Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122382 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Selangor: Institut Kraf Negara, 2009
R 745.5 SEN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Musman
Yogyakarta: Andi, 2015
677.028 AST l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Pewarna alami sudah lama dikenal orang tetapi pembahasan ilmiah secara ilmiah
belum banyak diperoleh. Di bawah ini akan diuraikan pembahasan pewarna alami Bixa
orellana dari sudut pandang fisika dan kimia yang terjadi pada kain.
Bixa orellana terdiri dari senyawa utama bbcin dan norbirin. Dalam penelitian ini
tidak dilakukan pemisahan walaupun masing-masing senyawa tersebut menghasilkan
warna yang berbeda. Pada kondisi operasi 32 °C dan tekanan 1 atm kain sutera Thailand
dengan ukuran 4 x 40 cm dipanaskan dalam larutan pewama bixin (Bixa orellana) dengan
variasi berat 1 g, 3 g, 5 g, 10 g, 15 g dan 20 g, variasi waktu pencelupan 30 dan 60 menit,
Serta variasi penggunaan alum (AI2(SO4)3) sebanyak 0.28 g sebagai bahan pengikat
wama.
Pembahan sifat Esika ditandai oleh perubahan kekuatan tarik dan warna kain.
Perubahan sifat kimia ditandai oleh perubahan tahan luntur wama terhadap pencucian dan
dari ikatan ion (pewarnaan tanpa mordant) menjadi ikatan kovalen (pewarnaan dengan
mordant). Hasil penelitian menunjukkan bahwa basil nilai optimum yang diperoleh
adalah pada pewarnaan menggunakan mordant dengan kandungan berat pewarna dalam
larutan 15 g dengan waktu pencelupan 60 menit. Sutera putih (standar) memiliki kekuatan
tarik sebesar 54.699 kg/75 cm2 mengalami perubahan sifat fisika, yaitu kekuatan tarik
menjadi 39.65 kg, warna dalam paramater L*(Iightness) sebesar 79-77 (skala 0-100),
a*(merah) sebesar 20.13, b*(kuning) sebesar 68.31 (skala -100-100) serta ketahanan
luntur warna 4 (balk). Secara umum, dengan pertimbangan kelayakan jual dan pakai,
hasil uji sifat fisika (kuat tarik, ketuaan warna) dan sifat kimia (ketahanan luntur warna)
kain sutera hasil pewarnaan dengan Bira orellana masih memenuhi nilai jual dan pakai."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49440
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Suwati Kartiwa
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1973
746.1 SUW k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Ashov Birry
"Meskipun mungkin belum banyak diketahui, setidaknya 29 pabrik tekstil di Indonesia telah secara sukarela mengungkapkan informasi data pelepasan bahan kimia berbahaya dari fasilitasnya kepada publik. Pengungkapan informasi dilakukan melalui media internet dengan alamat http://wwwen.ipe.org.cn/. Dalam periode 2013 hingga 2019, secara bersama-sama, tercatat 75 kali pengungkapan informasi dilakukan. Pengungkapan informasi dilakukan dengan pendekatan sistem PRTR yang dilakukan secara individu atau detail per pabrik; detail mengungkap 11 grup bahan kimia berbahaya serta parameter konvensional sebagaimana diatur standar baku mutu pembuangan limbah cair Indonesia khususnya untuk industri tekstil; kemana, misal badan air apa, limbah cair tersebut dibuang; dan detail dari fasilitas perusahaan yang melepaskan polutan tersebut. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan metode analisis komparatif kualitatif yang berorientasi pada kasus.
Penelitian ini menemukan tujuh lajur dengan konfigurasi faktor-faktor yang menghasilkan pengungkapan informasi. Terdapat tiga faktor yang bersifat ‘tidak cukup’ namun ‘diperlukan’ dalam semua lajur menuju pengungkapan informasi. Faktor tersebut yaitu: tingkat kepadatan di mana pabrik beroperasi, keberadaan IPAL dalam fasilitas pabrik, dan keterlibatan pembeli dalam proses pengungkapan informasi. Penelitian ini juga mengurai proses pengungkapan informasi yang dilakukan, serta persepsi dari para pemangku kepentingan terkait manfaat, biaya atau risiko, dan skema adaptasi atau adopsi ideal atas inisiatif tersebut oleh pemerintah Indonesia.

Although perhaps not yet well known, at least 29 textile factories in Indonesia have voluntarily disclosed information on the release of hazardous chemicals from their facilities to the public. Disclosure of information is done through an internet platform at http://wwwen.ipe.org.cn/. In the period of 2013 to 2019, together, 75 information disclosures were made. Disclosure of information is done with the PRTR system approach that is done individually or detailed per factory; reveals 11 groups of hazardous chemicals as well as conventional parameters as regulated by the Indonesian waste water discharge standards, especially for the textile industry; where, for example what body of water, the waste water is discharged; and details of the company's facilities that release the pollutants. The study used a qualitative approach and qualitative comparative analysis methods which is case- oriented.
This study found seven paths with a configuration of factors that resulted in information disclosure. There are three factors that are 'insufficient' but 'necessary' in all paths leading to information disclosure. These factors are: the level of density at which the factory operates, the presence of WWTP in factory facilities, and the involvement of buyers in the information disclosure process. The study also describes the information disclosure process undertaken, as well as the perceptions of stakeholders regarding the benefits, costs or risks, and the ideal adaptation or adoption scheme for the initiative by the Indonesian government.
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T54769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Annisa
"ABSTRAK
Limbah tekstil akan terus meningkat seiring dengan semakin beragamnya produksi industri tekstil. Fenolik adalah salah satu kandungan dalam limbah tekstil yang dianggap dapat menyebabkan toksisitas akut dan efek karsinogenik, maka dari itu diperlukan pengolahan bagi limbah yang mengandung senyawa fenolik. Teknik ozonasi katalitik adalah metode yang efektif untuk pengolahan air limbah karena kemampuan katalis untuk menghasilkan radikal yang sangat reaktif dari dekomposisi ozon yang memaksimalkan degradasi fenol dalam limbah tekstil. Karbon aktif jenis granular digunakan sebagai katalis dalam penelitian ini karena kemampuan adsorpsinya yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas teknik ozonasi katalitik dengan teknik ozonasi tunggal untuk proses degradasi senyawa fenolik 4-klorofenol dan fenol dalam reaktor kolom gelembung. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa dalam proses degradasi 60 menit dengan teknik ozonasi tunggal untuk 4-klorofenol dapat mencapai 62,79 dalam kondisi basa pH sekitar 10 . Keberadaan GAC granular activated carbon dalam teknik ozonisasi katalitik mampu meningkatkan degradasi 4-klorofenol menjadi 100 di bawah kondisi asam atau netral pH sekitar 5 atau 7 . Kondisi optimal diperoleh ketika menggunakan laju aliran udara 12 lpm, menggunakan sistem injeksi multi ozon, dan penggunaan laju alir air limbah 250 mL/menit

ABSTRACT
Naturally, textile waste and its complexity will grow significantly in tandem with the increasingly diverse production of the textile industry. Phenolic is one of the contents in textile wastewater that considered and treated as well as may cause acute toxicity and carcinogenic effectsCatalytic ozonation techniqueis an effective method of wastewater treatment, due to catalyst rsquo s ability to produce the highly reactive radicals from the decomposition of ozone which maximize the degradation of phenol in textile wastewater. Granular activated carbon is used as catalyst in this study due to its adsorption ability. This study aims to compare the effectiveness of catalytic ozonation technique with ozonation technique to degrade phenolic compounds 4 chlorophenol and phenol in bubble column reactor. From experiment result, it was found that in 60 minutes degradation process of 4 chlorophenol with single ozonation technique can reach 62.79 under basic condition pH about 10 . The existence of GAC granular activated carbon in catalytic ozonation technique was able to increase the degradation of 4 chlorophenol to 100 under acid or neutral conditions pH about 5 or 7 . The optimum condition of the degradation process was obtained by using air flow rate 12 LPM, using a multi ozone injection system, and the use of wastewater flow rate 250 mL min. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuala Lumpur: Perbadanan Kemajuan Kraftangan Malaysia, 1993
R 338.476.77 MAL b (1)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>