Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188120 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Megawati
"Latar Belakang: Ketahanan hidup pasien kanker payudara di negara maju, seperti Amerika adalah sebesar 89,3% dan di Perancis adalah 82,3%. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, sebagai salah satu rumah sakit rujukan terbesar di Indonesia, peringkat kedua untuk kasus rawat inap kanker selama tahun 2007 ? 2010 ditempati oleh kasus kanker payudara dengan ketahanan hidup yang belum diketahui.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ketahanan hidup lima tahun pasien kanker payudara berdasarkan karakteristik demografi dan fakrot klinis di RSCM tahun 2007 ? 2010.
Metode: Populasi dan sampel penelitian adalah pasien rawat inap kanker payudara di RSCM yang memenuhi kriteria inklusi dan dipilih secara total sampling sebanyak 138 pasien yang diambil dari rekam medis. Analisis data dilakukan dengan uji univariat dan bivariat serta gambaran ketahanan hidup pasien berdasarkan cox regression.
Hasil penelitian: Secara keseluruhan, ketahanan hidup relative 5 tahun pasien kanker payudara di RSCM tahun 2007 ? 2010 adalah sebesar 54,3%. Ketahanan hidup tertinggi berdasarkan karakteristik demografi adalah pasien yang didiagnosis pertama pada usia 31 ? 40 tahun (60,9%), berpendidikan menengah (70%), dan sudah menikah (85,7%). Sedangkan berdasarkan faktor klinis, ketahanan hidup tertinggi ditemukan pada pasien dengan ukuran tumor primer ≤ 5cm (71,9%), stadium klinis I (100%), jenis histology karsinoma payudara lainnya (85,7%), pasien dengan pengobatan yang lengkap (72,7%), derajat keganasan sel baik (83,3%), dan riwayat metastasis negatif (71,4%).
Kesimpulan dan saran: Ketahanan hidup 5 tahun pasien kanker payudara di RSCM masih tergolong rendah. Oleh karena itu, penemuan kasus secara dini dan dan meningkatkan kesadaran wanita untuk melakukan berbagai skrining kanker khususnya pada mereka yang berusia lebih dari 30 tahun sangat penting untuk dilakukan.

Background: The 5-year survival rate of female breast cancer patients in developed country, such as America is 89,3% and France is 82,3%. At Cipto Mangunkusumo hospital, as one of reference hospital in Indonesia, second ranked in cancer patients admitted during the year 2007 ? 2010 is breast cancer with improved survival is unknown.
Objectives: This study is conducted for determine 5-year survival rate of breast cancer patients in the Cipto Mangunkusumo Hospital based on demographic characteristic and clinical factor during 2007- 2010.
Methods: Population and sample are breast cancer patients hospitalized in the Cipto Mangunkusumo hospital who met the inclusion criteria and were selected in total sampling as many as 138 patients and collected from medical record. Data analysis was performed with univariate and bivariate tests as well as an overview of survival of patients by Cox regression.
Results: Overall, 5-year relative survival rate for breast cancer patients in the Cipto Mangunkusmo Hospital years 2007 to 2010 amounted to 54.3%. The highest of the 5-year survival rate based on demographic characteristic: age of first diagnosed between 31 and 40 years (60.9%), intermediate education (70%), married (58.7%). Then based on clinical factor: tumor size ≤ 5 cm (71.9%), clinical stage I 100% (n= 4) , another breast cancer histological type 85.7%, complete treatment (72.7 %), good grade (83.3%), and negative metastasis 71.4%.
Conclusions and suggestions: 5-year survival rates of breast cancer patients at RSCM is still low. Therefore, early case detection and increasing awareness of women to perform a variety of cancer screening, especially in those aged over 30 years is very important.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gusni Rahma
"Kanker serviks menempati urutan pertama kanker terbanyak pada wanita di RSCM. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya ketahanan hidup pasien kanker serviks di Indonesia. Banyak pasien kanker serviks tidak melanjutkan pemeriksaan setetelah didiagnosa kanker serviks karena keterbatasan biaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaaan ketahanan hidup lima tahun antara pasien kanker serviks jaminan pembiayaan asuransi kesehatan dengan pasien pembiayaan pribadi/non asuransi di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2007-2010. Penelitian menggunakan desain studi analitik observasional dengan desain kohort retrospektif.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan ketahanan hidup 5 tahun antara pasien kanker serviks jaminan pembiayaan asuransi dengan pasien jaminan pribadi/non asuransi (p = 0,001). Pasien kanker serviks jaminan pembiayaan pribadi/non asuransi memiliki risiko kematian 5,18 kali (CI: 1,97-13,59) dibandingkan pasien jaminan asuransi, setelah dikontrol diferensiasi sel, pendidikan, stadium kanker, dan kadar hemoglobin.

Cancer servix is the most frequent cancer occured for female in RSCM. The low rate of 5-year survival rate cervical cancer patients caused by several factors. A lot of diagnosed patients do not return to hospital for getting proper treatment motivates by financial reasons.
This research aim to see correlation of health insurance with 5-year survival rate of cervical cancer patients at Dr. Cipto Mangunkusumo National Hospital, Jakarta year 2007-2010.
Result shows there is correlation between health insurance status and 5 year survival rate of cervical cancer patients (p value = 0,001). Patients who are not covered by insurance are 5,18 times (CI1,97-13,59) likely at death risk compare to insurance covered patients. Rate adjusted with sel differentiation, education, stadium of cancer, and hemoglobin rate as confounding variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Indah Irianti
"ABSTRAK
Nama : Dewi Indah IriantiProgram Studi : Magister Ilmu Kesehatan MasyarakatPeminatan : Kesehatan ReproduksiJudul : Kesintasan Hidup Penderita Kanker Payudara BerdasarkanStadium Kanker di Rumah Sakit Cipto MangunkusumoBerdasarkan data GLOBOCAN tahun 2012, insidensi kanker yang tertinggi diIndonesia adalah kanker payudara. Saat ini masih banyak kematian yang disebabkanoleh kanker payudara. Kesintasan hidup penderita kanker payudara tergantungbeberapa faktor yang sangat penting untuk diketahui, termasuk stadium kanker.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stadium kanker, umur,pendidikan, pekerjaan, pernikahan, status jaminan kesehatan, riwayat keluarga, jenisterapi dan jarak tempat tinggal terhadap kesintasan hidup penderita kanker payudara.Rancangan penelitian menggunakan metode kohort retrospektif. Sampel padapenelitian ini adalah 135 penderita kanker payudara yang pertama kali didiagnosiskanker payudara dari bulan Januari 2007 sampai dengan Juni 2012 di RS CiptoMangunkusumo. Analisis data menggunakan program SPSS dan metode KaplanMeier serta faktor yang berhubungan dianalisis dengan Cox regression. Hasil analisisbivariabel menunjukkan bahwa stadium kanker memiliki hubungan yang signifikanterhadap kesintasan hidup kanker payudara p value=0,000 ; HR 19,227 95 CI1,395-265,101 . Sedangkan pada analisis mutivariabel hubungan stadium terhadapkesintasan hidup tidak signifikan p value=0,102 setelah dikontrol oleh variabelpendidikan, pekerjaan, jenis terapi dan interaksi stadium kanker dengan pendidikanpenderita. Kesintasan hidup penderita kanker payudara pada penderita kankerpayudara dengan stadium dini lebih tinggi 94,1 dibandingkan penderita stadiumlanjut 70,1 . Penderita dengan stadium lanjut berisiko 11 kali lebih tinggidibandingkan stadium dini HR=10,923 ; 95 CI 0,623-191,417 . Maka diperlukankesadaran dan upaya deteksi dini kanker payudara untuk lebih meningkatkankesintasan hidup penderita kanker payudara.Kata Kunci: Kanker payudara, kesintasan hidup, stadium kanker, RSCM

ABSTRACT
Nama Dewi Indah IriantiProgram Magister of Public HealthMajor Reproductive HealthTitle Breast cancer survival based on cancer stage at RumahSakit Cipto MangunkusumoBased on GLOBOCAN data of 2012, the highest incidence of cancer in Indonesiais breast cancer. Currently there are still many deaths caused by breast cancer. Thesurvival of breast cancer survivors depends on several factors that are veryimportant to know, including the stage of cancer. This study aims to determine theeffect of stage of cancer, age, education, occupation, marriage, health insurancestatus, family history, type of therapy and distance of residence to survival ofbreast cancer survivors. The study design used a retrospective cohort method.Samples in this study were 135 breast cancer patients who were first diagnosedwith breast cancer from January 2007 to June 2012 at RS Cipto Mangunkusumo.Data analysis using SPSS program and Kaplan Meier method and related factorswere analyzed with Cox regression. The results of bivariable analysis showed thatthe stage of cancer had a significant relationship to survival of breast cancer pvalue 0,000 HR 19,227 95 CI 1,395 265,101 . While in the analysis ofmutivariabel the relationship of stage to life survival is not significant p value 0,102 after controlled by education variable, work, therapy type and interactionof cancer stage with education of patient. The survival of breast cancer survivorsin early stage of breast cancer was higher 94.1 than those in advanced stage 70.1 . Patients with advanced stage 11 times higher risk than the early stage HR 10,923 95 CI 0.623 191,417 . So needed awareness and efforts to earlydetection of breast cancer to further improve survival of breast cancer patients.Keywords Breast cancer, life survival, cancer stage, RSCM"
2017
T48535
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Artanti Sekarayu Budi Sarwono
"Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum. Sebagaimana diketahui, kanker suatu jaringan dapat menyebar atau bermetastasis ke jaringan lain sebagai kanker sekunder, di mana pada kanker payudara 90% kematian selama pengobatan dikaitkan pada metastasis. Penelitian ini fokus kepada karakteristik metastasis bone only sebagai subtipe metastasis tulang kanker payudara yang belum banyak diteliti walaupun angka kelangsungan hidup (survival)nya paling bagus dibandingkan bila metastasis ke organ/tempat lainnya. Gambaran karakteristik pasien KPD BMO yg berobat di RSCM juga belum pernah diteliti. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional deskriptif dengan desain studi cross sectional dengan teknik sampel total sampling. Terdapat 1278 pasien KPD metastasis yg berobat di RSCM 2017-2022. Didapatkan 148 pasien KPD BMO, namun karena ketidak lengkapan informasi di hasil pemeriksaan penunjang maka yang masuk kriteria inklusi penelitian ini adalah 47 pasien. Dari 47 pasien, ditemukan karakteristik 100% perempuan, rentang usia terbanyak 45-64 tahun (70,2%), 46,8% bersuku Jawa, 85,1% dalam usia menopause, dengan sebagian besar kanker karsinoma duktal invasif (85,1%) grade 2 (68,1%) dan subtipe luminal A (42,6%). Kasus Denovo sebanyak 48,9%. Ditemukan metastasis multiple (91,5%) lesi osteolitik(29,8%) , dan berlokasi di Os. Vertebrae (31,7%). Sejalan dengan penelitian sebelumnya dan faktor risiko metastasis bone only, sehingga dapat dilakukan studi lanjutan berupa studi analitik maupun genomic untuk mengkonfirmasi hubungan kausalitas tiap variabel.

Breast cancer is one of the most common types of cancer. As we know, cancer in one tissue can spread or metastasize to other tissues as secondary cancer, where in breast cancer 90% of deaths during treatment are attributed to these metastases. This study focuses on the characteristics of bone only metastases as a subtype of breast cancer bone metastases that has not been widely studied although its survival is better than breast cancer which metastases to other organs. This research uses a descriptive observational research design with a cross sectional study design with a total sampling technique. We found 1278 breast cancer with metastasis treated in RSCM within 2017-2022. There are 148 breast cancer bone metastasis only, but only 47 patients were included in the research due to the completed radiology data. Of the 47 patients, the characteristics of the 47 patients were 100% female; 70,2% aged 45-64 years-old ;46,8% Javanese ; 85,1% in menopausal age, 68,1% with grade 2 invasive ductal carcinoma and 42,6% luminal A subtype; 48,9% Denovo cases ; 91,5% suffered from Multiple osteolytic lesion metastases and 31,7% were located in Os. Vertebrae. In line with previous research and risk factors for bone only metastasis, further studies can be carried out in the form of analytical or genomic studies to confirm the causal relationship between each variable."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihza Fachriza
"

Kanker payudara di Indonesia merupakan kanker dengan prevalensi tertinggi dengan jumlah kasus baru dan kematian terkait kanker yang semakin meningkat. Kanker payudara tripel negatif (KPTN) memiliki angka rekurensi, kesintasan, dan overall survival  yang lebih buruk. Penelitian ini diharapkan menjadi penelitian dasar mengenai KPTN di Indonesia. Metode penelitian ini adalah analisis kesintasan berdasarkan klinikopatologisnya pada 112 kasus KPTN di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia yang didiagnosis pada tahun 2009-2019. Analisis kesintasan menggunakan Kaplan-Meier dan log-rank test. Analisis bivariat dan multivariat menggunakan Cox regression untuk mendapatkan Hazard Ratio (HR). Didapatkan hasil bahwa mayoritas pasien didiagnosis pada stadium lanjut lokal (40,2%) dibandingkan dengan stadium dini (33%) dan stadium metastasis (17,9). Kesintasan lima tahun KPTN adalah 81,2% dengan nilai HR 1,372 (p = 0,239) dibandingkan dengan Luminal A. Analisis bivariat menunjukkan bahwa kelompok umur, ukuran dan ekstensi tumor (T), keterlibatan KGB regional (N), metastasis jauh (M), invasi limfovaskular, dan jenis operasi secara signifikan mempengaruhi kesintasan KPTN (p < 0,05). Pada analisis multivariat didapatkan bahwa bahwa satu-satunya faktor yang memperburuk kesintasan adalah tidak dioperasi dengan HR 6,175 (p = 0,001). Kesimpulan pada penelitian ini yaitu kesintasan pasien KPTN dalam lima tahun adalah 81,2%. Tidak dioperasi adalah faktor klinikopatologis yang memperburuk kesintasan KPTN.

 

Kata Kunci: Kanker payudara; Tripel Negatif; Klinikopatologis; Kesintasan


Breast cancer in Indonesia is a cancer with the highest prevalence with an increasing number of new cases and cancer-related deaths. Triple negative breast cancer (TNBC) has a worse rate of recurrence, survival, and overall survival. This research is expected to become a basic research on TNBC in Indonesia. The method of this research is the survival analysis based on its clinicopathology in 112 cases of TNBC at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, Indonesia which were diagnosed in 2009-2019. The survival analysis used the Kaplan-Meier and log-rank test. Bivariate and multivariate analysis using Cox regression to obtain the Hazard Ratio (HR). It was found that the majority of patients were diagnosed at the locally advanced stage (40.2%) compared to the early stage (33%) and the metastatic stage (17.9). The five-year survival of the TNBC was 81.2% with an HR value of 1.372 (p = 0.239) compared to Luminal A. Bivariate analysis showed that age group, tumor size and extension (T), regional lymph node involvement (N), distant metastases (M), lymphovascular invasion, and type of surgery significantly affected the survival of the KPTN (p <0.05). In the multivariate analysis it was found that the only factor that worsened the survival was not having surgery with HR 6.175 (p = 0.001). The conclusion in this study is that the survival of KPTN patients in five years is 81.2%. Not having surgery is a clinicopathological factor that worsens the survival of the KPTN.

 

Keywords: Breast cancer; Triple negative; Clinicopathology; Survival

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Prastasari
"ABSTRAK
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesintasan hidup pasien kanker serviks dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif dengan analisis kesintasan. Pasien kanker serviks yang didiagnosis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada 1 Januari 2005 sampai 31 Desember 2006 dimasukkan dalam penelitian ini. Dilakukan pendataan tanggal dan umur saat diagnosis, tingkat pendidikan, stadium, jenis histopatologi, diferensiasi tumor, invasi limfovaskuler, jenis terapi, dan lengkapnya terapi. Jika pasien menjalani operasi, dinilai pula adanya tumor pada kelenjar getah bening(KGB) atau batas sayatan. Selanjutnya pasien diamati sampai minimal 5 tahun apakah pasien masih hidup. Kemudian dilakukan analisis kesintasan dengan metode Kaplan Meier. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesintasan dinilai dengan analisis Cox regression.
Hasil: Diperoleh 447 pasien kanker serviks dalam kajian ini. Didapatkan median survival keseluruhan pasien kanker serviks 1916 hari (63 bulan) dengan kesintasan hidup 5 tahun 52%. Faktor umur, pendidikan, jenis pembiayaan, ukuran tumor, dan adanya invasi limfovaskuler tidak menunjukkan adanya perbedaan kesintasan. Stadium III dan IV memiliki kesintasan hidup yang lebih rendah dengan Hazard Ratio 3.27 dan 6.44. Diferensiasi buruk dan terapi tidak lengkap memiliki kesintasan yang lebih rendah dengan HR 2.26 dan 2.22. Jenis histopatologi lain-lain memiliki kesintasan yang lebih rendah dengan HR 2.85, namun tidak menunjukkan perbedaan bermakna pada uji multivariat. Pada pasien yang menjalani operasi disertai adanya tumor pada KGB menunjukkan kesintasan yang lebih rendah dengan HR 12.01, sedangkan adanya tumor pada batas sayatan tidak menunjukkan perbedaan kesintasan yang bermakna. Jenis terapi pada stadium awal ataupun sradium lanjut tidak menunjukkan perbedaan pada uji multivariat.
Kesimpulan: Median survival pasien kanker serviks adalah 63 bulan. Faktor-faktor yang berpengaruh secara independen terhadap kesintasan pasien kanker serviks adalah stadium, diferensiasi tumor, kelengkapan terapi, dan adanya tumor pada kelenjar getah bening.

ABSTRACT
Objective: To find out of the probability of 5 years survival rate on cervical cancer patients and to identify the influencing factors.
Methods: This is a retrospective cohort study. Cervical cancer patients treated at Cipto Mangunkusumo Hospital in 2005-2006 were selected. Demographic and clinical data were collected. Demographic data collected were diagnosis time, age, and education level. Clinical data collected were stage, histopathology, differentiation, lymphovascular invasion, and therapy. The appearance of the tumor on the specimen margin and lymphnodes was also noted in the patient underwent surgery. All the patients were followed up for minimal 5 years to know whether the patient was alive. Kaplan Meier methods was used to determine the survival rate probability and Cox regression analysis was used to assessed the factors influencing the cervical cancer survival
Result: A total of 447 cervical cancer patients was enrolled to this study. Median survival of these patients was 63 months and the overall 5-years survival probability was 52%. Age, education level, funding source, tumor size, and lymph-vascular invasion showed no significant differences on cervical cancer survival. Stage III and IV had lower survival probability (Hazard Ratio 3.27 and 6.44). Poor differentiated tumor and uncompleted therapy also had lower survival probability (HR 2.26 and 2.22). Histopathology of others had lower survival probability(HR 2.85), but wasn't significant on multivariate analysis. The presence of tumor on the cervical cancer specimen during operation showed worse survival probability (HR 12.01), otherwise the presence of tumor on specimen margin didn't show difference survival. Therapy types didn't showed any differences, either on early and advanced stage.
Conclusion: Cervical cancer median survival was 63 months. Independent influencing factors in this study were cancer’s stage, tumor differentiation, therapy completeness, and the presence of the tumor on the pelvic lymph nodes specimen during operation."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T33184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraini Oktaviani
"Latar belakang: Salah satu modalitas terapi yang digunakan untuk meningkatkan angka kesintasan hidup pasien kanker payudara adalah dengan pemberian kemoterapi neoadjuvan. Pada umumnya kemoterapi neoajuvan kanker payudara stadium lanjut lokal di RSCM menggunakan regimen doxorubicin based. Namun belum ada penelitian lebih lanjut mengenai perbandingan kesintasan hidup lima tahun pasien kanker payudara lanjut lokal yang mendapatkan kemoterapi neoadjuvan doxorubicin based dengan non-doxorubicin based di RSCM.
Tujuan: Mengetahui angka kesintasan hidup lima tahun penderita kanker payudara stadium lanjut lokal yang diberikan kemoterapi neoadjuvan doxorubicin based dan non-doxorubicin based di RSCM tahun 2011 ndash; 2016.
Metode: Sebanyak 236 pasien kanker payudara stadium lanjut lokal yang mendapatkan kemoterapi neoadjuvan di RSCM tahun 2011-2016 menjadi sampel dalam penelitian ini. Analisis data dilakukan dengan metode Kapplan Meier, uji Log Rank dan Cox Regreession.
Hasil penelitian: Angka kesintasan hidup lima tahun pasien kanker payudara stadium lanjut lokal yang diberi kemoterapi neoadjuvan doxorubicin based sebesar 37 dan non-doxorubicin based sebesar 48,9 . Pasien kanker payudara stadium lanjut lokal yang mendapatkan kemoterapi neoadjuvan doxorubicin based memiliki probabilitas 1,38 kali lebih cepat terjadinya kematian 95 CI 0,946 ndash; 2,026 setelah dikontrol dengan variabel invasi pembuluh limfatik, respon klinis, stadium, radiasi, jenis histopatologi, grade, dan status menopause. Invasi pembuluh limfatik merupakan variabel dengan hazard ratio terbesar yaitu 4,74 95 CI 3,213 ndash; 7,284.
Kesimpulan: Kemoterapi neoadjuvan non-doxorubicin based menunjukkan kesintasan hidup yang lebih tinggi dibandingkan kemoterapi neoadjuvan doxorubicin based.

Background: One of the therapeutic modalities used to increase survival rates of breast cancer patients with neoadjuvan chemotherapy. In general, neoajuvan chemotherapy for locally advanced breast cancer at RSCM used a doxorubicin based regimen. But there has been no further study on the survival comparison of five years of locally advanced breast cancer patients who are neoadjuvan chemotherapy doxorubicin based or non doxorubicin based at RSCM.
Objectives: This study is conducted for determine 5 years survival rate of locally advanced breast cancer who were given neoadjuvan chemotherapy doxorubicin based and non doxorubicin based at RSCM in 2011 2016.
Methods: A total of 236 patients with locally advanced stage breast cancer who received neoadjuvan chemotherapy at RSCM in 2011 2016 were sampled in the study. Data analysis was perfomed by Kapplan Meier method, Log Rank and Cox Regreession analysis.
Results: 5 years survival rate of locally advanced breast cancer patients given neoadjuvan doxorubicin based chemotherapy is 37 and non doxorubicin based is 48.9. Locally advanced breast cancer patients receiving neoadjuvan doxorubicin based chemotherapy had a 1.38 times faster probability of death 95 CI 0.946 2.026 after controlled by invasive variation of lymphatic vein, clinical response, stage, radiation, histopathology, grade, And menopausal status. Invasion of lymphatic vessels is the variable with the largest hazard ratio of 4.74 95 CI 3,213 7,284.
Conclusions Neoadjuvan chemotherapy non doxorubicin based showed a higher survival than doxorubicin based for locally advanced breast cancer.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megawati
"ABSTRAK
Nama : MegawatiProgram Studi : EpidemiologiJudul : Kesintasan Pasien Kanker Payudara Berdasarkan Keterlambatan Pengobatandi Rumah Sakit Umum Cipto MangunkusumoPembimbing : Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna, MHSc Epidemiology AbstrakKanker payudara masih mendominasi penyakit kanker pada wanita di duniatermasuk di Indonesia. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sebagai rumah sakitrujukan nasional dengan jumlah kasus terus meningkat setiap tahunnya.Sebagian besar kasus ditemukan pada stadium lanjut dan mengalamiketerlambatan pengobatan lebih dari 60 hari setelah didiagnosis. Keterlambatanpengobatan diduga berpengaruh terhadap kesintasan pasien kanker payudara.Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menilai hubungan keterlambatanpengobatan dengan kesintasan pasien kanker payudara di RSCM. Desain studipenelitian adalah kohort retrospektif dengan mengamati 584 pasien yangmemenuhi kriteria inklusi. Pengamatan dilakukan mulai dari 1 Januari 2011sampai Desember 2017. Data dianalisis secara univariat, bivariat dengan ujilogrank, dan multivariat dengan cox regresi. Hasil penelitian menunjukkan dari584 pasien yang dianalisis ditemukan besarnya risiko terjadinya kematiansebesar 1,27 kali lebih cepat pada pasien yang mengalami keterlambatanpengobatan lebih dari 60 hari dibandingkan dengan pasien yang mendapatkanpengobatan kurang dari 60 hari HR=1,27; 95 CI;0,99 ndash; 1,64 setelah dikontrolstadium klinis, status pernikahan, dan status hormon reseptor estrogen.Perbedaan kesintasan antara pasien yang terlambat lebih dari 60 hari setelahdidiagnosis adalah sebesar 7 pada tahun kelima. Berdasarkan penelitian inidapat disimpulkan bahwa keterlambatan pengobatan lebih dari 60 hari setelahdidiagnosis mempengaruhi kesintasan pasien kanker payudara sehinggapentingnya edukasi kepada pasien dan keluarga untuk tidak menundapengobatan setelah didiagnosis.Kata kunci: keterlambatan pengobatan; kesintasan; kanker payudara

ABSTRACT
Name MegawatiStudy Program EpidemiologiTitle Survival of Breast Cancer based on Delay treatment at CiptoMangunkusumo HospitalCounsellor Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna, MHSc Epidemiology Breast cancer still dominates cancer in women in the world including inIndonesia. Cipto Mangunkusumo Hospital as a national referral hospitalwith the number of cases continues to increase every year. Most of the caseswere found at an advanced stage and experienced treatment delays morethan 60 days after diagnosis. Treatment delays are thought to affect thesurvival of breast cancer patients. Therefore, this study was conducted toassess the relationship of delayed treatment with survival of breast cancerpatients at RSCM. The study design was a retrospective cohort by observing584 patients who met the inclusion criteria. Observations were done from 1January 2011 to December 2017. Data were analyzed univariat, bivariatewith logrank test, and multivariate with cox regression. The results of thestudy showed that the 584 patients analyzed found that the risk of death was1.27 times faster in patients who experienced treatment delay more than 60days compared with patients who received treatment less than 60 days HR 1.27 95 CI 0,99 1.92 after controlled marital status, hormonereceptor estrogen, and clinical stage. The difference in survival betweentheir patients who were late more than 60 days after the diagnosis was 7 in the fifth year. Based on this research, it can be concluded that the delayof treatment influences survival of breast cancer patients so that theimportance of education to the patient and family to immediately performtreatment after diagnosis.Keywords Delay treatment Survival Breast Cancer"
2018
T49998
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Naomi Lidwina
"Latar Belakang
Koristoma atau kista dermoid orbita adalah tumor kongenital yang terdiri dari sel dan jaringan normal yang tumbuh di lokasi yang tidak seharusnya secara anatomis. Limbal dermoid sering dikaitkan dengan penyakit sistemik dengan sindrom Goldenharr. Penelitian mengenai karakteristik koristoma okular di Indonesia masih jarang dilakukan. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi karakteristik klinis dan demografis koristoma okular.
Metode
Penelitian ini menggunakan studi deskriptif retrospektif yang menggunakan data sekunder berupa rekam medis pada pasien koristoma okular di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo dari tahun 2019-2023. Pengumpulan informasi mencakup data demografis, karakteristik klinis, temuan histopatologi, hasil pemeriksaan radiologi, dan tatalaksana. Data-data tersebut dianalisis dengan SPSS Windows versi 25. Data disajikan dalam bentuk N dan persentase serta median dan range minimal-maksimal.
Hasil
Jumlah subjek yang terlibat adalah 72 orang, yang mayoritas adalah perempuan dengan paling banyak berusia lebih dari 18 tahun dan tinggal luar Jakarta. Onset gejala pasien paling banyak dalam rentang dari lahir hingga lebih dari 12 tahun. Jenis koristoma yang paling banyak dijumpai adalah kista dermoid (45,8%) di sebelah kiri (54,2%) dan di orbita (55,6%). Karakteristik klinis lainnya paling banyak dijumpai tidak ada gangguan penglihatan (61,1%). Histopatologi paling banyak ditemukan epitel skuamosa berlapis (76,4%). Data radiologi ditemukan batas tegas (95,5%) dengan diameter maksimal adalah 3,7cm. Semua pasien menjalankan operasi dengan kombinasi eksisi paling banyak dilakukan (80,6%).
Kesimpulan
Koristoma dapat terjadi di berbagi lokasi mata dengan lokasi terbanyak di orbita dan dapat menimbulkan manifestasi klinis yang berbeda tergantung dari lokasi. Tatalaksana terhadap koristoma okular tergantung dari posisi tumor.

Introduction
Choristoma or dermoid cyst of the orbita is a congenital tumor consisting of normal cells and tissues growing in an anatomically inappropriate location. Limbal dermoid is often associated with systemic disease with Goldenharr Syndrome. Research on the characteristics of ocular choristoma in Indonesia is still rare. Therefore, this study aims to explore the clinical and demographic characteristics of ocular choristoma.
Method
This study used a retrospective descriptive study using secondary data from medical records on ocular choristoma patients at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital from 2019- 2023. Demographic data, clinical characteristics, histopathology findings, radiology examination, and management were collected. The data will be analyzed with SPSS Windows version 25. Data will be presented as N and percentage, as well as median and minimum-maximum range.
Results
The number of subjects involved was 72, the majority of whom were female with most being over 18 years old and living outside of Jakarta. The onset of symptoms mostly ranged from birth to over 12 years old. The most common types of choristoma were dermoid cysts (45.8%) on the left side (54.2%) and in the orbit (55.6%). Other clinical characteristics were mostly no visual impairment (61.1%). Histopathology found mostly stratified squamous epithelium (76.4%). Radiologic data showed clear borders (95.5%) with a maximum diameter of 3.7cm. All patients underwent surgery with combined excision being the most common (80.6%)
Conclusion
Choristomas can occur in various locations of the eye with the most locations in the orbit and can cause different clinical manifestations depending on the location. Management of ocular choristoma depends on the position of the tumor.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Nur Komarudin
"Latar Belakang
Kanker ginekologi dan infeksi COVID-19 memiliki tingkat insidensi dan mortalitas yang tinggi di Indonesia serta berdampak pada aspek kesehatan, sosial, dan budaya. Kanker ginekologi dan infeksi COVID-19 memicu inflamasi yang dapat mengakibatkan ganguan multi-organ. Pemeriksaan laboratorium dapat digunakan sebagai indikator keparahan untuk menilai inflamasi dan kerusakan organ. Oleh karena itu penelitian ini akan membahas mengenai analisis kakteristik klinis dan hasil laboratorium pasien kanker ginekologi dengan COVID-19.
Metode
Metode yang akan digunakan di dalam penelitian ini adalah deskritif dan analitik dengan pendekatan potong lintang retrospektif.
Hasil
Tingkat insidensi pasien kanker ginekologi dengan COVID-19 2020-2022 sebesar 154 per 100.000. Kanker serviks (54,3%) menjadi diagnosis terbanyak diikuti dengan kanker ovarium (28,7%), kanker rahim (14,9%), kanker vulva (1,1%), dan kanker vagina (1,1%). Stadium III (37,2%) menjadi yang terbanyak diikuti stadium IV (26,6%), stadium I (20,2%), stadium II (16%). Karakteristik klinis dan hasil laboratorium yang memiliki hubungan signifikan dengan stadium kanker adalah obesitas (OR 0,321; CI 0,125-0,826; P value 0,018), neutrofil absolut tinggi (OR 5,006; Cl 95%, 1,307 – 19,176; P value 0,019), ureum tinggi (OR 3,977; Cl 95%, 1,112 – 14,224; P value 0,034), dan platelet to leucocyte ratio (PLR) tinggi (OR 7,379; 95% CI 2,067-26,466; P value 0,002). Karakteristik klinis dan hasil laboratorium yang memiliki hubungan signifikan dengan derajat keparahan COVID-19 adalah sesak napas (OR 12,364; Cl 95%, 4,148 – 36,848; P value <0.001) dan PLR tinggi (OR 6,787; 95% CI 1,103 - 41,774; P value 0,039).
Kesimpulan
Karakteristik klinis dan hasil laboratorium yang dapat dikaitkan sebagai indikator keparahan berdasarkan stadium kanker ginekologi adalah obesitas, neutrofil absolut tingg, ureum dan PLR tinggi. Karakteristik klinis dan hasil laboratorium yang dapat dikaitkan dengan indikator keparahan berdasarkan derajat keparahan COVID-19 adalah sesak napas dan PLR tinggi.

Introduction
Gynecologic cancer and COVID-19 infection have high incidence and mortality rates in Indonesia and impact health, social and cultural aspects. Gynecological cancers and COVID-19 infections trigger inflammation that can lead to multi-organ disorders. Laboratory tests can be used as an indicator of severity to assess inflammation and organ damage. Therefore, this study will discuss the analysis of clinical characteristics and laboratory results of gynecological cancer patients with COVID-19.
Method
The method used in this study is descriptive and analytic with a retrospective cross- sectional approach.
Results
The incidence rate of gynecologic cancer patients with COVID-19 2020-2022 was 154 per 100,000. Cervical cancer (54.3%) was the most common diagnosis followed by ovarian cancer (28.7%), uterine cancer (14.9%), vulvar cancer (1.1%), and vaginal cancer (1.1%). Stage III (37.2%) was the most common followed by stage IV (26.6%), stage I (20.2%), stage II (16%). Clinical characteristics and laboratory results that had a significant association with cancer stage were obesity (OR 0,321; CI 0,125-0,826; P value 0,018), high absolute neutrophils (OR 5.006; 95% CI, 1.307-19.176; P value 0.019), high high ureum level (OR 3.977; 95% CI, 1.112-14.224; P value 0.034), and high PLR (OR 7.379; 95% CI 2.067-26.466; P value 0.002). Clinical characteristics and laboratory results that had a significant association with COVID-19 severity were shortness of breath (OR 12.364; Cl 95%, 4.148 - 36.848; P value <0.001) and high PLR (OR 6.787; 95% CI 1.103 - 41.774; P value 0.039).
Conclusion Clinical characteristics and laboratory results associated with gynecologic cancer stage were obesity, high absolute neutrophils, high ureum level, and high PLR. Clinical characteristics and laboratory results associated with COVID-19 severity were shortness of breath and high PLR.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>