Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157195 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
cover
Scott, James C.
New Haven: Yale University Press, 1976
307.72 SCO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Scott, James C.
New Haven : Yale University Press, 1976
330 SCO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Scott, James C.
New Haven: Yale University Press, 1977
330 SCO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lanjar Wijiarti
"Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam adalah negara emerging economy di Asia Tenggara (ESEA) berdasarkan Emerging Market Index dan indeks IMF. Saat ini ESEA menghadapi tantangan untuk terus meningkatkan perekonomian, berstrategi dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, dan memenuhi komitmen global dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Menggunakan analisis Sustainability Window, penelitian ini ingin mengkaji arah pembangunan di negara-negara tersebut apakah menuju ke arah berkelanjutan atau sebaliknya. Analisis Sustainability Window digunakan agar dapat mengakomodir berbagai ukuran indikator dalam satu kerangka analisis, dan untuk melihat bagaimana analisis tersebut dioperasionalkan untuk membandingkan keberlanjutan antar negara. Hasilnya, secara umum, pertumbuhan ekonomi di ESEA diikuti dengan peningkatan kesejahteraan sosial. Meskipun negara-negara ESEA masih perlu meningkatkan kinerja dimensi sosial untuk dapat mencapai target pembangunan berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi di ESEA juga diiringi dengan kerusakan lingkungan dalam kelipatan yang lebih besar, atau tidak berkelanjutan pada dimensi lingkungan. Hal tersebut menunjukkan rendahnya potensi ESEA untuk mencapai target pembangunan berkelanjutan terkait lingkungan, dan tingginya resiko dampak perubahan iklim yang harus dihadapi. Apabila tidak ada upaya yang cukup untuk menavigasikan pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih berkelanjutan lingkungan maka, dampak perubahan iklim akan dengan mudah menurunkan kesejahteraan sosial masyarakat ESEA dan menegasikan capaian pembangunan selama ini.

Indonesia, Malaysia, the Philippines, Thailand, and Vietnam are emerging economy countries in Southeast Asia (ESEA) based on the Emerging Market Index and the IMF index. Currently, ESEA faces the challenge to continuously improving the economy, composing strategies for mitigating and adapting to climate change, and fulfilling global commitments in achieving sustainable development goals. Using the Sustainability Window analysis, this study wants to examine the trajectories of development in these countries, whether it is towards a sustainable direction or vice versa. Sustainability Window analysis is used to accommodate various indicator measures in one analytical framework, and to see how the analysis is operationalized to compare sustainability between countries. The findings reveal that in general, economic growth in ESEA is accompanied by an increase in social welfare. Although ESEA countries still need to improve the performance of the social dimension to be able to achieve sustainable development targets. Economic growth in ESEA is also accompanied by environmental damage in larger fold, which means it is not sustainable on the environmental dimension. This shows the low potential of ESEA to achieve sustainable development goals, and the high risk of climate change impacts that must be faced. If there are not enough efforts to navigate economic growth towards a more environmentally sustainable direction, the impact of climate change will easily reduce the social welfare of the ESEA community and negate the achievements of development so far."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Omar Farizi Wonggo
"ABSTRAK
Kawasan Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan penting dalam mengkaji perdebatan dan perkembangan konsep regionalisme. Pada kawasan Asia Tenggara, isu yang paling sering dibahas ialah mengenai regionalisme ekonomi. Negara-negara anggota kawasan Asia Tenggara berusaha melakukan integrasi ekonomi guna meningkatkan kondisi pertumbuhan ekonomi masing-masing negara. Namun demikian, berdasarkan kajian empiris terdapat ragam pandangan dalam menelaah dinamika perkembangan regionalisme ekonomi di Asia Tenggara. Oleh karena itu, tinjauan pustaka ini akan memetakan persebaran pandangan dari dinamika perkembangan regionalisme ekonomi di Asia Tenggara dengan menggunakan tiga pandangan utama Ilmu Hubungan Internasional. Pandangan pesimis muncul dari pendekatan realisme bahwa terdapat hambatan-hambatan berupa pengaruh negara ekstra-kawasan, kebijakan proteksionisme dan kebijakan bilateralisme. Sedangkan pandangan optimis berasal dari pendekatan liberalisme, yakni pengaruh kelompok pro-liberalisasi, karakteristik dari open regionalism, pandangan ekonomi neoklasik, dan penguatan elemen institusi. Kemudian, perspektif strukturalisme ekonomi melihat bahwa model neoliberalisme yang berjalan perlu diganti dengan model ekonomi lainnya. Selain itu, tinjauan pustaka ini menemukan enam kesenjangan literatur dalam kajian regionalisme ekonomi Asia Tenggara, yakni kesenjangan literatur dari perspektif realisme, liberalisme, dan strukturalisme ekonomi, tren pembahasan literatur per periode, ketiadaan kajian konstruktivisme, dan rendahnya pembahasan kajian ASEAN Post 2015. Berdasarkan hasil tinjauan pustaka ini, terbuka kajian penelitian lanjutan yang dapat dikaji dari aspek praktis, politik-ekonomi, ataupun akademis, beragam penelitian baru seperti penggunaan pendekatan konstruktivisme.

ABSTRACT
Southeast Asia is one of the regions that worth to consider as a subject to analyzethe debate of development of regionalism concept. In Southeast Asia, theprominence issue is the economic regionalism. All member countries in the regionhave tried to build economic integration to increase their economic growth.However, based on empirical studies, there are many perspectives have been usedto analyze the dynamics of economic regionalism. Therefore, this literature reviewis focused to mapping the perspectives on the dynamics of development ofeconomic regionalism in Southeast Asia using three main perspectives ofInternational Relations. Literature from realism perspective has seen the skepticalpoint with themes like the influence of extra region countries, protectionismpolicy, and bilateralism policy. Meanwhile liberalism perspective has seen thateconomic regionalism in Southeast Asia has the positive point of views such aspro liberalization group, characteristic of open regionalism Southeast Asia,neoclassical economic perspective, and enhancement of institution. Whereas,economic structuralism argued economic regionalism in Southeast Asia need toshift from using neoliberalism to another model of economic development.Besides that, this literature review found six literature gap of economicregionalism in Southeast Asia, i.e. literature gap from three main perspectives,realism, liberalism and economic structuralism the debate of economicregionalism based on periods the absence of constructivism analyses and theshortage study about ASEAN Post 2015. The result of the literature review isshown that there are many studies still need to be done, in a practical aspect ofpolitical economy or academic aspect, new research that using constructivismperspective as tool of analyses."
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Sari Nugroho
"ABSTRAK
Ada banyak sekali penelitian yang menganalisa dampak ekonomi dari pengeluaran militer menggunakan beragam jenis metode estimasi dan berfokus pada sebuah negara terutama di Eropa dan negara-negara maju, atau pada kelompok negara yang memiliki perjanjian kerja sama militer. Wilayah yang sedikit mendapat perhatian berkenaan dengan penelitian mengenai pengeluaran militer adalah wilayah Asia secara umum dan Asia Tenggara pada khususnya. Penelitian ini menganggap bahwa memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran militer di wilayah Asia Tenggara sangatlah penting, terutama terkait adanya isu kompetisi dalam pengeluaran militer di wilayah ini. Penelitian ini mengikuti Nikolaidu (2008) dan menerapkan Autoregressive Distributed Lag (ARDL) model untuk mengestimasi pengeluaran militer setiap ngara dari lima negara dengan pengeluaran militer terbesar di Asia Tenggara (Singapura, Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Filipina). Temuan dari peneilitan ini mengindikasikan bahwa ada sedikit sekali kesamaan dalam faktor yang menentukan pengeluaran militer pada masing-masing negara.

ABSTRACT
There has been numerous studies that explore the economic effects of military expenditure using various types of estimation methods and focusing either on individual countries especially in Europe and developed country or on groups of countries that have military agreement. A region that has less research interest regarding the determinants of military expenditure is Asian Region and especially Southeast Asia. This paper argues that understanding the determinants of military expenditure in Southeast Asian countries is very important, especially given the discussion about regional arms race in this region. It then follows Nikolaidu (2008) and employs the Autoregressive Distributed lag (ARDL) model to estimate defense spending for each of five biggest defense spenders in Southeast Asia (Singapore, Indonesia, Thailand, Malaysia, and Philippines). The findings indicate that there is very little similarity in the factors that determine each country?s demand for military expenditure.
"
2016
S65073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samita Noonpakdee
"Human trafficking merupakan isu kejahatan transnasional yang mulai diperhatikan pada pertengahan abad 20 dan dipermasalahkan secara global pada akhir abad tersebut. Dengan adanya dukungan serta tekanan dari dunia internasional, mekanisme-mekanisme respon terhadap human trafficking diciptakan di Asia Tenggara dalam waktu relatif sama, yaitu pada tahun 1997. Namun, inisiatif-inisiatif yang diciptakan pada awal pembahasan bersifat kurang konkret dan tidak sesuai dengan kondisi human trafficking yang unik di ASEAN. Walaupun demikian, selama lebih dari dua dekade ini, terdapat beberapa perkembangan dan perubahan perspektif di kawasan, terutama dalam inisiatif terbaru, yaitu ASEAN Convention Against Trafficking in Persons, Especially Women and Children (ACTIP), yang baru diciptakan pada tahun 2015. Oleh karena itu, tulisan ini akan membahas mekanisme-mekanisme respon ASEAN sebagai bahasan utama dengan ada sejarah human trafficking dan respon global yang diterapkan di ASEAN sebagai pembahasan pendukung untuk menimbulkan pemahaman secara keseluruhan. Argumen utama dalam tulisan ini adalah mekanisme-mekanisme respon regional terhadap human trafficking oleh ASEAN mengalami perkembangan dan perubahan perspektif dari pandangan keamanan negara ke pandangan HAM. Walaupun demikian, ASEAN masih memiliki berbagai tantangan dalam pembahasan terhadap isu human trafficking. Tantangan-tantangan tersebut mencakup masalah dari kondisi negara-negara anggota ASEAN sendiri, sifat ASEAN sebagai institusi regional, serta kondisi isu human trafficking di kawasan yang tidak hanya berakar lama dalam sejarah, tetapi juga berkaitan dengan isu sosial dan ekonomi. Dengan demikian, meskipun ACTIP telah berjalan ke arah yang benar, ASEAN sebagai organisasi regional masih terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki serta beberapa langkah yang harus dijalankan untuk mengembangkan respon regional terhadap human trafficking di kawasan ini menjadi lebih efektif daripada sekarang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>