Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163079 dokumen yang sesuai dengan query
cover
K. Kun Safitri
"Berkembangnya perekonomian di Indonesia, diikuti dengan berkembangnya dunia investasi yang merupakan modal dan motor penggerak aktivitas perekonomian. Investasi, salah satunya dapat dilakukan melalui pasar modal dimana laporan keuangan mempunyai peranan yang penting untuk menyediakan informasi keuangan yang andal bagi keputusan investasi. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah seberapa jauh kepatuhan emiten dalam membuat laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan terhadap ketentuan Bapepam. Metode penelitian yang digunakan metode kepustakaan yang dilakukan dengan atas berbagai sumber pustaka yang berhubungan dan metode lapangan yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan go publik. Hasil penelitian menunjukkan masih ditemukannya beberapa ketidakpatuhan emiten terhadap peraturan yang sudah ditetapkan baik oleh Bapepam dan SAK dalam peyajian laporan keuangan . Ketidakpatuhan tersebut ditemukan hampir di setiap bagian dari laporan keuangan utama, seperti neraca, laporan laba rugi, laporan saldo laba dan laporan arcs kas, serta catatan atas laporan keuangan. Analisa selanjutnya menunjukkan ketidakpatuhan tersebut ada yang bersifat umum (ditemukan pada empat atau lebih laporan keuangan) dan yang hanya ditemukan pada satu laporan keuangan saja. Ketidakpatuhan yang banyak ditemukan adalah mengenai kesalahan klasifikasi dan ketidakcukupan penjelasan terhadap pos-pos tertentu yang sifatnya material, serta penggunaan istilah yang tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan. Ketidakpatuhan ini dapat berakibat timbulnya kesalahan interpretasi laporan keuangan, misalnya perhitungan rasio yang salah karena kesalahan klasifikasi pos-pos tertentu. Kurangnya informasi terhadap akun yang material sifatnya dapat menyebabkan informasi yang menyesatkan bagi pemakai laporan keuangan. Untuk mengatasi hal-hal tersebut , ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan sebagai pembuat laporan keuangan, Bapepam dan akuntan publik. Yang pertama adalah adanya keseragaman peraturan antara Bapepam dan SAK yang dilanjutkan dengan pembuatan standar yang baku atas format laporan keuangan utama yang disertai dengan penjelasan yang cukup sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda. Bapepam perlu melakukan tindakan yang tegas ( baik berupa kontrol yang ketat terhadap laporan keuangan emiten sebagai tindakan pencegahan ataupun dijatuhkannya sangsi) terhadap perusahaan yang tidak mematuhi ketentuan yang ditetapkan mengenai penyajian laporan keuangan. Dengan demikian, perusahaan akan terdorong untuk menyajikan laporan keuangan yang andal, yang sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lelya Ambarsari
"Peranan Pasar Modal mulai menurun bersamaan dengan berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap Pasar Modal. Berkurangnya kepercayaan tersebut menimbulkan pertanyaan apakah emiten telah memberikan informasi yang cukup dan tidak menyesatkan bagi pemegang sahamnya sesuai dengan ketentuan Bapepam. Dan apakah para akuntan publik sebagai penentu layak atau tidaknya informasi dai am laporan keuangan emiten telah melaksanakan tanggung jawabnya. Penulisan ini bertujuan untuk mengamati, yang diharapkan dapat memberikan bukti mengenai tingkat kepatuhan emiten/calon emiten terhadap keten tuan Bapepam. Sekaligus menilai sampai sejauh mana pemahaman, ketelitian dan kepatuhan akuntan publik terhadap ketentuan dan prinsip akuntansi yang ada."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfi Julian
"Peranan Pasar Modal mulai menurun bersamaan dengan berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap Pasar Modal. Berkurangnya kepercayaan tersebut menimbulkan pertanyaan apakah emiten telah memberikan informasi yang cukup dan tidak menyesatkan bagi pemegang sahamnya sesuai dengan ketentuan Bapepam. Dan apakah para akuntan publik sebagai penentu layak atau tidaknya informasi dalam laporan keuangan emiten telah melaksanakan tanggung jawabnya. Penulisan ini bertujuan untuk mengamati, yang diharapkan dapat memberikan bukti mengenai tingkat kepatuhan emiten/calon emiten terhadap ketentuan Sekaligus menilai sampai sejauh mana Bapepam. pemahaman, ketelitian dan .kepatuhan akuntan publik terhadap ketentuan dan prinsip akuntansi yang ada. Dan kemudian semua itu dapat dijadikan indikator untuk menilai kesesuaian laporan keuangan yang ada dengan yang diharapkan oleh investor. Metode penulisan skripsi ini adalah metode kepustakaan dan analisis data. Dari penelitian terlihat bahwa masih banyak terdapat penyimpangan yang lepas dari pengamatan pelaksana bursa. Para emiten banyak yang menyajikan laporan keuangan dengan bentuk yang tidak sesuai dengan . ketentuan Bapepam dan juga masih banyak yang tidak mengungkapkan dengan cukup dan layak hal-hal yang sebaiknya dikemukakan. Dan juga terdapat ketidak sesuaian antara peraturan Bapepam dan PAl. Dari penelitian itu dapat disimpulkan bahwa terdapat kekurang patuhan emiten terhadap ketentuan-ketentuan yang ada. Dan juga dapat dikatakan bahwa laporan keuangan yang ada tidak sepenuhnya dapat dikatakan informatif> lueskipun .nendapat opini "Wajar Tar,pa Syarat". Untuk itu Penulis menyarankan agar Bapepam meningkatkan peranannya sebagai pengawas pasar modal terhadap kepatuhan emiten dan juga akuntan publik diharapkan pula meningkatkan tanggung jawabnya sebagai pihak yang menentukan kelayakan dari laporan keuangan tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Febrina
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Retno Lestari
"Skripsi ini menelaah laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang go publik pada industri elektronika, kabel, kawat tembaga untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepatuhan emiten terhadap ketentuan Bapepam dan Prinsip Akuntansi Indonesia serta menilai sejauh mana pemahaman, ketelitian dan kepatuhan akuntan publik terhadap ketentuan Bapepam mengenai pelaporan keuangan. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode kepustakaan dengan mengumpulkan dan menganalisa data yang diperoleh dari laporan keuangan dan prospektus dari emiten, Prinsip Akuntansi Indonesia, Ketentuan Bapepam, Norma Pemeriksaan Akuntan dan sumber-sumber lain yang berhubungan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masih terdapat beberapa ketidaksesuaian dalam penerapan Ketentuan Bapepam dan Prinsip Akuntansi Indonesia pada bentuk dan isi laporan keuangan yang disajikan emiten. Ketidaksesuaian tersebut tidak hanya melibatkan emiten selaku pembuat laporan keuangan, tetapi juga melibatkan akuntan publik dan pihak Bapepam sendiri. Akuntan publik selaku pihak yang bertanggung jawab terhadap kewajaran laporan keuangan kurang teliti dalam. melihat adanya ketidaksesuaian bentuk dan isi laporan keuangan emiten dari Ketentuan Bapepam maupun PAI. Pihak Bapepam juga kurang tanggap terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh emiten dan tidak memberikan teguran dan sanksi terhadap emiten yang melakukan pelanggaran. Skripsi ini mengajukan saran agar emiten dapat membuat laporan keuangan sesuai dengan ketentuan Bapepam dan PAI. Selain itu akuntan publik dan Bapepam juga diharapkan dapat lebih teliti dalam melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan emiten dan untuk. Bapepam agar lebih tegas dalam memberikan teguran dan sanksi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Chris T.
Depok: Universitas Indonesia, 1991
S22906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Moh. Rusdi
"ABSTRAK
Era globalisasi dan perdagangan bebas dunia menjelang abad ke-21 akan menjadi peluang dan sekaligus menjadi ancaman bagi industri manufaktur di Indonesia. Menjadi peluang karena adanya perdagangan bebas dunia memberi kesempatan luas bagi Industri Manufaktur di Indonesia untuk meningkatkan pemasaran hasil produksi ke berbagai negara. Sebaliknya menjadi ancaman karena batasan-batasan perekonomian/perdagangan yang diciptakan suatu negara akan hapus, sehingga produk-produk industri manufaktur negara lain berupa barang sejenis atau barang substitusi akan memasuki pasar Indonesia. Keadaan tersebut akan mengakibatkan persaingan pemasaran barang-barang sejenis yang dihasilkan di dalam negeri akan semakin meningkat.
Untuk mengantisipasi perubahan yang akan terjadi orientasi perusahaan industri manufaktur yang selama ini mengandalkan kelangsungan hidup perusahaan kepada perlindungan pemerintah dalam bentuk: fasilitas, konsesi, proteksi maupun subsidi harus dirubah menjadi orientasi meningkatkan daya saing dengan cara meningkatkan efisiensi.
Salah satu faktor dominan dalam meningkatkan efisiensi adalah penggunaan/peningkatan teknologi produksi dengan memakai mesin-mesin yang lebih canggih dan terotomatisasi. Hal tersebut berarti menambah penggunaan aktiva yang mempunyai beban tetap (operating leverage) dalam produksi, dengan harapan pertambahan penjualan akan meningkatkan kemampuan laba (Earning Before Interest and Taxes) secara lebih besar.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui apakah beberapa perusahaan (14 perusahaan) industri manufaktur yang telah go publik beroperasi dengan operating leverage yang masih favorable (menguntungkan), sehingga masih memungkinkan untuk meningkatkan aktiva tetapnya. Selain dari itu ingin diketahui eratnya hubungan dan besarnya pengaruh faktor-faktor: operating leverage, size dan variabilitas pendapatan terhadap struktur modal industri manufaktur tersebut.
Untuk mengetahui apakah operating leverage masih favorable (menguntungkan) dilakukan uji statistik dengan cara membandingkan rata-rata contribution margin dengan rata-rata fixed cost. Hasil pengujian menyimpulkan bahwa perusahaan-perusahaan yang diteliti masih bekerja dengan operating leverage yang masih favorable (menguntungkan) dimana rata-rata contribution margin jauh lebih besar dari rata-rata fixed cost. Hal ini menunjukkan perusahaan-perusahaan yang diteliti cukup mempunyai peluang meningkatkan teknologi produksi dari labour intensive menjadi capital intensive dalam usaha meningkatkan efisiensi dan daya saing mengantisipasi era globalisasi dan perdagangan bebas dunia yang akan datang.
Selanjutnya untuk mengetahui keeratan hubungan dan besarnya pengaruh faktor-faktor: operating leverage, size dan variabilitas pendapatan terhadap, struktur modal dilakukan analisa regressi linear berganda yang disertai dengan pengujian dan koreksi asumsi dasar klasik: autokorelasi, heteroskedastis dan multikolinieritas serta uji t dan uji f statistik.
Hasil pengujian menunjukkan diantara ketiga faktor ternyata yang mempunyai hubungan kuat dan berpengaruh terhadap struktur modal hanya size (total aktiva) perusahaan dengan arah negatif yang seharusnya berhubungan secara positif.
Sedangkan operating leverage dan variabilitas pendapatan memperlihatkan hubungan/pengaruh yang kurang signifikan terhadap struktur modal.
Kesimpulan ini memberi kesan manajemen perusahaan-perusahaan yang diteliti cenderung menerapkan kebijaksanaan yang konservatip atau berhati-hati dalam rangka menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucia
"Pengungkapan dalam laporan keuangan memegang peran yang penting bagi kejelasan informasi dalam laporan keuangan secara keseluruhan. Pengkajian dilakukan pada laporan keuangan tahun 1995 dari ketiga perusahaan publik industri pertambangan, untuk membandingkan persyaratan versus praktek pengungkapan dan menemukan pengungkapan yang sering dibuat perusahaan secara sukarela. Penelitian dengan metode pustaka ini menghasilkan kesimpulan bahwa praktek pengungkapan berbeda dari yang disyaratkan, dibuktikan dengan adanya extended disclosure sebanyak 31% - 39%, dan ketaatan pada standar masih pada tingkat 82% - 93%. Extended disclosure yang sering dibuat oleh perusahaan biasanya terkait dengan informasi yang juga dapat terdapat pada perusahaanperusahaan dalam industri lain. Kepada IAI dan Bapepam disarankan untuk mengangkat sebagian extended disclosure menjadi required disclosure, mengadakan hearing yang lebih luas, membuat standar mengenai pendapatan dan penyusutan bagi industri pertambangan, mengharuskan perusahaan untuk mengungkapkan kegiatan yang sedang dilaksanakan dan alasan perusahaan bila tidak membuat pengungkapan yang telah diwajibkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
S19031
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Soerjantoro
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Prasetio
"ABSTRAK
Analisa Kinerja Keuangan perusahaan merupakan salah satu jenis analisa terpenting, jika kita ingin mengetahui kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Analisa ini sangat dibutuhkan baik oleh pihak internal maupun oleh pihak eksternal perusahaan.
Salah satu model yang dapat digunakan untuk menganalisa kinerja keuangan adalah Cash Flow Mechanic (CFM). CFM yang dikembangkan oleh Chase Manhattan Bank dari Cash Flow Statement, memiliki kemampuan untuk menganalisa kekuatan keuangan perusahaan disamping kemampuan lainnya yaitu menganalisa cash flow dari kegiatan operasional, investasi, dan finansial.
Penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan keuangan 53 perusahaan industri manufaktur yang "go public" selama periode 1989--1990, ingin melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan cash flow dari kegiatan operasionalnya guna membiayai kegiatan-kegiatannya. Oleh karena itu digunakan model CFM karena model ini dapat menganalisa kemampuan perusahaan untuk (1) membayar kewajiban finansial (KF) yaitu bunga, dividen, dan bagian hutang jangka panjang yang akan segera jatuh tempo, (2) membiayai kegiatan jangka pendek [KJP], yaitu sebesar pertambahan working investment, dan (3) membiayai sebagian kegiatan jangka panjang [KJPJ], yaitu sebesar depresiasi aktiva tetap.
Beberapa hal penting yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah : (a) Bagaimanakah kemampuan keuangan 53 perusahaan manufaktur selama periode 1991-1993, (b) Apakah kemampuan 53 perusahaan itu menurun selama periode 1991-1993, (c) Bagaimanakah kemampuan keuangan industri manufaktur selama periode 1991-1993, dan (d) Industri manufaktur manakah yang lebih tinggi kemampuan keuangannya, dan industri manufaktur manakah yang lebih rendah kemampuan. Untuk menjawabnya, maka analisanya dibagi atas dua bagian, yaitu analisa 53 perusahaan manufaktur, dan analisa 9 jenis industri manufaktur, kemudian dikembangkan 14 pertanyaan penelitian dan 4 hipotesa yang akan diuji secara statistik.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah : (a) kemampuan keuangan 53 perusahaan yang diukur atas kemampuan untuk membayar KF, membiayai KJP, dan KJPP adalah berbeda, (b) telah terjadi penurunan kemampuan keuangan 53 perusahaan, (c) hanya 3 dari 9 industri yang mampu membayar KF, membiayai KJP dan KJPJ, yaitu Kertas, Elektronik dan industri Lain-lain, 5 industri lainnya, yaitu Makanan dan Minuman, Kimia, Plastik dan Gelas, Metal, dan Otomotif hanya mampu membayar KF dan membiayai KJP, sedang industri Tekstil dan Produk Tekstil tidak mampu untuk membayar KF, membiayai KJP dan KJPJ, dan (d) industri yang lebih tinggi kemampuannya untuk membayar KF adalah industri Elektronik, industri manufaktur yang lebih tinggi kemampuannya untuk membayar KF, membiayai KJP, dan KJPJ adalah Industri Kertas, sedang yang paling rendah kemampuannya adalah Tekstil dan Produk Tekstil.
"
T5575
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>