Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97289 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novita Maheswi Pratiwi
"Malaria merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Oleh sebab itu, masyarakat perlu mendapatkan pengetahuan mengenai malaria, salah satunya melalui penyuluhan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pencegahan malaria dan perilaku penggunaan kelambu serta faktor-faktor yang berhubungan pada murid sekolah di kecamatan Bayah setelah mendapat penyuluhan. Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional. Data diambil pada tanggal 16-18 Oktober 2009 dengan mewawancarai responden menggunakan kuesioner.
Hasilnya menunjukkan laki-laki sebanyak 43,4% dan perempuan 56,6%. Usia < 12 tahun 41,5% dan > 12 tahun 58,5%. Sumber informasi paling berkesan adalah petugas kesehatan (57,5%). Tingkat pengetahuan pencegahan malaria yang baik 29,2%, sedang 22,6%, dan kurang 48,1%. Perilaku penggunaan kelambu yang baik 3,8%, sedang 15,1%, dan kurang 81,1%. Berdasarkan uji chisquare, terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antara pengetahuan pencegahan malaria dengan jumlah sumber informasi dan tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) antara pengetahuan pencegahan malaria dengan usia, jenis kelamin, kegiatan, sumber informasi paling berkesan, dan riwayat menderita malaria. Uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) antara perilaku penggunaan kelambu dengan semua karakteristik responden.
Disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan pencegahan malaria hanya berhubungan dengan jumlah sumber informasi dan tidak berhubungan dengan karakteristik demografi responden lainnya serta tidak ada hubungan antara perilaku penggunaan kelambu dengan semua karakteristik demografi responden.
Malaria is a public health problem in Indonesia. Therefore, people need to gain knowledge about malaria, by giving health education.
This study aims to determine knowledge level regarding malaria prevention, behaviour of using bed nets, and related factors of students in Bayah after given a health education. The study was conducted with cross-sectional design. Data was collected on October 16-18 2009 by interviewing respondents using the questionnaires.
The results show male respondents 41,5% and female 56,6%. All respondents had received information about malaria.The most impressive information source is health care provider (57,5%). There are 29,2% with good knowledge level of malaria prevention, 22,6% fair, and 48,1% poor. There are 3,8% with good behaviour of using bed nets, 15,1% fair, and 81,1% poor. There were significant differences (p<0,05) between knowledge level of malaria prevention to the number of information sources. There were no significant differences (p>0,05) between knowledge level to age, sex, daily activity, the most impressive source, and history of malaria. There were no significant differences between behaviour of using bednets and all respondents? demographic characteristics.
It can be concluded that knowledge level regarding malaria prevention is associated with the number of information sources and considered not associated to another respondents? demographic characteristics. It also can be concluded that the behaviour of using bednets is not associated with respondents? demographic characteristics.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Rosalina Hidayati
"Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat perlu mendapatkan pengetahuan mengenai malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan murid sekolah mengenai gejala klinis pada malaria setelah mendapat penyuluhan di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten. Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 16-18 Oktober 2009 dengan mewawancarai responden menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai gejala klinis pada malaria. Hasilnya menunjukkan, responden perempuan berjumlah 60 orang (56,6%) dan laki-laki 46 orang (43,4%). Usia < 12 tahun 41,5% dan > 12 tahun 58,5%. Tingkat pengetahuan baik sebanyak 9 orang (8,5%), cukup 18 orang (17%), dan kurang 79 orang (74,5%). Seluruh responden pernah mendapat informasi mengenai gejala klinis pada malaria. Berdasarkan uji chi-square, tidak terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antara pengetahuan gejala klinis malaria dengan usia, jenis kelamin, dan sumber informasi paling berkesan. Pada uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) antara pengetahuan gejala klinis malaria dengan kegiatan, jumlah sumber informasi dan riwayat menderita dalam keluarga. Disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan gejala klinis pada malaria tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan usia, jenis kelamin, kegiatan sehari-hari, jumlah sumber informasi, sumber informasi yang paling berkesan, dan riwayat menderita malaria dalam keluarga.

Malaria is a public health problem in Indonesia Therefore people need to gain knowledge about malaria This study aims to determine knowledge level regarding malaria clinical manifestations of students in Bayah after getting health education The study was conducted with cross sectional design Data was collected on 16 18 October 2009 by interviewing respondents using a questionnaire consisting questions about clinical manifestations on malaria The results show female respondents totaled 60 people 56 6 and male respondents46 people 43 4 There are 9 people 8 5 with good knowledge level 18 people 17 moderate knowledge level and 79 people 74 5 with poor knowledge level All respondents had received information about malaria clinical manifestations Chi square test showed no significant differences between the knowledge level regarding malaria clinical manifestations with age gender and the most impressive source of information Kolmogorov Smirnov showed no significant differences between the knowledge level regarding malaria clinical manifestations with daily activities the number of information sources and history of suffering from malaria in the family It can be concluded that knowledge level regarding malaria clinical manifestations and not associated with all respondents demographic characteristics
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewita Nilasari
"Upaya meningkatkan kewaspadaan terhadap malaria berhubungan dengan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai penyebab dan penular malaria sehingga penyuluhan perlu diberikan dan dievaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan murid sekolah di Kecamatan Bayah mengenai penyebab dan penular malaria setelah mendapat penyuluhan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan data diperoleh dengan mewawancarai 106 murid yang dipilih secara random sampling pada tanggal 16-18 Oktober 2009.
Hasilnya menunjukkan murid yang berpengetahuan baik mengenai penyebab dan penular malaria sebanyak satu orang (0,9%), sedang 20 orang (18,9%), dan kurang 85 orang (80,2%). Kelompok usia < 12 tahun sebanyak 41,5% dan > 12 tahun sebanyak 58,5%. Jumlah murid perempuan (56,6%) lebih banyak daripada laki-laki, sebagian besar murid memiliki kegiatan sehari-hari berupa pengajian (46,2%), mendapatkan informasi dari 3 sumber (21,7%), dan sumber informasi paling berkesan adalah petugas kesehatan (57,5%). Mayoritas murid tidak memiliki riwayat menderita malaria (79,2%). Uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai penyebab dan penular malaria dengan usia (p=0,796), jenis kelamin (p=534), kegiatan sehari-hari (p=0,487), jumlah sumber informasi (p=0,970), sumber informasi yang paling berkesan (p=1,000), dan riwayat menderita malaria (p=0,537). Disimpulkan tingkat pengetahuan murid mengenai penyebab dan penular malaria tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan semua karakteristik demografi mereka.

The measures taken to increase the vigilance to malaria are related to the community's level of knowledge regarding the causes and transmitters of malaria. Therefore, a health education and its evaluation is necessary. The purpose of this study to acquire the knowledge level of students in Bayah District regarding the causes and transmitters of malaria after a health education was given. We conducted a cross sectional by interviewing 106 students through random sampling October 16-18, 2009.
The results showed that the number of students with good, fair, and poor level of knowledge were 1 (0.9%) , 20 (18.9%) and 85 (80.2%) students, respectively. We included students with < 12 age group (41.5%) and >12 years old (58.5%). There were more female students (56.5%) than male students, and most students attend religious class daily (46.2%), received information from 3 sources (21.7%), and chose the information from health care provider (57.5%) as the most impressive information source. The majority of the students have never had malaria (79.2%). Kolmogorov-Smirnov test did not show statistically significant difference between the level of knowledge with age (p=0.796), sex (p=0,534), daily activity (p=0,487), the number of information sources (p=0,970), the most impressive source of information (p=1,000), and history of malaria (p=0,537). We concluded that the students had poor knowledge level regarding the causes and transmitters of malaria and their level of knowledge was not associated with all of their demographic characteristics."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Hajarani
"Malaria merupakan penyakit yang dapat menimbulkan kematian. Untuk menurunkan angka kematian, masyarakat perlu mengetahui pertolongan pertama pada malaria, salah satunya lewat penyuluhan. Setelah mendapat penyuluhan dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan pertolongan pertama malaria. Penelitian dilakukan pada murid Madrasah Tsanawiyah, Kecamatan Bayah dengan desain cross sectional. Data diambil 16-18 Oktober 2009 dengan mewawancarai responden menggunakan kuesioner. Hasilnya menunjukkan responden perempuan sebanyak 60 orang (56,6%) dan laki-laki 46 orang (43,4%), usia <12 tahun 41,5% dan >12 tahun 58,5 %. Tingkat pengetahuan murid yang tergolong baik 22 orang (20,8%), cukup 44 orang (41,5%), dan kurang 40 orang (37,7%). Umumnya murid mendapat informasi dari 3 sumber (21,7,8%) dan sumber informasi paling berkesan adalah petugas kesehatan (57,5%). Kegiatan murid sehari-hari setelah sekolah adalah pengajian (50,9%). Murid yang tidak memiliki riwayat menderita malaria 79,2%. Pada uji chi-square tidak ada perbedaan bermakna (p> 0,05) antara tingkat pengetahuan dengan jenis kelamin, jumlah sumber infromasi, sumber informasi paling berkesan, dan riwayat menderita malaria dalam keluarga, tetapi berbeda bermakna (p<0,05) dengan kelompok usia dan kegiatan sehari-hari. Disimpulkan tingkat pengetahuan murid mengenai pertolongan malaria tergolong cukup, berhubungan dengan usia dan jumlah sumber informasi, tetapi tidak berhubungan dengan jenis kelamin, kegiatan sehari-hari, sumber informasi paling berkesan, dan riwayat menderita malaria.
Malaria is a disease that can cause a death. To reduce the mortality rate, public should have a good understanding about first aid on malaria. It can be given through health education. After giving a health ducation, a research was conducted to determine knowledge level regarding first aid on malaria. This crosssectional study was conducted on students of Madrasah Tsanawiyah, Bayah subdistrict. Data was collected on 16-18 October 2009 by interviewing respondents using questionnaries. The results showed, the respondents consist of 60 girls (56,6%), 46 boys (43,4%), and 58,5% above 12 years old. The students with good, fair, and poor knowledge are 22 students (20,8%), 44 (41,5%), and 40 (37,7%). Most of them got information from three sources (21,7%) and the the most impressive source was health care provider (57,5%). Respondents read Holy Quran as daily activities (50,95); and never had malaria (79,2%). Chi-square test showed no significant differences (p>0,05) between knowledge level of first aid on malaria with sex, information sources, and malaria history, but showed significant differences (p<0,05) with age and daily activity. In conclusion, the knowledge level of students regarding first aid on malaria was fair and associated with age and daily activities, but not associated with sex, number of information sources, the most impressive information and malaria history."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Peni Prabawati
"ABSTRAK
Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena memiliki angka kematian tinggi dan sering terjadi kejadian luar biasa antara lain di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten. Untuk mengatasi masalah tersebut, masyarakat perlu mengetahui gejala malaria. Malaria sering menyerang anak usia sekolah, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan santri Pondok Pesantren Modern Daar El-Kutub mengenai gejala klinis malaria. Desain penelitian adalah cross-sectional. Data diambil pada tanggal 14 Agustus 2009 dengan mewawancarai 52 murid yang dipilih secara total sampling. Hasil Penelitian menunjukkan hanya 1,9% responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik, 19,3% memiliki pengetahuan cukup dan 78,8% memiliki pengetahuan kurang. Mayoritas mendapatkan informasi dari 2 sumber (30,8%), sumber informasi paling berkesan adalah petugas kesehatan (55,8%), usia < 13 tahun 78,8% dan >13 tahun 21,2%. Aktivitas responden pada malam hari mengaji dan bermain. Uji chi-square menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna (p>0,05) antara tingkat pengetahuan santri pesantren mengenai gejala klinis malaria dengan usia. Uji fisher?s exact menunjukkan tidak ada perbedaan bermankna (p>0,05) antara pengetahuan santri pesantren mengenai gejala klinis dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi serta sumber informasi yang paling berkesan. Disimpulkan tingkat pengetahuan santri mengenai gejala klinis malaria tidak berhubungan dengan karakteristik mereka.

ABSTRACT
Malaria is a public health problem because of its high mortality rate and often outbreak occurred in Lebak District one of Bayah sub-district. To overcome the problem, public has to be aware about the symptoms of the disease. Malaria often attacks school-aged children, so the objective of this study was to find out the knowledge level of Daar El-Kutub Islamic Boarding School students about malaria symptoms. This cross-sectional study use total sampling method was conducted on August 14th 2009 by interviewing 52 students. The results showed that only 1,9% students were classified as good, 19,3% fair and 78,8% were bad.Students consists of 24 girls (46,2%), 28 boys (53,8%), 78,8% below 13 years old, got information from two sources (30,8%) and the most impressive source was health care provider (55,8%). All respondents reading Holy Qur?an and playing with friends at night. Chi-square test showed there was no significant differences (p>0,05) between knowledge level with age. Fisher?s exact test showed there were no significant differences (p>0,05) between sex, number of information sources and the most impressive information source . It was concluded that there were no associations between knowledge level of malaria clinical symptoms with their characteristics.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karin Rachmani
"Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Oleh sebab itu, masyarakat perlu mendapatkan pengetahuan mengenai malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pertolongan pertama malaria dan faktor-faktor yang berhubungan pada murid Madrasah Tsanawiyah. Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 12-14 Agustus 2009 dengan mewawancarai responden menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai pertolongan pertama pada malaria. Hasilnya menunjukkan, responden perempuan berjumlah 48 orang (45%) dan laki-laki 58 orang (55%). Tingkat pengetahuan baik sebanyak 7 orang (7%), cukup 45 orang (42%), dan kurang 54 orang (51%). Sebagian besar (94%) responden pernah mendapat informasi mengenai pertolongan pertama malaria.
Tidak terdapat perbedaan bermakna (p > 0,05) antara tingkat pengetahuan dengan karakteristik responden (usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, jumlah informasi dan informasi yang paling berkesan). Disimpulkan tingkat pengetahuan pertolongan pertama malaria tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah sumber informasi, dan informasi yang paling berkesan.

Malaria is a public health problem in Indonesia. Therefore, people need to gain knowledge about malaria. This study aims to determine knowledge level regarding first aid on malaria and related factors of Madrasah Tsanawiyah students. The study was conducted with cross-sectional design. Data was collected on 12-14 August 2009 by interviewing respondents using a questionnaire consisting questions about first aid in malaria. The results show female respondents totaled 48 people (45%) and male respondents 58 people (55%). There are 7 people (7%) with good knowledge level, 45 people (42%) moderate knowledge level, and 54 people (51%) with poor knowledge level.
Most respondents (94%) had received information about first aid on malaria. There were no significant differences (p > 0,05) between knowledge level to respondents characteristics (age, education level, gender, number of information sources, and the most memorable information source). It can be concluded that knowledge level regarding first on malaria considered less and not associated with age, gender, educational level, number of information sources, and the most memorable information source.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arvianda Kevin Kurnia
"Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang dapat menimbulkan syok dan kematian sehingga masyarakat perlu waspada dengan mengenal gejalanya. Untuk mengenali gejala DBD, masyarakat perlu diberikan pengetahuan melalui penyuluhan lalu dievaluasi. DBD banyak menginfeksi murid sekolah, sehingga penyuluhan diberikan kepada murid sekolah.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan murid Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Bayah yang telah mendapat penyuluhan DBD. Desain penelitian ini adalah crosssectional. Data diambil pada tanggal 16-18 Oktober 2009 dengan mewawancarai 107 murid yang dipilih secara random.
Hasil penelitian menunjukkan 1,9% murid tingkat pengetahuannya tergolong baik dan 94,2% tergolong kurang. Uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan murid MTs mengenai gejala DBD dengan jenis kelamin (p = 1,000), jumlah sumber informasi (p = 0,958), sumber informasi yang paling berkesan (p = 0,993) serta riwayat sakit DBD (p = 1,000). Disimpulkan tingkat pengetahuan murid MTs mengenai gejala DBD tidak berhubungan dengan karakteristik mereka. Oleh karena itu pengetahuan perlu ditingkatkan dengan memberikan penyuluhan yang lebih menarik tanpa memandang karakteristik murid.
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease that can cause shock and death, therefore the community has to be aware about those symptoms. To recognize DHF symptoms, it is necessary to give education to the community and then evaluated. DHF infects many students, so education must be given to them.
The objective of this study was to find out the knowledge level of Madrasah Tsanawiyah Negeri Bayah (MTs) students that had received information about DHF. This cross-sectional study was conducted on October 16th-18th 2009 by interviewing 107 students that were selected randomly.
The results showed that knowledge level of 1,9% students were classified as good and 94,2% were bad. Kolmogorov-Smirnov test showed that there were no significant differences between knowledge level of MTs student about DHF symptoms with sex (p = 1,000), number of information sources (p = 0,958), the most impressive source of information (p = 0,993) and family history of DHF (p = 1,000). It was concluded that there were no associations between knowledge level of DHF with their characteristics. Therefore knowledge has to be increased by giving education which is more attractive regardless of the student?s characteristics.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elfikri Asril
"Keberhasilan pemberantasan DBD antara lain ditentukan oleh tingkat pengetahuan masyarakat mengenai DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan murid MTs Kecamatan Bayah mengenai vektor DBD setelah mendapat penyuluhan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Data diambil pada tanggal 16 - 18 Oktober 2009 dengan mewawancarai 107 murid MTs yang dipilih secara random. Murid tersebut telah mendapat penyuluhan DBD satu bulan sebelum survei. Hasilnya memperlihatkan, murid MTs yang mempunyai tingkat pengetahuan baik sebanyak 3 orang (2,9%), cukup 49 orang (47,1%) dan kurang 52 orang (50%). Responden laki-laki 43 orang (41,3%) dan perempuan 61 orang (58,7%). Murid yang tidak memiliki riwayat sakit DBD sebanyak 93 orang (89,4%). Sebagian besar Murid MTs mendapat informasi tentang DBD dari 2 atau 3 jenis sumber informasi dengan presentase masing- masing 28,8%. Sumber informasi yang paling berkesan adalah petugas kesehatan (59,6%) disusul oleh media elektronik (30,8%). Pada uji Kolmogorov Smirnov, tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai vektor DBD dengan jenis kelamin (p=1,000), jumlah sumber informasi (p= 0,601), sumber informasi yang paling berkesan (p= 0,239), dan riwayat sakit DBD (p=1,000). Disimpulkan tingkat pengetahuan murid madrasah mengenai vektor DBD tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan karakteristik mereka.

The success of DHF control depends on people?s knowledge level of DHF. The objective of this study was to know the knowledge level of Madrasah Tsanawiyah Bayah students about DHF vector after given education. This cross sectional study was conducted on October 16th-18th 2009 by interviewing 107 students, chosen by random sampling technique. The students got education one month before the survey. The result showed that only 2,9% students had good knowledge, while students that had fair and bad knowledge are 47,1% and 50%, respectively. Forty three students (41,3%) were male while 61 others (58,7%) were female. Students that didn?t have family history of DHF were 93 students (89,4%). Most of the students got information from two and three information sources. The most impressive source was medical personels (59,6%); while information from electronic media hold the second position (30,8%). Kolmogorov Smirnov analysis test showed no significant differences between knowledge level of DHF vector and sex (p=1,000), the number of information sources (p=0,601), the most impressive source (p=0,239), and family history of DHF (p=1,000). It was concluded that the knowledge level of the students about DHF vector was bad and not associated with student?s characteristic."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ringgo, Fernando Mickael S.
"Saat ini malaria masih menjadi sebuah permasalahan kesehatan utama di Indonesia, terutama di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Bayah tentang pencegahan malaria. Pada penelitian ini digunakan metode cross-sectional dan dilakukan survei. Data diambil dengan cara mewawancarai responden menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai pencegahan malaria yang dilakukan pada tanggal 16-18 Oktober 2009. Dari wawancara tersebut hasil menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai pencegahan malaria 4 orang (3,8%), 15 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (14,2%), dan 87 orang memiliki tingkat pengetahuan kurang (82%). Karakteristik mayoritas dari responden rata-rata berusia 18-34 tahun yaitu sebanyak 80 orang (75,5%), dengan jumlah perempuan sebanyak 88 orang (83%), berpendidikan rendah sebanyak 96 orang (90,6%), tidak bekerja sebanyak 66 orang (62,3%), dan responden yang memperoleh informasi mengenai malaria dari 1 sumber sebanyak 84 orang (79,2%). Hasil analisis dari penelitian menyebutkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p > 0,05) antara tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan malaria dengan karakteristik responden (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi). Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mengenai pencegahan malaria masyarakat Bayah tergolong kurang dan tidak memiliki hubungan dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah sumber informasi, dan sumber informasi yang paling berkesan.

At this time malaria is still becoming a problem of the main health in Indonesia, especially in the Bayah Subdistrict, Banten Province. The aim of this research is knowing the level of the Bayah people’s knowledge about malaria prevention. In this research, the method is cross-sectional and was carried out by the survey. The data was taken by interviewing the respondent used the questionnaire that contained the question concerning the prevention of malaria that was carried out on October 16-18 2009. From this interview results showed that the respondent who had the level of good knowledge concerning malaria prevention is 4 people (3.8%), 15 people with the level of knowledge were enough (14.2%), and 87 people had the level of bad knowledge (82%). The characteristics of the majority of the respondent in general were 18-34 years old that is as many as 80 people (75.5%), with the number of women totalling 88 people (83%), educated low totalling 96 people (90.6%), did not work totalling 66 people (62.3%), and the respondent who received information concerning malaria from 1 source totalling 84 people (79.2%). Results of the analysis of the research mentioned was not gotten by the significant difference (p > 0.05) between the level of the people's knowledge concerning the prevention of malaria characteristically the respondent (the age, gender, the level of education, the work, and the source of information). Could be concluded that the level of knowledge concerning of the Bayah people’s malaria prevention classed as bad and did not have relations with the age, gender, the level of education, the work, the number of sources of information, and the source that impressed most."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Marcella
"Kecamatan Bayah merupakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sering mengalami kejadian luar biasa (KLB). Untuk memberantas DBD, masyarakat perlu diberikan pengetahuan mengenai DBD dan kemudian dievaluasi. Dalam penelitian ini, masyarakat diwakili oleh santri.
Tujuan penelitian adalah mengetahui tingkat pengetahuan santri mengenai pemberantasan vektor DBD setelah mendapat penyuluhan. Penelitian menggunakan desain crosssectional. Data diambil di Pesantren X Kecamatan Bayah pada tanggal 16-18 Oktober 2009. Analisis data menggunakan uji chi-square. Sebanyak 60% santri adalah perempuan dan 40% laki-laki. Santri yang mendapat informasi dari 2 sumber sebanyak 37,9%. Sumber informasi paling berkesan bagi 45,3% santri adalah petugas kesehatan. Hanya 17,9% santri yang memiliki riwayat DBD. Sebanyak 19 santri (20,0%) memiliki tingkat pengetahuan baik, 46 santri (48,4%) cukup, dan 30 santri (31,6%) kurang.
Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan jumlah sumber informasi (p = 0,003), namun tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan jenis kelamin (p = 0,079), sumber informasi paling berkesan (p = 0,950), dan riwayat DBD (p = 0,101). Disimpulkan tingkat pengetahuan santri mengenai pemberantasan vektor DBD umumnya cukup dan berhubungan dengan jumlah sumber informasi.
Bayah Subdictrict is an epidemic area of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) with frequent outbreaks. To control DHF, the people should be educated and then evaluated. In this study, people are represented by students.
The objective was to determine the knowledge level of students after health education and association with their demographic characteristics. The design was cross-sectional. Data was collected in Pesantren X in 16-18 October 2009 and analyzed using chi-square test. As many as 60% students are female and 40% are male. There were 37,9% students who received information from two sources. The most impressive information source for 45.3% students was healthcare workers. Only 17.9% students had DHF history. A total of 19 students (20.0%) had good knowledge level, 46 (48.4%) adequate, and 30 (31.6%) poor.
There?s association between the knowledge level and the number of information sources (p = 0.003). There?s no association between the knowledge level and gender (p = 0.079), the most impressive information source (p = 0.950), and history of DHF (p = 0.101). It is concluded that the knowledge level of the students are generally adequate and influenced by the number of information sources.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>