Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173915 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karsiyati
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara resiliensi dan
keberfungsian keluarga pada remaja pecandu narkoba yang sedang menjalani pemulihan. Pengukuran keberfungsian keluarga dilakukan menggunakan alat ukur FAD (Family Assessment Device) yang disusun oleh Epstein, et al. (1983). sedangkan pengukuran resiliensi menggunakan RS (Resilience Scale) yang
disusun oleh Wagild & Young (1993). Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 40 remaja pecandu narkoba. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara keberfungsian keluarga dan resiliensi pada remaja pecandu narkoba yang sedang menjalani pemulihan (r = +0.376, p = 0.017*, signifikan pada L.o.S 0.05). Dari hasil perhitungan diketahui bahwa dimensi keberfungsian keluarga yang berpengaruh terhadap resiliensi adalah dimensi
keterlibatan afektif dan kontrol perilaku dimana kontrol perilaku merupakan dimensi yang memiliki pengaruh paling besar terhadap resiliensi.

Abstract
This research was conducted to find the correlation between family functioning and resilience of drug?s addict adolescences who are recovering. Family functioning was measured using an instrument named FAD (Family Assessment Device) by Epstein (1983), while resilience was measured using instrument named RS (Resilience Scale) by Wagnild & Young (1993). The participants of this research are 40 adolescences who drug?s addict in BNN (Badan Narkotika Nasional). The main results of this research show that family functioning have positively correlated significantly with resilience (r = +0.376, p = 0. 017*, significant at L.o.S 0.05). Affective involvement and behavior control is
dimensions of family functioning that give influence to resilience. The result show that behavior control give biggest affect to resilience."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Awaliyah Mardiani
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara keberfungsian keluarga dan resiliensi pada ibu yang memiliki anak Autistic Spectrum Disorder. Pengukuran keberfungsian keluarga menggunakan alat ukur family assessment device (Epstein, Bishop, & Levin, 1978) dan pengukuran resiliensi menggunakan alat ukur resiliet quotient (Reivich & Shatte, 2002). Partisipan berjumlah 40 ibu yang memiliki karakteristik sebagai ibu yang memiliki anak ASD.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara keberfungsian keluarga dan resiliensi pada ibu yang memiliki anak ASD (r = 0.507; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, semakin tinggi keberfungsian keluarga, maka semakin tinggi resiliensi pada ibu yang memiliki anak ASD. Berdasarkan hasil tersebut, maka dukungan dari keluarga untuk ibu yang memiliki anak ASD sangat penting agar dapat meningkatkan kapasitas resiliensinya sehingga mampu bangkit dari trauma yang dialaminya dan mampu menghadapi kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.

This research was conducted to find the correlation between family functioning and reseiliece on mother who have children with Autistic Spectrum Disorder (ASD). Family functioning was measured using a modification instrument named family assessment device (Epstein, Bishop, & Levin, 1978) and resilience was measured using a modification instrument named reseilient quotient (Reivich & Shatte, 2002). The participants of this research are 40 mother who have children with ASD.
The main results of this research show that family functioning positively correlated significantly with resilience (r = 0.507; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01). That is, the higher family functioning, the higher showing resilience. Based on these results, the support of the family for mothers of children with autistic spectrum disorder is important in order to increase her resiliece capacity so as able to rise from the trauma and able to face difficulties in everyday life.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Selvina Isnaini
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara keberfungsian keluarga dan dukungan sosial pada remaja ketergantungan narkoba yang menjalani rehabilitasi. Pengukuran keberfungsian keluarga dilakukan dengan alat ukur Keberfungsian Keluarga yaitu McMaster Family Assessment Device (FAD) (Epstein, Ryan, Bishop, Miller, & Keitner, 2003) dan pengukuran Dukungan Sosial yaitu alat ukur Berlin Social Support Scale (BSSS) (Schwarzer & Schulz). Partisipan berjumlah 40 remaja ketergantungan narkoba yang menjalani rehabilitasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara keberfungsian keluarga dan dukungan sosial pada remaja ketergantungan narkoba yang menjalani rehabilitasi (r = .666; p = .000).

This research was conducted to find correlation between family functioning and social support among adolescent substance dependency taking rehabilitation. Family functioning conflict was measured using a modification instrument named McMaster Family Assessment Device (FAD) (Epstein, Ryan, Bishop, Miller, & Keitner, 2003) and social support was measured using a modification instrument named Berlin Social Support Scale (BSSS) (Schwarzer & Schulz). The participants of this research were 40 adolescent substance dependency taking rehabilitation. The main result of this research showed that family functioning have a significant relation with social support among adolescent substance dependency taking rehabilitation (r = .666; p = .000)"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S45607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Soca Larashita
"ABSTRACT
Keberfungsian suatu keluarga dan kecanduan narkoba merupakan hal yang saling berkaitan. Keberfungsian keluarga yang baik dianggap dapat memengaruhi pemberian dukungan sosial yang dibutuhkan oleh pecandu untuk dapat pulih. Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran dimensi-dimensi keberfungsian keluarga dalam memprediksi dukungan sosial pada pecandu narkoba dewasa muda yang menjalani rehabilitasi. Jenis penelitian ini adalah kuantitaif dengan melibatkan 95 partisipan, berusia 18 ndash; 39 tahun, yang menjalani program rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN. Pengukuran keberfungsian keluarga pada penelitian ini menggunakan adaptasi alat ukur Family Assessment Device FAD yang dikembangkan oleh Epstein, Bishop, dan Levin 1978 yang memiliki enam dimensi dan satu fungsi general di dalamnya. Semantara itu pengukuran dukungan sosial menggunakan adaptasi alat ukur Social Provisions Scale SPS yang dikembangkan oleh Cutrona dan Russell 1987 yang memiliki enam dimensi. Hasil menunjukkan bahwa dimensi-dimensi dari keberfungsian keluarga secara bersama-sama tidak dapat memprediksi dukungan sosial secara signifikan R = 0,698, p > 0,05 . Meskipun demikian, terdapat kontribusi yang signifikan antara dimensi problem solving ? = 0,256, p < 0,05 dan behaviour control ? = 0,329, p < 0,05 dari keberfungsian keluarga dalam memprediksi dukungan sosial pada pecandu narkoba dewasa muda yang menjalani rehabilitasi. Berdasarkan hasil perhitungan sub-skala general functioning, keberfungsian keluarga secara umum dapat memprediksi dukungan sosial secara signifikan R = 0,568, p < 0,05 dan juga berkontribusi secara signifikan dalam memprediksi dukungan sosial ? = 0,568, p < 0,05.

ABSTRACT
The family functioning and drug addiction is interrelated. Good family functioning is thought to affect the provision of social support needed by the addict to be able to recover. The purpose of this study is to know the role of family functioning dimensions in predicting social support on young adult drug addicts who undergo rehabilitation. This is a quantitative study that include 95 participants, around 18 to 39 years old, that join the rehabilitation program in Balai Besar Rehabilitasi BNN. In this study, The Family Assessment Device FAD with six dimensions and one general functioning that being developed by Epstein, Bishop, and Levin 1978 is used to measure family functioning. The other measurement is Social Provisions Scale SPS by Cutrona and Russell 1987 with six dimensions which going to measure social support. The result shows that the dimensions of family functioning altogether cannot predict social support significantly R 0,698, p 0,05 . However, problem solving dimension 0,256, p 0,05 and behaviour control dimension 0,329, p 0,05 of family functioning have significant contribution in predicting social support on young adult drug addicts who undergo rehabilitation. Based on the measurement of the general functioning subscale, family functioning in general can predict social support significantly R 0,568, p 0,05 and also contributing significantly in predicting social support 0,568, p 0,05."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspita Alwi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keberfungsian keluarga sebagai prediktor internalizing problem pada remaja yang mengalami bullying. Selain itu penelitian ini ingin melihat dimensi keberfungsian keluarga yang berkontribusi terhadap internalizing problem tersebut. Pengukuran internalizing problem dilakukan dengan menggunakan Strengths & Difficulties Questionnaire(SDQ) dan pengukuran keberfungsian keluarga dilakukan dengan menggunakan Family Asessment Device (FAD). Responden juga diminta untuk mengisi alat ukur bullying questionnare sebagai screening korban bullying. Data didapatkan dari 201 responden yang berasal dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jakarta. Usia responden berkisar antara 12-17 tahun (M = 14,3).
Melalui teknik statistik regresi linear, hasil penelitian menunjukkan bahwa keberfungsian keluarga secara umum berkontribusi menurunkan internalizing problem pada remaja yang mengalami bullying (p< 0,01) dengan nilai 𝑅2 sebesar 12,1 % dan nilai β sebesar -0,211. Selain itu didapatkan hasil bahwa diantara semua dimensi keberfungsian keluarga, dimensi respon afektif merupakan prediktor yang signifikan untuk mengurangi internalizing problem yang terjadi (p< 0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa keberfungsian keluarga merupakan prediktor yang signifikan untuk mengurangi internalizing problem pada remaja yang mengalami bullying.

This study was conducted to determine the family functioning as a predictor for internalizing problems on adolescences who experience bullying. In addition this study wanted to see the dimensions of family functioning that contribute to internalizing problem. The internalizing problem was measured using Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ) and family functioning was measured using Family Assessment Device (FAD). Respondents were also asked to fill bullying questionnare as a screening of bullying victims. Data were obtained from 201 respondents from Junior High School (SMP) and senior high school (SMA) in Jakarta. The age of respondents ranged between 12-17 years (M = 14.3).
Through linear regression statistical techniques, the results showed that family functioning in general contribute to decrease internalizing problems in adolescents who experienced bullying (p <0.01), with the value of 𝑅2 was 12,1 % and the value of β was -0,211. In addition it showed that among all the dimensions of family functioning, affective responsiveness was a significant predictor to decrease internalizing problems (p <0.05). Based on these results it can be concluded that the family functioning is a significant predictor to decrease internalizing problems in adolescences who experience bullying.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S66471
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fira Rahmadina S.
"Penelitian ini dirancang untuk mengetahui hubungan antara keberfungsian keluarga dengan resiliensi keluarga pada mahasiswa baru Universitas Indonesia. Keberfungsian keluarga diukur menggunakan instrumen Family Adaptation and Cohesion Evaluation Scale (FACES II) dan Family Communication Scale (FCS), sedangkan resiliensi keluarga diukur menggunakan instrumen Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ). Terdapat 315 partisipan penelitian yang merupakan mahasiswa baru Universitas Indonesia yang tersebar di 14 fakultas.
Hasil penelitian menunjukkan korelasi yang positif dan signifikan antara keberfungsian keluarga dan resiliensi keluarga (r = 0,667, p<0,01). Dari ketiga dimensi yang terdapat dalam keberfungsian keluarga, yaitu kohesivitas, fleksibilitas, dan komunikasi, dimensi yang memiliki korelasi paling tinggi adalah komunikasi (r = 0,729, p<0,01). Sebagian besar partisipan memiliki tingkat keberfungsian keluarga dan resiliensi keluarga yang tergolong tinggi dan terdapat perbedaan tingkat resiliensi antara partisipan yang memiliki tingkat keberfungsian tinggi dan rendah.

This study was designed to investigate correlation between family functioning and family resilience among freshmen in University of Indonesia. Family functioning was measured by Family Adaptation and Cohesion Evaluation Scale (FACES II) and Family Communication Scale (FCS), and family resilience was measured by Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ). There were 315 participants from 14 faculties in University of Indonesia participated in this study.
The results show significant and positive correlation between family functioning and family resilience (r = 0,667, p<0,01). From three dimentions in family functioning, cohesion, flexibility, and communication, communication has the highest correlation with family functioning (r = 0,729, p<0,01). Most of the participants had the high level of family functioning and family resilience and there were different level of family resilience between participants who had high and low level of family functioning.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S58455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriani Cendra
"Kesepian merupakan perasaan yang paling sering muncul dan menimbulkan masalah pada masa remaja dibandingkan pada usia lainnya. Faktor keluarga yaitu keberfungsian keluarga diduga mempengaruhi munculnya rasa kesepian pada remaja di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara keberfungsian keluarga dan kesepian. Partisipan penelitian berjumlah 200 orang remaja laki-laki dan perempuan yang berusia antara 13-21 tahun. Penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengukuran keberfungsian keluarga menggunakan alat ukur family assessment device sementara kesepian diukur menggunakan revised UCLA Loneliness Scale. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara keberfungsian keluarga dan kesepian pada remaja Indonesia (r = -.375, p < 0.01). Sebagai tambahan, hasil penelitian menemukan bahwa dimensi komunikasi dari keberfungsian keluarga paling berkorelasi dengan kesepian remaja. Tahap perkembangan remaja akhir juga menunjukkan rasa kesepian yang lebih tinggi dibandingkan remaja awal maupun tengah.

Loneliness is a feeling that most frequently arise and cause problems in adolescence than at any other age. Family factors such as family functioning are thought to influence the emergence of loneliness in adolescents in Indonesia. This study was conducted to find the relationship between family functioning and loneliness in Indonesian adolescents. Participants study of 200 teenage boys and girls between the ages of 13-21 years. The study was a correlational study using a quantitative approach. The results showed a significant relationship between family functioning and loneliness (r = -.375, p < 0.01). In addition, this research found that the communication dimension of family functioning most correlated with a lonely teen. Final stages of adolescent development also showed a sense of loneliness which is higher than the early adolescent and middle adolescent.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Dwi Putri
"Keluarga merupakan lingkungan terdekat yang memiliki kaitan dengan diri individu. Fungsi dalam keluarga menjadi faktor pembentuk karakteristik diri individu, termasuk pada keterbukaan diri atau self-disclosure individu. Self-disclosure dibutuhkan individu untuk dapat menjalin hubungan sosial dengan lingkungan di luar dirinya. Pada dewasa muda, self-disclosure dibutuhkan untuk menjalin hubungan dengan pasangan sehingga dapat memenuhi tugas perkembangannya secara baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keberfungsian keluarga dan self-disclosure. Partisipan penelitian berjumlah 795 yang terdiri dari perempuan 75.8 dan laki - laki 24,1 yang berusia 21-40 tahun. Keberfungsian keluarga diukur dengan Family Assessment Device, sedangkan self-disclosure diukur menggunakan Self-Disclosure Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara keberfungsian keluarga dengan self-disclosure R = 0.371.

Family is the closest social environment that can affect individual self. Family function is one of many factors for shaping individual self, including self disclosure. Self disclosure is needed for everyone to be able to establish social relationship. In young adult, self disclosure is needed to establish relationship with their partner, so they can fulfill their developmental task. This study aims to determine the correlation of family functioning and self disclosure. Participants of this study is amounted to 795, consisting of women 75.8 and men 21.4 aged 21 40 years. Family functioning is measured by Family Assessment Device and self disclosure is measured using Self Disclosure Scale. The result showed a significant correlation between family functioning and self disclosure R 0.371.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Komang Putri Pramudawardani
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara keberfungsian keluarga dan trust pada individu dewasa muda khususnya yang pernah diselingkuhi.. Pengukuran keberfungsian keluarga menggunakan Family Assessment Device FAD yang dikembangkan oleh Kabacoff, Miller, Bishop, Epstein, dan Keitner 1990 . Pengukuran trust menggunakan alat ukur Trust Scale yang disusun oleh Rempel, Holmes, dan Zanna 1985 . Partisipan penelitian berjumlah 309 individu usia dewasa muda dengan karakteristik memiliki pengalaman diselingkuhi. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara keberfungsian keluarga dan trust pada individu dewasa muda yang memiliki pengalaman diselingkuhi. Berdasarkan hasil statistik diperoleh nilai korelasi yaitu sebesar r 309 = 0,157

ABSTRACT
The purpose of this study was to find correlation between family functioning and trust in young adults especially who have experienced infidelity. Family functioning was measured with Family Assessment Device FAD developed by Kabacoff, Miller, Bishop, Epstein, and Keitner 1990 . Trust was measured with Trust Scale made by Rempel, Holmes, and Zanna 1985 . Participants of this research were 309 young adults who have experiences with infidelity. The result obtained in this research shows that there rsquo s a significant posistive correlation between family functioning and trust among young adults who have experiences with infidelity. The Pearson Correlation indicates positive significant correlation between family functioning and trust. Based on statistical result obtained correlation value of r 309 0.157."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinda Hikmanurina
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai
hubungan antara keberfungsian keluarga dan optimisme pada ibu yang memiliki anak
dengan gangguan spektrum autistik. Penelitian ini dilakukan dengan metode
kuantitatif kepada 37 orang ibu yang memiliki anak dengan gangguan spektrum
autistik. Keberfungsian keluarga diukur dengan menggunakan alat ukur Family
Assessment Device (FAD) yang dibuat berdasarkan teori The McMaster Model of
Family Functioning. Terdapat enam dimensi yang mengukur keberfungsian keluarga,
yaitu dimensi penyelesaian masalah, komunikasi, peran, responsivitas afektif,
keterlibatan afektif, dan kontrol perilaku (Epstein, dkk., 2003). Sedangkan variabel
Optimisme diukur dengan menggunakan alat ukur Life Orientation Test-Revised
(LOT-R) yang dikembangkan oleh Scheier, Carver, dan Bridges (1994). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa keberfungsian keluarga tidak memiliki hubungan
yang signifikan dengan optimisme pada ibu yang memiliki anak dengan gangguan
spektum autistik. Artinya, keberfungsian keluarga yang efektif tidak selalu diikuti
oleh tingginga optimisme pada Ibu yang memiliki anak dengan gangguan spektrum
autistik.

Abstract
This research was conducted to find the correlation between family functioning and
optimism among mothers with autistic spectrum disorder?s child. This research was
conducted by quantitative methods to 37 mothers with autistic spectrum disorder?s
child. Family functioning measured using modification instrument named family
assessment device (FAD) which is made based on The McMaster Model of Family
Functioning. There are 6 dimensions that measure family functioning, the
dimensions are: problem solving, communication, roles, affective responsiveness,
affective involvement, and behavior control (Epstein, dkk., 2003). Optimism was
measured using modification instrument named life orientation test revised (LOT)
which has been developed by Scheier, Carver, and Bridges (1994). The result of this
research show that there is no significant correlation between family functioning and
optimism among mothers with autism spectrum disorder?s child. The result means
that the higher effectiveness of family functioning not always followed by higher
optimism among mothers with autistic spectrum disorder?s child."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>