Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215296 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Sartika K.
"Selama beberapa tahun belakangan ini telah terjadi banyak kasus ledakan gas LPG yang telah menimbulkan banyak kerugian bagi masyarakat. Kejadian tersebut tidak hanya terjadi pada gas LPG 3 kg saja melainkan juga dialami oleh gas 12 kg. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jangkauan dari konsekuensi dispersi gas, kebakaran, dan ledakan akibat kebocoran tabung LPG 12 kg dengan menggunakan BREEZE Incident Analyst software yang dilakukan di Manggarai selatan pada tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder dan primer yang kemudian dianalisis menggunakan BREEZE Incident Analyst software.

Hasil dari penelitian ini adalah berupa jangkauan dari konsekuensi dispersi gas, kebakaran, dan ledakan gas LPG 12 Kg yang dibagi menjadi dua yaitu tabung berisi propana dan butana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk hasil simulasi dispersi gas propana dan butana masih dibawah nilai LOC (tidak beracun). Sedangkan hasil untuk simulasi ledakan gas propana dan butana menunjukkan bahwa zona amannya adalah setelah jarak 3,5 meter dari titik kebocoran. Hasil simulasi kebakaran pada tabung gas propana menunjukkan bahwa zona amannya adalah setelah jarak 11,9 meter dan pada tabung butana adalah setelah jarak 11,8 meter."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lisna Utami
"Perusahaan minyak dan gas biasanya menggunakan tangki timbun yang berisi bahan mudah terbakar dan berbahaya bagi kesehatan, oleh karena itu risiko untuk terjadinya dispersi gas, kebakaran, dan ledakan sangat besar apabila terjadi failure pada tangki timbun. Pemodelan yang dilakukan pada penelitian ini ditujukan untuk mengetahui konsekuensi dari peristiwa dispersi gas, kebakaran, dan ledakan akibat kebocoran pada tangki timbun premium dengan kapasitas 5000 kiloliter di PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Panjang, Lampung yang merupakan suatu perusahaan minyak dan gas. Penelitian ini merupakan penelitian pemodelan kuantitatif. Pemodelan dilakukan menggunakan piranti lunak BREEZE Incident Analyst pada tiga jenis hidrokarbon yang menjadi komponen Premium, yaitu heksana, heptana, dan pentana.
Hasil dari penelitian ini didapatkan jangkauan dan konsekuensi dispersi gas, kebakaran, dan ledakan untuk tiga zona berdasarkan level of concern dari setiap skenario. Jangkauan dan konsekuensi dari pemodelan ini akan dianalisis terhadap sistem fire safety dan manajemen tanggap darurat yang ada di PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Panjang, Lampung.

Oil and gas industries normally use storage tanks containing flammable materials and hazardous to health, therefore the risk for the occurrence of gas dispersion, fire, and explosion is very high when the failure happened storage tank. Modeling performed in this study aimed to determine the consequences of the events of gas dispersion, fire and explosion due to leakage in the Premium storage tank with a capacity of 5000 liters at PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Panjang, Lampung which is an oil and gas industry. This research is a quantitative modeling. Modeling done using software BREEZE Incident Analyst at three types of hydrocarbons that become Premium components, namely hexane, heptane, and pentane.
Results of this research are presented range and consequences of gas dispersion, fire, and explosion for the three zones based on the level of concern of each scenario. The range and consequences of this modeling will be analyzed by the system fire safety and emergency management in PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Lampung, Lampung.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afri Dian Sari
"Produk baru sedang dikembangkan Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Sumber energi ini memiliki komposisi utama propana, butana, pentana, dan heksana dengan ukuran tabung 6 kg. Penelitian ini membahas mengenai analisis konsekuensi dispersi gas, kebakaran, dan ledakan jika terjadi kebocoran pada tabung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data sekunder yang menggunakan Piranti Lunak BREEZE Incident Analyst. Hasil penelitian menyarankan agar pihak yang bertanggung jawab dalam pembuatan dan penanganan tabung harus memperhatikan aspek K3 untuk menghindari kebocoran pada tabung. Selain itu, masyarakat sebagai pengguna perlu diinformasikan mengenai bahaya, efek, dan penganan dalam penggunaan sumber energi ini.

A new product is being developed by government to provide energy in the country. This energy source has a main composition of propane, butane, pentane, and hexane with the size of tank is 6 kg. This study discuss about consequence analysis gas dispersion, fire, and explosion if there is a leaking in the tank. This study uses a quantitative approach with secondary data and using BREEZE Incident Analyst Software. This study suggest that the party which handled and made the tank to pay attention at safety and health aspect. So that, the leaking of the tank can be avoided. In addition, the people as users have to be informed about danger, effect, and how to handled this product."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arriq Daffanadi Putra
"

Pertumbuhan perusahaan penyedia jasa ride-hailing adalah sebuah fenomena yang sudah cukup umum terjadi, khususnya di negara-negara berkembang. Permintaan yang terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi membuat perusahaan dan layanannya ini disebut sebagai salah satu inovasi yang paling berdampak selama satu dekade terakhir. Selain mampu memfasilitasi kebutuhan mobilisasi dari masyarakat di daerah perkotaan, khususnya Jabodetabek, keberadaan dari perusahaan penyedia layanan ride-hailing juga berhasil mendorong kenaikan yang signifikan pada perekonomian digital Indonesia. Namun, meskipun demikian, permasalahan emisi gas rumah kaca yang timbul dari operasionalnya tidak bisa dihindari seiring dengan pertumbuhan perusahaan tersebut. Melihat potensi pencemaran udara yang akan semakin parah seiring berjalannya waktu, pemerintah harus mengambil langkah tegas untuk bisa mengatasi hal ini. Kebijakan untuk mendorong kesadaran masyarakat dalam menggunakan transportasi publik dan menetapkan target penggunaan kendaraan listrik sebagai operasional layanan ride-hailing adalah beberapa hal yang harus pemerintah pertimbangkan dalam mengatasi permasalahan yang akan datang nantinya. Pemodelan kondisi nyata dengan metode sistem dinamis digunakan untuk menguji signifikansi dari faktor-faktor yang akan diajukan sebagai fokus pemerintah dalam membuat kebijakan. Dengan begitu, alternatif yang sudah teruji faktornya bisa dijadikan sebagai rekomendasi untuk membuat kebijakan terkait perusahaan penyedia layanan ride-hailing.


The growth of ride-hailing service providers is a fairly common phenomenon, especially in developing countries. Increasing demand in line with population growth has made this company and its services nominated as one of the most impactful innovations of the past decade. Apart from being able to facilitate the mobilization needs of people in urban areas, especially Jabodetabek, the presence of ride-hailing service providers has also succeeded in driving a significant increase in Indonesia's digital economy. However, even so, the problem of greenhouse gas emissions arising from its operations cannot be avoided along with the company's growth. Seeing the potential for air pollution to get worse over time, the government must take firm steps to overcome this. Policies to encourage public awareness in using public transportation and setting targets for the use of electric vehicles as ride-hailing service operations are some of the things the government must consider in overcoming future problems. Real conditions modeling with the system dynamic method is used to test the significance of the factors that will be proposed as the government's focus in making policies. Therefore, alternatives that have been factor-tested can be used as recommendations for making policies regarding ride-hailing service provider companies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Wahyu Kurniawan
"Perkembangan industri dan kebutuhan manusia setiap tahunnya turut menambah emisi gas rumah kaca. Tercatat oleh Environmental Protection Agency of United States (EPA) bahwa dari tahun 2000-2020 selalu mengalami kenaikan emisi gas rumah kaca, Salah satu sektor yang dapat dilakukan upaya pengurangan adalah sektor transportasi, tercatat dari keseluruhan gas rumah kaca yang dihasilkan secara global 14 persen diantaranya dihasilkan dari transportasi berbahan bakar fosil. Penggunaan kendaraan bertenaga listrik dinilai sebagai salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk mengurangi pemakaian kendaraan berbahan bakar fosil, namun upaya penggunaan teknologi kendaraan bertenaga listrik ini mengalami cukup banyak halangan terutama di negara-negara berkembang. Indonesia sebagai negara berkembang juga mengalami berbagai halangan mulai dari biaya kepemilikan kendaraan listrik yang dinilai masih tinggi, sarana yang belum memadai, dan teknologi kendaraan listrik yang belum mapu memenuhi ekspektasi pengguna. Tujuan dari Riset ini adalah untuk mempelajari faktor penentu yang harus dipenuhi oleh kendaraan listrik untuk digunakan sebagai alternatif kendaraan berbahan bakar fosil. Riset ini menggunakan Theory of Acceptance Model, Perceived Risk, dan United Theory of Technology Acceptance untuk mengembangkan model yang dapat menggambarkan hubungan antar variabel kriteria pemilihan kendaraan elektrik sebgai alternatif kendaraan berbahan bakar fosil, kemudian Data akan dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan setelah itu data dianalisa dengan Structural Equation Model. Hasil yang didapat dari Riset diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih baik terhadap faktor yang menjadi penentu pengguna memilih kendaraan listrik sebagai alternatif transportasi.

The development of industry and human needs each year also adds to the emission of greenhouse gases. It was recorded by the Environmental Protection Agency of the United States (EPA) that from 2000-2020 there was always an increase in greenhouse gas emissions. One of the sectors that can be reduced is the transportation sector, it is recorded that 14 percent of all greenhouse gases produced globally are produced from fossil fuel transportation. The use of electric-powered vehicles is considered as one of the steps that can be taken to reduce the use of fossil-fueled vehicles, but efforts to use electric-powered vehicle technology have encountered many obstacles, especially in developing countries. Indonesia as a developing country also experiences various obstacles from the cost of ownership of electric vehicles which are still considered high, inadequate facilities, and electric vehicle technology that does not meet user expectations. The purpose of this research is to study the determinants that must be met by electric vehicles to be used as an alternative to fossil fuel vehicles. This study uses the Theory of Acceptance Model, Perceived Risk, and United Theory of Technology Acceptance to develop a model that can describe the relationship between the criteria variables for selecting electric vehicles as an alternative to fossil fuel vehicles, then the data will be collected using a questionnaire and after that the data will be analyzed using the Structural Equation Model. The results obtained from the study are expected to provide a better description of the factors that determine users choosing electricity as an alternative transportation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irhanah
"Perusahaan minyak dan gas adalah salah satu instansi yang berisiko tinggi terjadinya ledakan atau kebakaran (ILO, 1991). Ledakan dan kebakaran tersebut dapat digolongkan ke dalam kategori bahaya besar, karena dapat menimbulkan kerugian besar dalam waktu yang singkat. Penyebabnya dapat disebabkan oleh banyak variabel tergantung dari bentuk fisik suatu material (padat, cair atau gas), sifat fisik (kapasitas panas, tekanan uap, pembakaran panas, dll) serta kereaktifannya. Kondisi ini sebenarnya dapat diminimalkan dengan upaya pencegahan dan pengendalian risiko, salah satunya dengan menganalisis konsekuensi dispersi gas, ledakan dan kebakaran yang diakibatkan oleh kebocoran tangki penyimpanan LPG bermuatan 30 ton tahun 2012 dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif.
Pada penelitian ini penulis menggunakan 3 skenario terpisah antara propana dan butana yaitu vapor cloud, jet fire dan BLEVE, karena ketiga skenario ini memungkinkan untuk terjadinya kebocoran gas. Peneliti melihat kejadian mulai dari yang terkecil hingga terbesar agar efek / dampak yang ditimbulkan dapat diantisipasi. Analisis ini menggunakan piranti lunak ALOHA (Areal Locations Of Hazardous Atmospheres), dimana ALOHA dapat memprediksikan seberapa jauh penyebaran dari setiap skenario yang dibuat.

Oil and gas companies are among the high-risk establishments explosion or fire (ILO, 1991). Explosions and fires can be classified into the category of great danger, because it may cause a big loss in a short time. The cause can be caused by many variables depending on the physical form of a material (solid, liquid or gas), physical properties (heat capacity, vapor pressure, burning heat, etc.) as well as its reactivity. This condition can actually be minimized by preventing and controlling risk, example analyzing the consequences of gas dispersion, fire and explosion caused by leakage of LPG storage tanks loaded with 30 tons in 2012 by using the descriptive quantitative research methods.
In this study the authors used three separate scenarios namely vapor cloud, jet fire and BLEVE for each propane and butane, because these are the three possible scenarios for gas release. The purpose is to analyse all these events ranging from smallest to largest damage order so that effect / impact can be anticipated. This analysis uses software ALOHA (Areal Locations of Hazardous Atmospheres), where ALOHA can predict how far the spread and the impact of all the scenarios.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ditta Fadhilah Rahmawati
"Pelabuhan Perikanan Nizam Zachman merupakan Kawasan Industri Perikanan yang didalamnya terdapat komponen pengelolaan limbah padat dan limbah cair yang berpotensi mengemisikan gas rumah kaca (GRK). Pada studi ini dilakukan perhitungan emisi GRK pada pengelolaan limbah padat dan limbah cair menggunakan metode IPCC Tier 1. Pengelolaan limbah padat yang terdapat di kawasan ini meliputi open dumping, recycling, dan pengangkutan sampah (transportasi).
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh emisi GRK dari open dumping sebesar 14.340,183 ton CO2eq/tahun dengan total timbulan 5411,39 ton/tahun, dari transportasi sebesar 22,272 ton CO2eq/tahun dengan kredit emisi dari kegiatan recycling yaitu 143,080 ton CO2eq/tahun. Kegiatan yang ditinjau pada pengelolaan limbah cair meliputi pengolahan air limbah industri di IPAL, pembuangan langsung ke badan air melalui drainase, dan tanki septik. Emisi GRK yang berasal dari IPAL sebesar 2.829,96 ton CO2eq/tahun, drainase 108,707 ton CO2eq/tahun dan tangki septik sebesar 3,228 ton CO2eq/tahun.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperkirakan kegitan pengelolaan limbah padat menyumbang emisi GRK sebesar 82,86 % sedangkan kontribusi kegiatan pengelolaan limbah cair terhadap total emisi GRK adalah sebesar 17,14 %. Strategi reduksi emisi GRK pada kawasan ini dapat dilakukan dengan penambahan kegiatan pengelolaan limbah padat berupa composting dan meningkatkan kegiatan recycling. Selain itu, penangkapan gas metana yang kemudian diubah menjadi CO2 dapat dilakukan pada pengelolaan limbah cair.

Nizam Zachman Fisheries Port is a Fisheries Industry Area which is part of the management of solid and liquid waste, which is needed to emit greenhouse gases (GHG). In this study the calculation of GHG emissions in the management of solid and liquid waste using the IPCC Tier 1. The scope of solid waste management are open dumping, recycling, and transportation of waste.
Results obtained by GHG calculation from open dumping amounted 14,340,183 tons CO2eq/year with a total generation of 5411.39 tons/year, from transportation amounting to 22,272 tons CO2eq/year and emissions from reduction recycling activities amounting to 143,080 tons CO2eq/year. The scope of wastewater management include industrial wastewater treatment in WWTP, direct handling of water bodies through drainage, and septic tanks. GHG emissions from WWTPs are 2,829.96 tons CO2eq/year, drainage 108,707 tons CO2eq/year and septic tanks of 3,228 tons CO2eq/year.
Based on the results, solid waste management emit 82.86% of the total GHG emissions and the rest 17.14% from wastewater management. The strategy for reducing GHG emissions in this region can be done by increasing solid waste management activities which consist of composting and increasing recycling activities. In addition, the capture of CH4 that converted into CO2 can be an option in the management of wastewater.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Melati Dinanti
"Skripsi ini membahas analisis konsekuensi dispersi gas, kebakaran, dan ledakan pada tangki timbun LPG di SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana, Depok. Penelitian ini merupakan pemodelan kuantitatif dengan menggumpulkan data sekunder dan observasi lapangan yang dianalisis menggunakan perangkat lunak ALOHA (Areal Location of Hazardous Atmosphere). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jangkauan konsekuensi dari dampak dispersi gas, kebakaran, dan ledakan akibat kebocoran tangki timbun LPG yang dibagi menjadi gas propana dan butana serta sistem fire safety dan manajemen tanggap darurat di SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana.
Hasil penelitian ini didapatkan konsekuensi dari pemodelan dispersi gas beracun akibat kebocoran tangki timbun LPG di SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana, jangkauan penyebaran mencapai jarak 401 meter. Pada pemodelan jet fire jangkauan mencapai jarak 159 meter, sedangkan BLEVE hingga 1 kilometer, serta pemodelan VCE mencapai jarak 330 meter. Lokasi atau area berbahaya akibat kebocoran ini terutama di SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana dan juga populasi yang berisiko mencapai penduduk kelurahan Sukamaju, Jatijajar, dan Cilodong. Instalasi peralatan fire safety di SPPBE PT Adikarya Pramita Perdana sudah baik dan mengikuti standar PT Pertamina (Persero) serta sudah memiliki pedoman sistem manajemen tanggap darurat untuk penanganan beberapa keadaan darurat."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44276
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Nurul Firdausil Ala, author
"Penggunaan zat warna sintetis pada industri akan menghasilkan limbah yang membahayakan lingkungan, oleh sebab itu air limbah yang terdapat zat warna perlu penanganan terlebih dahulu sebelum dialirkan ke badan air. Pada penelitian ini telah berhasil disintesis nanopartikel ZnO dan CaFe2O4 dengan metode presipitasi didapatkan energi celah pita masing-masing 3,21 dan 1.90 eV. Selanjutnya nanopartikel ZnO dan CaFe2O4 dikompositkan dengan bentonite sebagai support diperoleh nanokomposit bentonit/ZnO-CaFe2O4 didapatkan nilai energi celah pita 2,09 eV berada pada daerah sinar tampak. Keberhasilan sintesis dari katalis didukung dengan karakterisasi FTIR, XRD, BET, dan SEM. Ukuran partikel rata-rata dari komposit ZnO- CaFe2O4 pada nanokomposit bentonit/ZnO-CaFe2O4 menggunakan TEM adalah 5.799 nm dan keberadaan dari ZnO-CaFe2O4 tersebar merata dipermukaan bentonit. Nanokomposit bentonit/ZnO- CaFe2O4 diaplikasikan sebagai fotokatalisis untuk degradasi malasit hijau didapat persen degradasi terbaik 94,152% dengan berat katalis 0,04 gram, rasio komposit ZnO: CaFe2O4 (1:1), pH 10, selama 60 menit, dan menggunakan sinar tampak. Studi kinetika mengikuti laju orde pertama dengan konstanta laju reaksinya 0,4922 menit-1 dan sesuai dengan isoterm adsorpsi Langmuir yang menunjukkan bahwa proses degradasi adalah fotokatalisis dan terjadi kemisorpsi. Nanokomposit bentonit/ZnO-CaFe2O4 telah menunjukkan persen degradasi yang baik. Oleh karena itu, nanokomposit berbasis bentonit yang ramah lingkungan dan mudah diperoleh perlu dikembangkan untuk material fotokatalisis.

The usage of synthetic color substances in the industrial factories lead to the production of waste that could endanger the environment. Therefore, the wastewater that contained color substances need to be processed thoroughly before being streamed to the body water. In this research, it was known that the band gap energy of ZnO and CaFe2O4 nanoparticles synthesized using precipitation method are 3,21 eV and 1,90 eV respectively. A composite was made between ZnO, CaFe2O4 and bentonite as a support, resulting in a nanocomposite of bentonite/ZnO-CaFe2O4 with 2,09 eV as the band gap energy value in visible light. The successfully synthesized catalyst was supported by the characterization using FTIR, XRD, BET, and SEM. Based on the results of characterization using TEM, the average size of particle ZnO-CaFe2O4 composite in bentonite/ZnO-CaFe2O4 is 5,799 nm, with ZnO-CaFe2O4 spreading evenly on the bentonite surface. Bentonite/ZnO-CaFe2O4 nanocomposite is being applied as a photocatalytic agent for malasit hijau degradation. The best degradation percentage is known to be 94,152% with several conditions such as; 0,04 grams catalyst weight, the ratio of ZnO:CaFe2O4 composite (1:1), pH 10, under 60 minutes, and using a visible light. Kinetic study follows the first order rate with reaction rate constant of 0,4922 menit-1 and in accordance with Langmuir adsorption isoterm which shows that the degradation process is a photocatalytic activity and a chemisorption occurred. Bentonite/ZnO-CaFe2O4 nanocomposite shows a good degradation percentage. Therefore, a bentonite-based nanocomposite that is environmentally friendly and easy to be produced need to be developed as a photocatalytic material."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosjamrud Hulu
"Universitas merupakan salah satu lingkup kecil suatu negara yang turut menyumbang emisi gas rumah kaca yang memicu pemanasan global dan perubahan iklim. Walaupun lingkupnya cukup kecil, namun universitas menjadi bagian yang sangat berpengaruh bagi pengembangan dan kemajuan suatu negara, termasuk dalam konsep mitigasi dampak perubahan iklim lokal. Universitas Indonesia UI adalah salah satu universitas yang telah berkomitmen untuk menjadi kampus hijau di tengah Kota Depok. Oleh karenanya, banyak diadakan penelitian yang mengarah kepada konsep keberlanjutan kampus hijau tersebut. Untuk mengetahui pengaruh aktivitas kampus terhadap lingkungan, dilakukan perhitungan emisi jejak karbon. Beberapa aktivitas kampus yang dimaksud adalah penggunaan energi listrik, penggunaan bahan bakar LPG di kantin, transportasi, pemakaian kertas, dan timbulan sampah di semua fakultas di Kampus UI Depok. Perhitungan besarnya emisi yang dihasilkan kampus dilakukan dengan menggunakan metode IPCC 2006, yakni mengalikan konsumsi aktivitas dengan faktor emisi terkait. Hasil perhitungan dan analisis setiap sektor menunjukkan jumlah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari kelima sektor tahun 2015 hingga tahun 2017 berturut-turut sebesar 88181,47 tCO2-eq, 78764,01 tCO2-eq dan 76482,87 tCO2-eq. Dari total emisi yang ada, penyumbang emisi dari sektor listrik, transportasi, dan pemakaian kertas terbesar adalah Fakultas Teknik, sedangkan sektor bahan bakar LPG dan timbulan sampah paling besar disumbangkan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Berdasarkan proyeksi emisi gas rumah kaca GRK hingga tahun 2030 dengan menggunakan metode aritmatika untuk kondisi bussiness as usual, diperoleh bahwa emisi GRK pada tahun 2030 akan bernilai sebesar 48064 tonCO2eq. Karena timbulan sampah mengalami penurunan dari tahun 2015 hingga 2017, maka timbulan sampah hingga tahun 2030 pun diproyeksikan akan cenderung mengalami penurunan. Skenario penurunan emisi mengacu pada target pemerintah dalam menurunkan emisi GRK dari yang dapat dilakukan UI berdasarkan kelima sektor tersebut. Skenario ini antara lain meliputi Solar PV, bahan bakar biogas, pemberlakuan satu hari bebas kendaraan dalam seminggu, penggunaan kertas bolak-balik dan sistem digital, serta penerapan konsep bank sampah di fakultas. Hal ini menjadi salah satu faktor yang membuat emisi GRK menurun sebesar 29 atau sekitar 13938,51 tonCO2eq.

University is one of the small scope of a country that contribute to greenhouse gas emissions that triggers global warming and climate change. Although the scope is relatively small, university is a very influential part of the development and progress of a state, including the concept of mitigating the impacts of local climate change. Universitas Indonesia UI is one of the universities that has committed to be a green campus of the city of Depok. These leads to the conduct of many studies addressing the concept of green campus sustainability. To determine the effect of campus activity on the environment, the carbon footprint emission is calculated. The campus activities included are the use of electrical energy, the use of LPG fuel in the canteen, transportation, paper usage, and waste generation in all faculties at Depok UI Campus. The amount of emissions generated is calculated using the IPCC 2006 method, which is to multiply the activity consumption by the associated emission factor. The results of the calculation and analysis of each sector shows that the amount of greenhouse gas emissions generated from the five sectors in 2015 until 2017 are amounted up to 88181,47 tCO2 eq, 78764,01 tCO2 eq and 76482,87 tCO2 eq correspondingly. Of the total emissions, the largest contributor of emissions from the sector of electricity, transportation, and paper usage is the Faculty of Engineering, while emissions from LPG fuel sector and waste generation are mostly contributed by the Faculty of Economics and Business. Greenhouse gas GHG emissions are projected up to the year of 2030 by using arithmetic method for business as usual condition, from which it is concluded that, by 2030, GHG emissions will have a value of 48064 tonCO2eq. Waste generation from 2015 to 2017 has decreased, thus it is projected that the waste generation until 2030 will tend to decrease. Emission reduction scenarios grounded on government targets in reducing total GHG emissions from UI can be implemented based on the 5 sectors. This scenario includes solar PV, biogas fuel, weekly car free day, usage of paper back and digital system, and the concept of garbage bank applied within the faculty. This scenario is one of the factors that make GHG emissions decreased by 29 or about 13938,51 tonCO2eq."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>