Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154688 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nina Marlina
"Kebutuhan pelayanan kesehatan merupakan masalah utama bagi para lansia, maka perlu dilakukan peningkatan upaya pencegahan, pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan, disamping upaya penyembuhan dan pemulihan. Keaktifan lansia mengikuti kegiatan pembinaan kesehatan lansia secara berkala yang dilakukan setiap bulan melalui kelompok lansia guna deteksi dini kesehatan. Puskesmas Abadi Jaya memiliki 33 kelompok lansia dengan persentase rata-rata kehadiran dalam dua tahun terakhir di bawah target yang ditetapkan Dinkes Kota Depok. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif.
Hasil penelitian pembinaan kelompok lansia lebih ditingkatkan terutama pelaksanaan kegiatan preventif dan promotif yang diberikan kader terhadap lansia, serta kegiatan pencatatan dan pelaporan yang lebih sederhana agar tercapai target cakupan yang diinginkan.

The need for health care is a major problem for the elderly, it is necessary to improve prevention, maintenance, and improvement of health, in addition to healing and recovery efforts. Active elderly seniors take part in health coaching regularly conducted every month by the elderly for early detection of health. Jaya Abadi Health Center has 33 groups of seniors with an average percentage of attendance in the last two years below the target set by the City Depok health office. This research is descriptive quantitative research design.
The research training group improved, especially the elderly over the implementation of preventive and promotive activities provided cadres to senior citizens, as well as recording and reporting activities are more simple in order to achieve the desired coverage targets.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jundi Afif Utomo
"Penelitian ini membahas hubungan antara partisipasi di Posbindu Lansia dengan tingkat kesepian lansia di kelurahan Depok Jaya Kota Depok. Hasil penelitian menemukan bahwa pengaruh partisipasi lansia dalam kegiatan posbindu sebesar hampir 5 kali terhadap tingkat kesepian lansia. Sementara dukungan keluarga dan partisipasi hanya sebesar 2 kali pengaruhnya terhadap kesepian lansia. Hal ini disebabkan kegiatan posbindu lansia yang sangat banyak dan bervariasi. saran saya selaku peneliti adalah sebagai berikut: (1) pengembangan lebih lanjut kegiatan posbindu yang sudah ada (2) partisipasi pemerintah dalam penyelanggaraan dan pengembangan kegiatan sosial-keagamaan (3) pengembangan program pemberdayaan lansia dengan sasaran keluarga lansia.

This study examines the relationship between Elderly participation in Posbindu with elderly loneliness levels at urban kelurahan Depok Jaya, Kota Depok. The study found that the effects of participation in the activities Posbindu elderly by almost 5 times the rate of lonely elderly. While family support and participation by only 2 times the effect on the lonely elderly. This is due to the activities Posbindu elderly are many and varied, such as the activities of theatre or music. Based on the findings above, my advice as a researcher is as follows: (1) develop further government Posbindu activities that have been held in each kelurahan. (2) participate in development of socio-religious activities. (3) develop empowerment programs targeting elderly seniors family.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S64490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sipahutar, Monalisa
"Peran individu yang tinggal bersama lansia memiliki implikasi penting bagi kesehatan dan kesejahteraan lansia. Hasil tinjauan literatur menyatakan hasil yang bervariasi antara tinggal bersama mendampingi lansia dengan partisipasi bekerja individu yang tinggal bersama lansia. Penelitian ini berkontribusi dengan melihat kaitan antara tinggal bersama lansia dilihat dari status dan tingkatan kesulitan/gangguan fungsional tubuh lansia dengan partisipasi bekerja individu usia kerja yang tinggal bersama lansia. Penelitian ini juga mempelajari seberapa besar kecenderungan individu yang tinggal bersama lansia menjadi pekerja informal. Dengan menggunakan data SUSENAS Maret 2021, pada model probit tahap pertama metode Two Step Heckman ditemukan bahwa tinggal bersama lansia yang mengalami kesulitan akan meningkatkan partisipasi bekerja individu yang tinggal bersama lansia. Namun, ketika lansia semakin memiliki kesulitan/gangguan fungsional tubuh yang berat sampai sama sekali tidak mampu (sudah dikatakan lansia disabilitas) maka partisipasi bekerja individu yang tinggal bersama lansia juga ikut berkurang. Pada tahap kedua model regresi logistik biner menunjukkan tinggal bersama lansia yang mengalami kesulitan berpengaruh terhadap peningkatan kecenderungan individu menjadi pekerja informal. Penelitian ini juga menemukan tinggal bersama lansia tua dapat menurunkan partisipasi bekerja dan meningkatkan kecenderungan individu yang tinggal bersama lansia untuk menjadi pekerja informal. Pemerintah perlu memikirkan langkah yang baik untuk membantu individu yang tinggal bersama lansia disabilitas atau tinggal bersama lansia tua terutama pada status ekonomi yang rendah agar mereka tidak keluar dari pasar kerja ketika tetap harus mendampingi lansia.

The role of individuals living with the elderly has important implications for health and elderly’s welfare. The results of the literature review stated that the results varied between living with the elderly and work participation of individuals living with the elderly. This study aims to analyze the relationship between living with the elderly as seen from the status and level of functional impairment of the elderly and the work participation of working-age individuals living with the elderly. The study also studied how much the tendency of individuals living with the elderly become informal workers. Using SUSENAS 2021 data, in the first phase of the Probit model of the Two Step Heckman method, it was found that living with elderly people who have functional impairments will increase the work participation of individuals living with the elderly. However, when the elderly have functional impairments that are getting worse to the point of being unable (elderly with disabilities), the work participation of individuals who live with the elderly also decreases. In the second stage, the binary logistic regression model shows that living with the elderly who have functional impairments influences the increased tendency of individuals to become informal workers. The study also found living with elderly people aged 80 years over can reduce work participation and increase the tendency of individuals who live with the elderly to become informal workers. The government needs to help individuals who live with elderly people with disabilities or live with elderly people aged 80 years over, especially those with low economic status, so that they do not leave the job market when they still must accompany the elderly."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Indah Sari
"Pelayanan kesehatan lansia saat ini belum optimal. Puskesmas DTP Bayah untuk pelayanan kesehatan lansia belum memenuhi SPM (70%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan ke posyandu lansia. Penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional digunakan pada 140 lansia, data dikumpulkan melalui wawancara dengan kuesioner. Hasil penelitian didapatkan 88,6% berkunjung ke posyandu lansia. Umur, dukungan keluarga, pekerjaan dan pengetahuan berhubungan dengan kunjungan ke posyandu lansia dan pengetahuan faktor yang paling dominan. Lansia berpengetahuan tinggi kemungkinan 18x datang ke posyandu lansia dibandingkan yang rendah. Kepada dinas kesehatan dan puskesmas bersinergi dengan lintas sektoral untuk meningkatkan kunjungan ke posyandu lansia.

Medical care for elderly health not optimalize. Puskemas DTP Bayah services has not met yet the 70% minimum service standards (SPM). The purpose of this study is to determine the relationship for visits to posyandu for elderly.This research is quantitative cross-sectional design. Data was collected by way of interviews with 140 elderly. The results shows that age has a significant association, family support, occupation and knowledge. Knowledge is the most dominant factor. The advice for health services and health centers is to cross-sector synergies that can support an increase in visits to Posyandu for the elderly
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T34921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Wartini
"Peningkatan jumlah lanjut usia akan diikuti dengan masalah kesehatan penurunan fungsi fisik serta penyakit degeneratif sehingga pelayanan kesehatan akanmenjadi kegiatan utama pada posyandu lanjut usia Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu lansiadi wilayah kerja Puskesmas Mandastana Kecamatan Mandastana Kabupaten BaritoKuala tahun 2013 Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metodedeskriptif dengan desain cross sectional
Hasil penelitian ini menujukkan pemanfaatan posyandu lansia rendah 46 6 Hasil uji statistik disimpulkan ada hubungan bermaknaantara pendidikan p value 0 017 pekerjaan p value 0 006 pengetahuan p value 0 020 sikap p value 0 009 mobilitas p value 0 000 dan dukungan keluarga p value 0 038 Dari hasil tersebut diharapkan pelaksanaan kegiatan posyandu lanjut usia di masyarakatakan mendapatkan hasil yang optimal apabila semua unsur terkait dalam pembinaanlanjut usia ikut berperan Koordinasi yang terjalin akan menentukan keberhasilanpelaksanaanya sehingga meningkatkan angka cakupan pelayanan.

An increasing number of elderly will be followed by health problems decline inphysical function as well as degenerative diseases so that health care will be a majoractivity in the elderly posyandu The purpose of this study was to determine the factorsassociated with the utilization of elderly neighborhood health center in PuskesmasMandastana District Mandastana Barito Kuala district in 2013 This research isquantitative descriptive method with cross sectional design
Results of this study showed low utilization posyndu elderly 46 6 Statistical test results concluded thatthere is a significant relationship between education p value 0 017 p value 0 006work knowledge of p value 0 020 p value 0 009 posture mobility p value 0 000and p value of family support 0 038 From these results it is expected theimplementation of growth monitoring sessions elderly in the community will getoptimal results if all the elements involved in the development of advanced age played arole Coordination that exists will determine the success of the implementation therebyincreasing the number of service coverage.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawan
"Proporsi jumlah penduduk usia tua di Indonesia semakin meningkat. Hal ini menggambarkan bahwa usia harapan hidup masyarakat juga meningkat. Salah satu upaya untuk menilai status gizi dari lansia dapat dilihat dari Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu berat badan dan tinggi badan. Namun, pengukuran tinggi badan tegak pada lansia tidak dapat dilakukan karena skoliosis, kifosis, cacat, dan patah tulang. Tujuan studi ini adalah untuk memperoleh model prediksi tinggi badan pada pra lansia (45-59 tahun) dan lansia (60-90 tahun) berdasarkan panjang depa, tinggi lutut, usia, dan jenis kelamin. Studi ini dilakukan pada 202 (90 orang laki-laki dan 112 orang perempuan) pra lansia dan lansia, di Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat.
Studi menggunakan desain cross sectional. Kriteria inklusi responden adalah laki-laki maupun perempuan dengan usia 45-90 tahun, memiliki kondisi tubuh yang sehat atau masih mampu berdiri tegak, serta dapat berkomunikasi dengan baik. Kriteria eksklusi responden adalah lansia yang memiliki salah satu tangan tidak dapat direntangkan karena patah tulang atau sebab tertentu, mengalami patah tulang/kaki palsu, dan gangguan komunikasi.
Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa korelasi panjang depa dengan tinggi badan pada laki-laki r = 0,86 perempuan r = 0,71. Korelasi tinggi lutut dengan tinggi badan pada laki-laki r = 0,79 perempuan r = 0,72. Model prediksi tinggi badan dapat dilakukan dengan prediktor panjang depa, tinggi lutut, dan usia. Model prediksi ini dapat diaplikasikan pada pasien yang diamputasi atau gangguan patah tulang.

Proportion of elderly in Indonesia increases. This situation describe that the life expectation have also increased. A tools to assess the nutritional status of the elderly can be seen from the Body Mass Index (BMI) from weight and height. However, measurement of height in elderly can nott be obtained because scholiosis, khifosis, deformity, of fracture. The purpose of this study was to obtain the height prediction model in middle-age (45-59 years) and elderly (60-90 years) based on arm span, knee height, age, and gender. The study was conducted on 202 (90 men and 112 women) middle-age and elderly, in Bojongsari District, Depok, West Java.
This study use cross-sectional design. Inclusion criteria for the respondents were men and women aged 45-90 years, having a healthy body condition or still able to stand upright, and can communicate well. Exclusion criteria were elderly respondents who had one hand can not be stretched because of fracture or a particular cause, suffered a rosthetic limbs, and discommunication.
Results of this study indicate that the correlation arm span to height for men women r = 0.86 r = 0.71. Knee hight correlation with height in men women r = 0.79 r = 0.72. The new height prediction models can formed using arm span, knee height, and age. The predictive models can be applied to patients who amputated or fracture.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45792
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Farhana
"Lansia termasuk kedalam kelompok rentan dan bergantung pada kelompok usia produktif. Peran pemerintah dalam melindungi dan meningkatkan kesejahteraan lansia salah satunya melalui pelayanan pada Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) atau panti werdha. Caregiver memiliki peran dalam memberikan pelayanan secara langsung pada lansia. Pentingnya perilaku caring caregiver dapat meningkatkan aspek fisik, mental, sosial, dan spiritual lansia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran perilaku caring caregiver di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Jakarta dan hubungan antara karakteristik caregiver dengan perilaku caring caregiver. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross-sectional. Analisa data menggunakan uji Mann-Whitney dan uji Spearman (CI 95%). Responden caregiver terdiri dari 35 orang yang dipilih dengan teknik total sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen Caring Behavior Inventory (CBI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku caring caregiver memiliki hasil yang baik (85,5%). Tidak terdapat hubungan antara karakteristik caregiver seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja, dan pelatihan terkait perilaku caring caregiver dengan penerapan perilaku caring caregiver (p>0,05). Tingginya perilaku caring caregiver dapat terus ditingkatkan dan dipertahankan oleh panti werdha serta penelitian selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut mengenai faktor lain yang memengaruhi perilaku caring caregiver.

Elderly belongs to vulnerable groups and depend on the productive age group. The roles of the government in protecting and improving the welfare of the elderly is through services at the elderly social institution. The caregiver has roles in providing services directly to the elderly. The importance of the caregiver caring behavior can improve services and various aspects of the elderly. The purpose of this study was to determine the description of caregiver caring behavior in elderly social institution Jakarta and the relationship between caregiver characteristics with caregiver caring behavior. The design of this research is descriptive observational with a cross-sectional approach. Data were analyzed with the Mann-Whitney Test and Spearman Test (CI 95%). 35 caregiver respondents who served in elderly social institution Jakarta were selected by the total sampling technique. Data collected with a caring behavior inventory (CBI) questionnaire. The results showed that caring behavior in caregiver had good results (85.46%). There is no relationship between caregiver caring behavior with caregiver characteristics specifically age, gender, educational program level, length of work, and training regarding caring caregiver behavior (p > 0.05). The high behavior of caring applied by the caregivers can be continuously improved and maintained by the elderly social institution and further research can further investigate other factors that influence caregiver caring behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rismawaty
"Living arrangement atau pengaturan tempat tinggal pada lanjut usia (lansia) menunjukkan ketersediaan sumber dukungan sosial. Pada lansia yang tinggal bersama keluarga kemungkinan memiliki kesehatan yang baik karena ada anggota keluarga yang merawat, mendapat perhatian, serta dukungan sosial lainnya. Sementara lansia yang tidak memiliki ketersediaan dukungan keluarga akan mengalami kesepian yang berdampak pada kesehatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat kesulitan fungsional pada lansia, serta untuk mempelajari hubungan living arrangement terhadap gangguan fungsional. Sumber data yang digunakan adalah Susenas September 2018 dengan menggunakan analisis deskriptif dan inferensial (Regresi Logistik Ordinal). Hasil skor gangguan fungsional menunjukkan secara rata-rata lansia di Indonesia berada pada kelompok lansia muda yang masih memiliki kemampuan fungsional yang baik. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa lansia yang tinggal sendiri cenderung mengalami gangguan fungsional dalam berjalan/naik tangga, mengingat/berkonsentrasi, maupun perilaku/emosional lebih buruk dibandingkan lansia yang tinggal bersama keluarga. Begitu juga, lansia yang tinggal berdua pasangan cenderung mengalami gangguan fungsional dalam berjalan/naik tangga, mengingat/berkonsentrasi, maupun perilaku/emosional lebih buruk dibandingkan lansia yang tinggal bersama keluarga.

Living arrangements of the elderly indicates the availability social support sources. The elderly who live with family are more likely to be healthier due to the availability of familial care, attention, and other social supports. On the other hand, the elderly who do not have the availability of family support will experience loneliness which will in turn affect their health. This study aims to obtain an overview of the level of functional impairment in the elderly, as well as to study the relationship between living arrangements and functional impairment. The September 2018 National Socio-Economic Survey (Susenas) was used as the data source by using descriptive and inferential analysis (Ordinal Logistic Regression). The functional impairment score results indicated that, on average, the elderly in Indonesia were in young elderly age group who still have the ability to function well. This study also found that the elderly who live alone tend to experience functional impairment in walking/climbing the stairs, remembering/concentrating, and worse behaviours/emotions than the elderly who live with family. Similar tendency was also found in elderly who only live with spouse. They were likely to experience functional impairment in walking/climbing the stairs, remembering/concentrating, and worse behaviours/emotions than the elderly who live with family."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helena Winata
"Jatuh merupakan hal yang sering terjadi pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga tentang kejadian jatuh pada lansia di RW 05 Kelurahan Cisalak. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan keluarga memiliki pengetahuan yang dapat dikategorikan baik (51,9%), sebagian besar keluarga memiliki sikap baik (73,6%) serta tidak terdapat perbedaan antara perilaku baik dan kurang (50%) tentang kejadian jatuh pada lansia.
Peneliti menyarankan agar penelitian ini dapat digunakan untuk memotivasi keluarga dan pemberi layanan kesehatan dalam mempromosikan pentingnya pencegahan jatuh dalam rangka mengurangi kejadian jatuh pada lansia.

Falls are common among elderly. The aim of this study was to explore family's knowledge, attitude, and behavior about falls incident among elderly at RW 05 Kelurahan Cisalak. This study used a descriptive method for its design.
The result showed that the knowledge of the families were classified as good (51,9%), most of families had good attitudes (73,6%), and the behavior of the families did not have any difference between good and less (50%) about falls incident among elderly at RW 05 Kelurahan Cisalak.
Researcher suggest that this research could be used to encourage family and other health care provider to promote the importance of having falls prevention in order to reduce falls incident rate in elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyastuti Retno Annisa
"Tujuan: Mengetahui tingkat kualitas hidup pada usia lanjut di Klub Jantung Sehat (KJS) Kelurahan Pondok Kelapa serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, dipandang dari faktor sosiodemografi, status fungsional serta kesehatan mental.
Metode: Desain observasional potong lintang deskriptif. Penelitian dilakukan pada 69 subjek yang didapat secara konsekutif, berusia ≥ 60 tahun dan memenuhi kriteria penelitian. Penilaian kualitas hidup dengan kuesioner European Quality of Life-5 Dimensions (EQ-5D), tingkat kesehatan mental menggunakan Geriatric Depression Scale (GDS) serta dilakukan penilaian status fungsional dengan uji performa 6 Minutes Walking Test (6MWT).
Hasil: Kualitas hidup pada 62,3% subjek memiliki hasil baik dengan nilai EQ5D Indeks tertinggi yaitu 1.000. Status fungsional didapatkan jarak tempuh 6MWT 401,73 ± 49,75 meter. Kesehatan mental 98,5% subjek memiliki nilai normal. Faktor yang paling berpengaruh adalah faktor usia (p = 0,009), dengan subjek berusia rerata 66 tahun (berkisar 60 ? 79 tahun) memiliki kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan subjek berusia rerata 61,5 tahun (berkisar 60 - 82 tahun). Faktor sosiodemografi lain, status fungsional serta tingkat depresi tidak memiliki hubungan yang bermakna (p > 0,05).
Kesimpulan: Kualitas hidup usia lanjut dalam penelitian ini mayoritas baik, dengan faktor yang paling berpengaruh adalah faktor usia. Subjek lebih tua memiliki kualitas hidup lebih baik, dapat disebabkan karena pada usia lebih muda terdapat penambahan angka individu yang tidak bekerja dan pensiunan yang cukup signifikan, sehingga mereka harus beradaptasi berkaitan dengan hal tersebut.

Objective:To know the quality of life in elderly joining "Klub Jantung Sehat" (KJS) Pondok Kelapa and the factors that influence it, in terms of sociodemographic factors, functional status, and mental health.
Methods: Descriptive cross-sectional observational study in 69 subjects taken consecutively, elderly ≥ 60 years old who met the study criteria. Quality of life were assessed with European Quality of Life-5 Dimensions (EQ-5D), mental health with Geriatric Depression Scale (GDS), and functional status by 6 Minutes Walking Test (6MWT) performance test.
Results: Quality of life in 62.3% subjects had good results with the highest value of EQ5D index 1,000. Functional status with the 6MWT distance 401.73 ± 49.75 meters. Mental health in 98.5% subjects were normal. The most influence factorwas age (p = 0.009), with the mean of 66 years old (range 60-79 years) had a better quality of life than mean 61.5 years old (range 60 - 82 years). Other sociodemographic factors, functional status, and depression levels did not have a significant association (p > 0.05).
Conclusion: Quality of life majority ofsubjectswere good, with the most influence factor was age. Older subjects had a better quality of life, this might be caused by at younger age there was a significant increased inelderly individuals who did not work and retired, so they had to adapt more to this condition.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>