Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183965 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Metri Sriwati
"ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara nilai tukar
terhadap nilai ekspor dan impor di Indonesia, baik pada jangka pendek
maupun jangka panjang. Data yang digunakan adalah data ekspor dan
impor bilateral Indonesia dengan 37 negara mitra dagang Indonesia
antara 1980:1 sampai 2006:4, diolah dengan memanfaatkan
pendekatan kointegrasi dan error-correction model. Hasilnya pada
jangka pendek, arah dan besarnya pengaruh perubahan nilai tukar
terhadap nilai ekspor, dan impor Indonesia dengan negara mitra
dagang tidak memiliki pola dan tidak memiliki pengaruh yang
signifikan. Sementara pada jangka panjang, pengaruh perubahan pada
nilai tukar riil atau pendapatan terhadap nilai ekspor dan impor yang
berlaku sesuai hipotesis untuk sebagian besar negara, terutama
negara-negara mitra dagang Indonesia yang nilai perdagangannya
termasuk 10 besar. Pengaruh perubahan nilai tukar terhadap niiai
ekspor maupun impor, rata-rata akan bertahan selama lima triwulan.
Perdagangan Indonesia dengan 18 negara memenuhi Marsha/I Lerner
Condition. Termasuk di dalamnya negara yang termasuk 10 besar
mitra dagang Indonesia, yaitu: Jerman, Jepang, Malaysia, Singapura,
Thailand, dan Amerika Serikat

"
2007
T34463
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romadhon Ardiansyah
"Karya tulis ini menguji validitas dari pardigma yang ada di Indonesia selama ini yang menyatakan bahwa tarif mampu menekan impor. Secara spesifik, karya tulis ini menginvestigasi efek tarif terhadap impor. Data yang digunakan adalah data perdagangan sektor industri pada periode 2001-2012 yang dikelompokkan berdasarkan HS 6-digit. Selain itu, kami juga mengukur welfare cost dari perubahan tarif dengan menggunakan Harberger`s approach. Hasilnya menunjukkan bahwa tarif berpengaruh negatif hanya pada beberapa sektor industri, seperti sektor kimia, bijih/kaca, dan logam, sedangkan pada sektor lainnya tidak menunjukkan efek tersebut. Temuan dari studi ini menunjukkan bahwa pada tiga sektor industri tersebut, untuk tahun 2012 setiap penurunan tarif sebesar 1% akan meningkatkan welfare gain yang setara dengan 3% dari pendapatan tarif.

This paper examines the validity of the commonly accepted paradigm that tariffs discourage imports in Indonesia. Specifically, this paper investigates the effect of tariffs on imports by industry using six-digit sectoral trade data for the 2001 and 2012 period. We also measure the welfare cost of a marginal change in tariff rates in each industry using Harberger's approach. The results show that tariff negatively affect only certain industries, such as chemical, stone/glass, and metals, but not others industries. The findings demonstrate that in these three industries, the welfare gain from a 1% decrease in the 2012 tariff rate amounts to approximately 3% of tariff revenue."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joy Enrico
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh kondisi makroekonomi terhadap tingkat penggunaan utang. Variabel yang menjelaskan kondisi makroekonomi terdiri dari GDP growth, expected inflation, dan Corruption Perception Index (CPI). Penelitian ini menggunakan sampel yang meliputi 156 perusahaan di Indonesia pada periode 2001-2011. Dengan menggunakan regresi data panel, hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan pengaruh masing-masing variabel determinan kondisi makroekonomi terhadap tingkat penggunaan utang di Indonesia. Selain itu ditemukan pula bahwa terdapat perbedaan pengaruh masing-masing variabel determinan kondisi makroekonomi terhadap tingkat penggunaan utang antar industri.

This research aims to examine the impact of macroeconomic conditions on leverage. The determinants that represents macroeconomic conditions are GDP growth, expected inflation, and Corruption Perception Index (CPI). This research uses sample from 156 companies in Indonesia within period of 2001-2011. By using panel data regression, the result of this study discovers that there are some differences in the effect of each explanatory variable of macroeconomic conditions on leverage in Indonesia. In addition, the research also finds that there are some differences in the effect of each explanatory varible of macroeconomic conditions on leverage among the industries.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nabila Zahra
"Dalam penelitian ini, penulis menganalisis pengaruh variabel spesifik bank dan
variabel ekonomi makro terhadap risiko kredit di tiga negara ASEAN yaitu
Indonesia, Malaysia, dan Brunei dalam lima periode mulai dari tahun 2015 sampai
dengan 2019. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel
spesifik bank dan variabel ekonomi makro mana sajakah yang berpengaruh
terhadap risiko kredit. Risiko kredit diproksikan dengan non performing financing.
Penelitian ini menggunakan metode Panel Least Square. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel LAR, EAR dan Inflation berpengaruh positif dan
signifikan terhadap risiko kredit. Sedangkan, variabel CAR dan GDP Growth
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap risiko kredit. Di sisi lain, SIZE tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap risiko kredit.

In this study, the author analyzes the impact of bank-specific variables and
macroeconomic variables on credit risk in three ASEAN countries, which are
Indonesia, Malaysia, and Brunei during five periods start from 2015 until 2019. The
main goal of this study is to determine which bank-specific variables and
macroeconomic variables that affect credit risk. Credit risk is proxied by non
performing financing. This study use the Panel Least Square. The results show that
LAR, EAR and Inflation variables have a positive and significant effect on credit
risk. However, CAR and GDP Growth variables have a negative and significant
effect on credit risk. On the other hand, SIZE variable don’t have a significant effect
on credit risk.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliya Hanifah
"Non-Performing Loan (NPL) merupakan indikator penting yang mencerminkan peran kredit bank dalam pertumbuhan ekonomi di dalam suatu negara. Pemerintah dan regulator menginginkan NPL yang rendah dan tingkat pertumbuhan kredit yang tinggi, sebagai sasaran untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan inflasi yang rendah. Sektor keuangan Indonesia yang sedang menghadapi resesi ekonomi tentunya akan berdampak pada kinerja bank, terutama dalam hal pencapaian NPL. Skripsi ini mengkaji NPL perbankan nasional selama 2015 – 2020, serta menyusun model empiris yang dapat digunakan untuk memproyeksikan NPL di masa mendatang. Unit sampling adalah bank yang tergabung dalam kategori bank umum konvensional yang berjumlah sebanyak 104 bank. Data yang digunakan adalah data time series untuk variabel penelitian tahun 2015 – 2020, dan teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi time series dengan model estimasi Ordinary Least Square (OLS). Hasil empiris menunjukkan bahwa variabel makroekonomi suku bunga, tingkat inflasi, nilai tukar, dan US Prime Rate berpengaruh signifikan secara parsial terhadap NPL, sedangkan PDB berpengaruh negatif dan tidak signifikan secara parsial terhadap NPL. Namun demikian, suku bunga, tingkat inflasi, PDB, nilai tukar, dan US Prime Rate berpengaruh signifikan dan positif terhadap NPL secara simultan. Peneliti menemukan bahwa proyeksi NPL untuk tahun 2021: untuk skenario pesimis NPL tetap pada 5,08%, pada skenario optimis NPL akan turun menjadi 3,77%, dan pada skenario moderat NPL juga diprediksi akan turun menjadi 4,43%.

Non-Performing Loan (NPL) is an important indicator reflecting the role of bank credit in a country's economic growth. The government and regulators want low NPL and high credit growth rates, as intermediate targets to achieve high economic growth and low inflation. The Indonesian financial sector, which is facing an economic recession, will certainly have an impact on banking performance, especially in terms of achieving NPL. This thesis reviews the NPL of national banks during 2015 – 2020, as well as developing an empirical model that can be used to project NPL in the future. The sampling unit is banks that are incorporated into conventional commercial banks, of which the total number is 104 banks. The data used are time series data for the studying variables of years 2015 – 2020 which are observed, and the analysis technique in this study used time series regression analysis with the estimation model is Ordinary Least Square (OLS). The empirical results indicate that the macroeconomic variables exerting significant influence partially to NPL are interest rate, inflation rate, exchange rate, and US Prime Rate, while GDP has a negative and insignificant effect partially both on NPL. However, the effect of interest rate, inflation rate, GDP, and also exchange rate and US Prime Rate simultaneously to NPL is significant and positive. Projecting NPL in 2021 the research found that in the pessimistic scenario, NPL remains 5.08%, in the optimistic scenario, NPL will decrease to 3.77%, and in the moderate scenario, NPL is also predicted that it will decrease to be 4.43%."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emilia
"Menggunakan model Flexprice Mundell-Fleming, penelitian ini bertujuan untuk melihat perilaku variabel-variabel makroekonomi Indonesia selama periode tahun 1984.1-1993.4 yang digambarkan oleh arah dan besaran parameter-parameter duga dari fungsi makroekonomi Indonesia yang mencakup fungsi konsumsi, fungsi investasi swasta, fungsi permintaan uang, fungsi produksi agregat serta fungsi permintaan ekspor dan permintaan impor.
Model Flexprice Mundell-Fleming yang digunakan mengasumsikan hanya ada satu barang yang dihasilkan di dalam negeri dan satu barang impor. Konsumsi swasta riil ditetapkan sebagai satu fungsi dari tingkat bunga nominal, tingkat inflasi dengan arah koefisien yang negatif, dan pendapatan disposibel dengan arah koefisien yang positif. Investasi swasta riil ditetapkan sebagai suatu fungsi dari PDB riil dengan arah koefisien yang positif, fungsi dari tingkat bunga nominal,tingkat inflasi dan stok modal awal dengan arah koefisien yang negatif. Permintaan uang riil merupakan fungsi dari tingkat bunga nominal dengan arah koefisien yang negatif dan pendapatan riil dengan arah koefisien yang positif. Spesifikasi tingkat bunga domestik sebagai fungsi dari tingkat bunga luar negeri dan perubahan nilai tukar yang diharapkan serta tingkat bunga bayangan memungkinkan untuk menguji tingkat mobilitas modal efektif dalam perekonomian. Fungsi produksi agregat diasumsikan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas yang berhubungan dengan tenaga kerja dan modal, penambahan unsur waktu ke dalam fungsi produksi dimaksudkan untuk menjelaskan pengaruh kemajuan teknologi dengan arah koefisien yang positif. Permintaan ekspor riil ditetapkan sebagai satu fungsi dari nilai tukar nil dan tingkat pendapatan riil negara partner dagang dengan arah koefisien yang positif. Permintaan impor riil merupakan fungsi dari nilai tukar hil dengan arah koefisien yang negatif, pendapatan rill dan rasio cadangan devisa per impor satu periode sebelumnya dengan arah koefisien yang positif. Penambahan lagged variabel ke dalam fungsi-fungsi yang akan diestimasi dimaksudkan untuk menangkap perilaku penyesuaian parsial dari masing-masing variabel tersebut.
Persamaan konsumsi swasta dari hasil persamaan duga konsumsi swasta riil,diperoleh hubungan yang positif antara pendapatan disposibel sekarang (LYDT),konsumsi empat triwulan sebelumnya (LCT-4) dengan konsumsi sekarang (LCT).Ada satu pola hubungan tertentu antara tingkat suku bunga nominal dan tingkat konsumsi swasta nil, yangmana dibutuhkan satu lag waktu untuk menyesuaikan pengeluaran konsumsi terhadap perubahan tingkat suku bunga. Perubahan tingkat suku bunga sekarang akan mempunyai pengaruh substitusi (substitution effect) terhadap tingkat konsumsi swasta riil pada satu triwulan berikutnya dan mempunyai pengaruh pendapatan (income effect) pada dua triwulan berikutnya serta mempunyai pengaruh substitusi pada tiga triwulan berikutnya. Pengaruh pendapatan yang terjadi lebih besar dari pengaruh substitusi. Arah hubungan yang positif antara tingkat infiasi sekarang dan dua triwulan sebelumnya dengan tingkat konsumsi riil sekarang menunjukan bahwa masyarakat tidak mempunyai pilihan untuk mengurangi pengeluaran konsumsi mereka meskipun teijadi kenaikan tingkat inflasi,hal ini disebabkkan sebahagian besar pengeluaran masih untuk barang-barang keperluan pokok (pangan,perumahan dan pakaian). Dari besaran parameter duga yang diperoleh terlihat bahwa pengeluaran konsumsi sekarang lebih ditentukan oleh pengeluaran konsumsi empat triwulan sebelumnya.
Persamaan investasi swasta dari hasil persamaan duga investasi swasta riil,diperoleh arah hubungan yang positif antara PDB riil dan investasi swasta Arah hubungan yang positif antara tingkat suku bunga nominal dan investasi swasta nil secara tidak langsung menggambarkan bahwa: Pertama, Indonesia masih dihadapkan pada kondisi celah tabungan-investasi yang negatif, karenanya dibutuhkan tingkat suku bunga nominal yang tinggi guna mendorong terciptanya tabungan untuk membiayai pengeluaran investasi. Kedua, pengeluaran investasi di Indonesia sangat menguntungkan sehingga tingkat suku bunga yang tinggi tidak mencerminkan ongkos oportunitas dalam melakukan investasi. Ketiga, para investor dapat memanfaatkan dana murah dari luar negeri dalam membiayai investasi mereka. Arah hubungan yang postif antara stok modal awal dan investasi swasta riil menggambarkan bahwa ada kecendrungan sektor swasta di Indonesia masih bekerja pada skala usaha yang tidak penuh. Arah hubungan yang negatif antara tingkat inflasi dan investasi swasta mencerminkan bahwa tingginya tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia, sehingga inflasi lebih bersifat disinsentif terhadap investasi swasta.
Permintaan uang PDB riil dan perrnintaan uang riil satu triwulan sebelumnya berhubungan positif dengan permintaan uang riil sekarang,yangmana besarnya parameter duga yang diperoleh menunjukan bahwa permintaan uang riil satu triwulan sebelumnya lebih menentukan permintaan uang riil sekarang.
Indeks mobilitas modal tingginya angka indeks mobilitas modal (99,95%) berkaitan erat dengan ; Pertama, jumlah modal jangka pendek yang sangat besar di seluruh dunia dengan mobilitas yang sangat tinggi. Kedua, reformasi sektor keuangan (Pakto 87) telah semakin membuka dan membebaskan lalu lintas moneter Indonesia terhadap arus modal asing. Ketiga, semakin marak dan masih mudanya pasar modal Indonesia serta tingkat suku bunga yang tinggi pada pasar uang merupakan daya tarik bagi bagi arus modal asing jangka pendek.
Persamaan produksi agregat.
Ada hubungan yang positif antara produktivitas rata-rata modal per tenaga kerja dan kemajuan tekhnologi (yang diwakili oleh trend waktu) dengan produktivitas rata-rata tenaga kerja. Sedangkan produktivitas rata-rata tenaga kerja pada satu dan tiga triwulan sebelumnya berhubungan negatif dengan produktivitas rata-rata tenaga kerja sekarang,ini berarti ada kecendrungan tenaga kerja untuk menurunkan produktivitas mereka manakala terjadi peningkatan produktivitas rata-rata pada triwulan sebelumnya.
Persamaan permintaan ekspor non-migas riil.
Ada hubungan yang positif antara nilai tukar riil rupiah per US $,Yen dan rata-rata tertimbang mata uang ASEAN sekarang dengan nilai ekspor non-migas sekarang, sedangkan arah hubungan nilai tukar nil rupiah per US $, Yen, rata-rata tertimbang mata uang ASEAN dan ROW pada satu triwulan sebelum nya dengan nilai ekspor non-migas sekarang adalah negatif. Namun dari besarannya diketahui bahwa nilai tukar riil adalah inelastis dengan kata lain depresiasi nilai tukar rupiah tidak terlalu berpengaruh terhadap nilai ekspor non-migas. Ada kesamaan arah hubungan antara PNB rill jepang, PDB rill Amerika Serikat dan PDB rill ASEAN dengan ekspor non-migas riilyaitu negatif. Sedangkan arah hubungan antara PDB rill ROW dan ekspor non-migas riil adalah positif. Perbedaan arah tersebut disebabkan adanya perbedaan jenis komoditi utama ekspor non-migas Indonesia ke Amerika Serikat,Jepang dan ASEAN dengan ke ROW, yangmana ke tiga negara pertama komoditi utama ekspor non-migas lebih dominan komoditi primer dengan nilai tambah yang rendah sebaliknya ke ROW adalah barang-barang hasil industri manufaktur (terutama hasil industri elektronika). Sedangkan arah hubungan yang negatif antara PDB rill ROW satu triwulan sebelumnya dan ekspor non-migas rill ke ROW sekarang mencermikan adanya ketidakmampuan industri manufaktur Indonesia dalam memenuhi berlanjutnya kenaikan permintaan (ekspor non-migas) dalam waktu relatif pendek.
Persamaan permintaan impor non-migas.
Nilai tukar riil rupiah per US $, per yen triwulan t dan per rata-rata tertimbang mata uang ASEAN triwulan t-1 menunjukan pengaruh yang positif terhadap impor non-migas rill pada triwulan t dari negara-negara tersebut.Pengaruh positif tersebut disebabkan oleh, pertama,impor non-migas dari negara-negara tersebut adalah merupakan barang-barang yang berperan penting dalam aktivitas perekonomian atau tingkat keterpenaruhannya dalam proses produksi sektoral cukup tinggi,kedua,ada kecendrungan prilaku importir untuk mengimpor lebih atau menimbun stok bahan baku dan barang modal manakala terjadi depresiasi nilai rupiah.
Depresiasi nilai tukar rill rupiah per US $ dan per yen yang terjadi pada triwulan t-1 berpengaruh negatif terhadap impor non-migas riil pada triwulan t dari kedua negara tersebut,sedangkan depresiasi nilai tukar rill rupiah per rata-rata tertimbang mata uang ROW yang terjadi pada triwulan t-2 berpengaruh negatif terhadap impor non-migas dil pada triwulan t dari ROW.
Selain terhadap impor non-migas dari Amerika Serikat, Jepang dan ASEAN, PDB rill berpengaruh negatif terhadap impor non-migas dari ROW. Hal ini menunjukan bahwa impor non-migas dari ROW bukanlah merupakan barangbarang yang memegang peranan penting dalam aktivitas perekonomian.
Rasio cadangan devisa per impor non-migas riil triwulan t-1 menunjukan pengaruh yang positif terhadap impor non-migas dari ASEAN. Sedangkan terhadap impor non-migas dari Amerika Serikat,Jepang dan ROW menunjukan pengaruh yang negatif, hal ini diduga berkaitan dengan kedudukan negara-negara tersebut sebagai negara kreditor hutang luar negeri Indonesia yang cendrung mengaitkan hutang dengan impor. Kecilnya nilai parameter duga yang diperoleh sebagai gambaran bahwa rasio cadangan devisa per impor non-migas triwulan t-1 tidak terlalu mencerminkan kemampuan mengimpor.
Persamaan perrnintaan ekspor migas.
Ada kesamaan perilaku ekspor migas riil ke Amerika Serikat dan ASEAN, serta perilaku ekspor migas riil ke Jepang dan ROW. PNB riil Jepang,PDB riil ROW, nilai tukar riil rupiah per yen dan per rata-rata tertimbang mata uang ROW menunjukan pengaruh yang positif terhadap ekspor migas ke negara-negara tersebut. PDB riil Amerika Serikat dan ASEAN nilai tukar nil rupiah per US $ triwulan t-1 menunjukan pengaruh yang negatif, hal ini diduga karena bagi Amerika Serikat dan ASEAN migas dari Indonesia hanyalah sebagai penyangga konsumsi dalam negeri (buffer stock).Namun dengan memperhitungkan variabel interaksi nilai tukar riil dengan PDB riil,diperoleh arah hubungan yang positif antara nilai tukar riil rupiah per US $ triwulan t dan nilai tukar rupiah per rata-rata tertimbang mata uang ASEAN triwulan t-4 dengan ekspor migas ke Amerika Serikat dan ke ASEAN.
Persamaan permintaan impor migas.
Nilai tukar riil rupiah hanya signifikan secara statistik pada persamaan permintaan impor migas dari Amerika Serikat dan ASEAN, yangmana depresiasi rupiah per US $ pada triwulan t-1 berpengaruh positif terhadap impor migas rill triwulan t, sedangkan depresiasi rill rupiah per US $ yang terjadi pada triwulan t-2 menunjukan pengaruh yang negatif.
PDB riil triwulan t-2, triwulan t-3 dan triwulan t-4 berpengaruh positif masing-masing terhadap impor migas riil dari Jepang, Amerika Serikat, dan ASEAN . Sedangkan PDB riil triwulan t-1 berpengaruh negatif terhadap impor migas dari ROW, ini menunjukkan bahwa impor migas dari ROW bagi Indonesia hanyalah sebagai penyangga konsumsi dalam negeri (buffer stock)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T1635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farouq Widya Pramana
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh shock kondisi makroekonomi Indonesia dan tingkat bunga internasional terhadap imbal hasil Obligasi Negara dalam US Dollar. Penelitian dengan metode Vector Error Correction Model (VECM) menggunakan data bulanan yang terdiri dari imbal hasil Obligasi Negara dalam US Dollar, tingkat bunga domestik, tingkat harga, nilai tukar riil, dan tingkat bunga internasional periode bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2013. Hasil penelitian menunjukkan variabel tingkat bunga domestik, tingkat harga, nilai tukar riil dan tingkat bunga internasional secara signifikan berpengaruh positif terhadap imbal hasil Obligasi Negara dalam US Dollar dan terjadi mekanisme koreksi dalam model imbal hasil Obligasi Negara dalam US Dollar yang mengindikasikan adanya kointegrasi.

This study analyzes the effect of Indonesia macroeconomic condition and international interest rate shocks on yield of the Government Bond in US Dollar. It applies Vector Error Correction Model (VECM) using monthly data consist of yield of the Government Bond in US Dollar, domestic interest rate, price level, real exchange rate, and international interest rate in the period of January 2006 to December 2013. The results show that domestic interest rate, price level, real exchange rate, and international interest rate have significantly positive impact on yield of the Government Bond in US Dollar and confirm the presence of error correction mechanism in the yield of the Government Bond in US Dollar model that indicates the existence of cointegration.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T41799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alamsyah Pradana
"Skripsi ini membahas mengenai pengaruh variabel makroekonomi terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel makroekonomi berupa inflasi, suku bunga SBI, jumlah uang beredar (M2), dan nilai tukar Rupiah (Rp) terhadap Dolar Amerika (USD). Penelitian ini menggunakan metode regresi dengan OLS yang dilanjutkan dengan ARCH/GARCH karena ditemukannya masalah heteroskedastisitas pada data yang diolah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel nilai tukar Rupiah (Rp) terhadap Dolar Amerika (USD), jumlah uang beredar dan suku bunga SBI berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia selama periode 2001-2012 sedangkan variabel inflasi tidak berpengaruh secara signifikan.

This study investigate the influence of macroeconomic variables on Jakarta Composite Index in the 2001-2012 period. The purpose of this study is to analyze the influence of macroeconomic variables to Jakarta Composite Index such as inflation rate, SBI interest rate, money supply, Rupiah exchange rate to USD. The finding of this study based on regression model with OLS method and ARCH/GARCH method is that exchange rate variables, money supply and SBI rate significantly influence the Jakarta Composite Index and the inflation rate variables is not influence the Jakarta Composite Index significantly. This implies that beside the exchange rate, money supply and SBI rate variables there should be another macroeconomic variables that significantly influence the Jakarta Composite Index."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>