Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10633 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Plunkett, Drew
London: Laurence King, 2012
725.21 PLU d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Broudy, Charles E.
New York: McGraw-Hill , 1995
658.23 CHA t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Green, William R
New York : Van Nostrand Reinhold, 1986
725.21 GRE r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sonya Ahmad
"Toko ritel merupakan destinasi belanja bagi orang-orang yang dapat pula menjadi tempat sumber inspirasi dan tempat orang-orang mendapat informasi tren terbaru. Ada beberapa jenis toko ritel, contohnya pada bidang mode terdapat toko-toko seperti toko sepatu, toko kacamata, toko baju renang, dan sebagainya. Lainnya pada bidang kecantikan ada toko kosmetik, toko perawatan badan, dan lain lainnya. Untuk menjadikan suatu toko menarik bagi orang-orang, perlu bagi toko-toko ini untuk menciptakan suasana yang tepat agar banyak orang menyadari keberadaan suatu toko. Tidak jarang kita mendapatkan suatu tampak tidak menarik bahkan tidak sadar akan keberadaannya dan kita tidak paham apa yang menyebabkannya. Kemungkinan besar hal ini terjadi karena kurangnya rancangan grafis bagi suatu merk tersebut, atau pada dekorasi toko, atau paling memungkinkan kurangnya memperhatikan bidang pencahayaan dan sensitivitas pada perspesi visual konsumer yang saling berhubungan. Sesungguhnya permasalahan ini cukup banyak kita temukan pada penerapan rancangan interior suatu toko ritel, namun jarang kita menyadarinya. Maka dalam skripsi ini kita akan mencoba untuk memahami pencahayaan yang ideal untuk suatu toko ritel pada bidangnya dan bagaimana dari pencahayaan tersebut mempengaruhi dalam menciptakan suasana yang menarik bagi suatu toko. Karena pencahayaan yang sesuai tidak hanya memberikan kesan visual yang lebih menarik pada toko dan barang pada display, namun juga mempengaruhi emosi dan persepsi orang-orang yang berada dalam toko dan merasakan suasananya.

Retail stores are the shopping destination for people, which can also be a source of inspiration and a place to be updated by the newest trends. There are various kinds of retail store, for example in fashion, there are clothing shops, footwear, eyewear, swimwear, etc. Others can be beauty shops, such as make up, body treatment shops, etc. In order for these shops to be found interesting, eyecatching, and proper for the shop category, they need to set the right ambience and mood for people to notice. Often we found a store uninteresting or unnoticeable, and often we can’t figure out why. It is probably because of the lacking in graphical brand design, decoration, or most possibly, the visual perception that’s also affected from not using the proper lighting and lacking of sensibility to consumer’s need. It is very common that we actually find these issues everywhere we go, but often unnoticed. So in this thesis, we will try to understand the ideal lighting for these different kind of shops, and how they create the attraction to the stores. Because not only the proper lighting can give a more interesting visual to the store and the items on display, it can also affect the perception and emotion of people who are experiencing the space.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Din, Rasshied
London: Conran Octopus, 2000
725.21 DIN n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hazrah Gani
"ABSTRAK
industri retail modern saat ini sedang berkembang pesat khususnya pada sektor minimarket. 212 Mart sebagai pendatang baru dalam industri retail modern dengan berbasis syariah harus bersaing dengan kompetitornya. Memastikan kualitas layanan, sangat penting bagi 212 Mart untuk memberikan kepuasan pelanggan dan menjaga loyalitas pelanggan. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan perlu diidentifikasi secara sistematis atribut kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dan memprioritaskan mode kegagalan kritis yang berakibat pada penurunan kualitas layanan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan minimarket 212 Mart berbasis syariah dengan mengusulkan suatu metode pendekatan Retail Service Quality Scale (RSQS) untuk melihat tingkat kepuasan pelanggan berdasarkan nilai GAP antara ekspektasi dan persepsi, dan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk menentukan mode kegagalan kritis pelayanan serta tindakan perbaikan yang tepat. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pelanggan 212 Mart belum puas dengan pelayanan yang diberikan 212 Mart. Adanya kegagalan kritis pelayanan 212 Mart pada aktivitas barang masuk yang sering terlambat dan barang dagangan yang tidak stabil, juga pada saat pelanggan memilih barang, tidak ada barang / produk di rak yang dipilih serta strategi harga dan promosi yang kurang.

ABSTRACT
The modern retail industry is currently growing rapidly, especially in the minimarket sector. 212 Mart as a newcomer to the modern retail industry with sharia-based must compete with its competitors. Ensuring service quality, is very important for 212 Mart to provide customer satisfaction and maintain customer loyalty. To improve service quality, it needs to be systematically identified service quality attributes that affect customer satisfaction and prioritize critical failure modes that result in a decrease in service quality. This study aims to improve the quality of sharia-based 212 Mart minimarket services by proposing a Retail Service Quality Scale (RSQS) approach to see the level of customer satisfaction based on the GAP score between expectations and perceptions, and the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method to determine critical service failure and appropriate corrective action. In this study it was found that 212 Mart customers were not satisfied with the services provided by 212 Mart. There is a critical failure of the 212 Mart service on the activity of incoming goods that are often late and unstable merchandise, also when the customer selects the goods, there are no goods / products on the shelf selected and the price and promotion strategies are lacking."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Sari
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S10525
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadita Amalia
"Budaya masyarakat tontonan yang berkembang di masyarakat perkotaan mengakibatkan terjadinya fenomena komodifikasi tontonan. Hal ini turut berdampak pada salah satu kegiatan konsumsi yaitu berbelanja. Kebutuhan akan ruang ritel, sebagai satu jenis space of consumption, tidak lagi sekadar menjadi ruang untuk menampilkan komoditas berupa barang, tetapi juga perlu memenuhi fungsi sebagai ruang yang menyajikan tontonan demi meningkatkan kualitas pengalaman berbelanja. Jika terjadi pergeseran pada strategi desain ruang ritel, lantas bagaimana kecenderungan pergeseran strategi desain ritel tersebut mengacu pada teori ritel klasik? Penelitian ini mencoba menguak strategi desain ruang ritel menggunakan analogi pertunjukan teater untuk menghadirkan alternatif desain yang merespon komodifikasi tontonan. Retail Theater adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan analogi tersebut. Adanya pergeseran strategi desain ruang ritel klasik ke retail theater terbukti melalui analisis berdasarkan studi literatur dan observasi partisipatif terhadap strategi desain ruang yang diterapkan peritel pada toko ritel The Goods Dept Pacific Place.

The culture of society of spectacle which develops in urban communities led to the phenomenon of commodification of spectacle. It also brings impact on consumption as one kind of shopping activity. The function of retail space, as a kind of space of consumption, no longer present just to be a space to display the commodity in the form of goods, but also need to fulfill the function to provide spectacles in order to improve the quality of shopping experience. If there are some changes in the strategy of retail space design, then how is the tendency of the shifting strategy of retail space design refers to the classical theory of retail design? This research attempts to uncover retail space design strategy by using theatrical analogy to present alternative design which responds the phenomenon of commodification of the spectacle. Retail Theater is a term used to explain the analogy. The shift in retail space design strategy from the classic theory to retail theater proved through analysis based on literature study and partisipative observation of the design space strategy applied in The Goods Dept at Pacific Place.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Maulidia Rahmatia Meudi
"ABSTRAK
Elemen desain dan visual, sebagai stimulan, memegang peran penting dalam memengaruhi perilaku membeli konsumen. Namun, bukan hanya area ritel fesyen keseluruhan yang dapat bertindak sebagai penunjang aktivitas berbelanja, area kasir juga memegang peranan penting dalam menstimulasi perilaku membeli. Di dalam skripsi ini guna untuk mengetahui hubungan antara elemen desain visual, perilaku konsumen dan indera konsumen dalam kegiatan membeli di area kasir The Goods Dept Lippo Kemang Mall. Elemen desain dan visual yang berpengaruh dalam menstimulasi konsumen adalah visual merchandise, display, warna dan pencahayaan yang terbentuk dalam zonasi ruang ritel yang diaplikasikan ke area kasir untuk memunculkan persepsi dan kesan visual yang akan memberikan respons ke indera lainnya.

ABSTRACT
Design and visual elements, as stimulants, play an important role in influencing consumer buying activities. However, not just the whole fashion retail area that can act as a supporter of shopping activities, the cashier area also plays an important role in stimulating consumer buying activities. In order to acknowledge the consumer senses in buying activities in the cashier area of The Goods Dept Lippo Kemang Mall. The influence of visual and design elements in stimulating consumers are the visual merchandise, display, colors, and lighting formed in the zoning of retail space applied to the cashier area to elicit perceptions and visual impressions that will respond to other senses."
2017
S67167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephan Tua Saragi
"ABSTRAK
Myer adalah salah satu toko serba ada atau lebih sering dikenal dengan istilah department store, yang beroperasi di negara Australia. Eksistensi Myer yang dikenal baik dalam kurun waktu lebih dari 1 abad nyatanya tidak menjamin keberlanjutan kesuksesan kinerjanya, yang justru mengalami penurunan drastis terutama beberapa tahun terakhir, yang juga terjadi pada industri department store secara menyeluruh. Makalah ini menganalisis tentang faktor-faktor yang berperan penting dalam mengganggu stabilitas keuntungan bisnis ritel industri department store, juga analisa tentang faktor-faktor yang berdampak pada kinerja Myer yang kian memburuk, melalui analisa eksternal, internal, faktor-faktor kegagalan, serta analisa posisi-situasional Myer. Beberapa faktor yang ditemukan adalah meningkatnya jumlah bisnis ritel online dan omni-channel secara signifikan, industri department store yang berkonsentrasi tinggi dengan pertumbuhan bisnis Myer yang rendah, serta kegagalan Myer dalam membangun strategi yang berkelanjutan untuk mempertahankan kesuksesannya. Makalah ini juga menyertakan objektif dan strategi yang Myer dapat kerjakan untuk kembali meraih keuntungan yang signifikan dan sustainable, meraih andil besar dalam pangsa pasar, serta mendapatkan kembali ketertarikan masyarakat terhadap Myer Department Store.

ABSTRACT
Myer is one of the leading department stores in Australia. However, Myer rsquo;s great existence that has been known for more than a century does not really guarantee its sustainable success. Myer along with the other department stores have been deteriorating and facing struggles to operate successfully in Australia, especially in the last few years. Thus, this paper is a comprehensive report that conducts in-depth analysis about important factors that affect the profit stability and sustainability in the department store industry as a whole, as well as key factors that affect Myer badly, by conducting external, internal, key factors for failure, and situational-position analysis. Some of the key findings are: increasing number of online retailers and omni-channel retailing, highly-concentrated department store industry with low Myer rsquo;s business growth over the years, and Myer rsquo;s failure in developing sustainable strategies for its long-term growth. This report also provides new objectives and strategies for Myer in order to gain back its great success, significant and sustainable profit, high market share, and customers rsquo; interest towards Myer. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>