Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116173 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didit Hersanto Putra
"Manusia sering menghadapi kondisi dimana ia harus melakukan sebuah pertaruhan, yakni pada sebuah kondisi yang hasilnya ditentukan oleh kejadian acak dan manusia dapat mengalami kekeliruan dalam menilai berbagai hal saat dihadapkan pada kejadian acak. Terlebih lagi pada remaja yang memiliki kecenderungan untuk bertindak dengan penuh resiko, potensi kerugian yang akan diderita oleh remaja menjadi lebih besar. Salah satu kekeliruan yang mungkin dialami adalah hot-hand fallacy, yakni kecenderungan seseorang untuk menganggap peluang terjadinya suatu kejadian semakin membesar setelah ia mengalaminya sebanyak beberapa kali secara berturut-turut. Hot-hand fallacy dapat terjadi karena dipicu beberapa hal, salah satu pemicunya adalah persepsi seseorang terhadap kendali yang dimilikinya. Semakin seseorang menganggap dirinya memiliki kendali, maka ia akan semakin cenderung mengalami hot-hand fallacy.
Di sisi lain, terdapat sebuah fenomena yang disebut illusion of control, yakni persepsi adanya kendali pada kejadian yang sebenarnya ditentukan secara acak. Karena salah satu pemicu hot-hand fallacy adalah persepsi adanya kendali, dan illusion of control memunculkan persepsi tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk membuktikan adanya pengaruh illusion of control terhadap kemunculan hot-hand fallacy pada remaja. Penelitian dilakukan kepada 55 subyek dengan metode eksperimen. Subyek diminta untuk bertaruh mengenai kartu yang akan keluar (merah atau biru) dan dilihat besar taruhannya saat menghadapi rentetan kemenangan serta kekalahan. Pada kelompok eksperimen partisipan bisa memilih kartu yang hendak dibuka, sedangkan pada kelompok kontrol tidak. Dari hasil penelitian ini akhirnya diketahui bahwa illusion of control memiliki pengaruh signifikan terhadap kemunculan hot-hand fallacy pada remaja.

As human, we often find ourself in a condition where we have to gamble. Meanwhile, gambling is still considered as a social pathology. Whereas if we refer to the scientific definition of gambling, there are many gambling activity in our daily life and adolescence has the most tendency to take risky decision, gambling included. The result of gambling activity is determined randomly, and human have a certain bias and fallacies when they face random events. One of those fallacies is the hot-hand fallacy, a tendency to assume that a streak will be more likely to continue. Hot-hand fallacy can be triggered by many things, including the perception of control upon the situation. The more someone assume that they have control; they are more likely to experience hot-hand fallacy.
There are also a phenomenon called the illusion of control, which defined as the perception of control over objectively chance-determined events. Perception of control is one of the trigger of hot-hand fallacy, and illusion of control could make someone perceive control upon the situation, therefore the researcher hypothesized that illusion of control may have influence upon the emergence of hot-hand fallacy on adolescence and do this research to test that hypothesis. Fifty five subjects are participating in this experiment, and they are given a gambling task where they have to gamble on which card would appears next (red or blue). The participants of experimental group may choose which card to open, while the participants of control group may not. This research found that there is a significant influence of the illusion of control to the emergence of hot-hand fallacy in adolescent.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ayu Pradnyasari
"This study examined the relationship between father involvement and moral reasoning in middle adolescent. Father involvement is defined as the extent to which father participate or involved in various aspects of the child’s life, and father’s warmth and acceptance that felt by the child. Moral reasoning is defined as a judgment process about specific action, whether that action is considered as right or wrong. In this study, father involvement is measured by Nurturant Fathering and Father Involvement Scale from Finley and Schwartz (2004), and moral reasoning is measured by The Defining Issues Test which has been developed by Rest (1979). This study is conducted to high school students, age from 15 to 18 years old, in Jabodetabek (N=308). The result of this study showed that there is a significant relationship between father involvement and moral reasoning in middle adolescent (r=+0,154, p<0,01, two-tailed; r=+0,13, p<0,05, two-tailed.

Tujuan dari penelitian ini adalah melihat hubungan antara keterlibatan ayah dan penalaran moral pada remaja madya. Keterlibatan ayah didefinisikan sebagai seberapa jauh ayah turut berpartisipasi atau terlibat dalam berbagai aspek-aspek kehidupan anak, serta kehangatan dan penerimaan yang diperoleh oleh anak dari ayahnya. Sedangkan penalaran moral didefinisikan sebagai sebuah proses pembuatan penilaian mengenai tindakan spesifik, apakah tindakan tersebut benar atau salah. Keterlibatan ayah diukur menggunakan alat ukur Nurturant Fathering and Father Involvement Scales dari Finley dan Schwartz (2004), sedangkan penalaran moral diukur menggunakan alat ukur The Defining Issues Test yang dikembangkan oleh Rest (1979). Penelitian ini dilakukan terhadap siswa SMA yang berusia 15 hingga 18 tahun di Jabodetabek (N=308). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterlibatan ayah memiliki hubungan yang signifikan dengan penalaran moral pada remaja madya (r=+0,154, p<0.01, two-tailed; r = +0,13, p < 0.05, two-tailed)."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60221
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Swastika Pranasari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perceived ease of use terhadap repurchase intention pada konsumen belanja online. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa yang pernah berbelanja online, dengan jumlah 289 partisipan. Perceived ease of use dan repurchase intention diukur dengan menggunakan alat ukur Perceived Ease of Use dan alat ukur Repurchase Intention yang dikonstruksi oleh Chiu, Chang, Cheng, dan Fang (2008).
Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa perceived ease of use memiliki pengaruh yang signifikan terhadap repurchase intention. Dengan demikian, penting bagi penjual produk atau jasa secara online untuk mengembangkan situs atau aplikasi belanja online yang dapat dengan mudah digunakan oleh konsumen belanja online.

This research aimed to find the influence of perceived ease of use on repurchase intention among online shopping consumer. Participants of this research were undergraduate students who have online shopping experience, with the amounts of 289 participants. Perceived ease of use and repurchase intention were measured using Perceived Ease of Use and Repurchase Intention measurement items made by Chiu, Chang, Chen, dan Fang (2008).
The main result of this research showed that perceived ease of use has significant impact on repurchase intention among online shopping consumer. Therefore, it is important for online retailers to develop their site or application which can be easily used by online shopping consumer.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Happy
"Pengemudi sepeda motor usia dewasa menengah (40-65 tahun) dikenal sebagai pengemudi yang paling sedikit mengalami kecelakaan dan juga paling jarang melakukan perilaku mengemudi berisiko terutama mengebut. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan peran normlessness trait dan persepsi risiko dalam menghambat pengemudi motor usia dewasa menengah untuk mengebut. Sampel penelitian ini adalah 150 orang pengemudi sepeda motor dewasa menengah (40-65 tahun).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa normlessness trait dan persepsi risiko tidak memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan mengebut. Penelitian selanjutnya ada baiknya mencermati pengaruh faktor internal yang lain seperti penurunan kondisi fisik, kognitif dan persepsi terhadap perilaku mengebut pada pengemudi usia dewasa menengah.

The middle adulthood (40th up to 65th year old) motorcyclists was found fewer doing risky driving behavior, especially speeding, than younger motorcyclists. This study specifically aims to prove the influence of normlessness trait and risk perception as internal factor inhibits speeding behavior the middle-adulthood motorcyclist. The sample was 150 old drivers (whose age is 40-65 years old).
The results showed that normlessness trait and the perception of risk has no influence on the speeding decision-making. The next study ought to considering the influence of others internal factors such as the decline in physical, cognitive, and perception ability for speeding in middle-adulthood motorcyclist.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kautsar
"ABSTRAK
Perubahan organisasi adalah hal yang pasti terjadi dalam dunia bisnis dan industri. Komitmen perubahan menjadi faktor penting untuk menentukan keberhasilan perubahan organisasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari trait kepribadian opennes to experience, psychological empowerment dan psychological capital terhadap komitmen perubahan. Partisipan dalam penelitian ini adalah 175 karyawan dari dua perusahaan konstruksi di Indonesia yang mengalami perubahan organisasi dalam satu tahun terakhir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa trait kepribadian opennes to experience, psychological empowerment dan psychological capital memberikan pengaruh yang signifikan terhadap komitmen perubahan. Lebih lanjut, penelitian menunjukkan bahwa faktor yang memberikan pengaruh paling besar adalah psychological capital, jika dibandingkan dengan opennes to experience dan psychological empowerment.

ABSTRACT
Organizational change is always happen in the world of business and industry. Commitment to organizational change is an important factor for determining the success of a organizational change. This study was conducted to determine the effect of personality trait oppenes to experience, psychological empowerment and psychological capital on commitment in organizational change. Participants in this study were 175 employees from two construction companies in Indonesia undergoing organizational changes in the past year. The result of this study indicate that personality trait opennes to experience, psychological empowerment and psychological capital have a significant influence on commitment to organizational change. Moreover, the study also shows that psychological capital is the highest contributor to the commitment to change, when compare with opennes to experience and psychological empowerment.
"
2014
S54134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mara Imbang. S, Hasiolan
"ABSTRAK
Dukungan emosional keluarga berupa perhatian, kepercayaan, empati dan kepedulian pada remaja, bisa membuat remaja merasa diperhatikan, dicintai, nyaman, dan dihargai. Dampaknya terhadap pembentukan harga diri remaja yaitu pendirian yang kuat, sikap optimis, dan percaya diri. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi efek dukungan emosional keluarga pada harga diri remaja. Desain penelitian korelasi dengan potong lintang. Sampel penelitian 31 responden, dengan analisis uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan terdapat efek dukungan emosional keluarga pada harga diri remaja (p= 0,002). Rekomendasi penelitian ini diharapkan remaja tetap mempertahankan hubungan dengan keluarga dan kualitas harga diri."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
610 UI-JKI 18:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Miranti Verdiana Azra
"Beberapa penelitian menunjukkan bahwa parentification dapat bersifat konstruktif dan destruktif, dipengaruhi oleh pemberian bimbingan dan dukungan dari keluarga. Pada remaja dengan status sosial ekonomi (SES) rendah, parentification merupakan kondisi yang tidak bisa dihindari, sehingga mereka perlu mengembangkan kemampuan positif yang ada di dalam diri, salah satunya resiliensi, untuk menghindari terjadinya parentification yang bersifat destruktif. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara parentification dan resiliensi pada remaja SES rendah. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Parentification diukur menggunakan alat ukur Parentification Inventory yang disusun oleh Hooper (2009) dan telah diadaptasi ke dalam konteks Indonesia. Resiliensi diukur menggunakan Resilience Scale (RS-14) yang disusun oleh Wagnild dan Young (1993) dan telah diadaptasi ke dalam konteks Indonesia. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 183 orang remaja dari keluarga dengan status ekonomi sosial (SES) rendah. Hasil utama penelitian menunjukkan parentification berkorelasi positif signifikan dengan resiliensi (r=0.320; p=0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Dapat diartikan bahwa semakin tinggi parentification seseorang maka semakin tinggi pula resiliensinya.

Some researchers have shown that parentification can be constructive and destructive, influenced by the provision of guidance and support from family. In adolescents with low socioeconomic status (SES), parentification is a condition that can not be avoided, so they need to develop positive capabilities that exist within their, one of resilience, to avoid destructive parentification. This research was conducted to find the relationship between parentification and resilience. This research used the quantitative approach. Parentification was measured using Parentification Inventory (PI) which was constructed by Hooper (2009) and had been adapted to Indonesian context. Resilience was measured using Resilience Scale (RS-14) which constructed by Wagnild and Young (1993) and had been adapted to Indonesian context. The participants are 183 adolescences with low socioeconomic status. The main result of this research showed that parentification positive correlated significantly with resilience (r=0.320; p=0.000, significant at L.o.S 0.01). That mean, the higher parentification of one’s own, the higher his/her resilience."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53611
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Para eksistensialis menyatakan bahwa manusia adalah makhluk (being) yang ada dalam hubungannya dengan waktu dan tempat tertentu, serta makna tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mngetahui pengaruh perspektif waktu terhadap kualitas relasi sosial. Partisipan penelitian ini adalah 96 mahasiswa. Penelitian ini menggunakan skala Zimbardo Time Perspective Inventory dan Positive Relations with others. Analisis data menggunakan multiple regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima dimensi perspektif waktu secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas relasi sosial. "
JPSU 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anne Ivana Samanhudi
"Resiliensi keluarga menjelaskan mengenai proses keluarga dalam menyelesaikan masalah dan beradaptasi sebagai satu kesatuan yang fungsional. Walsh (2003) membuat suatu model bagi resiliensi keluarga yang di dalamnya dijelaskan mengenai tiga proses kunci yang dianggap berkontribusi terhadap resiliensi keluarga: sistem kepercayaan keluarga, pola organisasi keluarga, dan proses komunikasi di dalam keluarga. Penelitian ini ingin melihat pengaruh mindset yang merupakan bagian dari sistem kepercayaan keluarga terhadap resiliensi keluarga pada mahasiswa dengan latar belakang keluarga miskin.
Penelitian dilakukan pada 330 mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Terdapat dua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Walsh Family Resilience Questionnaire (WRFQ) untuk mengukur resiliensi keluarga, dan Theory of Intelligence Scale (TIS) untuk mengukur mindset. Kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terdapat pengaruh mindset yang signifikan terhadap resiliensi keluarga.

Family resilience refers to coping and adaptation processes in the family as a functional unit (Walsh, 2006). There is a model of family resilience based on Walsh (2003) which consists of three key processes: family belief system, organizational pattern, and communication processes. This research aims to know the effect of mindset as part of family belief system, in family resilience of college students with poor family background.
Total participant are 330 college students who receive Bidikmisi scholarship. There are two scales used in this research, Walsh Family Resilience Questionnaire (WRFQ) to measure family resilience and Theory of Intelligence Scale (TIS) to measure mindset. This research concludes that there is no significant effect of mindset in family resilience.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52560
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>