Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188294 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Qurrotu Ainy
"Skripsi ini membahas Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Barang di Gudang Sentral Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Tahun 2012. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan menggunakan pendekatan sistem. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa unsur-unsur dari input dan proses dalam sistem logistik di RSAB Harapan Kita mempengaruhi output berupa ketersediaan barang di gudang sentral. Unsur-unsur dari input yang memiliki permasalahan paling dominan adalah SDM dan fasilitas penyimpanan. Sedangkan, unsur-unsur dari proses yang memiliki permasalahan paling dominan adalah perencanaan dan penetapan kebutuhan serta pengendalian. Hal tersebut menyebabkan terjadinya permasalahan pada output yaitu berupa kekosongan dan penumpukan barang di gudang sentral. Oleh karena itu, diperlukan suatu perbaikan hingga perubahan pada setiap unsur dari masing-masing level.

The focus of this study is Analysis of factors affecting the availability of goods in central warehouse at Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita 2012. This research is qualitative research and use system aproach. The result of this research shows that elements of input and process in logistic system at RSAB Harapan Kita affect output in the form of availability of goods in central warehouse. Elements of input that have the most dominant issue are from human resources and storage facilities. Meanwhile, elements of process that have the most dominant issues are from planning, determining needs, and controlling. This causes problems of stockout and overstock in central warehouse. Therefore, they need an improvement to the change at each element from each level in logistic system at RSAB Harapan Kita."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raja Ragil Satria Prawira
"Rumah Sakit sebagai suatu bangunan memiliki sifat unik dan kompleksitas yang berbeda dari jenis bangunan lainnya. Alat rumah sakit sebagai salah satu jenis komponen sistem yang akan ditempatkan dan diinstalasi pada bangunan rumah sakit perlu diperhatikan dalam proses pengadaannya. Bagaimana proses pengadaan alat rumah sakit di Rumah Sakit Universitas Indonesia dari awal perencanaan sampai pelaksanaan di lapangan, Hal-hal apa yang menjadi permasalahan dalam pengadaan alat rumah sakit di Rumah Sakit Universitas Indonesia sehingga dapat dijadikan pembelajaran lesson learned dalam proses pengadaan alat rumah sakit.
Hasil penelitian ini berupa flowchart dan network diagram dari pengadaan alat rumah sakit di pembangunan Rumah Sakit Universitas Indonesia. Pada flowchart dijelaskan bahwa tahapan pengadaan alat rumah sakit di Rumah Sakit Universitas Indonesia terdiri atas proses perencanaan yang dilakukan oleh PIU,dan konsultan serta berkoordinasi dengan user untuk menghasilkan dokumen-dokumen perencanaan yang dibutuhkan. Selanjutnya pada tahap pelelangan terdiri atas tahap prakualifikasi dan evaluasi dimana pada tahap prakualifikasi terkait dengan formalitas penawaran dan kemampuan finansial calon kontraktor serta pada tahap evaluasi dilakukan penilaian terhadap aspek teknis dan finansial. Selanjutnya pada tahap instalasi, kontraktor alat banyak berkoordinasi dengan kontraktor gedung untuk melakukan pekerjaan instalasi kemudian hasil pekerjaan akan diinspeksi oleh PIU bersama dengan konsultan dan user sampai serah terima.
Pada network diagram diperlihatkan poin-poin penting dan permasalahan pada pelaksanaan proyek dari para stakeholder terlibat seperti PIU, kontraktor alat, kontraktor gedung, konsultan perencana, konsultan pengawas dan MK, JICA sehingga dapat dilihat hubungan dari tiap poin-poin penting serta permasalahan antara satu stakeholder dengan stakeholder lainnya. Poin-poin penting serta permasalahan dari pihak kontraktor gedung yaitu terkait koordinasi serta pembagian tanggung jawab antara kontraktor alat dan kontraktor gedung, perubahan layout terkait kaidah rumah sakit, user demand yang menyebabkan perubahan layout serta sinkronisasi dari gambar layout. Poin-poin penting serta pemasalahan dari pihak PIU yaitu terkait timeframe concurrence JICA, perencanaan pengadaan, proses pelelangan, perizinan alat yang diimpor, kerusakan alat, penyesuaian harga, denda dan bonus, pekerjaan renovasi, kesesuaian pelaksanaan pekerjaan, dispute. Poin-poin penting serta permasalahan dari pihak kontraktor alat yaitu terkait barang diskontinu, gambar layout, perizinan standar minimum alat, koordinasi kontraktor alat dan kontraktor gedung, pengiriman alat, instalasi alat, serta koordinasi jalur masuk alat. Poin-poin penting serta pemasalahan dari konsultan pengawas yaitu terkait koordinasi lapangan, perubahan model alat, koordinasi gambar. Poin-poin penting serta permasalahan dari pihak konsultan perencanan yaitu terkait perencanaan pengadaan alat, pengalaman, jarak waktu antara lelang alat dan bangunan, perencanaan, perubahan layout. Poin-poin penting menurut JICA yaitu concurrence JICA, serta penggunaan dana. Hasil ini berguna untuk mendapatkan gambaran umum dan pembelajaran dari pengadaan alat di proyek pembangunan Rumah Sakit Universitas Indonesia.

Hospital as a building has unique properties and different complexities from other types of building. Hospital equipment as one of system components installed in the hospital building should be considered in its procurement. Futhermore, installation process of equipment has specific or particular requirement ,such as protection from radiation and magnetic, handling of equipment waste, handling of electrical equipment, that should be considered in the hospital construction. This research direction are to documenting the illustration and things that should be considered about equipment procurement in Hospital University of Indonesia construction project.
The result is describe in flowchart and network diagram from equipment procurement in Hospital University of Indonesia. On the flowchart explained that the stages of procurement tools hospital at the Hospital of the University of Indonesia comprises the planning process conducted by the PIU, and consultants as well as coordinating with the user to produce planning documents It needs. Next up on the auction stage consists of prequalification and evaluation stage in which the prequalification stage associated with the formality of supply and financial capabilities of the prospective contractors as well as at the stage of evaluation carried out assessment of the aspects technically and financially. Next on the stage of the installation, the contractor 39 s tool a lot of coordinating with the building contractor to do the work of installation then the results of the work will be inspected by the PIU along with consultants and users until the handover.
The network diagram is shown on the key points and problems in the implementation of the project of the stakeholders involved such as the PIU, contractors tools, building contractors, planners, consultants consultant supervisors and construction manegement, JICA and so the relationship can be viewed from each of the key points and problems between one stakeholder with other stakeholders. Key points and problems of Contracting Party building, namely coordination and related Division of responsibility between the contractors and the contractors building the tool, change the layout of the associated hospital rules, user demand is causing the changes the layout as well as the synchronization of image layout. Key points as well as the problems of the PIU i.e related timeframe concurrence JICA, procurement planning, the process of auctions, the imported tools licensing, damage to the tool, price adjustment, fines and bonuses, renovation work, fitness execution of the work, the dispute. Key points and problems of Contracting Party i.e. discontinuous items related tools, image layout, the minimum standard licensing tool, coordination of contractor tools and building contractors, delivery tools, installation tools, as well as koordinai driveways tool. Key points as well as pemasalahan from the consultant supervisors IE related field coordination, coordination tool, model changes the picture. Key points as well as the issue of the consultant perencanan IE related procurement planning tools, the experience, the distance between the building and equipment auctions, planning, layout changes. Key points according to JICA i.e. concurrence JICA, as well as the use of funds.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Febrianti
"Penelitian ini membahas tentang pemeliharaan preventive alat echocardiography dan treadmill. Pemeliharaan preventive adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berkala dan telah dijadwalkan. Pelaksanaan pemeliharaan alat echocardiography dan treadmill akan terlaksana bila didukung dengan ketersediaan sumber daya manusia/teknisi terlatih, biaya pemeliharaan, ketersediaan suku cadang, bengkel kerja/workshop dan ketersediaan Standar Prosedur Operasional (SPO). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan metode deskriptif. Peneliti menggunakan komponen input sumber daya manusia/teknisi medis.
Hasil penelitian berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Jumlah teknisi medis sudah cukup memadai, SPO untuk alat treadmill belum ada, tidak ada ketersedian suku cadang untuk alat echocardiography dan treadmill, jadual pemeliharaan preventive alat echocardiography dan treadmill setiap tiga bulan, dan pencatatan pemeliharaan preventive terdapat padat data service alat yang tersedia di samping alat echocardiography dan treadmill.

This study discusses the preventive maintenance of treadmilll and echocardiography equipment. Preventive maintenance is occasionally maintenance and have been scheduled. Implementation of echocardiography and treadmill tools maintenance will be done when supported by the availability of human resources / trained technicians, maintenance costs, availability of spare parts, workshops and the availability of Standard Operating Procedures (SOPs). This study is a qualitative research approach with descriptive methods. Researchers using the component inputs of human resources/medical technician.
The results based on interviews, observation, and document review. The number of medical technicians is sufficient, Standard Operating Procedure for a treadmill does not exist, there is no availability of spare parts for echocardiography and treadmill equipment, preventive maintenance schedule of echocardiography and treadmill carried out every three months, and there is recording of preventive maintenance tools/equipment available on data services beside for echocardiography and treadmill equipment
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mike Kaltarina
"Penelitian dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa penyediaan jasa logistik farmasi relatif tinggi yang mencapai 60% anggaran rumah sakit, sehingga diperlukan tindakan efisiensi. Temuan di Instalasi Farmasi RSUD Ciawi menunjukkan perencanaan kebutuhan obat dan alat kesehatan yang tidak akurat sehingga mengakibatkan situasi yang disebut overstock dan out-of-stock.
Penelitian dilakukan untuk melakukan analisis proses perencanaan kebutuhan obat dan alat kesehatan di Instalasi Farmasi RSUD Ciawi, Bogor. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Data dan informasi mengenai proses perencanaan kebutuhan obat dan alat kesehatan diperoleh dengan cara in depth interview, data sekunder, dan perhitungan kuantitatif khusus untuk masalah yang terukur.
Hasil penelititan menunjukkan bahwa perencanaan obat dan alat kesehatan dasar ruangan di Instalasi Farmasi RSUD Ciawi belum efektif dan efisien karena perencanaan obat dan alat kesehatan kebutuhan dasar ruangan tidak akurat yang disebabkan adanya hambatan yang terjadi pada SDM, organisasi, kebijakan, prosedur, laporan pemakaian obat dan alat kesehatan, penentuan perencanaan jumlah obat dan alat kesehatan dasar ruangan pada Instalasi Farmasi.
Untuk meningkatkan akurasi perencanaan kebutuhan obat dan alat kesehatan dapat dilakukan upaya bimbingan atau pelatihan SDM yang membuat perencanaan kebutuhan logistik farmasi, menyusun kebijakan internal antara lain dengan standardisasi terapi dan formularium, menyusun dan menetapkan uraian tugas yang jelas, menyusun standar prosedur operasional tentang perencanaan kebutuhan obat dan alat kesehatan di ruangan dan instalasi, membuat usulan kebutuhan obat dan alat kesehatan yang secara rutin dan periodik harus disampaikan kepada Instalasi Farmasi. Selain itu, Instalasi Farmasi perlu membentuk sistem informasi sehingga tercipta koordinasi terutama dalam penyusunan perencanaan kebutuhan obat dan alat kesehatan dasar di ruangan dan instalasi.

Analysis of Basic Ward Needs Planning For Drugs and Medical Supplies of the Pharmacy Department, Ciawi General Hospital, Bogor This study was based on the facts that budget allocation for pharmacies logistic was relatively high, almost 60% of annual hospital budget; a situation that needed certain efficient efforts. Data of the Pharmacy Department at Ciawi General Hospital showed inaccurateness on drugs and medical supplies planning which was finally resulted an overstock and out-of stock situations. The study was conducted to analyze the process on drugs and medical supplies planning of the Pharmacy Department at Ciawi General Hospital, Bogor.
This is a case study with qualitative approach. Information and data on drugs and medical supplies planning were collected by in-depth interviews, secondary data, and quantitative analysis specifically for several measured issues.
This study showed that basic wards planning for drugs and medical supplies in the Pharmacy Department at Ciawi General Hospital had not been ran effectively and efficiently because of lack of good human resources, organizational issues, regulations, procedures, drugs and medical supplies inventory reports, drugs and medical supplies planning for basic inventory wards supply.
Several efforts could be used to increase the accurateness on drugs and medical supplies, i.e. training for the employee who ran the pharmacy logistics planning, internal regulations such as standardization on medical pharmacy and formularium, a finned job description, a good standard operating procedure of drugs and medical supplies needed in all wards and installations, propose a basic drugs and medical supplies for wards and installations which has to be routinely and periodically reported to the Pharmacy Department. Besides, the Pharmacy Department itself should make an information system network to provide a good coordination mostly on drugs and medical supplies planning in the wards and installations.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 3616
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saprina Maryani
"Tesis ini merupakan penelitian di bidang manajemen pemasaran rumah sakit yangbertujuan untuk mengetahui segmen, terget dan posisi pasar dalam bauranpemasaran di Poliklinik Terpadu Anak Sehat POTAS RSAB Harapan Kita tahun2016 dalam rangka peningkatan angka kunjungan pasien dan revitalisasi programpelayanan unggulan terpadu untuk tumbuh kembang anak.Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan menggunakan pendekatankualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan penyebarankuesioner sebagai instrumen terhadap 96 responden yang memanfaatkan layanandi POTAS dan data kualitatif diperoleh dengan wawancara mendalam terhadappihak manajemen rumah sakit, sedangkan data sekunder diperoleh dari hasilpenelusuran terhadap dokumen dan data laporan bulanan rumah sakit, data dariProfil Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat.Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan tentang segmen pasarrawat jalan terpadu sehingga dapat mempermudah menentukan pasar sasarannyauntuk dituangkan dalam suatu penetapan dan pernyataan posisi yang akandipergunakan sebagai dasar strategi pemasaran untuk pelayanan POTAS yangakan datang.

This thesis is a study in marketing management hospital that aims to identify themarket segmentation, targeting, and its positioning in the marketing mix at thePoliklinik Terpadu Anak Sehat POTAS RSAB Harapan Kita on 2016 in order toincrease the number of patient visits and the revitalization of the service programfeatured integrated development of the child.This study is a survey using qualitative and quantitative approaches. Primary datawere collected by distributing questionnaires as an instrument against 96respondents who use the service in POTAS and qualitative data obtained indepthinterviews with the hospital management, while secondary data obtained from thesearch results to documents and data monthly report hospital and from the HealthProfile of West Jakarta.Hopefully this research can enrich the knowledge of the market segmentation ofoutpatient integrated so as to facilitate determining the target market for theestablishment and forth in a position statement that will be used as the basis ofmarketing strategy for the POTAS services later."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arius Karman
"Dengan meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu, rumah sakit perlu meningkatkan kemampuan manajemennya dengan meningkatkan pengelolaan sumber daya yang ada secara berdaya guna dan berhasil guna. Salah satu sumber daya rumah sakit yang terpenting adalah persediaan farmasi, karena merupakan komponen terbesar dari biaya operasional rumah sakit selain upah. Pengeluaran rata - rata farmasi rumah sakit Qadr, dari tahun 1994 sampai dengan 1996, merupakan 37,68 % dan total pengeluaran rumah sakit, dan dari jumlah tersebut 84,37% adalah investasi obat, selain itu juga terjadi peningkatan sisa stok obat sebanyak 50 % dari tahun 1995 ke tahun 1996.
Penelitian ini dilakukan di gudang famwasi rumah sakit Qadr, pada penggunaan obat - obatan periode Januari 1996 sampai dengan Desember 1996, dengan tujuan mengidentifikasi tingkat persediaan obat di gudang farmasi, merencanakan dan mengendalikan jumlah pemesanan obat yang ekonomis. Penelitian ini bersifat riset operasional, dengan pendekatan analisis ABC, analisis indeks kritis ABC, serta model pengendalian persediaan EOQ dan ROP. Populasi penelitian terdiri dari data sekunder dan data primer. Data sekunder terdiri dari 370 item obat yang selalu tersedia di gudang farmasi rumah sakit Qadr, periode Januari 1996 sampai dengan Desember 1996 sedangkan data primer didapatkan melalui kuesioner yang dikumpulkan dari responden yang terdiri dari dokter - dokter pengguna obat - obat tersebut.
Dari hasil penelitian didapatkan ternyata alur pemenuhan kebutuhan obat di rumah sakit Qadr, dipengaruhi oleh banyak hal antara Iain ; bentuk organisasi dan job description yang belum baku, kekurangan sumber daya manusia terutama di bagian farmasi, jabatan rangkap, dan beban kerja yang tidak merata. Hal lainnya adalah belum dibuatnya formularium obat - obatan, belum pernah dilakukannya pengelompokan obat berdasarkan analisis ABC, analisis indeks kritis ABC, serta trend penggunaan obat - obatan oleh para dokter.
Berdasarkan analisis indeks kritis ABC, didapatkan 19 jenis obat yang termasuk kategori A, harus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup, dengan nilai investasi sebesar Rp 64.941.796,- (19,82%), 188 jenis obat kategori B, yang mempunyai nilai investasi sebesar Rp 231.932.246,- (70,76%), sedangkan kategori C mempunyai nilai investasi sebesar Rp 30.860.540,- (9,42%). Pada kelompok A analisis indeks kritis ABC, ternyata terdapat dua macam obat dengan nilai investasi sedang, lima jenis obat dengan nilai pemakaian sedang, satu jenis obat dengan nilai pemakaian rendah, dan tiga macam obat dengan nilai kritis sedang.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit Qadr, dalam hal penyediaan obat - obatan di gudang farmasi. maka perlu dibuat model pengendalian persediaan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Pada penelitian ini, kita melakukan pengendalian pembelian terhadap ke 19 jenis obat kelompok A analisis indeks kritis ABC, dengan model pengendalian EOQ dan ROP. Perhitungan model EOQ dan ROP ini, menggunakan program QSB + ( Quantitative Systems for Business), dimana hasil perhitungannya akan digunakan dalam perencanaan pemesanan persediaan selanjutnya.

As a consequence of an increasing demand on quality medical services, hospitals have to improve their managerial capability with a more effective and efficient resource management system. One of hospitals most important resources is pharmaceutical supplies, which become the biggest operational cost component, next to the human resource costs. During the period of 1994 and 1996, average pharmaceutical expenses of "Qadr" hospital comprised of 37,68% of the hospital total expenses, in which 84,37% of that amount is for medicines. In addition, there was a 50% increase in stock of unused medicines between 1995 and 1996. This study was performed on the pharmaceutical supplies of "Qadr" hospital available and consumed from January 1996 until December 1996.
The objective of this study is to identify the level of stock availability, planning and controlling the reasonable stocks. This study is an Operational Research, using the ABC analytical approach, ABC critical index analysis and EOQ-ROP stock control modelling.This study used primary and secondary data. The secondary data consist of 370 medicines which are available on stock in "Qadr" hospitals at any time between January 1996 and December 1996. The primary data were sampled from doctors working at the hospital, using a specially designed questionnaires.
The study found that the fulfillment of medicine needs in "Qadr" hospital was influenced by several factors such as organizational structure & job descriptions, shortage of human resources in the pharmaceutical unit, multi functional persons in charge, and inbalanced workload. Other important factors are the lack of formularium, medicinal classification according to ABC analysis, ABC critical index analysis, and trend on utilization of medicines by doctors.
Based on the ABC critical index analysis, the study disclosed that 19 medicines of the A category must always be available the sum of sufficiently with the investment of Rp 64.941.796,- (19.82%). The sum of 188 medicines of the B category consumed Rp 231.932.246,- (70.76%) of investment, and the C category of medicines cost the hospital of Rp 30.860.540,- (9.42%) during 1996. There were two medicine of those 19 medicines in critical index have a medium investment, five medicines were of medium consumption level, one from the low consumption level, and three were from medium critical level.
To improve the service quality of Qadr hospital, spefically in pharmaceutical management, it is essential to create a stock control model that meets the supply needs. In this study, l performed a purchasing control mechanism over 19 medicines of category A from ABC critical index analysis, using EOQ and ROP control model. Calculation of this model was carried out by QSB (Quantitative systems for business) program, and the results will be used for pianning and management of pharmacy in the next period.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harianto Suprapto
"Salah satu aspek pelayanan rawat nginap yang diberikan kepada pasien yaitu pelayanan administrasi keuangan yang merupakan mata rantai proses sejak pasien mendaftar sampai pasien membayar. Peneliti melihat adanya pasien yang masih menunggu lama pada saat membayar. Yang paling mengtahui beban biaya pasien yaitu Unit Nurse Station. Kesalahan dan kemacetan informasi biaya dari unit ini, akan mempengaruhi keseluruhan proses administrasi keuangan pasien yang akhirnya merugikan kepentingan pasien dan rumah sakit.
Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan dalam proses administrasi keuangan pasien di unit-unit Nurse Station & mendapatkan cara/model pemecahannya. Jenis penelitian adalah diskriptif. Dan hasil observasi, lamanya proses administrasi keuangan pasien rawat nginap sejak data biaya masuk ke Unit Penata Rekening sampai dengan pasien membayar rata-rata 4 jam 42 menit.
Hasil pcnelitian menunjukan bahwa faktor-faktor yang menycbabk:an keterlambatan pengiriman informasi biaya dari unit Nursing Station yaitu informasi biaya dari unit yang terkait/penunjang, pengetahuan terhadap juklak kerja, kelengkapan dari pengisian form biaya di Unit Nurse Station perhitungan biaya harian pasien, monitoring atasan langsung, dan pelaksanaan evaluasi kerja petugas.
Disimpulkan juklak kerja di Unit Nurse Station belum dijalankan se[enuhnya karena kenda1a dari dalam dan luar unit. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi /menghambat proses administrasi keuangan rawat nginap adalah keterlambatan informasi biaya dari berbagai unit kerja yang merupakan mata rantai kegiatan adminitrasi keuangan.
Masalah keterlambatan dan ketidaklengkapan data biaya di Unit Nurse Station, terrutama diseebabkan oleh informasi biaya dari unit terkait/ unit penunjang yang tidak 1engkap. Cara pemecahan masalah yang dipilih yaitu dengan melaksanakan model proses administrasi keuangan pasien rawat nginap yang dikembangkan. Dalam pengembangan ini termasuk didalamnya pembentukan Unit Informasi Biaya Rawat Nginap. Sebelum diberlakukan, di sarankan untuk terlebih dahulu melakukan uji coba terhadap usulan model ini."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riendita Yuliasari
"Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh darah Harapan Kita merupakan rumah sakit pusat jantung nasional. Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang maksimal harus di dukung dengan kerja sama dan manajemen yang baik dari seluruh unit yang ada di rumah sakit. Salah satu unit terpenting dalam proses kegiatan di rumah sakit adalah unit farmasi, yang bertanggung jawab dalam mengelola dan menyediakan seluruh barang farmasi yang dibutuhkan setiap pasien.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan data primer yaitu dengan observasi dan wawancara mendalam dengan tiga informan, yaitu Kepala UPF Farmasi dan Apotik, Kepala Penunjang dan Logistik, dan staf Perencanaan Obat Reguler dan Askes. sedangkan data sekunder adalah data jumlah persediaan, data harga satuan obat dan data pemakaian obat generik selama 6 bulan yaitu bulan Desember 2007 sampai Mei 2008.
Pada penelitian ini, data dari hasil wawancara mendalam dan observasi akan diperoleh penjelasan mengenai proses perencanaan dan pengadaan obat di gudang farmasi, kemudian dari data sekunder akan dibuat dibuat analisis ABC pada obat generik di Gudang Farmasi sehingga diketahui obat-obatan yang masuk dalam kelompok investasi tinggi, sedang dan rendah selama 6 bulan terakhir yaitu pada bulan Desember 2007 sampai Mei 2008. Hasil yang diperoleh dari analisis kemudian dibuat perhitungan dengan EOQ dan ROP untuk obat-obatan kelompok A dalam analisis ABC untuk dapat menghasilkan persediaan yang optimal.
Dari hasil analisis ABC berdasarkan investasi diperoleh Kelompok A merupakan obat generik dengan investasi tinggi, dengan 12 item obat atau 9,09 % dari 132 item obat generik yang ada, dengan jumlah investasi sebesar Rp.402.255.149 atau 70.06 % dari total investasi.
Kelompok B merupakan obat generik dengan investasi sedang, dengan 18 item obat generik atau 13,64 % dari 132 item obat generik, dengan investasi sebesar Rp.114.831.190 atau 20 % dari total investasi.
Kelompok C merupakan obat dengan investasi rendah, dengan 102 item dari 132 item obat generik atau 77,27 % dari total obat generik yang ada dengan investasi sebesar Rp.57.040.087 atau 9.94 % dari total investasi. Dari pengelompokan analisis ABC tersebut kemudian dibuat perhitungan pengendalian dengan metode EOQ (Economic Order Quantity) dan ROP (Reorder Point). Didapatkan hasil EOQ untuk obat Simvastatin sebesar 3523.12 dibulatkan menjadi 3523. Ini berati bahwa jumlah pemesanan yang ekonomis untuk Simvastatin 10 mg adalah 3523 tablet. Untuk menentukan kapan dilakukan pemesanan kembali dilakukan perhitungan dengan metode ROP. Dari hasil yang di dapat untuk obat Simvastatin 10 mg. Dapat dilakukan pemesanan kembali ketika obat mencapai 1488 Tablet dan jarak untuk dilakukan pemesanan kembali adalah jumlah pemakaian selama 6 bulan dibagi dengan hasil EOQ yaitu 1,74 dibulatkan menjadi 2 hari.
Secara umum, pengendalian persediaan di Sub Unit Gudang Farmasi telah dilakukan dengan baik sesuai dengan prosedur yang ada. Masalah yang ada berkaitan dengan tidak adanya formularium obat. Saran yang dapat diberikan adalah Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dapat merealisasikan rencana pembuatan formularium, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan pengadaan kebutuhan obat dan pengendalian persediaan obat di Gudang Farmasi dapat lebih mudah di lakukan."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indriya Jayanti
"ABSTRAK
Material manual handling merupakan salah satu jenis aktivitas yang berisiko
terjadinya Musculoskeletal Symptoms (MSS). Penelitian ini menggambarkan faktor
risiko fisik yaitu postur kerja, aktivitas, beban kerja, serta faktor individu, faktor
lingkungan, faktor peralatan untuk terjadinya MSS di gudang PT. Vivere Multi Krasi
Cikarang tahun 2015. Penilaian postur pekerja manual handling dilakukan dengan
menggunakan metode REBA. Penilaian terhadap faktor lingkungan yaitu layout
workstation dilakukan dengan observasi langsung, pencahayaan menggunakan lux
meter, sedangkan suhu dan kelembaban dilakukan dengan menggunakan Thermal
Heat Environment Monitor (WBGT). Penilaian faktor peralatan dengan melakukan
observasi pada peralatan yang digunakan pekerja. Penelitian ini juga
menggambarkan faktor individu seperti usia, masa kerja, IMT, perilaku merokok
yang terhadap terjadinya MSS. Penelitian ini menilai Musculoskeletal Symptoms
(MSS) menggunakan kuisioner Nordic Body Map, dengan jumlah responden 10
orang. Penelitian ini bersifat deksriptif observasional dengan pendekatan cross
sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat risiko Musculoskeletal Disorders
(MSDs) sangat tinggi pada aktivitas manual handling mengangkat dan menurunkan
barang, kemudian tingkat risiko tinggi pada membawa barang membawa barang
dengan posisi barang di atas bahu dan membawa barang dengan posisi barang sejajar
dengan bahu, tingkat risiko sedang pada aktivitas membawa barang menggunakan
alat bantu. Keluhan terbanyak adalah pada bagian pinggang (100%), keluhan tinggi
lainnya di bagian betis, pergelangan kaki, dan leher bagian atas. Tingkat risiko dapat
diturunkan dengan upaya perbaikan secara teknis dan administrasi dengan
menggunakan forklif dalam mengangkat dan membawa beban yang melebihi batas
maksimum di angkat oleh laki – laki dewasa. Selain itu penting dilakukan oleh
pekerja untuk melakukan peregangan otot sebelum dan sesudah bekerja.

ABSTRACT
Manual material handling is a type of jobs at risk of Musculoskeletal Symptoms (MSS). This
study describes the physical risk factors are working posture, activity, workload , as well as
individual factors , environmental factors , equipment factors to the MSS in the warehouse PT .
Vivere Multi Krasi Cikarang 2015. Manual handling workers posture assessment using REBA
method . Assessment of the environmental factors that workstation layout are evaluated by direct
observation , illumination using a lux meter, while the temperature and humidity by using Heat
Thermal Environment Monitor ( WBGT ) . Assessment factors on the equipment with direct
observation equipment used workers. This study also illustrates the individual characteristics
such as age, job tenure, BMI, and smoking behavior to the occurrence of MSS. The study for
assessment Musculoskeletal Symptoms (MSS) using Nordic Body Map questionnaires with 10
respondents. It is a descriptive observational study with cross-sectional approach. Results of this
study indicate the level of risk Musculoskeletal Disorders ( MSDs ) is very high on the manual
handling activity lifting and lowering loads, then a high risk in bringing the loads with the
position of the load on the shoulders and bring the load with the position parallel to the
shoulders, the medium risk being on the activity of carrying loads with using tools . Most
complaints are on the waist ( 100 % ) , other high complaint in the calf , ankle , and neck top.
The level of risk can be reduced by technical improvement and administration by using a forklift
to lift and carry loads that exceed the maximum limits in the lift by men. Additionally important
by workers to stretch the muscles before and after work"
2015
S60450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>