Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136682 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edwar Andiko Heri
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang strategi image restoration yang dijalankan oleh
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia melalui program @america sebagai
bentuk restorasi citra yang hancur oleh kebijakan war on terrorism.
Kedutaan Besar Amerika Serikat, dalam merestorasi kerusakan citra terparah
mereka dalam lima puluh tahun terakhir, memilih menggunakan pendekatan
komunikasi dalam upaya melakukan diplomasi publik mereka untuk
mengembalikan citra positif Amerika di mata publik Indonesia sehingga
favorabilitas masyarakat Indonesia terhadap berbagai kebijakan global Amerika
dapat kembali meningkat.
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, pendekatan kualitatif, dan
bersifat deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawanara
mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
melalui @america, program-program komunikasi mampu membawa pesan
diplomasi dalam rangka merestorasi sekaligus mengembalikan citra positif
Amerika Serikat di Indonesia yang telah rusak karena kebijakan war on terrorism.

Abstract
This research describes about image restoration strategies run by Embassy of
United States in Indonesia through @america?s programs as a manner to restore
the damage images caused by war on terrorism policy.
US Embassy, on restoring their most damage images in the last fivety years, uses
the communication approach as their public diplomacy?s method to restore their
positive images to Indonesian people as well as increasing its favorability to US
foreign policy.
This study utilizes post-positivist paradgm and descriptive qualitative research.
In-depth interviews and literature studies have been selected as the main methods
of data collection. The results of this study shows that through @america,
Communication programs are able to send diplomacy message to aim the
restoration as well as returning positive images of United States in Indonesia that
have been damaged by the war on terrorism policy."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alexandrov, Stanimir A.
London: Kluwer, 1996
341 ALE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Jeremiah Immanuel
"Skripsi ini membahas dan menganalisa keabsahan pengerahan pasukan multi nasional (MNJTF) oleh African Union Peace and Security Council di Nigeria sebagai tanggapan atas serangan bersenjata (armed attack) yang dilakukan oleh Boko Haram. Dengan mengingat pengerahan MNJTF didasarkan pada doktrin right of selfdefense, khususnya collective self-defense, maka akan dilakukan pembahasan tentang sejarah, pengaturan, dan perkembangan daripada doktrin right of self-defense dan collective self-defense. Pembahasan dasar pengaturan yang dimaksud mengacu pada Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, terutama Pasal 51 piagam tersebut. Status Boko haram sebagai suatu aktor bukan negara (non-state actor) menimbulkan pertanyaan, apakah terhadapnya dapat diterapkan doktrin collective self-defense. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibahas pula perkembangan dan syaratsyarat penerapan self-defense terhadap non-state actor.

This thesis discusses and analyzes the legality of the authorization and deployment of a multi national joint task force (MNJTF) by the African Union Peace and Security Council in Nigeria. The aforementioned deployment was conducted in response to armed attack mounted by Boko Haram. Considering that said deployment was justified under the doctrine of right of self-defense, in particular collective self-defense, it is necessary to discuss the history, regulation, and development of right of self-defense and collective self-defense. The analysis will be based on the Charter of the United Nations, in particular Article 51 of the Charter.Boko Haram?s status as a non-state actor necessitates the discussion about the applicability of collective self-defense as a justification in this case. Thus, this thesis will also include discussion about the conditions upon which self-defense could be applied to armed attacks conducted by non-state actors."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S64622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernstein, Albert J
New York: McGraw-Hill, 2001
158.2 BER e (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nazhira Idzni
"Keterbatasan fungsi indera pendengaran penyandang tunarungu menyebabkan munculnya budaya-budaya yang hanya dapat dirasakan oleh mereka. Dalam melangsungkan budayanya yang unik ini mereka membutuhkan ruang yang accessible layaknya penyandang difabel yang lain. Oleh karena itu, prinsip deaf space dihadirkan agar kebutuhan penyandang tunarungu dapat dipertimbangkan dalam perancangan ruang bangunan/urban.
Prinsip deaf space dirumuskan oleh komunitas tunarungu di Gallaudet University, Amerika Serikat. Prinsip deaf space ini dibuat berdasarkan pengalaman dan kondisi yang berlaku pada komunitas tunarungu yang merancangnya, padahal komunitas tunarungu dapat mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Salah satu bentuk perkembangan yang dialami komunitas ini adalah penggunaan alat bantu dengar dan perkembangan komunikasi verbal oleh pemanfaatan alat bantu dengar.
Perkembangan yang dialami oleh komunitas ini dapat mempengaruhi kebutuhan ruangnya, sehingga prinsip deaf space ini juga harus disesuaikan dengan perkembangan tersebut. Pengetahuan tentang penyesuaian prinsip deaf space ini membuktikan bahwa pendekatan desain yang dibutuhkan oleh kedua tipe komunitas tunarungu tersebut sangat berbeda. Apabila pendekatan desain yang dibutuhkan oleh komunitas tunarungu yang berkomunikasi visual lebih berfokus pada pengoptimalan kualitas visual oleh bukaan, komunitas tunarungu yang berkomunikasi verbal lebih berfokus pada pengoptimalan kualitas akustik ruang.

Their sense of hearing limitation causes the forming of cultures that can only be felt by their own community. In carrying out this unique culture they need an accessible space like the other difable. Therefore, deaf space is presented so deaf rsquo s needs can be considered in the building urban design.
Deaf space principle was formulated by Deaf community at Gallaudet University, USA. This principle is made based on experiences and conditions that apply to their own community, meanwhile Deaf community can evolve over time. One of the change that happened in Deaf community is the use of hearing aids and the development of verbal communication by it.
The development experienced by this community can affect their needs of space, so the deaf space principles is also need to be adapted with these developments. Knowledge on the adaptation of deaf space principle proves that design approach required by the two types of Deaf communities is very different. If the design approach required by the visual communicating community is more focused on optimizing the visual quality by the openings, the verbal communicating community is more focused on optimizing the acoustic quality of space.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfan Fadilah
"Rasa aman merupakan hal yang dibutuhkan oleh setiap manusia ketika berada dimanapun dan kapanpun. Rasa aman didapatkan setelah manusia melakukan penyesuaian dengan lingkungannya. Salah satu cara yang dilakukan untuk melakukan penyesuaian tersebut adalah pertahanan diri. Pertahanan diri merupakan mekanisme yang dilakukan seseorang ketika ruang personalnya terganggu. Pada sebuah ruang urban, terdapat banyak jenis aktivitas berbeda yang dilakukan. . Setiap aktivitas memiliki cara yang berbeda dalam pelaksanaannya sehingga terdapat perbedaan cara dalam melakukan mekanisme pertahanan diri. Skripsi ini mengkaji bagaimana mekanisme pertahanan diri dapat membentuk rasa aman saat melakukan aktivitas di ruang terbuka publik. Pengamatan dilakukan pada acara Car Free Day di Jakarta tepatnya di area Bundaran HI dan Senayan. Ruang tempat dilakukannya Car Free Daymerupakan ruang-ruang jalan yang dialihkan fungsinya sementara menjadi ruang rekreasi. Hasil menunjukkan adanya perbedaan mekanisme pertahanan diri pada aktivitas statis dan dinamis. Ruang Car Free Day beserta elemen-elemen di dalamnya, digunakan untuk beraktivitas dan juga mengakomodasi kebutuhan pertahanan diri.

A sense of safety is a fundamental need for everyone, regardless of location or time. This sense of safety is achieved once people adjust to their environment. One way to facilitate this adjustment is through self-defense mechanisms. Self-defense is a process individuals employ when their personal space is disrupted. In an urban space, there are various types of activities taking place. Each activity has its unique way of being performed, which leads to different approaches to employing self-defense mechanisms. This thesis explores how self-defense mechanisms create a sense of safety while engaging in public open spaces. The observation was conducted during the Car Free Day event in Jakarta, specifically in the Bundaran HI and Senayan areas. During Car Free Day, roads are temporarily repurposed as recreational spaces. The findings show distinct self-defense mechanisms in static versus dynamic activities. The spaces used for Car Free Day and the elements within them serve not only for activities but also accommodate the needs for self-defense."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anwari
"Kasus pemidanaan terhadap tuturan yang dianggap mencemarkan nama baik dan mengujarkan kebencian melalui media elektronik meningkat dari tahun ke tahun. Sebagian besar kasus di atas menyangkut teks verbal atau hanya tulisan, tanpa foto atau materi visual. Pada perkembangannya, UU ITE Pasal 27 juga beberapa kali dijadikan landasan untuk melaporkan orang yang dianggap melakukan kejahatan berbahasa dengan menggunakan tulisan dan foto. Terus bertambahnya jumlah pemidanaan dengan tuduhan ujaran penghinaan atau kebencian memunculkan sejumlah kritik terhadap penerapan UU ITE, terutama Pasal 27 ayat (3), hingga disebut sebagai “pasal karet”. Sebagai respons atas kondisi tersebut, diperlukan suatu penelitian yang dapat membantu upaya pemeriksaan data kebahasaan secara akademis dalam bidang linguistik. Penelitian ini mengkaji pemaknaan atas data multimodal yang dijadikan alat bukti tindak ujaran penghinaan dan ujaran kebencian berdasarkan KUHP dan UU ITE. Data penelitian berupa paduan moda verbal (kata atau kalimat) dan moda visual (foto atau gambar) yang dianggap sebagai ujaran penghinaan atau ujaran kebencian. Terdapat lima data yang dibahas pada tesis ini. Pada setiap tuturan, moda verbal dan moda visual dianalisis masing-masing, kemudian dipetakan berdasarkan interdependensinya, yakni interdependen atau dependen, untuk menunjukkan sifat kebergantungannya pada moda lain agar dapat disebut sebagai ujaran penghinaan atau kebencian. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori semiotika sosial Halliday (1978 dan 2014) dan semiotika multimodal Kress dan Leeuwen (2006). Hasilnya, kelima moda verbal data bersifat dependen (atau bergantung pada moda visual) untuk disebut berpotensi dianggap mengandung ujaran penghinaan, namun salah satunya bersifat independen jika disebut berpotensi dianggap mengandung ujaran kebencian. Sementara itu, kelima moda visual bersifat dependen, namun salah satunya berpotensi dianggap mengandung ujaran penghinaan ringan.Makna relasi moda verbal dan visual kelima data berpotensi dianggap mengandung ujaran penghinaan. Tesis ini diharapkan dapat menjadi pemicu penelitian yang lebih menyeluruh dan dapat dijadikan salah satu contoh analisis data kebahasaan yang dijadikan alat bukti tindak ujaran penghinaan atau kebencian.

Cases of conviction for speech deemed to be defamatory and expressing hatred through electronic media have increased from year to year. Most of the cases above involve verbal or written text only, without photos or visual material. In its development, Article 27 of the ITE Law has also been used several times as a basis for reporting people who are considered to have committed language crimes using writing and photos. The continued increase in the number of convictions on charges of uttering insults or hatred has led to a number of criticisms of the application of the ITE Law, especially Article 27 paragraph (3), which has been called the “rubber article”. In response to these conditions, a research is needed that can assist efforts to examine linguistic data academically in the field of linguistics. This study examines the meaning of multimodal data that is used as evidence of acts of insult and hate speech based on the Criminal Code and the ITE Law. The data are in the form of a combination of verbal modes (words or sentences) and visual modes (photos or pictures) which are considered as utterances of insults or utterances of hatred. There are five data discussed in this thesis. In each speech, the verbal and visual modes are analyzed respectively, then mapped based on their interdependence, namely interdependent or dependent, to show the nature of their dependence on other modes so that they can be called insults or hate speech. The analysis was carried out using the theory of social semiotics of Halliday (1978 and 2014) and the multimodal semiotics of Kress and Leeuwen (2006). As a result, the five verbal data modes are dependent (or depending on the visual mode) to be considered as potentially containing insulting speech, but one of them is independent if it is said to be potentially considered to contain hate speech. Meanwhile, the five visual modes are dependent, but one of them has the potential to be considered as containing light insults. The meaning of verbal and visual mode relations of the five data has the potential to be considered as containing insulting speech. This thesis is expected to be a trigger for a more thorough research and can be used as an example of linguistic data analysis that is used as evidence for insulting or hate speech."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Krishna
"Skripsi ini akan membahas penggunaan bahasa dalam suatu situasi yang khusus sesuai dengan prinsip pragmatik. Sebagaimana telah dinyatakan di atas, prinsip pragmatik itu adalah prinsip yang mengatur interaksi verbal sebagai suatu bentuk aktifitas kooperatif. Dalam bentuk ini, suatu interaksi verbal diatur oleh prinsip yang oleh Grice (1967) disebut Prinsip Kerjasama (Cooperative Principle). Namun demikian, Leech (1983) menyatakan bahwa Prinsip Kerjasama ini bukanlah satu-satunya Prinsip yang perlu diperhatikan penutur dalam melakukan kegiatan tersebut. Dalam bukunya yang berjudul PrinciPles of Pragmatics, Leech mengajukan Prinsip Kesopanan (Politeness Principle) untuk melengkapi Prinsip Kerjasama, dan Prinsip Ironi (Irony Principle), yaitu Prinsip yang diterapkan apabila penggunaan bahasa dimaksudkan untuk menyerang lawan bicara. Mengingat penggunaan bahasa dapat dilakukan untuk mencapai berbagai tuJuan, maka penulis akan membatasi permasalahan ini pada satu tujuan saja, yaitu penggunaan bahasa untuk menyerang lawan bicara. Dengan kata lain penulis hanya akan membahas penerapan Prinsip Ironi dalam interaksi verbal. Masalah ini menarik perhatian penulis karena penggunaan bahasa yang kelihatannya bertentangan dengan tujuan-tujuan sosial tersebut sebenarnya masih berada dalam taraf menjaga hubungan sosial antara peserta. Dikatakan demikian karena penyerangan tersebut dilakukan secara tidak langsung, tetapi melalui suatu implikatur. Salah satu teori yang akan penulis pakai dalam membahas mosaic, ini adalah teori tindak ujar (speech act theory) seperti yang dikemukakan oleh Austin (1962) dalam buku How to Do Things with Words. Teori ini penulis Pilih karena penggunaan bahasa pada dasarnya merupakan suatu bentuk tingkah laku. Teori lain yang penulis anggap relevan adalah teori Grice (1967) tentang implikatur percakapan (conversational implicature) seperti yang dijelaskannya dalam artikel logic and Conversation. Kedua teori ini nanti akan penulis uraikan dalam Bab 2."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frances, Bryan:
"Regardless of who you are or how you live your life, you disagree with millions of people on an enormous number of topics from politics, religion and morality to sport, culture and art."
Cambridge : Polity Press, 2014
149.7 FRA d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Dyah Ayu Puspita Loka
"Penelitian ini mengkaji mekanisme pertahanan diri tokoh dalam novel Ganjil Genap. Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode kualitatif dengan pendekatan psikologi sastra yang menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Pendekatan tersebut digunakan untuk menganalisis bentuk mekanisme yang dilakukan para tokoh, yaitu Gala, Bara, dan Aiman. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tekanan yang dialami oleh para tokoh, bentuk mekanisme pertahanan diri, dan dampak yang dialami para tokoh. Hasil analisis menunjukkan adanya kecemasan yang berkaitan dengan masalah percintaan. Selain itu, bentuk mekanisme pertahanan diri yang digunakan para tokoh adalah sublimasi, apatis, represi, dan reaksi formasi. Tokoh Gala merasakan dampak dari mekanisme pertahanan diri, yaitu penerimaan diri tokoh tersebut sebagai perempuan lajang. Sementara itu, tokoh Bara dan Aiman mendapatkan rasa kehilangan.

This research examines the character's self-defense mechanism in the novel Ganjil Genap. The method used in the research is a qualitative method with a literary psychology approach that uses Sigmund Freud's psychoanalysis theory. The approach is used to analyze the form of mechanisms carried out by the characters, namely Gala, Bara, and Aiman. This research aims to explain the pressure experienced by the characters, the form of self-defense mechanisms, and the impact experienced by the characters. The results of the analysis show that there is anxiety related to romance problems. In addition, the forms of self-defense mechanisms used by the characters are sublimation, apathy, repression, and formation reactions. The character Gala feels the impact of the self-defense mechanism, namely the character's self-acceptance as a single woman. Meanwhile, Bara and Aiman get a sense of loss."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>