Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174983 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ghany Hendra Wijaya
"ABSTRAK
Salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia adalah Demam Berdarah Dengue (DBD) dan tempat yang tersering terkena penyakit ini, salah satunya adalah di daerah Kecamatan Bayah. Untuk menanggulangi serta memberantas penyakit DBD, diperlukan data dasar yaitu pengetahuan dasar warga. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan warga mengenai pemberantasan DBD menggunakan insektisida di kecamatan Bayah. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional; dengan menggunakan metode wawancara mengisi kuisioner berisi pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan mengenai pemberantasan DBD menggunakan insektisida. Data diambil pada tanggal 12 - 14 Agustus 2009 dan diolah dengan uji chi square. Hasil dari penelitian ini menunjukkan warga yang mempunyai tingkat pengetahuan baik adalah 10 orang (9,4%), cukup 27 (25,5%) dan tingkat pengetahuan kurang 69 orang (65,1%%). Kelompok usia 18-34 tahun sebanyak 45 orang (42,5%), kelompok usia 35-50 tahun sebanyak 39 orang (36,8%), dan kelompok usia > 50 tahun sebanyak 22 orang (20,8%). Warga yang mempunyai tingkat pendidikan yang rendah yaitu sebanyak 68 orang (64,2%) dan tidak bekerja sebanyak 63 orang (59,4%). Kebanyakan dari warga berjenis kelamin perempuan 83 orang (72,3%) . Sebagian besar warga hanya mendapatkan informasi dari 1 sumber (43%) dan sumber informasi yang paling berkesan adalah media elektronik (48,1%). Dari uji chi square tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai pemberantasan menggunakan insektisida dengan usia dan tingkat pendidikan. Tingkat pengetahuan mengenai pemberantasan menggunakan insektisida dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, sumber informasi yang paling berkesan, dan status pekerjaan tidak terdapat perbedaan bermakna. Disimpulkan tingkat pengetahuan warga mengenai cara pencegahan dan pemberantasan DBD sangat kurang dengan adanya pengaruh yang signifikan dari faktor usia dan tingkat pendidikan.

ABSTRACT
One of the public health problem in Indonesia is Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). With one of the area is Bayah District. In order to combat and eradicate dengue, the basic data about basic knowledge of people are needed.Therefore this study aims to determine the level of people knowledge about dengue eradication using insecticides in district Bayah. This study uses cross sectional design. The data collected by interviewing people to fill the questionnaire contains questions related to knowledge about dengue eradication using insecticides. Data was taken on 12 to 14 August 2009 and processed by chi square test. Results from this study showed that subjects have a good knowledge level is 10 people (9.4%), fair 27 (25.5%) and poor knowledge level about 69 people (65.1%%). With the age group 18-34 year were 45 men (42.5%), age group 35-50 years were 39 men (36.8%), and the age group> 50 years were 22 men (20.8%). Residents who have a low education level is 68 people (64.2%) and not working is 63 people (59.4%). Most of the research subjects are female gender with 83 people (72.3%). Most of people only get the information from 1 source of information (43%) and the most memorable one was the electronic media (48.1%). From the chi square test there was no significant association between the level of knowledge about the eradication using insecticides with age and education level. And there was no significant difference between the level of knowledge about the eradication using insecticides with gender, number of sources of information, the most memorable source of information, and employment status. Inferred that people knowledge level about how to prevent and eradicate dengue is less with the existence of significant influence of age and education level."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Zulkifli Amin
"ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia antara lain di Kecamatan Bayah. Dalam memberantas DBD diperlukan data dasar antara lain tingkat pengetahuan warga mengenai DBD. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan warga mengenai vektor DBD di kecamatan Bayah. Penelitian ini merupakan survei menggunakan desain cross sectional. Data diambil pada tanggal 12 - 14 Agustus 2009 dengan mewawancarai warga yang berada di kecamatan Bayah pada saat itu. Data diolah menggunakan uji chi square.
Hasilnya menunjukkan warga yang mempunyai tingkat pengetahuan baik mengenai vektor DBD ialah 10 orang (9,4%), cukup 27 orang (25,5%) dan tingkat pengetahuan kurang 69 orang (65,1%%). Warga tersebar merata pada berbagai kelompok usia. Kelompok usia 18-34 tahun sebanyak 45 orang (42,5%), kelompok usia 35-50 tahun sebanyak 39 orang (36,8%), dan kelompok usia > 50 tahun sebanyak 22 orang (20,8%). Sebagian besar warga mempunyai tingkat pendidikan rendah yaitu sebanyak 68 orang (64,2%). Lebih dari setengah warga yang tergabung dalam penelitian ini tidak bekerja yaitu sebanyak 63 orang (59,4%). Kebanyakan dari warga berjenis kelamin perempuan 83 orang (72,3%) Sebagian besar warga hanya mendapatkan informasi dari 1 sumber (43%) dan sumber informasi yang paling berkesan adalah media elektronik (48,1%) sedangkan informasi dari tetangga menempati urutan kedua (28,3%). Dari uji chi square terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai vektor DBD dengan usia dan tingkat pendidikan. Tingkat pengetahuan mengenai vektor DBD dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, sumber informasi yang paling berkesan, dan status pekerjaan tidak berbeda bermakna. Disimpulkan tingkat pengetahuan warga mengenai vektor DBD kurang dan berhubungan dengan usia dan tingkat pendidikan.

ABSTRACT
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is a health problem for Indonesian people, like in Bayah. In order to exterminate DHF, basic data of people knowledge level of DHF are needed. Therefore, the objective of this research is to know people knowledge level about DHF vector. This research used cross sectional design; done to Bayah?s people by interviewing and filling questionnaires about people knowledge of DHF vector. Data was taken on August 12th-14th, 2009 by interviewing the people at that time. Data was analyzed using chi square test.
The result showed that the people with good, fair, and bad knowledge level of DHF vector are 10 people (9,4%), 27 (25,5%), and 69 (65,1%), consecutively. The people fairly distributed at the age group. The amount at the group of age 18-34 years old is 45 (42,5%), at the group of age 35-50 years old is 39 (36,8%), at the group of age > 50 years old is 22 (20,8%). Most of the people have bad education that is 68 (64,2%). More than half of the people that join in this research don?t work. Most of the people are female 83 (72,3%) Most of the people got information from one information sources (43%) and the most impressive source was electronic media (48,1%); while information from neighbour hold the second position (28,3%). From chi square analysis test, there were significance relation between knowledge level of DHF vector with age and education level. But, there were no significance relation between knowledge level of DHF vector with sex, information sources, and job status. It was concluded that the knowledge of the people was bad and the knowledge level had significant relation with age and education level."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Zesario
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia termasuk di Kecamatan Bayah. Untuk mengurangi angka kejadian DBD perlu dilakukan penyuluhan kesehatan agar masyarakat dapat melakukan pemberantasan vektor. Sebelum memberikan penyuluhan, perlu diketahui tingkat pengetahuan masyarakat agar penyuluhan yang akan diberikan dapat disesuaikan dengan tingkat pengetahuan mereka. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pemberantasan vektor DBD. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner berisi pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan warga mengenai pemberantasan vektor DBD. Data diambil pada tanggal 12 - 14 Agustus 2009 di Desa Ciwaru, Kecamatan Bayah. Data yang diperoleh diuji dengan chi square. Hasilnya menunjukkan bahwa warga yang mempunyai tingkat pengetahuan baik adalah 10 orang (9,4%), cukup 27 (25,5%) dan tingkat pengetahuan kurang 69 orang (65,1%%). Kelompok usia 18-34 tahun sebanyak 45 orang (42,5%), kelompok usia 35-50 tahun sebanyak 39 orang (36,8%), dan kelompok usia > 50 tahun sebanyak 22 orang (20,8%). Tingkat pendidikan rendah sebanyak 68 orang (64,2%). Kebanyakan responden tidak bekerja yaitu 63 orang (59,4%) dan berjenis kelamin perempuan 83 orang (72,3%). Umumnya responden mendapatkan informasi dari 1 sumber (43%) dan sumber informasi yang paling berkesan adalah media elektronik (48,1%). Dari uji chi square terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai pemberantasan vektor DBD dengan usia dan tingkat pendidikan tetapi tidak berbeda bermakna dengan jenis kelamin dan sumber informasi. Disimpulkan tingkat pengetahuan warga Bayah berhubungan dengan usia dan tingkat pendidikan tetapi tidak berhubungan dengan jenis kelamin dan sumber informasi.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), is one public health problem in Indonesia, including in Sub Bayah. To reduce the incidence of dengue health education needs to be done so that people can do to eradicate the vector. Prior to providing counseling, please note the level of public knowledge so that extension will be given can be tailored to their level of knowledge. Therefore this study aims to determine the level of public knowledge about the eradication of dengue vectors. This research was conducted using cross sectional method. The data were collected by interview using a questionnaire containing questions related to the knowledge of citizens regarding the eradication of dengue vectors. Data was taken on December 12 to 14 August 2009 in the Village Ciwaru, District Bayah. The data obtained were tested by chi square. The results showed that residents who have good knowledge level is 10 people (9.4%), just 27 (25.5%) and knowledge level about 69 people (65.1%%). 18-34 year age group were 45 men (42.5%), age group 35-50 years were 39 men (36.8%), and the age group> 50 years were 22 men (20.8%). Low education levels were 68 men (64.2%). Most respondents did not work the 63 men (59.4%) and 83 female (72.3%). Generally, respondents get information from 1 source (43%) and information sources of the most memorable was the electronic media (48.1%). From the chi square test significant difference between the level of knowledge about the eradication of dengue vectors with age and education level but did not differ significantly by gender and source of information. Inferred level of knowledge of age-related Bayah citizens and education level but not associated with gender and source of information."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Satria Yolanda
"Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit endemis di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten. Untuk memberatas DBD upaya utama adalah pengasapan insektisida diikuti pemberantasan sarang nyamuk. Agar pengasapan insektisida dapat diterima, maka masyarakat perlu diberikan pengetahuan dengan cara penyuluhan. Agar tepat sasaran, penyuluhan harus sesuai dengan tingkat pengetahuan dan karakteristik demogafi masyarakat, karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat dan faktor-faktor yang berhubungan. Survei dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negri Bayah (MTs) pada tanggal 12 - 14 Agustus 2009 dengan mengajukan kuesioner kepada 107 murid yang dipilih secara acak. Data dianalisis dengan uji Kolmogorov Smirnov. Hasil penelitian ini menunjukkan murid MTs yang mempunyai tingkat pengetahuan baik 58 orang (54,2%), cukup 5 (4,7%) dan kurang 44 orang (41,1%%). Pada uji Kolmogorov Smirnov terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai pemberantasan vektor dengan insektisida dengan sumber informasi paling berkesan (p=0,015), namun tidak berbeda bermakna dengan jenis kelamin (p=0,121), usia (p=0,526), jumlah informasi (p=0,091) dan tingkat pendidikan (p=0,114). Disimpulkan tingkat pengetahuan murid MTs mengenai pemberantasan vektor DBD dengan insektisida yang tergolong baik 54,2%. Tingkat pengetahuan berhubungan dengan sumber informasi paling berkesan tetapi tidak berhubungan dengan jenis kelamin, usia dan jumlah informasi.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is endemic disease in Bayah Village, Banten Province. Main effort to To iradicate DHF is fogging followed with vector control (VC). We educate the community so they can accept the fogging system. To get good result, health promotion should be given based on the knowledge and related factor. Thus the survey to study community klowledge and characteristic should be conduvted. The survey was conducted in Madrasah Tsnawiyah Negri Bayah (MTs) on 12-14th August 2009 by giving questionnaires to 107 students randomly. The data was analized by Klomogorov Smirnov. The result showed MTs students were classifed as good, 58 people (54,2%), fair 5 people (4,7%) and bad were 44 people (41,1%). Kloogorov Smirnov test showed significant differences between VC klowledge with impressive source information (p=0,015), but not significant with sex (p=0,121), age (p=0,526), number of source information (p=0,091) and educational level (p=0,114). In conclution, MTs student's knowledge level about VC is good and assosiated with with impressive source information, but not assosiated with sex, age, number of source information and educational level

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia
"ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Untuk mencegah kematian, penderita DBD perlu mendapat pertolongan pertama dengan segera. Agar dapat memberikan pertolongan, masyarakat perlu diberikan pengetahuan dengan penyuluhan kesehatan setelah itu dievaluasi. DBD dapat menginfeksi semua umur tetapi lebih banyak menginfeksi anak-anak. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan murid sekolah mengenai pertolongan pertama DBD yang diwakili oleh santri. Penelitian di lakukan di pesantren X, Kecamatan Bayah, Provinsi Banten dengan desain cross sectional. Data diambil pada tanggal 16-18 Oktober 2009 dengan mewawancarai semua santri yang berada di lokasi menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan uji chi-square.
Hasilnya 60% responden perempuan, 32,6% memperoleh informasi dari dua sumber, 45,7% memilih petugas kesehatan sebagai sumber informasi DBD paling berkesan dan 81,9% responden tidak memiliki riwayat DBD. Sebanyak 8 orang (8,4%) memiliki tingkat pengetahuan baik, 18 orang (18,9%) cukup, dan 69 orang (72,6%) kurang. Berdasarkan uji chi-square, tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan santri mengenai pertolongan pertama DBD dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, sumber informasi paling berkesan, dan riwayat DBD. Disimpulkan tingkat pengetahuan santri setelah mendapat penyuluhan mengenai pertolongan pertama tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, sumber informasi paling berkesan, dan riwayat DBD.

ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) can cause mortality. To prevent mortality, DHF patient needs immediate first aid. In order to be able to give the first aid, people need to be educated through health promotion and evaluated afterwards. DHF can infect all ages but more in kids. Thus this study is conducted to know students' knowledge level about DHF first aid, represented by santri. This cross-sectional study was conducted at Pesantren X, Bayah Subdistrict, Banten Province. Data was acquired on October 16-18 2009 by interviewing all santri who were at the venue using questionnaires. Data was analyzed with chi-square tests.
The result 60% of respondents were female, 32,6% got information about DHF from two sources, 45,7% chose health officers as the most impressive source, and 81,9% of respondents didn?t have DHF history. Eight respondents (8,4%) have good knowledge about DHF, 18 respondents (18,9%) fair and 69 respondents (72,6%) poor. Chi-square test showed no association between students' knowledge level about DHF first aid with gender, number of information sources, the most impressive source, and DHF history. In conclusion, students' knowledge level about DHF first aid is poor and unassociated with gender, amount of information sources, the most impressive source, and DHF history."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arindya Rezeki
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarkat di Indonesia termasuk di Desa Bayah Timur, Provinsi Banten. Tujuan penelitian adalah mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Bayah mengenai vektor DBD sebagai dasar untuk pemberantasan DBD. Penelitian menggunakan desain cross sectional dan sampel diambil secara acak. Data diambil dengan mewawancarai masyarakat Desa Bayah Timur tanggal 16-I8 Oktober 2009, diolah dengan program SPSS I 1.0 dan dianalisis dengan uji Kohnogorov-Smirnov.
Hasilnya menunjukkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 3 orang (2,8%), cukup 24 orang (22,6%), dan tingkat pengetahuan kurang 79 orang (74,5%). Responden paling banyak berada dalam kelompok usia 18-34 tahun yaitu 48 orang (45,3%). Responden paling banyak adalah perempuan 89 orang (84%) dan berpendidikan rendah 68 orang (64,2). Aktivitas tersering yang dilakukan masyarakat adalah pengajian yaitu sebanyak' 43 orang (40,6%). Sebanyak 30 responden (28,3%) mendapatkan infonnasi dari dua sumber dan yang paling berkesan adalah media elektronik (65,1%). Sebanyak 17 responden (16%) pemah menderita DBD (atau keluarganya).
Pada uji Kolomogorov-Smirnov tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan masyarakat mengenai vektor DBD dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, ativitas, sumber informasi, dan pengalaman rnenderita DBD. Disimpulkan tingkat pengetahuan rnasyarakat mengenai vektor DBD tidak berhubungan dengan karakteristik masyarakat.

Dengue Hemorrhagic Fever (DI-IF) is one of health problem in Indonesia, including Bayah Timur Village, Banten Province. This research's aim is knowing the level of villager's knowlege about vebtor of DHF as a basis for DHF eradication. This research used cross-sectional design with random sampling method. Data were taken by interviewing villagers of Bayah Timur Village on October 16th-18“‘ 2009. The data were proccesed by SPSS 11.0 program then analyzed by Kologorov-Smirnov test.
The result shows that only 3 respondents (2,8%) had high level of knowledge, 24 respondents (22,6%) had medium level of knowledge, and 79 respondents (74,5%) had low level of knowledge. Most respondents are between 18-34 years old, 48 respondents (45,3%). More than a half respondets are females 89 respondents (84%) and low education, 68 respondents (64,2%). The commonest activity is Qur'an recital, 43 respondents (40,6%). Thirty respondents (28,3%) got information from two sources and the mos impressive is electronic media (65,l%). Seventeen respondents has been had experiences of DHQF (l6%).
Kolmogorov-Smirnov test shows no significant correlation between the knowledge level of vebtor of DHF with age, sex, educatian, ectivities, source of information, and experience on DHF. It was concluded that villager's knowlege about vector of DHF has no assocoation with respondent's characteristics.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ringgo, Fernando Mickael S.
"Saat ini malaria masih menjadi sebuah permasalahan kesehatan utama di Indonesia, terutama di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Bayah tentang pencegahan malaria. Pada penelitian ini digunakan metode cross-sectional dan dilakukan survei. Data diambil dengan cara mewawancarai responden menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai pencegahan malaria yang dilakukan pada tanggal 16-18 Oktober 2009. Dari wawancara tersebut hasil menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai pencegahan malaria 4 orang (3,8%), 15 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (14,2%), dan 87 orang memiliki tingkat pengetahuan kurang (82%). Karakteristik mayoritas dari responden rata-rata berusia 18-34 tahun yaitu sebanyak 80 orang (75,5%), dengan jumlah perempuan sebanyak 88 orang (83%), berpendidikan rendah sebanyak 96 orang (90,6%), tidak bekerja sebanyak 66 orang (62,3%), dan responden yang memperoleh informasi mengenai malaria dari 1 sumber sebanyak 84 orang (79,2%). Hasil analisis dari penelitian menyebutkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p > 0,05) antara tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan malaria dengan karakteristik responden (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi). Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mengenai pencegahan malaria masyarakat Bayah tergolong kurang dan tidak memiliki hubungan dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah sumber informasi, dan sumber informasi yang paling berkesan.

At this time malaria is still becoming a problem of the main health in Indonesia, especially in the Bayah Subdistrict, Banten Province. The aim of this research is knowing the level of the Bayah people’s knowledge about malaria prevention. In this research, the method is cross-sectional and was carried out by the survey. The data was taken by interviewing the respondent used the questionnaire that contained the question concerning the prevention of malaria that was carried out on October 16-18 2009. From this interview results showed that the respondent who had the level of good knowledge concerning malaria prevention is 4 people (3.8%), 15 people with the level of knowledge were enough (14.2%), and 87 people had the level of bad knowledge (82%). The characteristics of the majority of the respondent in general were 18-34 years old that is as many as 80 people (75.5%), with the number of women totalling 88 people (83%), educated low totalling 96 people (90.6%), did not work totalling 66 people (62.3%), and the respondent who received information concerning malaria from 1 source totalling 84 people (79.2%). Results of the analysis of the research mentioned was not gotten by the significant difference (p > 0.05) between the level of the people's knowledge concerning the prevention of malaria characteristically the respondent (the age, gender, the level of education, the work, and the source of information). Could be concluded that the level of knowledge concerning of the Bayah people’s malaria prevention classed as bad and did not have relations with the age, gender, the level of education, the work, the number of sources of information, and the source that impressed most."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karin Rachmani
"Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Oleh sebab itu, masyarakat perlu mendapatkan pengetahuan mengenai malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pertolongan pertama malaria dan faktor-faktor yang berhubungan pada murid Madrasah Tsanawiyah. Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 12-14 Agustus 2009 dengan mewawancarai responden menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai pertolongan pertama pada malaria. Hasilnya menunjukkan, responden perempuan berjumlah 48 orang (45%) dan laki-laki 58 orang (55%). Tingkat pengetahuan baik sebanyak 7 orang (7%), cukup 45 orang (42%), dan kurang 54 orang (51%). Sebagian besar (94%) responden pernah mendapat informasi mengenai pertolongan pertama malaria.
Tidak terdapat perbedaan bermakna (p > 0,05) antara tingkat pengetahuan dengan karakteristik responden (usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, jumlah informasi dan informasi yang paling berkesan). Disimpulkan tingkat pengetahuan pertolongan pertama malaria tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah sumber informasi, dan informasi yang paling berkesan.

Malaria is a public health problem in Indonesia. Therefore, people need to gain knowledge about malaria. This study aims to determine knowledge level regarding first aid on malaria and related factors of Madrasah Tsanawiyah students. The study was conducted with cross-sectional design. Data was collected on 12-14 August 2009 by interviewing respondents using a questionnaire consisting questions about first aid in malaria. The results show female respondents totaled 48 people (45%) and male respondents 58 people (55%). There are 7 people (7%) with good knowledge level, 45 people (42%) moderate knowledge level, and 54 people (51%) with poor knowledge level.
Most respondents (94%) had received information about first aid on malaria. There were no significant differences (p > 0,05) between knowledge level to respondents characteristics (age, education level, gender, number of information sources, and the most memorable information source). It can be concluded that knowledge level regarding first on malaria considered less and not associated with age, gender, educational level, number of information sources, and the most memorable information source.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sungkar, Saleha
"Demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten sehingga perlu dilakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) DBD. Agar PSN tepat sasaran warga perlu dibekali pengetahuan dengan penyuluhan mengenai PSN. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi efek penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan warga serta kepadatan vektor DBD. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan intervensi penyuluhan. Pre-test dilakukan pada bulan Agustus 2009 terhadap 106 warga desa Bayah dan post-test pada bulan Oktober 2009. Data dikumpulkan dengan wawancara dilanjutkan survei entomologi dengan single larval method lalu diidentifikasi secara mikroskopis. Data dianalisis dengan marginal homogeneity test. Hasil pre-test menunjukkan, 64,2% warga berpengetahuan kurang hanya 11,3% yang baik; sesuai dengan tingkat pendidikan yang rendah dan ekonomi yang kurang. Setelah penyuluhan 14% warga berpengetahuan baik dan 54% kurang yang secara statistik bermakna (p = 0,001). Dari survei entomologi diperoleh container index (CI) 18% dan house index (HI) 52% yang menunjukkan tingginya kepadatan dan penyebaran vektor. Setelah penyuluhan CI menjadi 16% dan HI 42% tetapi penurunan tersebut tidak berbeda bermakna (CI, p = 0,523; HI, p = 0,174) dan masih di atas index WHO. Disimpulkan penyuluhan meningkatkan tingkat pengetahuan warga mengenai PSN tetapi tidak menurunkan kepadatan vektor sehingga Bayah masih tetap berisiko tinggi DBD.

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is a public health problem in Bayah, Banten Province thus, control of mosquitoes breeding sites (CMBS) and health education is necessary. This study aimed to evaluate the effect of health education on people?s level of knowledge on CMBS and the density of Ae. aegypti. This study involved 106 villagers from Bayah in August (pretest) and October (postest) 2009. Data was collected through questionnaires, followed by observation of containers available in the house using single larval method and identified microscopically. Data was analyzed using marginal homogeneity test. The result showed, 64.2% and 1.3% villagers had poor and good knowledge on CMBS. This finding was in accordance to their education level and socio-economic status. After education, there were 14% had good and 54% poor knowledge (p = 0,001). Container index (CI) and house index (HI) were 18% and 52% respectively, suggesting high density of Ae. aegypti in that area. Following health education, CI and HI became 16% and 42% which were still above WHO level of indicator; which gave no significant difference in CI (p = 0,523) and HI (p = 0,174). In conclusion, the level of knowledge increased after health education which was not followed by significant decrease in vector density, suggesting Bayah is still categorized as highly transmitted area of DHF."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Ardi Nugraha
"Malaria adalah suatu penyakit yang umum dan mematikan di banyak negara yang beriklim tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Masyarakat perlu diberi peran serta lebih dalam pemberantasan malaria, terutama pencegahan. Untuk meningkatkan efektivitas pencegahan terhadap malaria, masyarakat perlu mengetahui penyebab dan penular pada malaria, salah satunya lewat penyuluhan. Penelitian dilakukan padaadalah warga Desa Ciwaru, Kecamatan Bayah Timur, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dengan desain crosssectional. Data diambil 16-18 Oktober 2009 dengan mewawancarai responden menggunakan kuesioner.
Hasilnya menunjukkan responden perempuan sebanyak 88 orang (83%) dan laki-laki 18 orang (17%), usia <34 tahun 75,5% dan >34 tahun 24,5 %. Tingkat pengetahuan warga tidak ada yang yang tergolong baik (0%), cukup 1 orang (0,94%), dan kurang 105 orang (99,05%). Umumnya warga mendapat informasi dari satu sumber (79,2%) dan sumber informasi paling berkesan adalah media elektronik (52,8%). Pada uji Kolmogorov-Smirnov tidak ada perbedaan bermakna (p> 0,05) antara tingkat pengetahuan dengan jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah sumber informasi, kelompok usia dan status pekerjaan. Disimpulkan tingkat pengetahuan warga mengenai penyebab dan penular malaria tidak berhubungan dengan usia dan jumlah sumber informasi, jenis kelamin, tingkat pendidikan, sumber informasi paling berkesan, dan status pekerjaan.

Malaria is a common and deadly disease in many tropical and subtropical climates, especially in Indonesia. The public needs to be given more participation in the eradication of Malaria, especially by prevention means. To improve the effectiveness of prevention against malaria, the public needs to know the transmission and cause of Malaria. One of way is through counseling. The study itself was conducted on the villagers of Ciwaru, East Bayah District, Lebak, Banten Province with cross-sectional design. Data was taken from 16 to 18 October 2009 by interviewing respondents using questionnaire charts.
The result shows that there were 88 female respondents (83%) and 18 men (17%), with age range of <34 years (75.5%) and >34 years (24.5%). Knowledge level of the citizens belongs to zero (0%). Only one person (0.94%) had enough knowledge, and 105 people had poor knowledge (99.05%). Generally, people acquire information from only one source (79.2%) and the most remembered source of information is the electronic media (52.8%). On Kolmogorov-Smirnoff test, no significant difference (p>0.05) happened between the level of knowledge by gender, education level, number of information sources, and occupation. Inferred level of citizen knowledge about malaria aid has no relation to age and numbers of information sources, gender, education level, most memorable sources of information and occupation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>