analysis. The sample was selected using simple random sampling technique. Primary data was collected by using standardized questionnaire.
The result showed that the proportion of mother who practice exclusive breastfeeding among mothers owing 6-ll months old babies was 20,3% for 4 months and 9,3% for 6 months. From the analysis it was indicated that dominant factors related to practice of exclusive breastfeeding for 4 months very much depended on place of physician visits during pregnancy (OR=7,l8, Cl 95% = 1,52 - 33,95) and those of 6 months were mothers knowledge about breastfeeding (OR = l5,08, CI 95% = 1,81 - l25,47).
Based onthe result of the study, it was strongly recommended to the Chief Sub- district of Meurah Dua to increase the quality of health education to the community in the Sub-district Meurah Dua in relation to promotion of exclusive breastfeeding. Furthermore, staff of Health office was also encouraged to promote the training for health personnel and supervision and monitoring the exclusive breastfeeding program in the community. Recommendation is also made for further research to using the cohort design and observation for studying with high validity on data.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34305
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Hastuty
"Pemberian ASI eksklusif didefinisikan sebagai tidak memberikan makanan atau minuman lain, bahkan air, kecuali air susu ibu selama 6 bulan kehidupan, tetapi diperbolekan untuk menerima oralit, obat tetes dan sirup (vitamin, mineral dan obat-obatan). Di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara pada tahun 2013 diketahui cakupan pemberian ASI Eksklusif sekitar 57,77%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara Jakarta Selatan tahun 2014.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, yang dilakukan pada bulan Desember 2014 dengan jumlah sampel sebanyak 112 ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan menggunakan instrument kuesioner.
Hasil penelitian mendapatkan sebesar 16,1% ibu yang memberikan ASI eksklusif. Berdasarkan uji statistik diketahui pendidikan (p=0,021 OR=8,365), pengetahuan (p=0,032 OR=3,704) dan sikap (p=0,000 dan OR=11,282) memiliki hubungan yang bermakna dengan pemberian ASI eksklusif.
Disarankan kepada Dinas kesehatan dan Puskesmas Kelurahan Petukangan Utara untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan menyusui melalui berbagai program penyuluhan, konseling, dan membuat kelompok atau kelas ibu hamil dengan memperbanyak materi tentang ASI eksklusif.

Exclusive breastfeeding is defined as no other food or drink, not even water, except breast milk (including milk expressed or from a wet nurse) for 6 months of life, but allows the infant to receive ORS, drops and syrups (vitamins, minerals and medicines). Percentage of exclusive breastfeeding in North Petukangan Village Health Center in 2013 known about 57.77%.
This study aimed to determine the relationship characteristics, knowledge and attitudes of mothers with exclusive breastfeeding in North Petukangan Village Health Center in South Jakarta 2014.
This study used a cross-sectional design, which was done in December 2014 with a total sample of 112 mothers were having babies aged 6-12 months. Data collected by interviews and using questionnaires as the instrument.
The results of a study reported by 16,1% of exclusively breastfeeding. Based on statistical test known to education (p=0,021 OR=8,365), knowledge (p=0,032 OR=3,704) and attitude (p= 0,000 OR=11,282) had a significant association with exclusive breastfeeding.
Suggested to to the Department of Health and North Petukangan Village Health Center to increase the knowledge of pregnant and lactating women through a variety of programs, such as education, counseling, and make a group or class of pregnant women with reproduce materials exclusive breastfeeding.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S58002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Mariyasari Septari
"Exclusive breastfeeding means giving a baby no other food or drink, not even water, apart from breast milk (including expressed breast milk), with the exception of drops or syrups consisting of vitamins, mineral supplements or medicines (WHO, 2001), Exclusive breast feeding is the best way to feed an infant in the first 6 months. On April 7, 2004 the government of Indonesia launched that exclusive breastfeeding to infants up to 6 months should be promoted to all Indonesian mothers.
In Indonesia breastfeeding practice is high in general. However, the proportion of exclusive breastfeeding in Indonesia is decreasing from time to time. While breastfeeding is a natural act, it is also a learned behavior. To be successful in breastfeed, mother needs accurate information and support within their family, community and health providers.
Many studies had been conducted to assess factors influence breastfeeding practices including exclusive breastfeeding practices but limited study assessed about the practice and attitude of midwives toward exclusive breastfeeding particularly after new policy on the duration of exclusive breastfeeding is in effect. Therefore, this study has attempted to explore the practice and attitude of midwives toward the current exclusive breastfeeding policy up to 6 months in Jakarta.
This research report is divided into three parts. Part 1 consists of background of study, review of related literature, research problem, rationale, research question, general objective, specific objectives, conceptual framework and variable-indicator matrix.
Part II contains the manuscript for publication, entitled "Practice and attitude of midwives toward the current exclusive breastfeeding policy up to 6 months: a qualitative study in North Jakarta, Indonesia." The manuscript is written following the requirement for submission to Journal of Nutrition.
Part III encloses the appendices including detailed methodology, detailed results, questionnaires, ethical approval, grant approval, references and curriculum vitae."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T17678
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Destriatania
"Studi ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap ayah terhadap praktik inisiasi menyusu segera dan pemberian ASI eksklusif. Sebanyak 536 pasangan suami istri yang memiliki bayi usia 0-6 bulan yang diperoleh dari metode sampel tidak acak menjadi sampel dalam studi ini. Desain yang digunakan adalah cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis data menggunakan chi-square dan regresi logistik.
Sebesar 83,6% dan 59,1% ayah memiliki tingkat pengetahuan rendah tentang manajemen laktasi prenatal dan postnatal. Pengetahuan manajemen laktasi prenatal dan postnatal tidak berhubungan dengan praktik inisiasi menyusu segera, tetapi pengetahuan manajemen laktasi postnatal berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif (pv=0,04). Sebesar 62,7% ayah menunjukkan sikap kurang mendukung pada saat kelahiran, tetapi 89,6% dan 61,9% menunjukkan dukungannya ketika masa kehamilan dan menyusui.
Dalam studi ini sikap ayah selama masa kehamilan dan menyusui merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi praktik inisiasi menyusu segera (pv=0,03) dan pemberian ASI eksklusif (pv=0,01). Pengetahuan yang baik dan sikap yang positif diketahui sebagai faktor penting dalam keberhasilan praktik inisasi menyusu segera dan pemberian ASI eksklusif. Hal tersebut mengindikasikan perlunya edukasi tentang menyusui yang melibatkan ayah.

The aim of this study is to analyze the relationship between knowledge and attitude of fathers on early initiate breastfeeding and exclusive breastfeeding practices. A non probability random sampling towards 536 couples whose baby was aged 0-6 months. The study design was cross sectional with quantitative data approach by using a structured questionnaire. Chi square and logistic regression methods were used for data analysis.
Around 83,6% and 59,1% of fathers had low level of knowledge on prenatal and postnatal lactation management. Knowledge about prenatal and postnatal lactation management were not associated with early initiate breastfeeding practice. However, postnatal lactation management knowledge was significantly associated with exclusive breastfeeding practice (p=0.04). There was 62,7% of fathers presented low support at birth, but 89,6% and 61,9% of them showed high support in pregnancy and breastfeeding period.
Attitude of fathers in pregnancy and breastfeeding period were associated with early initiate breastfeeding (p=0.03) and exclusive breastfeeding (p=0,01). Good knowledge and positive attitude were known as an important factors of successful early initiate breastfeeding and exclusive breastfeeding practices. This indicates a need of breastfeeding education for fathers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31409
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Allisya Aurelia
"Pemberian ASI eksklusif memiliki dampak positif baik bagi ibu maupun bayinya, namun persentase cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-5 bulan di Nusa Tenggara Barat berdasarkan data Riskesdas 2018 hanya sebesar 20,3%. Hal ini masih dibawah target pencapaian indikator ASI Eksklusif yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, yaitu 80%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-23 bulan di NTB. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross sectional dengan sampel 802 bayi usia 0-23 bulan yang tinggal di NTB. Data yang digunakan bersumber dari Riskesdas 2018. Analisis data meliputi analisis univariat, analisis bivariat menggunakan chi square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik berganda. Hasil menunjukan bahwa, 56,7% diberikan ASI eksklusif. Analisis bivariat juga menunjukan antara paritas dan IMD dengan pemberian ASI eksklusif (p-value < 0,05). Analisis multivariat menu that parity and early initiation of breastfeeding (EIBF) were significantly associated with EBF (p-value < 0,05). Parity was the most dominant risk factor of EBF (p-value = 0,002 ; OR : 1,6 ; 95% CI : 1,1 – 2,1)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neni Apriyana
"Skripsi ini dilatar-belakangi oleh pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi dengan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran dan hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI eksklusif di wilayah Puskesmas Pasir Angin Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2012 dengan sampel ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan sebanyak 80 orang yang diperoleh dengan teknik accidental sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, dengan analisis data univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan 77,5% tidak ASI eksklusif. Variabel yang memiliki hubungan bermakna secara statistik adalah pendidikan, pengetahuan dan ASI segera.

The thesis was based on the importance of exclusive breastfeeding with the purpose of the study to knowing the description and relationship factors that influence the exclusive breastfeeding behavior in Pasir Angin Health Center Bogor District Cileungsi.
The design study is a cross sectional study was done in May-June 2012 with a sample of mothers that have a infants aged 6-12 months, as many as 80 people who obtained the accidental sampling technique. The instrument was used questionnaire, with univariate and bivariate data analysis.
The results showed 77.5% were exclusively breastfed. Variables that have statistically significant relationships are education, knowledge and Immediate breastfeeding.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>