Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177209 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudha Perdana
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang pengaruh indeks syariah saham global terhadap
Jakarta Islamic Index (JH) dari sisi return dan volatilitas. Kemudiaan hal ini
dibandingkan dengan pengaruh indeks saham global terhadap lndeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) untuk dicari tahu indeks yang mana yang lebih
terpengaruh oleh indeks global. lndeks syariah global yang digunakan dalam
penelitian ini adalah FTSE Shariah All World Index, Dow Jones Islamic Market
World Index, dan S&P 500 Shariah Index. Sementara indeks global yang akan
digunakan untuk perbandingan atas IHSG adalah FTSE World Index, Dow Jones
Global Index, dan S&P 500 Index. Data dalam penelitian ini menggunakan data
harian penutupan indeks periode 29 Oktober 2007 sampai dengan 19 Oktober
2011. Penelitian dilakukan dengan metode VAR GJR-GARCH dan VAR GARCH
(1,1). VAR digunakan karena salah satu tujuan dari penelitian ini adalah melihat
apakah return dari indeks syariah saham global memiliki pengaruh terhadap
return JII, dan bagaimana pula terhadap IHSG. Kemudian dibandingkan apakah
return JH atau return IHSG yang lebih dipengaruhi oleh return indeks global.
Selanjutnya penggunaan GARCH untuk rnelihat apakah volatilitas return dari
indeks syariah saham global memiliki pengaruh terhadap volatilitas return Jll, dan
bagaimana pula terhadap IHSG. Kemudian dibandingkan apakah volatilitas return
Jll atau return IHSG yang lebih dipengaruhi oleh volatilitas return indeks global.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa return Jll lebih tidak dipengaruhi atas
pengaruh return dan volatilitas indeks global daripada return IHSG.

Abstract
The research explains the influence of global shariah stock indices on the Jakarta
Islamic Index (III) and compare to global conventional stock indices on the
Jakarta Composite Index (JCI) to see which one is more resilience to the global
indices. The global shariah stock indices which are used in this research are FTSE
Shariah All World Index, Dow Jones Islamic Market World Index, dan S&P 500
Shariah Index. Meanwhile, the global conventional stock indices are FTSE World
Index, Dow Jones Global Index, dan S&P 500 Index. The data are the daily
closing price of the indices from 29 October 2007 until 19 October 2011. The
methodology are VAR GJR-GARCH and VAR GARCH (1,1). VAR is used to
investigate the influence of return, and GARCH is used for the return volatility.
This research conclude that JII return is more resilience than JCI return in order to
the global stock indices return and volatility."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Laru Andriansyah
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai perhitungan VaR risiko pasar dengan menggunakan pendekatan volatilitas yang diukur dengan model EWMA dan GARCH. Model EWMA dan GARCH digunakan dalam menghitung data return yang bersifat tidak konstan atau heteroskedastik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kedua model yang digunakan merupakan model yang valid. Namun bila dilihat secara praktis, model GARCH memberikan nilai VaR yang lebih rendah dibandingkan dengan model EWMA. Sehingga konsekuensinya model GARCH akan memberikan nilai capital charge yang lebih rendah dengan menggunakan asumsi exposure senilai 100.000.000 dan tingkat keyakinan 99%. Dengan menggunakan pendekatan ARCH/GARCH maka diperoleh VaR 1 hari terbesar pada saat volatile period yaitu pada Hongkong Sanghai Inde.

ABSTRACT
In this thesis describing about the measurement of Value at Risk using volatility measured by EWMA and GARCH model. The EWMA and GARCH model are used due to the data of stock market index return which show a relatively heteroscedastic nature. The results of this research indicate that theoretically all the model used are valid model. However, when viewed in a practical, GARCH model provide a lower VaR compare to EWMA model. Consequently GARCH model will give a lower capital charge using the assumption 100.000.000 worth of exposure and 99% of confidence level. By using the approach of GARCH model, the highest 1 day VaR obtained in volatile period is in Hongkong Sanghai Index, while the highest 1 day VaR obtained in stable period is in IBEX5
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yose Yamani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengukur risiko indeks harga saham sektoral di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan Value at Risk (VaR). Data yang digunakan dalam penelitian adalah imbal hasil indeks harga saham sektoral yang terdiri dari sembilan sektor industri yang terdaftar di BEI selama interval waktu Juli 2007 sampai dengan Oktober 2010 yang berjumlah 8.055 data imbal hasil. Parameter perhitungan VaR yang diutamakan adalah confidence interval 95% dengan horizon waktu 100 hari. Menurut uji normalitas, terdapat 4.510 data imbal hasil yang tidak berdistribusi normal, yang berdampak Value at Risk (VaR) tidak dapat langsung diterapkan sehingga dalam perhitungannya harus menggunakan alpha prime. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa sektor consumer merupakan sektor dengan nilai rata-rata VaR terendah sebesar 2,61%.

This research aimed to measure the risk of sectoral stock price index listed in Indonesia Stock Exchange, by using Value at Risk (VaR). Data used in this research are return of sectoral stock price index consisting of nine industry sectors, for time interval July 2007 until October 2010, with total 8.055 return data. Measurement parameters used are confidence interval 95% with 100 days time horizon. According to normality test, there are 4.501 non-normal distributed return data, therefore impacting that Value at Risk (VaR) can not be immediately applied without using alpha prime in the computation process. The result showed that consumer sector has the lowest average VaR 2,61 %."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33347
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Anggraini
"Skripsi ini membahas hubungan interdependensi antara indeks saham konvensional dan syariah di Indonesia dan Malaysia dengan Indeks negara maju DJIA S P 500 FTSE 100 pada periode krisis dan pasca krisis serta membahas mengenai volatitasnya pada periode krisis Tujuan dari peneltian ini adalah untuk melihat apakah saham syariah tidak terpengaruh pergerakan indeks konvensional negara maju dan untuk melihat apakah indeks saham syariah memiliki volatilitas yang lebih rendah pada periode krisis
Kesimpulan dari penelitian ini menemukan bahwa walaupun tidak terdapat kointegrasi antara indeks konvensional dan syariah dengan indeks negara maju hubungan interdependensi tetap terjadi diantara keduanya dan volatilitas indeks saham syariah menunjukkan volatilitas yang lebih kecil Dengan demikian meskipun indeks saham syariah tidak sepenuhnya terpisah dari pergerakan indeks konvensional negara maju indeks saham syariah mampu menjadi alternatif investasi yang memiliki risiko lebih rendah.

This research discusses the interdependence between conventional and Islamic stock index in Indonesia and Malaysia with developed country stock index DJIA S P 500 FTSE 100 in the period of crisis and post crisis and to discuss the volatility during the crisis period The purpose of this research is to see whether the movement of Islamic stock index is not affected by conventional developed country stock market movement and to see whether sharia stock index has lower volatility during the period of crisis
The conclusion of this study found that although there is no cointegration between conventional and Islamic index in Indonesia and Malaysia with developed country stock index the relationship of interdependence still occurred between both of them and the volatility of sharia stock index is lower than the conventional stock index Thus although the sharia stock index is not completely decoupled from the negara maju conventional index movement sharia stock index can be seen as an alternative investment that has a lower risk.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S58972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Griseldis Viona Mufti
"Studi ini menganalisis korelasi volatilitas dinamis dan dampak limpahan indeks harga saham gabungan di 10 negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar, yaitu Amerika Serikat, China, Jerman, Jepang, India, Inggris, Perancis, Italia, Brazil, dan Kanada terhadap Indeks Harga Saham Gabungan atau Jakarta Stock Exchange Composite Index (IHSG) untuk periode 2018 hingga 2023. Dengan menggunakan model Dynamic Conditional Correlation-Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity (DCC-GARCH), hasil studi ini menunjukkan bahwa seluruh indeks memiliki korelasi dinamis seiring waktu dengan IHSG namun tidak dengan indeks pasar saham Brazil (BOVESPA) yang memiliki korelasi konstan dengan IHSG. Selain itu, hasil studi juga mengindikasikan adanya dampak limpahan dinamis yang signifikan akibat integrasi pasar di mana seluruh indeks memberikan dampak limpahan asimetri terhadap IHSG, kecuali BOVESPA dan NIFTY (indeks pasar saham India) akibat rendahnya kerja sama dua negara. Hasil studi ini juga menunjukkan bahwa rata-rata kekuatan korelasi yang bervariasi akibat pengaruh kekuatan kerja sama ekonomi yang berbeda dimana indeks pasar saham Jepang (NIKKEI) memiliki korelasi positif terbesar dengan IHSG, sedangkan BOVESPA memiliki korelasi negatif dan terlemah dengan IHSG. Hasil penelitian ini menyediakan bukti empiris bahwa ketergantungan pasar memperbesar risiko pasar, sehingga menekankan pentingnya manajemen risiko dan diversifikasi portfolio investasi.

This study investigates the correlation of dynamic volatility and spillover impacts from the composite stock price index in 10 countries with the largest Gross Domestic Product (GDP), namely US, China, Germany, Japan, India, UK, France, Italy, Brazil, and Canada against the Jakarta Stock Exchange Composite Index (JKSE) for the period 2018 to 2023. Using the Dynamic Conditional Correlation - Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity (DCC-GARCH) model, the results of this study show that all indices have a dynamic correlation over time with JKSE but not with the Brazilian stock market index (BOVESPA) which has a constant correlation with JKSE. In addition, the results indicate that there are significant dynamic spillover impacts due to market integration where all indices have asymmetric spillover effects on the JKSE, except for BOVESPA and NIFTY (Indian stock market index) which due to low amount of cooperation between the two countries. The results of this study also show that the average strength of correlation varies due to the influence of different strengths of economic cooperation where the Japanese stock market index (NIKKEI) has the largest positive correlation with JKSE, while BOVESPA has the weakest and negative correlation with JKSE. The results of this study provide empirical evidence that market dependence increases market risk, thus emphasizing the importance of risk management and investment portfolio diversification."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aulia Fedrian
"Penelitian ini secara komprehensif mengkaji integrasi pasar antara indeks saham syariah dan konvensional dari sudut pandang jangka panjang dan pendek di negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat dan China mulai dari 30 Mei 2008 sampai 31 Oktober 2016 dengan menggunakan metode Johansen Cointegration dan DCC GARCH. Hasilnya memperlihatkan bahwa hanya terdapat hubungan jangka panjang untuk negara Indonesia dan Amerika Serikat, dan negara sisanya tidak menunjukkan adanya hubungan jangka panjang. Hasil ini memperlihatkan bahwa investor akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan manfaat dalam jangka panjang dari diversifikasi internasional ketika menggunakan indeks saham syariah dan konvensional yang ada di Malaysia, China dan Singapura.
Sedangkan dari hasil korelasi memperlihatkan beberapa korelasi yang sedang, akan tetapi hampis semuanya memperlihatkan korelasi yang rendah antara negara berkembang dengan maju, berkembang dengan berkembang dan maju dengan maju untuk indeks saham syariah dan konvensional, yang menandakan bahwa investor dapat mendiversifikasikan portofolio mereka pada tingkat internasional untuk mengurangi risiko, setidaknya untuk dalam jangka waktu yang pendek. Hasil yang terakhir memperlihatkan adanya korelasi yang tinggi antar indeks saham syariah dan konvensional disetiaptiap negara, yang mengindikasikan bahwa instrumen keuangan islamIslam tidak terpisah dari instrumen keuangan konvensional.

This study comprehensively examines the market integration between sharia and conventional stock indices from the long and shortrun perspectives for Indonesia, Malaysia, China, Singapore and United States of America from May 30, 2008 to October 31, 2016 using Johansen Cointegration and DCC GARCH. The result show that there are only two longrun relationship for Indonesia and USA, when the rest of coutries shows no longrun relationship. These findings suggest that investors will have the opportunities to get benefit from international diversification over the shortrun in Malaysia, China and Singapore when using both sharia and conventional indices.
From the correlation results, there are some moderate correlation but almost all shows evidence of weak correlation between emerging to developed, emerging to emerging and developed to develop for both sharia and conventional indices, which means that investors can diversify their portfolios at international level to minimize risk, at least in the short run. The last result show that there are high correlation between sharia and conventional indices for each countries, which means that islamIslamic financial instrument are not decoupled from their conventional.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edbert Surya Atmadja
"ABSTRAK
Penelitian ini ingin melihat korelasi dinamis volatilitas harga minyak terhadap return indeks pasar ASEAN-5 dengan menggunakan pendekatan DCC-GARCH. Volatilitas harga minyak menggunakan 2 pengukuran, yaitu Realized Variance dari harga minyak WTI dan indeks OVX. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang negatif antara volatilitas harga minyak terhadap return indeks saham ASEAN-5 secara keseluruhan periode penelitian. Selain itu,pendekatan RV merupakan pengukuran volatilitas harga minyak yang lebih baik dibandingkan indeks OVX dalam melihat korelasi dinamis terhadap return indeks pasar saham ASEAN-5 dengan menggunakan information criterion.

ABSTRACT
This paper investigates the dynamic correlation of oil price between OVX Oil Volatility Index and Realized Variance from WTI prices to ASEAN 5 stock index return using DCC GARCH approach. We use OVX and RV to examine the better oil proxy to ASEAN 5 stock market return using AIC method. We also examine student rsquo t distribution to check the normal distribution of DCC GARCH. From the result, we find that OVX and RV have negative correlation to ASEAN 5 stock index return within the period in overall. Further, the research shows that RV has more significant result than OVX as a oil proxy to ASEAN 5 stock index return."
2017
S69186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Estisia Pratiwi
"Penelitian ini menggunakan data dari lima negara ASEAN untuk menganalisis hubungan nilai tukar dan indeks harga saham. Menurut teori Goods Market Approach dan Portfolio Balance Effect, hubungan antara nilai tukar dan indeks harga saham seharusnya negatif. Untuk mengobservasi hubungan nilai tukar dan indeks saham dalam penelitian ini menggunakan model Vector Autoregressive dengan Granger Causality Test untuk melihat hubungan kausalitas antara nilai tukar dan indeks harga saham. Hasil dari penelitian ini mengindikasikan adanya berbagai hubungan nilai tukar dan indeks harga saham, meskipun tidak pada semua negara ASEAN-5.

This research uses the data of five ASEAN countries to estimate the relationship between exchange rate and stock price index. According to Goods Market Approach and Portfolio Balance Approach, the relationship should be negative. To observe the relationship between exchange rate and stock price index, this research uses Vector Autoregressive Model with Granger Causality Test to observer causality relationship between exchange rate and stock price index. The result show various relationship between exchange rate and stock index price, even not all of The ASEAN-5 countries."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Ariana
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan kinerja keberlanjutan yang diproksikan oleh skor ESG dan skor pilar ESG dengan profitabilitas perusahaan yang diproksikan oleh ROA. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menguji peran indeks saham syariah dalam memoderasi hubungan antara kinerja keberlanjutan dan profitabilitas. Pengujian dilakukan pada 75 sampel perusahaan di Indonesia dan Malaysia yang diperoleh melalui teknik purposive sampling dengan periode penelitian 2018-2022. Total observasi dalam penelitian ini berjumlah 375 tahun-perusahaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa skor ESG memiliki hubungan positif dengan profitabilitas perusahaan. Akan tetapi, peneliti tidak menemukan adanya hubungan antara skor pilar ESG dengan profitabilitas maupun peran moderasi indeks saham syariah terhadap hubungan antara kinerja keberlanjutan dengan profitabilitas perusahaan.

This study aims to empirically examine the relationship between sustainability performance proxied by ESG score and ESG pillars scores with firm profitability proxied by ROA. In addition, this study also aims to examine the role of the Islamic stock index in moderating the relationship between sustainability performance and firm profitability. Tests were conducted on 75 samples of companies in Indonesia and Malaysia obtained through purposive sampling techniques during the 2018-2022 research period. The total observations in this study amounted to 375 firm-year. The result shows that ESG score has a positive relationship with firm profitability. However, researchers did not find a relationship between ESG pillars scores and profitability or the moderating role of the Islamic stock index on the relationship between sustainability performance and firm profitability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlin Devianti
"Selama periode 2008 2013 kondisi ekonomi dunia tidak stabil tercermin dari harga komoditas serta indeks saham yang cenderung fluktuatif. Kebijakan QE Quantitative Easing yang dilakukan oleh The Fed dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi AS sejak terjadinya krisis global menimbulkan spillovers effect ke negara negara lain yakni aliran modal yang seharusnya berputar di ekonomi AS untuk masyarakat dan perusahaan malah beralih ke Asset Fund managers Bank Komersil. Dimana likuiditas lebih ini kemudian diinvestasikan ke berbagai Negara di dunia dan ke berbagai kelas asset saham obligasi emas komoditas untuk mencari return yang lebih tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis interaksi dinamis antara indeks saham dan indeks harga komoditas di tingkat internasional dengan menggunakan 5 lima indeks harga komoditas yaitu indeks harga Minyak Mentah, indeks harga Gas Bumi, indeks harga Emas, indeks harga Minyak Sawit dan indeks harga Kopi serta 1 satu indeks saham yaitu Indeks Dow Jones Amerika Serikat melalui data bulanan periode 2008 I 2013 XII. Metode analisis yang digunakan adalah Vector Error Correction Model VECM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara pergerakan keenam variabel tersebut memiliki hubungan stabilitas keseimbangan dan kesamaan pergerakan dalam jangka panjang. Sementara dari hasil uji kausalitas Granger menunjukkan ada 2 dua kausalitas antara indeks saham dengan indeks harga komoditas di tingkat internasional. Selain itu pula dapat disimpulkan bahwa tidak ada variabel yang secara signifikan mempengaruhi indeks saham Dow Jones dalam jangka pendek, hal tersebut terjadi karena suatu variabel bereaksi terhadap variabel lainnya membutuhkan waktu lag dan pada umumnya reaksi suatu variabel terhadap variabel lainnya terjadi dalam jangka panjang.

Around 2008 2013 period global economic condition was unstable described by the prices of commodities and stock indicies tend to fluctuative Quantitave Easing policy was built by The Fed encourage the growth of the economy US since the global crisis create spillovers effect to another countries which is the capital flow that should be spin on around US economy for its people and companies instead switch to the Assets Fund Managers and Commercial Bank. Where this liquidity then invested in various countries to the world and many various assets to get the higher return.
This study aims to analyze the dinamic interactions of global stock indices and international commodity prices indices use 5 five commodity prices indices which is Gold, Crude Oil, Natural Gas, Crude Palm Oil and Coffee also 1 one stock indices which is Dow Jones Indices USA which monthly data period 2008 I 2013 XII. The analysis tool that used in this research is Vector Error Correction Model VECM.
The result showed that there rsquo s a long term relationship around the variables of the model. While the other result from Granger causality test show that there are 2 two causality between global stock indices and international commodity prices. Beside that it can be concluded there are no variables significantly affect the Dow Jones Indices on the short term it rsquo s because the variable need to take time lag for reacts the other variables and in the reaction generally happens on the long term."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T44828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>