Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175969 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lia Lastaria
"Infeksi cacing usus Soil-Transmitted Helminthes (STH), yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang masih menjadi salah satu masalah di dunia terutama pada anak-anak di negara berkembang, termasuk Indonesia. Banyak faktor yang berperan terhadap tingginya prevalensi infeksi cacing usus STH, salah satunya adalah gaya hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan infeksi cacing usus STH dengan tingkat pendidikan ayah dan ibu pada siswa SDN 09 Pagi Paseban. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data diambil pada tanggal 8-9 Desember 2010 dengan cara mengumpulkan 93 feses siswa dan dan membagikan kuesioner yang diisi oleh orang tua.
Hasil menunjukkan terdapat 11 siswa (11,8%) terinfeksi cacing usus STH sedangkan 82 lainnya (88,2%) tidak terinfeksi, dengan jumlah infeksi Ascaris terbanyak yaitu 8 siswa (8,6%). Responden perempuan lebih banyak (52,7%) daripada laki-laki (47,3%). Tingkat pendidikan ayah terbanyak adalah kategori tingat pendidikan sedang (61,3%) yaitu SMA, dan tingat pendidkan ibu terbanyak juga pada tingkat pendidikan sedang (55,9%). Pada uji Chi-square, tidak terdapat perbedaan bermakna antara infeksi cacing usus STH dengan jenis kelamin (p=0,439), tetapi terdapat perbedaan bermakna dengan kelas responden (p=0,015). Sementara, pada uji Fisher, tidak terdapat perbedaan makna antara infeksi cacing usus STH dengan tingkat pendidikan baik ayah (p=0,940) maupun ibu (p=0,350). Disimpulkan status infeksi kecacingan pada siswa SDN 09 Pagi Paseban tidak berhubungan dengan tingkat tingkat pendidikan orang tua.

Nowadays Intestinal Soil Transmitted Helminthes infection, such as Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, and hookworm has become the one of a major problem among school aged children in Indonesia. Many factors affect the prevalence of STH infection, such as lifestyle. This study is aim to know the relationship between STH infection and the parents education level among students in SDN 09 Pagi Paseban. The method of this study is Cross sectional. Data were collected on 8-9th December 2010, and 93 stool specimens and filled questionaires by their parents.
The result was that there was 11 infected students and the less were not nfected, with the highest number of infection is Ascaris (8,6%). The number of girl repondents (52,7%)are lareger than the boy (47,3%). The most father?s education level is medium (61,3%), senior high school graduated and the mother?s education level is also medium (55,9%). In the Chi Square test, we got that there was no significant relationship between STH infection and the gender ( p=0,439), but there was significant relationship between STH infection and the students? class level (p=0,015). Meanwhile, in the Fisher Exact test, we got that there was no significant relationship between STH infection and fathers education level (p=0,940) and mothers education level (p=0,350). We concluded that there is no a significant relationship between the number of helminthes infection among students in SDN 09 Pagi Paseban and their parents education level.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Ghassani
"Penyakit Kecacingan menjadi masalah kesehatan bagi Indonesia, terutama pada anak sekolah SDN 09 Pagi Paseban , kelurahan Paseban, Jakarta Pusat. Penyakit kecacingan merupakan penyakit yang berbasis lingkungan terutama kebiasaan perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan infeksi cacing usus STH dengan kebiasaan bermain tanah pada SDN 09 Pagi Paseban. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data diambil pada tanggal 8-10 Desember 2010 dengan cara mengumpulkan 114 feses siswa dan dan membagikan kuesioner yang diisi oleh orang tua.
Hasil menunjukkan terdapat 13 siswa (11,4%) terinfeksi cacing usus STH sedangkan 101 lainnya (88,6%) tidak terinfeksi, dengan jumlah infeksi Ascaris terbanyak yaitu 10 siswa (8,8%). Responden yang terbanyak adalah bermain tanah tidak sambil makan (87,7 %) daripada pemakaian alas kaki (78,9%) dan bermain tanah (54,4%). Angka infeksi cacing usus terbanyak adalah siswa yang memiliki kebiasaan bermain tanah sebanyak 7 orang.
Pada uji Fisher, tidak terdapat perbedaan makna antara infeksi cacing usus STH dengan kebiasaan bermain tanah (p=1), bermain tanah sambil makan (p=0,199) dan pemakaian alas kaki (p=0,295). Disimpulkan status infeksi kecacingan pada siswa SDN 09 Pagi Paseban tidak berhubungan dengan kebiasaan bermain tanah.

Soil-transmitted helminthes disease has become a health problem for Indonesia. Mainly schoolchild SDN 09 Pagi Paseban, Paseban village, Centre of Jakarta. STH disease is a disease based on environment especially behavior habits. This research aims to determine relationship between STH infection and the habitude playground of students of SDN 09 Pagi Paseban. Data were collected on 8-10th December 2010, and 114 stool specimens and filled questionaires by their parents.
The result was that there was 13 (11,4 %) infected students and the less were not infected (88,6%), with the highest number of infection is Ascaris (8,8%). The number of habit playground while eating (87,7%) than use of footwear (87,7%) and play ground (54,4%). The highest infection rate is students has habit of playground 7 people.
In the fisher test, there was no significant relationship between STH infection and the habit of playground ( p=0,199), playgorund while eating (p=0,199) and use of footwear (p=0,295). We concluded that there is no a significant relationship between the number of helminthes infection among students in SDN 09 Pagi Paseban and habitude of playground.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Widyasari
"ABSTRAK
Infeksi yang disebabkan oleh Soil Transmitted Helminthes (STH) yaitu Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Ancylostoma duodenale, dan Trichuris trichiura, saat ini cenderung meningkat dan menjadi masalah di masyarakat. Khususnya pada usia anak sekolah, prevalensi infeksi STH cukup tinggi salah satunya di daerah kumuh kota Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan infeksi kecacingan yang ditransmisikan melalui tanah dengan jumlah anggota keluarga pada siswa SDN 09 Pagi Paseban tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metode Cross-Sectional. Data dikumpulkan melalui pemeriksaan feses terhadap 93 siswa dan kuesioner yang diisioleh orang tua siswa yang diambil pada tanggal 8-9 Desember 2010. Hasil penelitian ditemukan prevalensi infeksi kecacingan pada siswa SDN 09 Pagi Paseban sebesar 11,8%, dengan infeksi Ascaris lumbricoides terbanyak yaitu 8,6%. Sebaran responden terbanyak berasal dari jumlah anggota keluarga kecil yaitu kurang dari empat orang sebesar 45,2%. Hasil uji Chi-Square diperoleh hubungan bermakna antara infeksi cacing usus STH dengan kelas (p=0,015), namun tidak terdapat hubungan bermakna antara infeksi cacing usus STH dengan jenis kelamin (p=0,439). Pada uji Fisher, tidak terdapat hubungan bermakna antara jumlah anggota keluarga dengan status infeksi kecacingan (p=0,536). Disimpulkan, bahwa jumlah anggota keluarga tidak berhubungan dengan infeksi kecacingan yang ditransmisikan melalui tanah pada siswa SDN 09 Pagi Paseban tahun 2010.

ABSTRAK
Soil Transmitted Helminthes (STH) infection, such as Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Ancylostoma duodenale, and Trichuris trichiura, has become a major problem in the society. These diseases prevalence is high among school aged children in the rural area at Jakarta. This study aim is to know the relationship between soil helminthes transmitted infection and the amount of family member among school aged children in the SDN 09 Pagi Paseban in the year 2010. This study uses Cross-Sectional method. We get the data from stool specimens from 93 students and filled questionnaire by their parents on 8-9th December 2010. The result is the number of STH infection prevalence among the students is 11,8%, with the highest prevalence on Ascaris lumbricoides infection, 8,6%. Almost our subjects are from small family (≤ 4 members), 45,2%. In the Chi Square test, we got a significant relationship between STH infection and the class of students (p=0,015), but doesn?t have a significant relationship between STH infection and the gender (p=0,439). In the Fisher Exact test, there was no significant relationship between the number STH infection among students and the number of family member (p=0,536). We concluded that there is no significant relationship between the number of family member and the STH infection among students in SDN 09 Pagi Paseban in the year 2010.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Putriheryanti
"Infeksi cacing usus yang ditransmisikan melalui tanah (Soil-transmitted helminthes, STH) menyebar luas pada daerah tropis, dan paling banyak ditemukan pada anak balita dan anak usia sekolah dasar. Angka infeksi ini berhubungan dengan kondisi ekonomi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendapatan keluarga dengan angka kejadian infeksi cacing usus STH di SDN 09 Pagi Paseban. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data diambil pada 8-10 Desember 2010 dengan meneliti sampel feses 93 siswa SDN 09 Pagi Paseban yang telah mengisi kuesioner.
Hasil menunjukkan 11 orang (11,8%) siswa terinfeksi dan 82 orang (88,2%) siswa tidak terinfeksi. Responden perempuan lebih banyak (52,7%) daripada laki-laki (47,3%). Siswa dengan keluarga berpendapatan kecil berjumlah 27 orang (29%), berpendapatan sedang 51 orang (54,9%), dan berpendapatan besar 15 orang (16,1%). Responden terbanyak berasal dari kelas 3 SD (22,6%), dan hanya 7 responden (7,5%) yang berasal dari kelas 1 SD. Pada uji chi-square terdapat perbedaaan bermakna antara infeksi kecacingan dengan kelas responden (p=0,015), namun tidak terdapat perbedaan bermakna antara infeksi kecacingan dengan jenis kelamin (p=0,439).
Uji Fisher menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara infeksi kecacingan dengan pendapatan keluarga (p=0,724). Disimpulkan status infeksi kecacingan pada siswa SDN 09 Pagi Paseban tergolong rendah dan tidak berhubungan dengan tingkat pendapatan keluarga mereka.

Soil-transmitted helminthes infection spreads widely in tropic area, and most found in toddlers and elementary school children. The number of infection is related to the socioeconomic status. The objective of this study was to identify the association between soil-transmitted helminthes (STH) infection and family income in students of elementary school 09 Pagi Paseban. This cross sectional study was performed on December 8-11, 2011 by taking questionnaire and identifying stool sample from 93 students.
The results shows 11 students (11,8%) were infected and 82 students (88,2%) were not infected. The number of female students (52,7%) were more than male students (47,3%). Most students come with mild family income (54,9%). The most respondents were in the third grade (22,6%), and only 7,5% were in the first grade. The chi-square test showed significant difference between STH infections and the students? grade (p=0,015), but not with the students? gender (p=0,439).
The Fisher test showed no significant difference between STH infections and family income (p=0724). The conclusion of this study was the number of STH infections in students of elementary school 09 Pagi Paseban was low and had no association with their family income.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hudaini Rifa Irfani
"Infeksi cacing usus Soil-Transmitted Helminthes (STH), yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang, memiliki prevalensi yang tinggi di Jakarta, terutama pada anak-anak. Penyebaran infeksi cacing usus STH melalui tanah terkontaminasi telur cacing sehingga gaya hidup anak berperan penting dalam terjadinya infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan infeksi cacing usus STH pekerjaan ayah dan ibu pada siswa SDN 09 Pagi Paseban. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data diambil pada tanggal 8-9 Desember 2010 dengan mengumpulkan 93 feses siswa dan kuesioner yang diisi oleh orang tua.
Hasilnya yaitu terdapat 11 siswa (11,8%) terinfeksi cacing usus STH sedangkan 82 lainnya (88,2%) tidak terinfeksi, dengan jumlah infeksi Ascaris terbanyak yaitu 8 siswa (8,6%). Karakteristik pekerjaan ayah terbanyak adalah karyawan (58,1%), sedangkan kebanyakan ibu tidak bekerja (67,7%). Pada uji Chi-square, tidak terdapat perbedaan bermakna antara infeksi cacing usus STH dengan jenis kelamin (p=0,439), tetapi terdapat perbedaan bermakna dengan kelas (p=0,015). Sementara, pada uji Fisher, tidak terdapat perbedaan makna antara infeksi cacing usus STH dengan pekerjaan baik ayah (p=1) maupun ibu (p=0,682). Sebagai kesimpulan, pekerjaan ayah maupun ibu tidak berhubungan dengan infeksi cacing usus STH pada siswa SDN 09 Pagi Paseban tahun 2010.

Soil-Transmitted Helminthes (STH) infection including Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura,, and hookworm, has a high prevalence in Jakarta, primarily in children. This infection spreads through egg-contaminated soil, therefore the children's lifestyle has a great influence to the occurrence of infection. Father's and mother's occupation are factors that related with children's lifestyle. The intention of this study is to find the relation between STH infection and father's and mother?s occupation of students of SDN 09 Pagi Paseban. This study uses cross-sectional design. In December 8th - 9th 2010, 93 students feces and questionnaires filled by parents were collected.
We found that there are 11 students (11,8%) infected with Ascaris infection as the highest prevalence (8,6%). The other 82 students (88,2%) are not infected. Most fathers work as employee (58,1%) while most mothers do not work (67,7%). In Chi-square test, there are no association between STH infection and gender (p=0,439), but STH infection is associated with class (p=0,015). Meanwhile, in Fisher test, STH infection is associated with neither father's occupation (p=1) nor mother's occupation (p=0,682). As conclusion, father's and mother's occupation are not related with STH infection in students of SDN 09 Pagi Paseban.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Oktavia
"Infeksi cacing usus yang ditransmisikan melalui tanah (Soil-transmitted helminthes, STH) yang terdiri dari Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang, masih sering ditemukan dalam masyarakat. Penyebaran infeksi cacing usus STH terjadi apabila adanya kontak dengan tanah yang terkontaminasi telur cacing, sehingga kebiasaan mencuci tangan memiliki peran dalam terjadinya infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan angka kejadian infeksi cacing usus STH dengan kebiasaan mencuci tangan siswa di SDN 09 Pagi Paseban. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data diambil pada tanggal 8-10 Desember 2010 dengan meneliti 114 sampel feses siswa SDN 09 Pagi Paseban yang telah mengisi kuisioner.
Hasil menunjukkan 13 siswa (11,4%) terinfeksi dan 101 siswa (88,6%) tidak terinfeksi kecacingan, dengan infeksi Ascaris terbanyak yaitu sebanyak 8 (8,8%) orang siswa. Pada uji Fisher diketahui terdapat hubungan yang bermakan antara variabel kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dengan angka kejadian infeksi kecacingan (p=0,007) dan tidak terdapat hubungan bermakna antara variabel kebiasaan mencuci tangan selesai bermain (p=0,729). Sebagai kesimpulan, kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan sesudah bermain berhubungan dengan angka kejadian infeksi usus STH pada siswa SDN 09 Pagi Paseban tahun 2010.

Intestinal worm infection caused by soil-transmitted helminthes that consists of Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, and hookworm, still can be found in population. Soiltransmitted helminthes infection happens by contacting with soil that is infected by worm eggs, so the hand washing having have important role in spreading an infection. The objective of this study was to identify the association between soil-transmitted helminthes (STH) infection and hand wasing habits in students of elementary school 09 Pagi Paseban. This study used cross-sectional design. The data was taken on December 8-10, 2010, by identifying 114 feses sampels of the students of elementary school 09 Pagi Paseban who had filled the questionnaire.
The result shows 13 students (11,4%) were infected, and 101 students (88,6%) were not infected. Most of infection was caused by Ascaris lumbricoides, and was found in 8 students (8,8%). The Fisher test showed there is significant difference between the habits handwashing before eating with the number of soil-transmitted helminthes infection (p= 0.007) and there is no significant difference between the habits handwashing after playing with the number of soil-transmitted helminthes infection (p= 0.729) . As a conclusion, the habits handwashing before eating and after playing were related to the number of soil-transmitted helminthes infection in the students of elementary school 09 Pagi Paseban in 2010.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Asyuri Yasmin
"Infeksi kecacingan merupakan penyakit berbasis lingkungan yang berkaitan dengan sanitasi lingkungan serta higiene perorangan. Sampai saat ini, prevalensi infeksi kecacingan di daerah tropis dan subtropis masih tinggi, salah satunya di Indonesia. Prevalensi tertinggi ditemukan pada anak usia sekolah dasar, yaitu sekitar 70%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku jajan dan kondisi jajanan yang dikonsumsi siswa SD Negeri 09 Pagi Paseban dengan kejadian infeksi kecacingan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan metode cross-sectional. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 169 orang dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 114 orang yang berasal dari kelas I-VI. Data dikumpulkan melalui pengisian kuisioner. Metoda analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji fisher.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa prevalensi infeksi kecacingan pada sekolah dasar ini adalah 11,4% dengan Ascaris lumbricoides sebagai penyebab utama (53,8%). Dilihat dari karakteristik responden, proporsi siswa yang suka membeli jajanan 95,6%. Proporsi siswa yang membeli jajanan tak berkemasan (di jajakan secara terbuka) 29,8%. Proporsi siswa yang membeli jajanan yang telah dihinggapi lalat 60,5%. Dari uji fisher, diketahui bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara infeksi kecacingan dengan perilaku jajan (p=1), kebiasaan membeli jajanan yang dijajakan secara terbuka (p=0,203), dan kebiasaan membeli jajanan yang telah dihinggapi lalat (p=1) pada siswa SD Negeri 09 Pagi Paseban.

Helminthic infection is an environmental-based disease related to environmental sanitation and personal hygiene. Nowadays, prevalence of helminthic infections in tropic and subtropic area is still high, including in Indonesia. The highest prevalence of helminthic infections is found in school-aged children which is about 70%. This study is to determine the association of snacking behaviour and the hygiene of snacks with soil transmitted helminths (STH) infection among students of SDN 09 Pagi Paseban. This is an observational analytic study with cross-sectional method. The study population is 169; 114 are selected to be the samples for this study. The data are collected through questionnaire. Statistical analysis is carried out by using fisher exact test.
From the study we know that prevalence of STH infection in this school is 11.4%. Ascaris lumbricoides is the most frequent parasite in causing the infection (53.8%). Characteristics of respondents show the proportion of the students who like buying snacks (95.6%), students who buy snacks that are peddled openly (29.8%), and students who buy snacks which are already contaminated by flies (60.5%). The result of fisher exact test shows that there is no significant association between STH infection with the habit to buy snacks (p=1), habit to buy snacks that were peddled openly (p=0.203), and habit to buy snacks which are already contaminated by flies (p=1) among students in SDN 09 Pagi Paseban.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Armanita
"Infeksi cacing usus Soil-Transmitted Helminthes (STH), yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang merupakan masalah yang cukup serius, terutama di negara-negara berkembang. Prevalensi infeksi kecacingan di Indonesia sendiri masih tinggi, di mana anak-anak usia sekolah memiliki risiko tinggi terinfeksi cacing ini. Perilaku defekasi yang kurang baik dan sanitasi lingkungan yang buruk dapat menjadi faktor yang berkontribusi terhadap kejadian infeksi kecacingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan infeksi cacing usus STH dengan kebiasaan defekasi pada siswa SDN 09 Pagi Paseban. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data diambil pada tanggal 8-10 Desember 2010 dengan mengumpulkan 114 feses siswa dan kuesioner yang diisi oleh responden.
Hasil menunjukkan bahwa 13 siswa (11,4%) terinfeksi cacing usus STH, sedangkan 101 lainnya (88,6%) tidak terinfeksi. Jenis cacing yang menginfeksi, antara lain A.lumbricoides, T.trichiura, dan cacing tambang dengan jumlah terbanyak adalah A.lumbricoides. Kebiasaan tidak defekasi di sekolah merupakan karakteristik siswa yang paling banyak ditemukan (66,7%). Dengan menggunakan uji Fisher, diketahui bahwa baik kebiasaan defekasi di sekolah (p=1) maupun kebiasaan menggunakan alas kaki ketika defekasi (p=0,552) tidak memiliki hubungan bermakna dengan angka kejadian infeksi kecacingan. Disimpulkan status infeksi kecacingan pada siswa SDN 09 Pagi Paseban tidak berhubungan dengan kebiasaan defekasi.

Intestinal worm infection caused by soil-transmitted helminthes (STH), such as Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, and hookworm, is still a serious problem, especially in developing countries. Prevalence of worm infection in Indonesia is still high, with school-age children having high risks of being infected. Poor defecation habits and poor environment sanitation could be factors contributing to worm infections. The objective of this study was to identify the association between soil-transmitted helminthes (STH) infections and defecation habits in students of Elementary School 09 Pagi Paseban. The method used was cross sectional with data sampling performed on December 8-10th, 2011, by collecting stool samples from 114 students and questionnaires filled by respondents.
The results showed that 13 students (11,4%) were infected by worms and 101 students (88,6%) were not. Worms found infecting students were A.lumbricoudes, T.trichiura, and hookworms, with A.lumbricoides being the most numerous. The habit of not defecating at school was the student character mostly found (66,7%). Data analyses using Fisher test showed that neither the habit of defecating at school (p=1) nor wearing feet coverings while defecating (p=0,552) had any significant associations with the number of STH infections. It was concluded that the number of STH infections in students of Elementary School 09 Pagi Paseban were not associated with defecation habits.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Damayanti Widyastuti
"Infeksi Soil Transmitted Helminth (STH) memiliki pravelensi yang cukup tinggi di wilayah Indonesia. Salah satu resiko paling tinggi infeksi menyerang anakanak sekolah. WHO telah mencanangkan program eliminasi infeksi STH di Dunia termasuk di Indonesia hingga tahun 2020 dengan mengembangkan metodemetode diagnosis infeksi STH. Metode diagnosis harus memiliki t ingkat sensit ifitas dan spesifitas yang tinggi dalam mendeteksi keberadaan telur pada pemeriksaan sampel feses. Salah satu metode yang tengah dikembangkan yaitu Metode FLOTAC dan Mini FLOTAC. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode FLOTAC dan Mini FLOTAC dalam mendeteksi sampel feses.
Hasil penelitian menunjukkan analisis statistik metode Flotac dan Mini FLOTAC tidak memiliki perbedaan signifikan dalam hal sensitivitas, spesifisitas, hasil rerata positif maupun intensitas telur sehingga dalam implememtasinya, metode Mini FLOTAC dapat dijadikan alternatif untuk melakukan studi epidemiologi di lapangan karena lebih praktis dan minimnya biaya yang dibutuhkan.

Soil Transmitted Helminth (STH) Infect ions having the relat ively high prevalence in Indonesia. The highest rist of infect ion attacks School Aged Children. World Health Organization (WHO) has init iated eliminat ion and control programme of STH infect ions around the world including Indonesia by developing deiagnosis method of STH. A method should have the high level of sensit ivity and specificity which could detect the presence of STH?s eggs in sample examinat ions. There are new mult ivalent methods has been developed such as Flotac and Mini Flotac. This study aimed to compare both of method in detecting eggs inside the samples to get the which method has higher value of sensit ivity and specificity.
The results showed that Flotac and Mini Flotacd has no significant differences of sensit ivity, specificity, mean of positive results and intensity of eggs. So that, in implementation, Mini Flotac is a quiete realiable to use in epidemiology study and less cost to detect STH infections.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jajai Nugraha
"ABSTRAK
Dampak kccacingan akan mempengaruhi kesehalan manusia, khususnya pada
anak-anak, yaitu dapat menghambat pertumbuhan dan hilangnya kemampuan mencegah
tenjadinya infcksi dan pada anak usia sekolah keadaan ini akan berakibat buruk pada
kemampuannya dalam mcngikuti pclajaran di sekolah. Scbagai gcncrasi pcncrus
pcmbangunan terutama anak usia sekolah dasar harus terus dijaga dan dibina kualitas
SDM nya dari awai, sehingga dengan kualitas SDM yang baik maka roda pembangunan
di Indonesia akan beljalan dengan baik sehingga negara menjadi kuat.
Tujuan dari penelitian ini -untuk mcmperolch infommasi hubungan antam
kontaminasi cacing dalam tanah di tempat tinggal murid dengan infestasi cacing pada
murid besena faktor-faktor Iainnya sepcrti pengetahuan dan perilaku murid, pendidikan
dan pengetahuan orang ma murid, keadaan sanitasi sekolah dan tempat tinggal murid.
kontaminasi cacing dalam tanah di sekolah dan riwayat pcmberian obat cacing pada
murid.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Data yang digunakan
adalah data primer yaitu dcngan melakukan pengukuran dan pengambilan sampel
Iangsung dilapangan dan dipcriksa di laboralorium. Jumlah sampcl pcnelitian ini adalan
406 murid di 30 SD di Kabupatcn Karawang tahun 2007, dipilih dengan menggunakan
teknik kluster random sampling. Pemeriksaan telur cacing di dalam tinja dengan metoda
hapusan tinja iodine, pemeriksaan telur cacing dalam tanah mcnggunakan metoda eosin,
scdangkan untuk variabcl-variabel yang lain pcngukuran dilakukan dcngan
mcnggunakan kuesioncr dan pengamatan langsung pada obyek penelitian. -Iasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kecacingan pada murid di 30
SD di Kabupaten Karawzmg tahun 2007 adalah 14.3 perscn. dcngan infeksi pada
masing-masingjenis cacing adalah cacing gelang 87,9 pcrscn, cacing cambuk 6,9 perscn
dan cacing tambang 3,45 persen. Kontaminasi cacing dalam tanah di tempat tinggal
murid adalah 6,65 persen scdangkan di sekolah 13,3 persen. I-iasil analisis multivariat
menunjukkan bahwa ada dua var-label yang secara bersama-sama berhubungan dengan
infeslasi casing pada murid, yaitu keadaan sanitasi tempat tinggal murid dan
kontaminasi cacing dalam tanah di tcmpat tinggal murid. Murid yang tempat tinggainya
terkomaminasi oleh cacing berpeluang 2,859 kali lebih besar terinfestasi cacing
dibandingkan dengan yang tcmpat tinggalnya tidak terkontaminasi cacing. Murid yang
tinggal dengan keadaan sanitasinya yang tidak baik berpeluang 2,125 kali lebih besar
tednfcstasi cacing dibandingkan dcngan yang tinggal dengan keadaan sanitasinya baik.
Dibandingkan dengan hasii penelitian-penelitian lain, pada penelitian ini angka
prevalensi kecacingan (Soil Transmitted Helmimh) lebih rcndah- Upaya~upaya yang
disarankan untuk mengatasi masalah tcrsebul antara lain pemberian obat cacing yang
adekuat, pendidikan kcschatan bagi orang tua, guru maupun murid SD, serta program
perbaikan perumahan, kondisi sanitasiaingkungan lempat tinggal dan sekolah.

ABSTRACT
The Impact of suffer from soil transmitted helminth will influence human`s
health, especially children. lt could hamper the children?s growth and lose the ability to
prevent infection. This condition will give a bad result to the children ability to study at
school. As the generation who is responsible for continuing the national development.
especially the children who are still in the elementary school. we should make their
human nesource?s quality, the co\mtry?s development will runs well.
The purposes of this research' are to gain informations about the association
between the soil transmitted helminth in the studenfs residence and helminth infestation
on students along with another factor, such as : student knowledge and attitude_ the
education and knowledge of parent?s student?s, the sanitations of school and students
residence, the soil transmitted helminth contamination at school, and the history of
helminth medicine?s distribution to the students.
This research uses the cross sectional study. The data used is primary data, by
doing measuring and taking sample in field, and are examinated in the laboratory. The
number of the sample are 406 elementary school?s students in Karawang in 2007,
chosen by using cluster random sampling technique. The research of helminth egg in the
feces with iodine feces wiping method. the research of helminth egg in the soil with
eosin method, whereas for the other variable, thc measuring done by using
questionnaire and observation directly on the research?s object. The research?s result show that the suffer 'from soil transmitted helminth
prevalence in the students of 30 elementary schools in Karawang in 2007 is -14,3
percent, with infection on each kind of helrninths are : tape worm 87,9 percent, whip
wom1 6,9 percent and hockworm 3,45 percent.
The soil transmitted helminth contamination in the students residence is 6,65
percent. where as at school is 13,3 percent. The multivariate analysis results indicated
that there are two variables which are together related to helminth infestation on the
students. They are the sanitation of students residence and the soil transmitted helminth
contamination in the student's residence. The students that their house are contaminated
by the helminth has a chance to be infestated by norms 2.859 times greater than those
which aren?t. The student who live in bad sanitation has a chance to be infestated by
helminth 2. |25 times greater than student who live in good sanitation.
Is compare with the result of another research, in this research the prevalence of
grade soil transmitted helminth more lower. 'I`he preferred ettbrts to handle these
problems are the adequate distribution of helminth medicine, health education for
parents, teacher and elementary school student, also the housing improvement program,
condition of environmental sanitation residence and school.
"
2007
T34559
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>