Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159322 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manao, Maria Octavyani
"Brendl, Chattopadhyay, Pelham, dan Carvallo (2005) menemukan bahwa seseorang lebih memilih nama merek yang sesuai dengan inisial namanya dibandingkan merek lain yang tidak sesuai inisial nama. Hal ini kemudian disebut sebagai name letter branding. Skripsi ini menguji robustness fenomena name letter branding dengan mengaplikasikannya pada produk negatif secara sosial. Eksperimen dalam penelitian ini membuktikan bahwa pada produk negatif partisipan akan memilih merek yang sesuai dengan inisial nama dibandingkan merek yang tidak sesuai dengan inisial nama. Partisipan adalah pelajar SMA, usia 15-18 tahun. Pengukuran name letter branding pada produk negatif dilihat dengan cara meminta partisipan memilih salah satu merek pispot, dimana salah satunya sesuai dengan inisial nama sementara yang lainnya tidak.

Brendl, Chattopadhyay, Pelham, and Carvallo (2005) discovered a phenomenon whereby a person will more likely to choose a brand name started with letters from their names than when it do not. This phenomenon is called name letter branding. This thesis tried to test the robustness of name letter branding phenomenon by applying it to socially negative product. The result showed that participants were more likely to choose a brand name started with letter from their names even it applied to negative product. The participants were 15 ? 18 years old high school student. To measure name letter branding, participants were asked to choose product between name letter brand and non-name letter brand."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ophy Quamilla
"ABSTRAK
Penerapan prinsip name letter branding dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan implicil egotism dan kebutuhan akan produk. Eksperimen pertama membuktikan bahwa level kebutuhan akan produk menengah paling berpengaruh pada munculnya gejala name letter branding. Lebih lanjut lagi, name letter branding juga diuji pada produk berkonotasi negatif-yaitu produk minuman yang sudah mendekati batas kadaluarsa. Akan tetapi, pada eksperimen kedua gejala tersebut tidak terbukti. Eksperimen dilakukan pada pelajar SMA, usia 15-17 tahun dan pengukuran name letter branding dilihat dengan cara meminta partisipan memilih salah satu merek minuman untuk dibawa pulang, dimana salah satunya sesuai dengan inisial nama sementara yang lainnya tidak.

ABSTRACT
To apply name letter branding in daily life is connected with implicit egotism and need of product. The first study shows that the need of product on moderate level contributed most in influencing name letter branding. Moreover, name letter branding was tested to negative product- an almost expired beverage. Nevertheless, the second study shows that the name letter branding did not occurred in negative product. The participant were 15-17 years old high school student. To measure name letter branding, they were asked to choose one product between name letter brand and no name letter brand."
2009
S3539
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prince Caltina S.
"Dalam perilaku individu sebagai konsumen, individu memiliki kecenderungan untuk memilih merek sesuai inisial namanya (name letter branding). Namun, bagaimana jika produk tersebut berkonotasi negatif 'hampir kadaluarsa' Penelitian ini bertujuan untuk melihat lebih lanjut mengenai gejala name letter branding (NLB) pada produk yang hampir kadaluwarsa. Penelitian ini melibatkan 182 siswa/i SMAN berusia 15-18 tahun di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan munculnya gejala NLB saat partisipan diminta memilih salah satu dari dua merek pada produk yang sama-sama hampir kadaluwarsa.

As a consumer, people have a tendency to choose brands that have the same initials of his/her name (name letter branding). However, what if the product has a negative connotation - almost expired. This study aims to see more information about name letter branding (NLB) on an almost expired products. The study involved 182 students / i SMAN aged 15-18 years in Jakarta. The results showed the emergence of NLB when participants were asked to choose one of two brands on products that are both almost expired."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30513
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rhadinal Fahmi
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk membahas pengaruh brand name, product involvement, dan consumer ethnocentrism terhadap purchase intention. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan factorial design 2 (brand name: local vs foreign name) x2 (product involvement: low vs high involvement) x2 (consumer ethnocentrism: low vs high ethnocentrism). Hasil penelitian menunjukan bahwa foreign name memiliki purchase intention yang lebih tinggi dibandingkan dengan local name. Hasil yang sama terjadi ketika foreign name dikombinasikan dengan low-involvement product, sedangkan pada high-involvement product, tidak terdapat perbedaan purchase intention antara penggunaan foreign name dan local name. Ketika foreign name dikombinasikan dengan low ethnocentrism pengaruh foreign name terhadap purchase intention lebih tinggi dibandingkan dengan local name, sedangkan pada konsumen dengan high ethnocentrism, pengaruh local name terhadap purchase intention tidak memiliki perbedaan dengan foreign name. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pada kondisi low involvement dan low ethnocentrism, foreign name memiliki purchase intention yang lebih tinggi dibandingkan dengan local name, sedangkan pada kondisi high involvement dan high ethnocentrism, local name memiliki purchase intention yang lebih tinggi dibandingkan dengan foreign name. Hasil penelitian bermanfaat bagi perusahaan dalam mendesain nama merek yang tepat sesuai dengan tingkat involvement dari produk yang dipasarkan dan juga tingkat ethnocentrisme konsumen.

ABSTRACT
This thesis discussed the effect of brand name, product involvement, and consumer ethnocentrism towards purchase intention. This study used experimental approach with factorial design 2 (brand name: local vs foreign name) x2 (product involvement: low vs high involvement) x2 (consumer ethnocentrism: low vs high ethnocentrism. The results showed that in general, foreign names have higher purchase intention and gave. The same outcome occurred when foreign name were combined with low-involvement products, whereas in high-involvement products, there were no interaction effect between foreign and local name. When foreign name were combined with low ethnocentrism, the effect of foreign name will be higher than local name, while for ethnocentric consumer, the effect of local name toward purchase intention was not significantly different compared with foreign name. This study also showed that in the condition of low involvement and low ethnocentrism, foreign name have higher purchase intention compared to local name. While, in high involvement and high ethnocentrism condition, local name have higher purchase intention compared to foreign name. This study gave managerial implication which beneficial for companies in designing appropriate brand name according to the level of involvement of the product they offer to consumer and level of consumer ethnocentrism."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tesalonika Arinta Diasty
"Perlindungan terhadap hak ekslusif merek dapat digunakan ketika merek tersebut sudah berhasil terdaftar. Keberhasilan terdaftarnya suatu merek dipengaruhi oleh berbagai persyaratan yakni salah satunya berkaitan dengan uraian kelas merek dan barang dan/atau jasa yang dimohonkan serta berbagai larangan pendaftaran merek sebagaimana diatur di dalam Pasal 20 UU Merek dan Indikasi Geografis. Akan tetapi sampai saat ini masih terdapat beberapa merek yang sejatinya melanggar ketentuan tersebut seperti penggunaan nama dan/atau lambang umum pada merek yang dimohonkan. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengkaji legalitas pendaftaran suatu kata umum pada nama merek serta faktor-faktor seperti uraian barang dan/atau jasa ketika merek tersebut dimohonkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian normative-yuridis yakni dengan melakukan penelaahan data sekunder yang menerangkan mengenai Merek, khususnya mengenai pendaftaran merek, hak ekslusif merek, penggunaan kata umum pada merek serta kaitanya pada kelas merek dan jenis barang atau jasa. Studi kasus yang akan dikaji adalah merek Es Teh Susu Nusantara milik PT Es Teh Indonesia, yang berhasil terdaftar meskipun menggunakan kata umum dan menjelaskan secara eksplisit kelas barang/jasa yang dimohonkan.

Protection of exclusive trademark rights can be used when the mark has been successfully registered. The success of registering a mark is influenced by various requirements, one of which relates to the description of the class of mark and goods and/or services being applied for as well as various prohibitions on mark registration as stipulated in Article 20 of the Law on Marks and Geographical Indications. However, until now there are still several brands that violate these provisions, such as the use of names and/or general symbols on the marks being applied for. Therefore, this study aims to examine the legality of registering a common word in a brand name and factors such as the description of goods and/or services when the mark is requested. The method used in this research is a normative-juridical research method, namely by examining secondary data that explains about the mark, especially regarding mark registration, brand exclusive rights, the use of common words for the mark and its relation to the brand class and the type of goods or services. The case study to be reviewed is the Es Teh Susu Nusantara brand owned by PT Es Teh Indonesia, which was successfully registered despite using a general word and explicitly explaining the class of goods/services being applied for."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Rahma Yulianthi
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang merek dagang obat etikal yang menggunakan identitas nama zat aktif obat ditinjau dari aspek hukum merek. Pembahasan mengacu pada peraturan perundangundangan di bidang merek dagang dan peraturan lainnya yang berhubungan dengan pokok bahasan tersebut, serta menggunakan teori-teori dari para ahli hukum terkemuka.
Analisa penelitian ini didasarkan pada disiplin ilmu hukum merek, metode yang digunakan adalah metode pendekatan yuridis normatif dengan titik berat pada studi kepustakaan. Penelitian ini akan bersifat deskriptif analitis, dengan cara menggambarkan adanya penggunaan identitas nama zat aktif obat sebagai bagian merek dagang obat etikal yang kemudian dianalisa dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan dan pendapat-pendapat para ahli yang berkaitan dengan hal tersebut.
Di dunia farmasi dan kedokteran, penggunaan identitas zat aktif obat sebagai bagian merek dagang etikal telah membantu para tenaga medis seperti dokter dan apoteker untuk mengetahui indikasi obat yang bersangkutan. Namun dalam praktiknya, penggunaan identitas zat aktif obat pada merek dagang mengakibatkan beberapa merek dagang obat etikal dari pemilik merek yang berbeda menjadi mirip antara satu merek dagang dengan merek dagang yang lainnya, pada sebagian suku katanya.
Hukum merek mengenal apa yang disebut dengan persamaan pada pokoknya atau persamaan pada keseluruhannya. Pada tulisan ini, dianalisa apakah kemiripan yang terjadi pada beberapa merek dagang obat sebagaimana dimaksud, dapat dikategorikan persamaan pada pokoknya.
Berdasarkan sifat penelitian yang deskriptif, maka data serta hasil penelitian yang akan diperoleh akan dipaparkan secara deskriptif. Dalam penelitian ini, tidak dicari ilmu atau teori baru tetapi menjadikan teori yang sudah ada sebagai alat bedah untuk menilai keadaan-keadaan yang ada dalam praktik, sehingga pada akhirnya diperoleh hasil yang dapat menjelaskan apakah praktik dan keadaan yang ada telah sesuai atau belum sesuai.

ABSTRACT
This thesis discusses the ethical drug trademark using the identity of the active drug ingredients name in terms of the legal aspects of the brand. Discussion refers to the legislation in the field of trademark and other laws relating to the subject, as well as using the theories of leading legal experts.
This study is based on the analysis of the brand legal discipline; the method used is the normative juridical approach with emphasis on the study of literature. This research is a descriptive analysis, by way of describing the use of the identity of the active drug substance name as part of trademarks prescription drugs which are then analyzed based on the laws and the opinions of experts in this regard.
In the world of pharmacy and medicine, the use of the identity of the active substance name as part of a trademark drug prescription has helped the medical personnel such as doctors and pharmacists to determine the indication of the drug in question. However, in practice, the use of the identity of the active drug substance name, leading some trademark prescription drugs from different brand owners to be similar among the trademarks with other trademarks, in the syllables.
Trademark law knowing what is called the equality or equality in principle on the whole. In this paper, analyzed what happened to some semblance trademarks referred to drugs, can be categorized equation substantially.
Based on the descriptive nature of the research, data and research results that will be obtained will be presented descriptively. In this study, do not look for a new science or theory but makes the existing theories as a surgical tool to assess the circumstances that exist in practice, and eventually gained the results that can explain whether the practices and circumstances that exist have been appropriate or not appropriate.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35963
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aaker, David A.
Jakarta: Mitra Utama, 1997
658.827 AAK mt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Saras Shintya Putri
"Informasi yang dapat dengan mudah disebarluaskan memberikan kemudahan kepada masyarakat yang melihat bahwa diperlukan adanya Gerakan Sosial untuk membuat suatu perubahan. Pada era saat ini, Gerakan Sosial dapat terbentuk dengan sangat cepat. Gerakan Sosial yang menarik banyak partisipan dan bertahan dalam jangka waktu yang lama memiliki daya tarik tersendiri bagi para pelaku ekonomi. Daya tarik yang dimaksud adalah dengan mendaftarkan nama Gerakan sosial sebagai merek yang dapat dikomersialisasikan. Namun, Gerakan sosial sebagai gerakan akar rumput yang memiliki banyak partisipan, terjadi dengan cepat, dan tidak memiliki rantai komando yang pasti memiliki permasalahan tersendiri. Di Indonesia, Gerakan Sosial Aksi 212 telah mendaftarkan merek 212 dengan pemilik secara pribadi. Permasalahannya adalah bolehkah nama suatu gerakan sosial yang merupakan gerakan bersama didaftarkan sebagai merek secara pribadi dan bagaimana cara mengkomersialisasikannya. Oleh karena itu, Penulis akan menganalisis pendaftaran merek 212 yang lahir dari Aksi 212 dapat didaftarkan secara pribadi di Indonesia dengan melakukan perbandingan kasus yang terjadi di Amerika Serikat dan Perancis. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian yuridis-normatif dengan data yang diperoleh dari studi kepustakaan dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebenarnya secara prinsip Indonesia tidak menerima pendaftaran merek nama gerakan sosial. Namun terdapat pengecualian bagi Gerakan Sosial Aksi 212 yang telah terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual.

Information that can be easily disseminated makes it easy for people to see that a social movement is needed to make a change. In the current era, Social Movements can form very quickly. Social movements that attract many participants and last for a long time have a special attraction for economic actors. The attraction in question is to register the name of the Social Movement as a brand that can be commercialized. However, a social movement as a grassroots movement that has many participants, occurs quickly, and does not have a chain of command, definitely has its own problems. In Indonesia, the 212 Social Action Movement has registered the 212 brand with private owners. The problem is whether the name of a social movement which is a joint movement can be registered as a private brand and how to commercialize it. Therefore, the author will analyze the registration of mark 212 which was born from Action 212 which can be registered privately in Indonesia by comparing cases that occurred in the United States and France. This research was conducted using the juridical-normative method with data obtained from literature studies and interviews. The results of the study show that in principle Indonesia does not accept registration of social movement brand names. However, there is an exception for the 212 Action Social Movement which has been registered with the Directorate General of Intellectual Property."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrohim Aji Rachmadi
"Berkembangnya industri kopi membuat semakin banyak pula penggunaan plastik yang berkakhir menjadi limbah sampah. Hal tersebut mendorong berbagai pihak termasuk pelaku bisnis kopi menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan dan membuat konsumen ikut menjaga lingkungan dengan menggunakan bahan ramah lingkungan tersebut. Penelitian ini ingin melihat apakah citra merek hijau dapat mempengaruhi hubungan yang terjadi antara pengaruh sosial dan intensi membeli produk ramah lingkungan. Penelitian ini dilakukan di wilayah Jabodetabek (N=266) dengan partisipan berusia 18-40 tahun dengan jenis kelamin laki-laki 28,2%, dan perempuan 71,8%. Hasil analisis menggunakan PROCESS dengan model mediator menunjukkan hasil (1) pengaruh sosial secara signifikan mempengaruhi intensi membeli produk ramah lingkungan, (2) citra merek hijau secara signifikan mempengaruhi intensi membeli produk ramah lingkungan, (3) dan tidak adanya pengaruh interaksi yang signifikan citra merek hijau pada pengaruh sosial terhadap intensi membeli produk ramah lingkungan. Dengan demikian, pengaruh sosial akan lebih mempengaruhi intensi seseorang untuk membeli, terlepas dari baik ataupun buruknya citra merek produk. Oleh karena itu, pemasaran produk hijau dapat lebih efektif jika menggunakan pengaruh sosial ini.

The growth of the coffee industry has led to an increasing use of plastic, resulting in waste pollution. This has prompted various stakeholders, including coffee business operators, to adopt more environmentally friendly materials, encouraging consumers to contribute to environmental conservation by using such materials. This research aims to examine whether a green brand image can influence the relationship between social influence and the intention to purchase environmentally friendly products. The study was conducted in the Jabodetabek region (N=266) with participants aged 18-40, consisting of 28.2% males and 71.8% females. The analysis using the PROCESS model with a mediator model yielded the following results: (1) social influence significantly influences the intention to purchase environmentally friendly products, (2) green brand image significantly influences the intention to purchase environmentally friendly products, and (3) there is no significant interaction effect of the green 2 brand image on the social influence regarding the intention to purchase environmentally friendly products. Thus, social influence has a more substantial impact on an individual's intention to purchase, regardless of the positive or negative perception of the brand image. Therefore, green product marketing can be more effective when leveraging social influence."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pembina Peraga, 1995
R 915.982 2 LIS t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>