Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187404 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmaniar Desianti Kuraga
"Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menjadi penyakit dengan kejadian luar biasa (KLB) di desa Ciwaru, kecamatan Bayah, Jawa Barat. Upaya preventif terhadap perluasan vektor DBD, nyamuk Aedes sp., telah menjadi fokus utama dalam membrantas penyakit DBD. Agar upaya tersebut berjalan dengan baik, perlunya penyuluhan kepada masyarakat mengenai bagaimana caranya membrantas vektor DBD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keberadaan vektor DBD di tempat penampungan air (TPA) sebelum dan sesudah penyuluhan sehingga dapat diketahui apakah penyuluhan yang diberikan cukup membantu membrantas vektor DBD. Penyuluhan dilakukan dengan metode lisan yang dilakukan oleh mahasiswa. Survey vektor DBD dilakukan dua kali di desa Ciwaru. Faktor lain yang memengaruhi jumlah vektor antara lain adalah jenis container, letak geografis, dan tingkat pendidikan masyarakat. Pengambilan data dilakukan di 100 rumah dan pengambilan larva dengan metode single-larva, yaitu pengambilan satu larva di setiap container yang termasuk TPA dan diidentfikasi berdasarkan kunci identifikasi larva menggunakan mikroskop. Data yang terkumpul lalu dianalisis menggunakan uji McNemar untuk mengetahui hubungan penyuluhan terhadap keberadaan vektor. Dari 100 rumah yang diteliti sebelum penyuluhan, didapatkan angka keberadaan larva dalam container TPA sebesar 16,8 % dan setelah penyuluhan angka keberadaan larva di container TPA sebesar 15,8 %. Dari analisis menggunakan uji McNemar,keberadaan vekor DBD tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sebelum penyuluhan dengan sesudah penyuluhan di desa Ciwaru.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) has become a great problem in Ciwaru village, kecamatan Bayah, Jawa Barat. The main focus of reducing endemic DHF area is reducing the existence of DHF vector, Aedes sp. mosque. In order to reduce the existence of Aedes sp. successful, citizen of Ciwaru village need to know a few methods to prevent Aedes sp. breeding. Therefore, researcher gave health promotion about reducing Aedes sp. proliferation to citizen. The promotion?s method is verbal promotion which was done by university students. The other factor that influence the population of Aedes sp. vector are types of container, geographical location, and education level of citizen. The goal of this research is the population and the spread of Aedes sp.in daily water container decrease significantly after researcher give health promotion to the citizen. Therefore, researcher will know that the health promotion is good enough to decrease the population of Aedes sp. The Aedes sp. survey happened on 12th-14th August 2009 (before health promotion) and 16-18th October 2009 (after health promotion) in Ciwaru village. Researcher choice 100 houses to observe daily water container and identify the larva using single larva method. Single larva method is a method to take care one larva in each container to identify the larva using larva identification key on microscope. The data about larva species' are analyzed using McnNemar test in order to know that the population of larva species' in daily water container decrease or increase significantly or not. From the 100 houses which researcher observed before health promotion, there are 16,8 % larva in daily water container and 15,8 % after health promotion. From the analyze using McNemar test, the population of larva in daily water container after health promotion decreased not significantly from the population of larva after health promotion."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Novitasari
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia termasuk di Kecamatan Bayah. Setiap tahunnya jumlah penderita DBD di Bayah terus meningkat sehingga diperlukan suatu upaya pemberantasan vektor dalam bentuk penyuluhan kepada masyarakat mengenai DBD dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui indeks larva Aedes sp. sebelum dan sesudah penyuluhan.
Penelitian menggunakan desain eksperimental berupa survei keberadaan larva Aedes sp. pada 100 rumah dengan intervensi penyuluhan DBD. Survei entomologi dilakukan di Desa Ciwaru, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten pada bulan Agustus 2009 dan Oktober 2009 melalui single larvae method.
Hasil penelitian menunjukkan perubahan house index (HI), container index (CI) dan breteau index (BI) yang sebelumnya 52%, 17,2%, dan 72 menjadi 42%, 15,3%, dan 64. Dari hasil indeks larva tersebut terlihat adanya penurunan, namun secara statistik dengan uji McNemar didapatkan nilai p untuk HI sebesar 0,17 dan nilai p untuk CI sebesar 0,53 (p ≥ 0,001) yang menunjukkan bahwa penyuluhan tidak menurunkan angka penyebaran dan kepadatan vektor DBD (indeks larva Aedes sp.) secara bermakna.

The dengue haemorrhagic fever (DHF) is a serious public health problem in Indonesia including Bayah. Every year the number of DHF patients in Bayah increases, so an effort of eliminating vectors is needed in the form of health promotion to people about DHF and extermination of dengue mosquito?s nest (PSN). The objective of this research is to find out larvae index of Aedes sp. before and after giving health promotion.
This research used experimental design by survey to see the existence of larvaes in 100 houses. The entomology survey was conducted in the Ciwaru Village, Bayah District, Banten Province in August 2009 (pre test) and October 2009 (post test) with a single larvae method.
The result of this research shows changes in house index (HI), container index (CI), and breteau index (BI) from 52%, 17.2%, and 72 to 42%, 15.3%, and 64. The result of larvae index shows a decrease. However by using the Mc Nemar test, the p value for HI is 0.17 and the p value for CI is 0.53 (p ≥ 0.001) which indicates that health promotion does not reduce the number of DHF vector population and spreading (larvae index of Aedes sp.) significantly.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marsya Maryami N
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan di DKI Jakarta, salah satunya di kelurahan Paseban. Pemberantasan DBD hanya dapat dilakukan dengan memberantas vektornya. Oleh karena itu, untuk merencanakan pemberantasan vektor DBD, maka diadakan penyuluhan kepada masyarakat. Setelah diadakan penyuluhan, dilakukan lagi survei untuk mengetahui keberadaan larva Aedes aegypti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan larva Aedes aegypti berdasarkan volume air container setelah penyuluhan demam berdarah dengue. Survei dilakukan pada tanggal 21 Juni 2009 di Paseban Barat. Pengambilan data dilakukan di 100 rumah dengan single-larval method, yaitu mengambil satu larva di setiap container lalu diidentifikasi menggunakan mikroskop. Container kemudian dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok container dengan volume air < 1 liter dan container dengan volume air > 1 liter. Data container yang terkumpul dianalisis menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan volume air container dengan keberadaan larva Aedes aegypti. Dari 100 rumah yang diteliti didapatkan house index sebesar 11%, container index 4,3%, dan breteau index 14. Tingkat penyebaran DBD di Kelurahan Paseban termasuk tinggi, dilihat dari angka house index yang lebih tinggi dari 10%. Sebagian besar larva ditemukan pada container dengan volume air < 1 liter yaitu 9 container, sedangkan container dengan volume air > 1 liter 5 container. Dari uji chi-square, didapat nilai p sebesar 0,046, yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara keberadaan larva dengan volume air container. Disimpulkan bahwa keberadaan larva Aedes aegypti berhubungan dengan volume air container.

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is considered as one of major public health problem in DKI Jakarta, including Paseban village. The control of dengue can only be done by eradicating the vector, Aedes aegypti. Therefore, to plan the eradication of dengue vector, the health education is required. After the health education, the survey should be conducted to determine the presence or larvae Aedes aegypti. The purpose of this study was to determine the presence of Aedes larvae aegypti according to the water volume of the container based on a survey conducted on 21 June 2009 in West Paseban which is one of the areas with high dengue cases in Central Jakarta. The data carried in 100 homes with a single-larval method, which took a larva in each container and then identified them using a microscope. Container then categorized into 2 groups, container with water volume ≤ 1 litre and container with water volume > 1 litre. Data were collected and analyzed using chi-square test to determine the association between the existence of Aedes aegypti larvae and the water volume of container. From the surveyed house, the house index was 11%, container index was 4,3%, and breateu index was 14. The DHF spread in Paseban village is considered high because the house index exceed 10%. Most of the larvaes were found in container with water volume < 1 litre 9 container, compared to container with water volume > 1 litre only 5 container. From the chi-square test analysis, we found that p count is 0,046, which means there is meaningful association. We conclude that there is association between the existence of Aedes aegypti larvae with the water volume of container."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Winoyoko Sidimontro
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang endemis di Kabupaten Lebak, Jawa Barat, dengan vektor utama adalah nyamuk Aedes sp. Survei keberadaan larva Aedes sp. dilakukan pada tanggal 1 - 3 desember 2008 di Desa Cikumpay yang merupakan daerah dengan kasus DBD yang tinggi di Kabupaten Lebak. Temperatur saat pengambilan data berkisar antara 24 oC pada malam hari hingga 35 oC pada siang hari dengan tingkat kelembapan mencapai 90%. Pengambilan data dilakukan di 100 rumah dengan metode single-larvae, yaitu mengambil satu larva di setiap container pada satu rumah lalu diidentifikasi menggunakan stereoskop. Container tersebut nantinya akan dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu air hujan, air tanah, dan air PAM. Data yang terkumpul lalu dianalisis menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan sumber air container terhadap keberadaan larva. Dari 100 rumah yang diteliti didapatkan house index sebesar 26%, container index sebesar 11,8%, dan breateu index sebesar 38. Tingkat penyebaran DBD di Desa Cikumpay tergolong tinggi karena memiliki house index lebih dari 10%. Sebagian besar larva ditemukan pada container berisi air hujan, yaitu 16 container (5%). Dari hasil analisis menggunakan uji chi-square, terdapat hubungan antara sumber air container dengan keberadaan larva, dengan nilai p sebesar 0,001 (p<0,05).

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is an endemic disease in Lebak district, West Java, with the main vector is Aedes sp.. The survey of Aedes sp. Larvae existence was conducted in 1-3 December 2008 in Cikumpay subdistrict, which is considered as an area with high case of DHF in Lebak district. The temperature during data collection ranged from 24 oC in the night to 35 oC in the midday with humidity up to 90%. The survey was conducted in 100 house using the single-larval method, which is taking a larva from each container the identifying them with stereoscope. The container will be divided into 3 distinct categories, rain water, ground water, and pipe water. The data collected were analyzed using chi-square test to find the association between the container water and the larvae existence. From the 100 houses surveyed, the house index was 26%; container index was 11,8%; and breateu index was 38. The spread of DHF in Cikumpay sub-district is considered as high because the house index is more than 10%. More larvae were found on containers with ground water, that is 16 containers (5%). The chi-square test analysis, showed that there is association between container water supply and larvae existence, with the p count is 0.001 (p<0.05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S44161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Wijaya
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Jakarta antara lain di Kelurahan Paseban. Penyakit infeksi ini ditularkan melalui vector, yaitu nyamuk Aedes sp. Untuk itu, pemberantasan vektor merupakan salah satu cara yang dapat mengurangi angka insidensi penyakit ini. Untuk memberantas vektor DBD perlu diketahui tempat berkembang biak vektor dan kerjasama dari masyarakat. Karena itu diberikanlah penyuluhan tentang cara pemberantasan vector DBD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap keberadaan vektor DBD di tempat penampungan air TPA dalam upaya mempersiapkan pemberantasan vektor DBD oleh masyarakat. Desain penelitian yang dipakai adalah desain eksperimental dengan intervensi berupa penyuluhan. Survei keberadaan vektor DBD dilakukan pada tanggal 3 Mei 2009 di Paseban Timur yang merupakan daerah dengan kasus DBD yang tergolong tinggi di Jakarta Pusat. Selain survei, dilakukan juga penyuluhan kepada warga tentang keberadaan vektor DBD ini, lalu bulan selanjutnya kembali diadakan survei pada tanggal 4 Juni 2009 untuk menilai pengaruh dari penyuluhan yang telah diberikan. Pengambilan data survei masing masing dilakukan di 100 rumah dengan metode single-larvae, yaitu mengambil satu larva di setiap container pada satu rumah lalu diidentifikasi menggunakan mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan pada survei awal, dari 100 rumah yang diteliti didapatkan angka keberadaan larva pada container TPA sebesar 11,76%. Setelah dilakukan penyuluhan, pada survei kedua, dari 100 rumah yang diteliti didapatkan angka keberadaan larva pada container TPA sebesar 4,97%. Dengan analisis statistik menggunakan uji McNemar diketahui terdapat perbedaan bermakna (p=0,014) antara container TPA sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan yang diasumsikan keberadaan vektor DBD pada container TPA di paseban Timur menurun setelah penyuluhan

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an infection which has became a serious public health concern in Jakarta, for instance, at Paseban. This infection is transmitted by a vector, Aedes sp. Therefore the elimination of DHF vector is important in reducing the number of infection. To eliminate the vector, knowledge about the vector itself, together with public awareness is needed. The objective of this research is to assess the effectiveness of DHF vector briefing as a (preparation in reducing)mean to reduce the vector population in daily water containers around the community. The design of the research is experimental design with briefing to the civilian as the intervention. The survey conducted to investigate the presence of the vector was done on May 3rd 2009 at East Paseban− the place with one of the highest prevalence of DHF in Central Jakarta. Alongside with the survey, a talk was conducted to brief the citizens about the knowledge of the vector. On the following month, a second survey was conducted on June 4th 2009 to assess the significance of the briefing in helping to reduce the number of Aedes sp. larvae. The data was collected from 100 houses using the single larvae method. It is by taking only one larva in each water container in the house, and then identifiying it under the microscope. The containers would then be divided into two categories: daily water containers, and non-daily water containers. The collected data would then be analyzed using the McNemar data testing, to gauge the briefing effectiveness in reducing the larvae quantity. On the first survey, out of the 100 houses inspected, the percentage of daily water containers populated with larvae is 11,76%. In contrast, after the briefing conducted, on the second survey it was found that the percentage is reduces to 4,97%. The analysis using McNemar statistic implied that the briefing conducted has given a meaningful effect on reducting DHF vector population in daily water container (p = 0.014)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Jakarta Pusat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kepadatan dan penyebaran Aedes aegypti setelah penyuluhan DBD di Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat. Penelitian menggunakan desain cross sectional dan pengambilan data dilakukan satu bulan setelah penyuluhan yaitu tanggal 21 Juni 2009. Survei dilakukan di semua container di 100 rumah dengan single-larval method, yaitu mengambil satu larva dari setiap container lalu diidentifikasi menggunakan mikroskop. Data yang didapat dianalisis dengan chi-square test. Hasil survei menunjukkan house index sebesar 29%, container index sebesar 7,6%, dan breteau index sebesar 35. Hasil tersebut menunjukkan angka kepadatan dan penyebaran DBD di Kelurahan Paseban tergolong tinggi karena melebihi indikator standar (house index >10%, container index >5%, breteau index >50) walaupun warga telah diberikan penyuluhan. Dari chi-square test (p=0,018) didapatkan perbedaan bermakna antara keberadaan larva di bak mandi dan ember dengan jenis container lainnya. Disimpulkan kepadatan dan penyebaran vektor DBD di Paseban Timur masih tinggi walaupun telah diberikan penyuluhan.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a public health problem in Central Jakarta. The purpose of this study was to determine the distribution and density of Aedes aegypti in Paseban Village, Central Jakarta after health education. Using a cross-sectional study design, data collection was done one month after the health education about DHF (June 21, 2009). The survey was conducted in all the containers in 100 houses with a single-larval method, which takes the larvae from each container and then identified using a microscope. The data were analyzed by chi-square test. The results showed, house index was 29%, container index was 7.6%, and breteau index was 35. Ae. aegypti distribution and density was high, exceeding the standard indicators (house index> 10%, container index> 5%, Breteau index> 50), although residents have been given health education. The chi-square test (p = 0.018) showed significant differences between the presence of larvae in the ?bak mandi? and buckets with other container types. To conclude, DHF vector distribution and density in Paseban Village is still high, although it has been given health education."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Kamila
"Selama tahun 2010-2014 Kota Semarang selalu menduduki tiga besar rangking Incidence Rate DBD di Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan menganalisis pembiayaan program pemberantasan DBD bersumber pemerintah pada tahun 2013-2015 serta kesenjangan sumberdaya. Pendekatan akun biaya kesehatan (health account) digunakan untuk menelusuri pembiayaan menurut sumber, fungsi, penyedia layanan. Hasil studi menunjukkan bahwa total belanja program DBD bersumber APBD tahun 2013 adalah Rp. 4.018.927.020, tahun 2014 sebesar Rp. 4.070.437.715.020, dan tahun 2015 sebesar Rp. 8.889.646.145. Program terutama dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang, dan fungsi layanan kesehatan terutama adalah Surveilans Epidemiologi dan Pengendalian Penyakit Menular. Belanja untuk kegiatan administrasi lebih tinggi daripada belanja untuk program promosi kesehatan dan penangan KLB. Tidak terdapat kesenjangan antara ketersediaan sumber daya yang dipotret dari belanja kesehatan program pemberantasan DBD dengan kebutuhan program berdasarkan perhitungan kebutuhan metode SPM. Namun, terdapat kesenjangan antara ketersediaan sumber daya atau belanja kesehatan dengan perencanaan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Semarang. Disarankan agar perencanaan program lebih berfokus pada kegiatan promotif dan preventif.

During Year 2010 - 2014 Semarang municipality has been stated as the Big Three city with high incidence rate of dengue in Central Java province. This tracking expenditure of DHF Preventive Program has tried to analyze spending by the Local Government for Year 2013-2015, as well as the resources gap. The health account approach was used to analyze spending by source, function, and provider. Total spending for DHF supported by the local government in 2013 was Rp. 4.018.927.020, in 2014 was Rp. 4,070,437,715,020, and in 2015 was Rp. 8,889,646,145. The key player of the program was the Semarang Municipality Health Office. By function, the highest proportion of the spending was for Epidemiological Surveillance and Control of Communicable Diseases. The study also found that higher proportion of spending on administration as compared to direct activities such as community empowerment, and program to solve the outbreak. There was no resources gap if available resources was compared to the nedd according to SPM, however there was a resource gap if compared with the plan developed by the municipality health office. The study suggested to improved planning by focusing more on the direct activities such as promotive preventive."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikke Yuniherlina
"Manifestasi klinis demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi permasalahan dalam kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan derajat keparahan DBD menurut kritera WHO 2011 terbagi atas DBD derajat I, DBD derajat II, DBD derajat III, dan DBD derajat IV. Di Indonesia insiden DBD meningkat walaupun angka kematiannya menurun, untuk itu penelitian ini bertujuan meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan keparahan DBD, dimana DBD derajat II, III, dan IV dikategorikan sebagai DBD parah.
Penelitian cross-sectional yang menggunakan data sekunder dari studi etiologi demam akut dari delapan rumah sakit di Indonesia, didapatkan proporsi keparahan DBD sebesar 43,3%. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keparahan DBD didapatkan faktor jenis serotipe virus DENV-2 (OR = 3,06 95%CI 1,43-6,55), DENV-3 (OR = 2,62 95% CI 1,33-5,15), faktor lama demam (OR = 1,91 95%CI 1,09-3,35), dan faktor jumlah leukosit (OR = 1,79 95%CI 1,02-3,16). Skoring didapatkan sebesar 67% kemampuan untuk memprediksi keparahan.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) as a clinical manifestasion of dengue infection remains a public health problem in Indonesia. According to WHO, DHF severity grade was divided into DHF I, DHF II, DHF III and DHF IV. In Indonesia, the incidence of DHF increased eventhough the mortality rate decreased. Therefore, the study aims to examine prognostic factors related to the severity of DHF, with the category of severe DHF is including DHF II, DHF III and DHF IV.
This cross-sectional study using secondary data from the Acute Febrile Illness Etiology Study of eight Hospitals in Indonesia. The result as follow, the proportion of severe DHF category is 43.3%, the prognostic factors associated with DHF severity are DENV serotype (DENV-2, OR = 3.06 95% CI 1.43 - 6.55; DENV-3, OR = 2.62 95% CI 1.33 - 5.15), day of illness (OR = 1.91 95% CI 1.09 - 3.35), and leucocyte count (OR = 1.79 95% CI 1.02 - 3.16). The scoring with contributing of DENV serotype, day of illness, and leucocyte count as prognostic factors, has only 67% ability to predict DHF severity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Rosarie
"Demam berdarah dengue merupakan penyakit epidemik di Indonesia yang dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat. Cara yang paling efektif untuk menanggulanginya adalah pencegahan penyakit dengan membunuh vektor DBD yaitu Aedes aegypti. Salah satu caranya yaitu menggunakan insektisida alami, Bacillus thuringiensis israelensis (Bti). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keefektifan Bti cair dengan konsentrasi 4ml/m2 untuk menurunkan kepositifan larva pada tempat penampungan air (TPA) yang tidak terkena cahaya. Penelitian ini dilakukan pada Kelurahan Cempaka Putih Timur sebagai daerah perlakuan dan Barat sebagai daerah kontrol.
Desain yang digunakan adalah kuasi eksperimental. Pengambilan data menggunakan single larva method dilakukan pada 28 Maret 2010 dan sebulan kemudian pada 25 April 2010. Hasilnya menunjukkan tidak terdapat penurunan kepositifan larva Aedes aegypti secara bermakna (p=1,000). Diambil kesimpulan bahwa diperlukan studi lebih lanjut untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap tidak efektifnya Bti dalam menurunkan kepositifan larva pada TPA yang tidak terkena cahaya.

Dengue haemorrhagic fever (DHF) is an epidemic disease in Indonesia which can cause death if it doesn't handled correctly. Many ways can overcome this disease, but the most effective way is preventing it by killing the vector of DHF, Aedes aegypti. One of the way is using natural insecticide, Bacillus thuringiensis israelensis (Bti). The purpose of this research is to know the effectiveness of liquid Bti (concentration 4ml/m2) to eradicate the larvae in the container (TPA) without light exposure. This research took place in the red zone of DHF, East Cempaka Putih as the intervented area and West Cempaka Putih as the control area.
Quasi experimental design is used in this research. The data is taken using single larva method on March 28, 2010 dan one month later on April 25, 2010. The result shows there is no significant difference in the positiveness of Aedes aegypti larva (p=1,000). A more comprehensive study should be done to know the factors which can influence the ineffectiveness of Bti in decreasing the larva in the container without light exposure.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Kadafi
"Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue. Kota Tanjungpinang merupakan daerah endemis DBD karena sejak tahun 2005 hingga 2015, selalu ada kasus DBD.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara keberadaan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan kejadian DBD di Kota Tanjungpinang Propinsi Kepulauan Riau tahun 2015. Penelitian ini menggunakan studi analitik dengan rancangan studi kasus kontrol. Populasi dalam penelitian ini ini adalah penduduk kota Tanjungpinang. Hasil penelitian ini menemukan, hubungan antara Keberadaan Jentik dengan DBD adalah sebesar OR = 1,9 ; (95 % CI = 0,939 ? 3,955) dan hubungan antara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan DBD adalah sebesar OR = 0,9 ; (95 % CI = 0,478 ? 1,758) setelah dikontrol variabel kovariat.

Dengue Hemorrhagic Fever ( DHF ) is an acute infectious disease caused by the dengue virus. Tanjungpinang a dengue endemic area because since 2005 until 2015 , there is always a case DBD.Tujuan this study was to determine the relationship between the existence of larva and mosquito nest eradication ( PSN ) with incidence of dengue in Tanjungpinang , Riau Islands Province in 2015. This research used studies analytical case control study . The population in this study are the city dwellers Tanjungpinang. Results of this study found that the relationship between the presence of the dengue larva amounted OR = 1.9 ; ( 95 % CI = 0.939 to 3.955 ) and the relationship between mosquito nest eradication ( PSN ) with DBD amounted OR = 0.9 ; ( 95 % CI = 0.478 to 1.758 ) after controlling for covariates variables."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>