Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177940 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dezy Purwitaning Rahayu
"Skripsi ini membahas penerapan misconduct slip dan faktor-faktor penyebab bullying di SMP X, Lampung Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi gambaran mengenai bentuk-bentuk bullying apa saja yang dilakukan oleh pelaku, bentuk sanksi yang sudah dijalankan oleh pelaku dan faktor-faktor yang menyebabkan perilaku bullying pada pelaku di SMP X. penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan sekolah untuk mengadakan seminar edukatif atau sosialisasi bagi para orang tua murid dan pemberian solusi penanganan terhadap kasus bullying.

This study is discusses about the application of misconduct slip and factors that causes of bullying in SMP X, Lampung Tengah. The main purpose of this study is to give description about the forms of bullying, the sanction which was run by the bullies, and the factors that causes of bullying in SMP X. This research is qualitative with description design. The result of this study is to give some opinion for school to conduct the educational seminar or socializing about bullying for student's parents and to provide the handling solution for cases of bullying."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Pelangi
"Penelitian ini membahas salah satu masalah kesehatan mental di kalangan remaja yaitu fenomena bullying. Fenomena ini diteliti untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku menghadapi bullying di kalangan remaja Depok. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini melakukan pengambilan data secara cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket pada seluruh siswa kelas X dan XI SMA 1 Muhammadiyah Pancoran Mas Depok dengan jumlah 71 responden berdasarkan metoda total sampling.
Berdasarkan hasil analisis univariat, 63,4% remaja berperilaku tepat dalam menghadapi bullying dan 36,6% remaja lainnya berperilaku tidak tepat. Selain itu, faktor yang berhubungan dengan perilaku menghadapi bullying adalah jenis kelamin (p=0,037), pengetahuan (p=0,046), dan peraturan di teman kelompok (p=0,044). Sedangkan faktor yang berpengaruh terhadap perilaku menghadapi bullying adalah jenis kelamin (OR=3,495). Hasil ini menunjukkan perlunya penanganan khusus dalam penuntasan masalah bullying berdasarkan perbedaan karakteristik jenis kelamin.

This study addresses one of the mental health problems among teenager is the phenomenon of bullying. This phenomenon is examined to look at the factors that influence behavior of facing bullying among teenagers Depok. By using a quantitative approach, this study perform taking cross-sectional data. Data collected through questionnaires to all students of class X and XI SMA Muhammadiyah 1 Pancoran Mas, Depok with number of 71 respondents based on total sampling methods.
Based on the results of univariate analysis, 63,4% of teenagers behave appropriately in the face of bullying and 36,6% other teenagers behave inappropriately. In addition, factors related to facing bullying behavior is gender (p=0,037), knowledge (p=0,046) and the regulations in friends group (p=0,044). While the factors that influence the facing bullying based on gender differences in characteristics.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Rahmawati
"ABSTRAK

Bullying adalah jenis kekerasan yang sering terjadi di lingkungan sekolah yang dapat mengakibatkan siswa-siswi mengalami masalah dalam prestasi akademis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara bullying dengan prestasi akademis siswa di SMA X di Jakarta. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian ini berjumlah 140 siswa-siswi kelas X dan XI dengan menggunakan stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kejadian dan jenis bullying dengan prestasi akademis siswa. Namun, ada hubungan antara frekuensi bullying dengan prestasi akademis siswa. Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak sekolah dan bidang ilmu keperawatan.


ABSTRACT

Bullying is a kind of violence that often occur in school environment which result in student having problem with academic achievement. This study aimed to measure the relationship of bullying and academic achievement at senior high school X in Jakarta. Design of this study is descriptive corellative with cross sectional approach. Respondents in this study are 140 students in grade 10 and 11 with stratified random sampling. The results of this study show that there are not relationship between prevalence and type of bullying with student?s academic achievement. But, there are relationship between frequent of bullying with student?s academic achievement. Hope this study can be useful for the school and for the field of nursing science.

"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S60413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
JSSH 19:2(2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Herlambang
"Penelitian ini mencoba mencari tahu apakah yang menjadi motivasi pelaku bullying, khususnya pada institusi pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain eksploratif dan tipe penelitian ex post facto field study.
Motivasi diukur dengan menggunakan alat ukur motivasi pelaku bullying. Alat ukur ini menggunakan metode rangking, dimana responden diminta untuk memilih motivasi apa yang paling sesuai dengan tindak bullying yang disajikan. Ada sepuluh kemungkinan motivasi dan tiga bentuk bullying. Dari rangking yang diberikan responden inilah, data yang didapat kemudian diolah. Penelitian dilakukan di Jakarta, Jogjakarta dan Surabaya pada tingkat SMP, SMA dan PT dengan jumlah total subjek 1398 orang.
Dari hasil yang didapat, disimpulkan bahwa motivasi pelaku bullying secara umum adalah social gain, dislike/jealousy dan emosi. Pada penelitian ini diperoleh juga motivasi yang merupakan hasil tabulasi silang dengan tingkat pendidikan, kota penelitian, bentuk bullying dam keterlibatan dengan bullying.

This study is trying to find out what motivates bullying among students, specially in educational institution. The study is using quantitave method and considered as explorative studies with ex post facto filed study type.
Motivation is measured with motivational bullying scale, which use rangking method. Respondent will give rank for motivation that match with his opinion, based on bullying act given. From those rank data is achieved and going on further process. The study enacted in Jakarta, Jogjakarta and Surabaya among high school and university student, with total 1398 respondent.
From the data achieved, the result of this study is bullying among students are motivated by social gain, dislike/jealousy and emotional reason. From the study, we also have cross-tabulation between motivation with educational level, city, bullying form, and takes part or not in bullying act."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
371.582 HER g
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fara Arta
"Di dalam lingkungan sekolah perilaku kekerasan bullying atau yang lebih dikenal dengan istilah penggencetan di Indonesia, dilakukan baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Namun, akibat dari stereotipe peran gender yang dimilikinya, stigma yang diterima anak perempuan atas perilaku tersebut menjadi lebih negatif daripada anak laki-laki, karena kekerasan bukan bagian dari stereotipe gender yang dimiliki perempuan.
Penelitian ini mengungkapkan proses stigmatisasi yang dialami anak perempuan pelaku penggencetan dengan menggunakan teori stigma (Goffman, 1963) yang dikaitkan dengan gender. Stigma sebagai atribut sangat mendiskreditkan dan merusak pencitraan diri.
Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, yakni wawancara mendalam terhadap 3 siswi SMA. Hasil penelitian menunjukkan, untuk menghindari dan mengurangi efek dari stigma, subjek melalui tahap passing dan covering. Passing adalah usaha menyembunyikan stigma dari masyarakat sebagai kelompok ?normal? atau kelompok orang yang tidak memiliki stigma, sedangkan covering adalah usaha untuk meminimalisir agar stigma tidak tampak jelas dan tidak mengganggu interaksi sosial antara pemilik stigma dengan kelompok ?normal?. Akan tetapi akibat statusnya sebagai anak perempuan, subjek tidak dapat melakukan passing dan covering dengan mudah. Akhirnya anak perempuan menerima stigma yang lebih negatif daripada anak laki-laki meski perilaku yang dilakukan sama, yakni perilaku kekerasan bullying. Standar ganda ini menciptakan ketidakadilan bagi anak perempuan.

In the school environment, violent behavior or commonly known as penggencetan in Indonesia, is conducted by boys and girls. However, since there is a gender role stereotypes, the stigma girls received from that behavior becomes more negative than how the boys would receive it. It is because violence is not part of gender stereotype that girls have.
This research reveals the stigmatization suffered by girls who bully others using The Stigma Theory (Goffman, 1963) and linked to gender role. Stigma as an attribute is very discrediting and spoiled the identity.
The method used is qualitative research, which is in-depth interview with 3 high school students. The result shows, to prevent and lessen the effect of Stigma, the subject must go through passing and recovering steps. Passing is an attempts to disguise or hide the stigma from society which defined as ?normal?, people who do not bear stigma. Covering is a technique to withdraw the attention caused by the stigma and to restrict the stigma into the center of attention. Even so, seeing the status quo of girls, subject cannot do these steps easily. In the end, girls encounter more negative stigma than boys do although the behavior is the same, which is bullying. This double standard creates discrimination for girls."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Khairani
"Sebuah fenomena telah terjadi pada anak-anak di sekolah dan di masyarakat. Fenomena tersebut ditandai dengan perilaku, seperti menyakiti dengan lelucon, ejekan dan perkataan yang kasar. Hal tersebut dapat bertambah parah jika sampai pada panggilan yang buruk, penyerangan secara personal dan mempermalukan orang lain di depan umum (Ross, 1998). Fenomena tersebut dinamakan bullying.
Dalam kosa kata Bahasa Indonesia ada yang mengartikan bullying sebagai perilaku "menggertak' atau `menggencet' namun padanan kata tersebut dirasa belum tepat untuk merepresentasikan kata bullying itu sendiri sehingga untuk pembahasan selanjutnya, kata bullying akan tetap dipakai. Bullying dapat didefinisikan sebagai sebuah pola perilaku agresif yang berulang, dengan intensi yang negatif, diarahkan dari seorang anak kepada anak yang lain, di mana ada kekuatan yang tidak seimbang (alweus, 1993). Agresivitas dapat menjadi bullying jika seorang anak mempunyai target orang tertentu sehingga perilaku tersebut diarahkan kepada orang yang biasanya lemah dan tidak berdaya (Papalia, 2004). Menurut Dlweus, (1993) perilaku agresif ini meliputi perilaku fisik atau verbal yang merupakan perilaku yang terus-menerus dan bertujuan untuk menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang lain.
Perubahan iklim pendidikan dewasa ini dalam kaitannya dengan perilaku bullying telah menimbulkan kebutuhan untuk bekerja sama antara guru, manajemen sekolah, siswa, orangtua dan karyawan penunjang sekolah untuk mengembangkan strategi, kebijakan dan program yang efektif untuk merangsang kesuksesan dan rasa aman semua siswa dalam bersekolah, terutama dalam usaha pencegahan perilaku bullying di sekolah.
Hal ini dilakukan dalam kerangka untuk menghindari dampak negatif bullying yang dapat menghambat proses belajar anak di sekolah bahkan akan terus berpengaruh buruk kepada anak setelah beranjak dewasa. Oleh karena itu, perlu adanya suatu cara untuk mencegah maupun mengintervensi perilaku bullying tersebut. Modul Program Pendidikan Pencegahan Perilaku Bullying di Sekolah Dasar merupakan sebuah usaha yang dapat dilakukan untuk melakukan pencegahan dan menciptakan sekolah bebas bullying.
Dari hasil olah data lapangan analisa kebutuhan menunjukkan bahwa sebesar 31.8 % siswa pernah mengalami bullying. Sedangkan, jenis bullying yang paling banyak terjadi adalah bullying non-verbal sebesar 77.3%. Selanjutnya sebesar 40.1% siswa pemah mengalami bullying verbal dan 36.1% siswa pernah mengalami bullying fisik. Hasil perhitungan data lapangan ini menunjukkan bahwa bullying telah terjadi di sekolah dasar. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar kebutuhan untuk melakukan penyusunan modul pencegahan perilaku bullying di sekolah dasar.
Bullying yang terjadi di sekolah dasar yang menjadi subyek analisis kebutuhan berkaitan dengan jenis bullying non-fisik atau psikologis. Berdasarkan hal ini maka ditetapkan tujuan dan sasaran program yang relevan dari hasil analisis kebutuhan tersebut. Adapun sasaran yang ingin dicapai meliputi perubahan/perkembangan dalam hal kognitif (pengetahuan), afeksi (sikap/nilai) serta psikomotor (perilaku yang dapat diamati) yang didasarkan pada model Goleman yang meliputi baik itu keterampilan kognitif, keterampilan emosi dan keterampilan perilaku (dalam Munandar 2002).
Tujuan dari modul program ini adalah untuk membantu sekolah mengembangkan dan menerapkan rencana pelaksanaan peningkatan rasa aman, terutama pada aspek sosial dan psikologis di sekolah yang dapat menurunkan dan mencegah fenomena bullying.
Program yang disusun ini merupakan paket program yang dapat dilaksanakan dengan dua altematif cara, yaitu bersamaan dengan sesi pelajaran di sekolah yang merupakan bagian dari pelajaran Bimbingan dan Konseling (BK) ataupun terpisah menjadi program tersendiri di sekolah. Paket program ini dapat dijalankan oleh psikolog sekolah atau guru Bimbingan dan Konseling di sekolah yang bersangkutan.
Modul ini khusus ditujukan untuk semua siswa kelas 4 dan 5, terlepas mereka yang menjadi korban maupun pelaku bullying. Secara khusus dipilih kelas 4 dan 5 didasarkan juga pada karakteristik siswa kelas 4 dan 5 yang sudah mencapai perkembangan dalam kemampuan membaca dan menulis.
Pelaksanaan program ini tidak lebih dari 1 bulan yang terdiri dari 11 sesi pertemuan dengan tiap sesi-nya dapat dilakukan sesuai dengan waktu yang disediakan oleh pihak sekolah dan kesepakatan antara guru. Namun, akan lebih baik jika paket program ini dapat dilaksanakan setiap dua kali dalam sepekan, untuk dapat mempertahankan alur program agar berjalan dengan efektif. Dengan menggunakan berbagai metode, antara lain: tugas individu, diskusi kelompok, diskusi terbuka, ceramah, bermain peran, permainan dan menonton film."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Mega Paranti
"ABSTRAK

Studi tentang bullying selama ini lebih banyak membahas hubungan dyadic pelaku dan korban, padahal studi pada saksi mata bullying (bystander) juga penting dilakukan. Studi di ranah kontekstual terutama level sekolah juga dapat mengembangkan pemahaman mengenai bullying. Bullying adalah perilaku agresif atau menyakiti orang lain secara sengaja, berulang-ulang, yang melibatkan ketidakseimbangan kekuatan fisik, verbal dan sosial. Penelitian ini membahas

hubungan antara school safety dan respons bystander siswa SMA pada kejadian bullying. School safety dihubungkan dengan 3 jenis respons bystander bullying, yaitu defender, outsider, dan reinforcer. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Penelitian dilakukan pada 130 siswa SMA dan SMK di Jakarta dan Depok. Hasil pengujian menunjukkan terdapat hubungan positif antara school safety dan respons defender bystander, r(128) = 0,233, p < 0,01. Lalu, terdapat hubungan negatif antara school safety dan respons outsider bystander, dengan r(128) = -0,302, p < 0,01. Sementara itu, terdapat korelasi yang tidak signifikan antara school safety dan respons reinforcer bystander. Dalam penelitian ini juga dapat diketahui hubungan school safety dan respons bystander bullying pada tiap peran bullying yang dialami partisipan.


ABSTRACT

The study of bullying have mainly discussed the dyadic relationship of perpetrator and victim, whereas studies on bullying witnesses (bystanders) are also important. Studies in contextual domain especially school level can also develop the understanding of bullying. Bullying is aggressive behavior or intentional harm to another person, repeatedly, that involves an imbalance of physical, verbal and social strength. This study examines the relationship between school safety and bystander responses of high school students on bullying incidents. School safety associated with 3 types of bullying bystander response, the defender, outsider, and reinforcer. This research is a quantitative study with a correlational design. The study was conducted on 130 high school students in Jakarta and Depok. The study results showed a positive relationship between school safety and defender bystander response, r (128) = 0.233, p <0.01. Then, there is a negative relationship between school safety and outsider bystander response, with r(128) = -0.302, p <0.01. Meanwhile, there is no significant relationship between school safety and reinforcer bystander response. In this research can also be known the relationship between school safety and bullying bystander response in each role bullying experienced by participants.

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55861
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belinda Rahmadara
"Tujuan penelitian ini untuk melihat ada tidaknya hubungan antara pola asuh orangtua dengan peran-peran dalam perilaku bullying pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini merupakan ex post facto field study. Partisipan penelitian ini terdiri dari 132 siswa kelas 5 dan 6 dari empat SD Negeri di daerah Jakarta dan Bekasi.
Adapun pola asuh orangtua dibedakan menjadi tipologi yang dibuat Baumrind (1980 dalam Martin & Colbert, 1997) yakni authoritarian, authoritative, permissive dan uninvolved. Sementara peran-peran dalam perilaku bullying adalah peran sebagai pelaku, bystander, defender, dan korban.
Hasil uji Pearson Chi Square yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang tidak signifikan antara pola asuh orangtua dengan peran-peran dalam perilaku bullying pada taraf signifikansi 0.05. Dengan demikian, anak yang memiliki orangtua dengan pola asuh berbeda tidak menjamin ia akan memiliki peran yang berbeda pula dalam perilaku bullying di sekolahnya.

This research was conducted to find the correlation between parenting style and the roles in bullying behavior among elementary students, and how much each parenting style contributes to the roles in bullying behavior. This study is an ex post facto field study. Participants of this study consisted of 132 students in grade 5 and 6 of the four primary schools in Jakarta and Jakarta.
The foster parents can be divided into patterns created Baumrind typology (1980 in Martin & Colbert, 1997) which is authoritarian, authoritative, permissive and uninvolved. While roles in bullying behavior is the role of a bully, bystander, defender, and the victim.
Pearson Chi-Square test results obtained in this study showed no significant relationship between parent and parenting roles in bullying behavior at the 0.05 level. Thus, children who have parents with different parenting does not guarantee it will have different role in bullying behavior at school.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Soimah
"Remaja korban bullying akan mengalami dampak antara lain cemas, penurunan harga diri, penurunan prestasi akademik dan depresi. Dukungan keluarga memainkan peranan penting dalam mengatasi dampak bullying. Bullying yang terjadi pada remaja berhubungan dengan depresi apabila remaja tidak mendapatkan dukungan oleh orang tuanya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengalaman keluarga dalam memberikan dukungan terhadap remaja korban bullying. Desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan dalam penelitian berjumlah 8 orang. Analisis data dilakukan dengan metode Colaizzi.
Hasil penelitian didapatkan lima tema, yaitu kesedihan dan kemarahan sebagai respon awal terhadap bullying, saran dan motivasi merupakan bentuk dukungan keluarga pada korban bullying, strategi dukungan keluarga sebagai upaya mempercepat proses pemulihan korban bullying, hubungan antar manusia merupakan sumber dukungan dalam mengatasi dampak bullying, ketangguhan mental sebagai dampak dari dukungan keluarga pada korban bullying. Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk perawat jiwa sebagai edukator bagi keluarga dalam memberikan dukungan pada remaja korban bullying.

Adolescents of bullying victims will experience impacts such as anxiety, decreased self esteem, decreased academic performance and depression. Family support plays an important role in overcoming the impact of bullying. Bullying that occurs in adolescents is associated with depression when adolescents do not get support by their parents. This study aims to obtain an overview of the family experience in providing support to adolescents bullying victims. Design of qualitative research with phenomenology approach. Participants in the study amounted to 8 people. Data analysis was done by Colaizzi method.
The results of the research are five themes, namely sadness and anger as the initial response to bullying, suggestion and motivation is a form of family support to victims of bullying, family support strategy as an effort to accelerate the process of recovery of victims of bullying, human relationships is a source of support in overcoming the impact of bullying, Mentally as the impact of family support on victims of bullying. The results of this study recommend for nurse soul as educator for family in giving support to adolescents bullying victim.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47566
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>