Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138753 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tangkas Saputra
"Pelembagaan petani ke dalam organisasi formal seperti kelompok tani merupakan bentuk dari pembangunan pertanian yang dilaksanakan pemerintah saat ini. Petani diisyaratkan untuk berkelompok oleh pemerintah. Hal tersebut dapat dilihat dari pembagian bantuan serta distribusi pupuk bersubsidi yang harus melalui mekanisme kelompok. Kelompok tani kian banyak dibentuk sebagai sebuah tuntutan secara tidak langsung dari pemerintah. Keberhasilan kelompok tani sebagai wadah kerjasama diantara petani kian dipertanyakan karena banyaknya kelompok yang tidak lagi aktif menjalankan perannya. Meskipun demikian masih ada juga kelompok tani yang aktif menjalankan kegiatan kolektifnya sebagai sebuah wadah kerjasama petani. Skripsi ini membahas bagaimana kelompok tani mampu menjadi basis ekonomi bagi para anggotanya. Metode yang digunakan adalah menggunakan Soft Systems Methodology. Melalui metode tersebut didapatkan beberapa aktivitas yang terdapat dalam kelompok tani yang digunakan dalam analisa sehingga dapat menjawab pertanyaan penelitian.

Instituting farmers into formal organizations like farmer groups is government's mean to develop farmings. The governments suggest farmers to group. This appears in the distributing aids and subsidized fertilizers through the groups? mechanisms. It seems as though these farmer groups are indirect demand from the government. The success of farmer groups as a form of cooperation among farmers is still questioned because there are many inactive farmer groups nowadays, which functions ineffectively. Even so, there are others which functions their collective activities as a form of cooperation among farmers. This study aims to see how the farmer groups function as economic bases for their members. The method used to collect data is Soft Systems Methodology. By using this method, the results show that there are several human activities in the farmer groups which are employed in the analysis to answer the research question."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Apsari
"Skripsi ini mengkaji variasi reinterpretasi kosmologi yang tertuang dalam pranata mangsa yang merupakan acuan bercocok tanam yang dipakai oleh petani di pulau Jawa secara turun temurun. Selain itu, skripsi ini juga menjabarkan mengenai reinterpretasi pengetahuan lokal petani mengenai cuaca atau yang disebut sebagai weather lore, yaitu ujaran-ujaran mengenai tanda-tanda alam untuk membaca cuaca yang disampaikan secara lisan. Reinterpretasi yang dilakukan oleh petani yang tergabung dalam anggota kelompok Tani Mulya, Desa Segeran Kidul tersebut merupakan respon mereka dalam menghadapi kondisi perubahan cuaca yang ekstrem atau yang biasa dikenal sebagai fenomena El-Niño dan La-Niña yang menyebabkan kondisi alam menjadi tidak lazim. Keberagaman reinterpretasi tersebut secara individual, dituangkan dalam strategi bercocok tanam yang dilakukan oleh petani kelompok Tani Mulya.
Skripsi ini juga mendeskripsikan bagaimana kelompok Tani Mulya memperoleh sebuah introduksi pengetahuan baru berupa pengukuran curah hujan dan analisis agroekosistem. Meskipun program pengukuran curah hujan tersebut belum mampu membentuk sebuah skema baru berupa analisis mendalam mengenai curah hujan dan implikasinya pada lahan dan pertumbuhan tanaman, namun hal tersebut mampu membuat para petani termotivasi untuk menafsirkan ulang pengetahuan yang telah mereka miliki sebelumnya dan memunculkan minat mereka untuk mempertajam kemampuan pengamatan dan analisis mendalam terhadap lingkungan mereka. Dalam mendeskripsikan kisah para petani pengukur curah hujan itu, skripsi ini juga ditunjang oleh data sekunder melalui studi pustaka.

This article probes cosmological reinterpretation variation that occurred in pranata mangsa. Those cosmological reinterpretation becomes a guide to farming. which used by Javanese farmers hereditarily. Moreover, this thesis explains the reinterpretation of farmer’s local knowledge about the weather or commonly referred to as weather lore that is the knowledge of natural sign for predicting the weather that delivered orally. The reinterpretation which done by the farmers in the group Tani Mulya, Segeran Kidul Village is their response to face the changes of weather condition which causes the unstability of natural conditions. The variety of reinterpretation applied individually with on the farming strategy of the group Tani Mulya.
This thesis also describes how the Tani Mulya group get the introduction for new knowledge such as measuring the rainfall. Even though that rainfall measurement program could not form the new schema like deep-analysis of rainfall, it motivates the farmers to reinterprate their knowledge and raises their interest to improve their observation and deep-analytical skill on their environment. In describing the story of those rainfall measuring farmers, this thesis also supported by secondary data which obtained from literature.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linar Humaira
"Iptek bagi Masyarakat ini dilakukan pada KWT Rindu Alam dan KWT Suka Tani di Desa Barengkok Kecamatan Leuwiliang Bogor, dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan ketrampilan dalam memanfaatkan kulit manggis, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani manggis. Metode Pelaksanaan Kegiatan menggunakan metode Penyuluhan, Pelatihan dan Pendampingan dengan tahapan kegiatan : 1) Memberikan penyuluhan khasiat kulit manggis secara umum, 2) Pelatihan Proses Pembuatan Ekstrak Kulit Manggis sesuai (SNI 06-1842-1995), 3) Pelatihan Pembuatan Ekstrak Kulit Manggis dengan cara destilasi di Laboratorium, dan dengan cara metode penyederhanaan, 4) Pelatihan Proses Pembuatan Larutan Pembersih Lantai, 5) Penyuluhan Teknik Pengemasan, 6) Pelatihan Analisa Usaha dan Menetapkan Harga Pokok, 7) Penyuluhan Strategi Pemasaran, 8) Pendampingan membuat produk serta memasarkan secara mandiri. Luaran IbM ini adalah produk pembersih lantai dengan bahan aktif dari ekstrak kulit manggis dengan spesifikasi sesuai SNI 06-1842-1995. Hasil kegiatan IbM ini dapat meningkatkan pemahaman dan ketrampilan wanita tani dalam mengolah kulit manggis. Mereka mampu membuat ekstrak dan produksi cairan pembersih lantai secara mandiri, dengan kapasitas produksi dalam dua minggu menghasilkan 120 botol kemasan 250 ml atau 240 botol per bulan, sehingga target kemampuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani manggis Desa Barengkok telah tercapai."
Bandung: Unisba Pusat Penerbitan Universitas (P2U-LPPM), 2017
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Atiek Difa Mufidah
"Kemiskinan masih dialami oleh negara berkembang dan saat ini kemiskinan masih berpusat di wilayah pedesaan seperti yang dialami Indonesia. Oleh karena itu, pemberdayaan melalui Kelompok Budi Luhur sebagai strategi mengurangi kemiskinan. Kemudian, PT Nestle selaku dari sektor privat yang memiliki kewajiban untuk mendukung dan membantu memecahkan permasalahan kemiskinan yang dialami oleh negara yaitu dengan mendukung pemberdayaan masyarakat melalui kelompok Budi Luhur. Kelompok Budi Luhur adalah salah satu kelompok peternak sapi perah yang berhasil di Jawa Timur. Keberhasilan yang dicapai tentu juga berkat bantuan dan peran PT Nestle yang selalu mendukung kegiatan pemberdayaan. Oleh karena itu menarik dilihat mengenai bagaimana pelaksanaan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dalam Kelompok Budi Luhur dan yang dilakukan PT Nestle. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif agar hasil yang didapat lebih dalam dan tajam.
Berdasarkan penelitian menghasilkan kesimpulan, bahwa pemberdayaan yang dilakukan Kelompok Budi Luhur berjalan baik walaupun masih terdapat kendala. Sedangkan, pemberdayaan yang dilakukan PT Nestle kurang baik atau program banyak yang belum terlaksana karena banyak peternak memiliki midset tradisional. Berdasarkan pemberdayaan yang dilakukan Kelompok Budi Luhur dan PT Nestle memberikan pengaruh positif khususnya dalam hal berkurangnya pengangguran, peningkatan pendapatan dan kelestarian lingkungan alam seperti keberadaan tumbuhan hijau yang terus dijaga untuk dikonsumsi sapi perah.

Poverty is experienced by many developing countries like Indonesia and nowadays it is centered in rural areas. Therefore, this study attempts to discuss about the social empowerment --- through Budi Luhur Dairy Farmers Group --- as one of the strategies to reduce poverty. PT Nestle as part of the private sector has an obligation to support and help to solve problems of poverty experienced by the state, namely by supporting community empowerment efforts through Budi Luhur group. The Budi Luhur Dairy Farmer Group is one of the successful dairy farmer groups in the East Java. The success achieved, is of course because of to the help and role by PT Nestle who always supports their empowerment activities. Hence, it is interesting to see further how the process of community empowerment by Budi Luhur Dairy Farmer Group and by PT Nestle. The method used is qualitative approach in order to get deeper result.
Based on the research, the empowerment by Budi Luhur Group was carried out well even though there were still obstacles they experienced. And empowerment by PT Nestle has given positive results even though many programs provided have not been maximized so progress has been obtained for a long time because of many dairy farmer have traditional mindset. But overall, this empowerment it has had a positive influence, especially of reduced unemployment, increased income and the preservation of the natural environment such as the existence of plants that are continuously maintained for consumption by dairy cows.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T52322
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juniadi Soewartojo
"ABSTRAK
Desa Ngemplak terletak di lereng Gunung Lawu sebelah barat daya, termasuk dalam wilayah Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar (Surakarta), Propinsi Jawa Tengah. Lahan pertanian dengan kemiringan antara 15% - 45% merupakan permukaan tanah yang rawan dengan erosi karena air hujan. Tanpa upaya penanggulangan erosi ini, dikhawatirkan lapisan permukaan tanah yang subur semakin larut terbawa erosi air hujan. Hal ini berakibat semakin menurunnya tingkat kesuburan tanah, yang pada gilirannya, akan berpengaruh pula terhadap kemerosotan penghasilan petani.
Berdasarkan perhitungan Sub Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Solo Cabang Kabupaten Karanganyar dengan mempergunakan Rumus Bals, di Desa Ngemplak telah dapat dikurangi laju erosi. Sebelum pelaksanaan Pilot Proyek Kredit Usahatani Konservasi (PPKUK), besarnya erosi diperhitungkan mencapai 151,86 ton/Ha/tahun. Setelah dilaksanakan PPKUK, laju erosi dapat ditekan menjadi 33,34 ton/Ha/tahun atau pengurangan erosi sebesar 78,05%. Sesungguhnya usahatani konservasi (UK) merupakan kegiatan yang pada dasarnya bertujuan untuk kepentingan pengawetan tanah serta peningkatan produktivitasnya.
Masalah yang dihadapi masyarakat tani di Desa Ngemplak terletak pada tingkat penghasilan mereka yang relatif rendah serta kurang mampu untuk membangun, memperbaiki dan memelihara bangunan konservasi. Dalam hal ini pemerintah telah mengambil kebijaksanaan dengan memberikan bantuan dana yang dapat dipergunakan untuk keperluan membangun/memperbaiki bangunan konservasi serta tambahan modal usahatani konservasi melalui PPKUK.
Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, penelitian dimaksudkan untuk dapat memperoleh gambaran sampai seberapa jauh pelaksanaan PPKUK pada Kelompok Tani "Pangrukti Tani" Desa Ngemplak, Jawa Tengah, dapat mencegah kelanjutan erosi tanah, dan seberapa jauh keberhasilan ini mempengaruhi taraf hidup para petani. Metode penelitian yang diterapkan, sesuai dengan sifat penelitian deskriptif, adalah dengan melakukan penelitian kepustakaan, khususnya untuk memperoleh data awal dari Direktorat Konservasi Tanah, Ditjen Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan (RRL), Departemen Kehutanan, dan penelitian lapangan dengan wawancara berstruktur terhadap ke 35 orang anggota Kelompok Tani "Pangrukti Tani". Untuk mengetahui sampai sejauh mana pelaksanaan PPKUK yang diikuti oleh para petani anggota Kelompok Tani "Pangrukti Tani" di Desa Ngemplak, Jawa Tengah, kemungkinan dapat dilakukan pengukuran dampaknya dengan dua cara. Pertama, dengan membandingkan pelaksanaan PPKUK di Desa Ngemplak, Kecamatan Karangpandan, dengan yang dilaksanakan di Desa Blorong dan Desa Sedayu, keduanya di Kecamatan Jumantono, kesemuanya terletak di Kabupaten Karanganyar. Kedua, dengan membandingkan perkembangan pelaksanaan PPKUK di Desa Ngemplak sendiri pada awal tahun serta tahun ketiga pelaksanaannya dengan keadaan sebelum pelaksanaan PPKUK, yakni usahatani tradisional. Berdasarkan pertimbangan keterbatasan waktu dan biaya, cara kedua yang dipilih dalam pelaksanaan penelitian lapangan.
Sebagai hipotesis kerja pada penelitian deskriptif dalam tesis ini adalah, pertama, bahwa intensifikasi usahatani konservasi dalam rangka pelaksanaan PPKUK Kelompok Tani "Pangrukti Tani" Desa Ngemplak, Jawa Tengah, dapat meningkatkan taraf hidup petani, serta kedua, bahwa adanya dukungan dari pemerintah serta pihak lainnya (instansi/lembaga terkait) dapat menunjang keberhasilan usahatani konservasi.
Dari hasil penelitian lapangan menunjukk;an, bahwa pelaksanaan PPKUK yang diikuti oleh para petani Kelompok Tani "Pangrukti Tani" Desa Ngemplak telah terjadi peningkatan penghasilan pada awal pelaksanaannya. Namun demikian pada tahun ketiga pelaksanaan PPKUK memperlihatkan adanya penurunan penghasilan. meskipun masih berada di atas tingkat penghasilan usahatani tradisional (UT), yakni sebelum pelaksanaan PPKUK.
Disamping itu masalah beban angsuran kredit nampaknya dirasakan cukup berat bagi petani. Hal ini terlihat dengan adanya tunggakan setiap tahap angsuran, namun masalah ini terkait dengan kewajiban para petani untuk memenuhi kewajiban pengadaan sarana "listrik masuk desa" pada awal pelaksanaan PPKUK. Sebagai akibatnya, bagian penghasilan UK yang diperolehnya harus dialokasikan pula untuk memenuhi keperluan dimaksud, sehingga mengganggu kelancaran angsuran kredit PPKUK.
Dalam jangka panjang UK diharapkan merupakan salah satu bentuk usaha pelestarian lingkungan, sehingga kelanjutan usahatani ini perlu terjamin. Perbaikan dan pemeliharaan bangunan serta kegiatan UK di lahan kritis memerlukan biaya yang sulit dapat dipenuhi dari hasil UK, sehingga masih memerlukan bantuan "dana murah", yakni kredit dengan bunga rendah seperti yang berlaku pada PPKUK.
PPKUK yang sekarang masih berjalan hanya berlaku selama tiga tahun untuk kredit modal kerja permanen (KMKP) dan telah habis masanya dan lima tahun untuk kredit investasi kecil (KIK) yang masih tersisa dua tahun lagi. Sebagai penggantinya tidak dapat lagi pola KIK dan KMKP ini diteruskan, karena dengan berlakunya kebijaksanaan pemerintah di bidang perkreditan bulan Januari 1890 (Paket Kebijaksanaan Moneter Januari/Pakjan 1990), pola ini dihapus. Dengan kredit usaha kecil (KUK) dari lembaga perbankan berdasarkan Pakjan 1990, dana ini sulit diterima oleh para petani, karena mendasarkan pada persyaratan teknis perbankan biasa dengan kriteria "the five C's of credit analysis, yang merupakan "dana mahal" bagi mereka.
Sumber "dana murah" lain perlu diupayakan bagi para petani UK, baik untuk para petani yang sudah memperoleh PPKUK namun memerlukan kelanjutannya, maupun bagi para petani UK baru yang belum pernah memperoleh "dana murah". Penelitian lebih mendalam diperlukan terhadap kemungkinan jalan ke luar untuk para petani UK memperoleh "dana murah". Kemungkinan ini kiranya dapat ditempuh dengan penyaluran kredit likuiditas Bank Indonesia melalui lembaga bank yang ada, pola kredit koperasi kepada anggotanya, atau pemanfaatan sebagian dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Proyek Inpres Penghijauan yang bersifat subsidi. Koperasi yang sudah mampu dan sehat dapat memberikan kredit berbunga rendah kepada anggotanya.

ABSTRACT
Ngemplak village is in the slope of the southwest of Mount of Lawu, located in, Karangpandan district, Karanganyar regency (near Surakarta) Central Java Province. The slope of agricultural land between 15° - 450 is very sensitive of rain's erosion. Without erosion protection, the cover of fertile ground will be depreciated, and farmers' income will decrease.
According to Sub Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Solo Cabang Karanganyar's calculation using Bals' formula, degree of erosion in Ngemplak village has dropped. Before the execution of PPKUK, erosion PPKUK, it was only 33.34 ton/Ha/year, or about 78% decrease. Actually, dry farming conservation is an activity for preserving and increasing land's productivity.
Farmers' problem in Ngemplak village is relatively low income with inability to build and maintain conservation constructions. Government has decided to facilitate low interest credit of bank to the farmers for building or upgrading conservation constructions and to add their working capital. This decision is the pilot project of dry farming conservation credit (pilot proyek kredit usahatani konservasi/PPKUK).
The purpose of this research is seeking fact on the performance of the pilot project (PPKUK) -of farmers' group "Pangrukti Tani", Ngemplak village, Central Java, i.e. getting information on protection of soil erosion activities and its impact on farmers' higher income. Application of research methodology of this descriptive research is, first, library research, especially for getting preliminary data from Directorate of Soil Conservation, Forestry Department, and secondly, field research by conducting a structured questionnaires to 35 persons, members of "Pangrukti Tani" farmers' group.
There are two methods to evaluate the impact of the performance of PPKUK in Ngemplak village. The first method is comparing the performance of PPKUK in Ngemplak village (in Karangpandan district) to Blorong and Sedayu villages (both in Jumantono district), all of them are in Karanganyar regency. The second method is comparing the performance of PPKUK in Ngemplak village before the execution, the first year and the third year of PPKUK. According to time and financial considerations, the second method was chosen for this re-search.
Working hypothesis for this descriptive research are, first, that dry farming conservation with the execution of PPKUK in Ngemplak village may increase farmers' standard of living, and secondly, that the government's and other institutions' assistance can support the dry farming conservation successfully.
The result of field research disclosed that the performance of PPKUK in Ngemplak village was successfully with the increasing of farmers' income in the first year of execution of PPKUK. Nevertheless, its performance in the third year decreased, although it was still above the farmers' income before PPKUK.
The burden of debt installment for the farmers in Ngemplak village is really heavy enough, because they had to fulfill the cost of electricity of their village in the early execution of PPKUK. They had to put aside their income for this obligation that should be allocated to debt installment of PPKUK.
In the long run, dry farming conservation will be very useful for preservation of land fertility, and the continuity of this soil conservation policy should be considered. For building, upgrading, or maintaining conservation constructions, and for conservation plants in the "critical soil", need "cheap funds" for dry farming conservation farmers, cheaper than bank funds.
Current PPKUK in t4gemplak village was valid for two years for permanently working-capital credit (kredit modal kerja permanen/KMKP) and now is expired, and is valid for five years for small investment credit (kredit investasi kecil/KIK) with remaining for-two years. Since January 1990 monetary policy (Paket Januari/Pakjan 1990), KMPK and KIK were abolished and replaced by small business credit (kredit usaha kecil/KUK). KUK is not suitable for the dry farming conservation farmers, because its interest rate is very high. Banking technical considerations for evaluating of credit application are used, the five C's of credit analysis" (character, capital, collateral, capacity and condition). This bank fund is "dear funds" for them.
Source of other "cheap funds" for dry farming conservation farmers, former PPKUK farmers and also new PPKUK farmers, are very important. Another research for this purpose should be conducted to get another way out of low interest rate or "cheap funds" for them. Maybe Bank Indonesia, as central bank, can give "primary credit" to commercial banks or peoples' banks (bank perkreditan rakyat/BPR) as "cheap funds" or low interest for dry-farming conservation credit. Another "cheap funds" should be considered via government subsidy of the annual development budget for soil conservation purposes. For the healthy and wealthy cooperation, they can give credit with low interest to their members.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lucia Resty Wijayanti
"Fokus penelitian ini adalah menggali unsur praktik cerdas dari penerapan permodelan LVCD Local Value Chain Development yang diinisiasi oleh lembaga AB di Desa Duntana dan Tenawahang dengan konteks pedesaan. Permodelan LVCD melalui kegiatan pemasaran bersama ditujukan untuk memfasilitasi akses pasar untuk petani pedesaan. Jenis penelitian ini merupakan deskriptif menggunakan data kualitatif yang didukung data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya unsur praktik cerdas pada tahapan LVCD, dan pada pelaksanaan pemasaran bersama oleh kelompok. Walaupun terjadi kendala, kelompok terbukti mampu bertahan hingga kini. Penelitian ini menyampaikan bahwa unsur praktik cerdas yang ada dapat mendukung keberlanjutan kegiatan pemasaran bersama dalam mengimplementasikan permodelan LVCD.
This research focuses on identifying best practice elements of the practice of LVCD Local Value Chain Development modelling initiated by AB organization at Duntana and Tenawahang villages, which located in rural area. LVCD modeling through collective marketing aimed to address rural farmers issue by creating an access to market. Type of this research is descriptive, using qualitative approach supported by quantitative data. The result shows that the best practice elements are in LVCD rsquo s phase and on implementing of collective marketing by farmer groups. Although challenges occur in the implementing phase, the groups survive and continue running. Best practices elements can support the sustainability of collective marketing in implementing LVCD modeling."
2017
T47986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Indra Kresna Wijaya
"Pada tahun 1998, terbentuk sebuah kelompok petani yang menamai diri mereka sebagai Kelompok Tani Pramuka Ujung Rawasari. Kelompok tani ini menempati sebuah lahan di wilayah Pramuka dan menjalankan praktik pertanian kota seperti di wilayah lain di Jakarta. Satu hal yang menarik adalah,mereka menempati lahan yang rentan karena masalah kepemilikan. Kelompok tani ini mendapatkan akses pengolahan lahan dari pihak Pemda kemudian menjalankan access control atas lahan yang mereka kuasai dengan cara mereka sendiri. Sebagai bentuk access maintenance mereka menjalin hubungan dengan pihak Pemda, bertujuan memelihara akses yang sudah dimiliki. Access maintenance tersebut merupakan sebuah mekanisme patronclient yang melibatkan pihak Pemda (pemberi akses) dan penguasa lahan (para petani). Pada akhirnya, access control dan access maintenance dilakukan untuk memastikan kegiatan pertanian kota di kebun Pramuka tetap berjalan. Kasus Kelompok Tani Pramuka Ujung Rawasari menunjukan fungsi lain dari pertanian kota, yakni sebagai cara untuk memantapkan kedudukan atas penguasaan lahan. Penelitian skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara mendalam.

Back in 1998, a farmer groups who called Pramuka Ujung Rawasari Farmer Group formed. This group occupy a land in the region of Pramuka, they run agricultural practice like in other area in Jakarta. one thing that's interesting is they occupied the issue of ownership of land which is vulnerable for this group. This group of farmers gets access to land from local government then run processing access control over land that they mastered by themselves. As a form of access maintenance they strained a relationship with the local government, for the purpose of maintaining the access they already owned. Access maintenance is a patron-client mechanism involving local government (as a giver of access) and land master (the farmers). In the end, access control and access maintenance is performed to ensure that the activities of the urban agriculture keep running on Pramuka. The case of Pramuka Ujung Rawasari Farmer Group indicated the other function of urban agriculture, which is to establish a notch over the land tenure. This thesis research uses qualitative approach with the collecting data through observation and in-depth interviews techniques."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisni Wahyuni
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai proses pemberdayaan ibu rumah tangga anggota kelompok wanita tani Matahari dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan tanaman obat keluarga sebagai upaya perubahan kondisi ekonomi keluarganya. Ibu rumah tangga merupakansalah satu komponen sumber daya manusia dalam pembangunan sosial dan ekonomi, terutama yang tergabung dalam kelompok wanita tani.Proses pemberdayaan di komunitas ibu rumah tangga menjadisalah satu kegiatan di Kota Administrasi Jakarta Timur dalam program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan.Dalam pelaksanaan program pemberdayaan ibu rumah tangga tersebut di lakukan melalui beberapa tahap. Adapun tahap-tahap yang dilalui antara lain adalah tahap persiapan dan penjalinan relasi, tahap pengkajian, tahap pelaksanaan program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan, tahap pengkajian ulang, dan pengembangan program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil tempat dan informan di wilayah lingkungan RW 09 Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Kota Administrasi Jakarta Timur.Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa proses pemberdayaan ibu rumah tangga yang tergabung dalam kelompok wanita tani, menciptakan perubahan kondisi ekonomi keluarga anggota kelompok wanita tani dan juga memberikan manfaat lingkungan hidup yang asri dengan pemanfaatan lahan pekarangan. Selain itu, penelitian ini juga mengidentifikasi tanaman obat keluarga yang menjadi unggulan dalam budidaya tanaman obat.

ABSTRACT
Abstract This study discusses about proces empowerment housewife as a member of women farmers Matahari in utilizing the house yard to the develop of family medicinal plants in an effort to change their economic condition, is one component of human resources in social and economic development.The empowerment processes of housewives communities will become one of the focal point in activities program of East Jakarta Administration in accelerate diversification of food consumption.For the implementation is through several stages, follows preparation phase and interlacement relations, implementation phase to accelerate diversification of food consumption, stage of the review and development program to accelerate diversification of food consumption. This research usesqualitative approach with descriptive design and qualitative method, the implementation took place and informants at RW 09 Kelurahan Kebon Pala, Districs Makasar of East Jakarta Administration. This empowerment process creates changes in economic conditions of the members of the group. "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seniti Prawira
"Penelitian ini mempelajari posisi perempuan petani kopi dalam menjalankan kerja reproduksi sosial dan produksi kopi. Studi ini bertujuan untuk memperlihatkan kerja perempuan yang seringkali tidak terlihat dan dihargai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dan menggunakan kerangka teori ekonomi politik feminis, dan teori akses dengan perspektif feminis sebagai lensa analisis. Hasil penelitian menujukan kehidupan perempuan petani kopi di Desa Tribudisyukur tidak dapat dilepaskan dari kesehariannya melakukan kerja reproduksi sosial dan produksi kopi. Kerja perempuan dalam reproduksi sosial di ranah keluarga inti, keluarga besar dan komunitas memiliki kontribusi yang signifikan bagi keberlangsungan dan keberlanjutan sistem produksi kopi. Untuk menjalankan kerja tersebut, relasi perempuan petani kopi dengan sesama perempuan serta keanggotannya dalam organisasi membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan reproduksi sosial. Selain itu, perempuan memiliki strategi dan negosiasinya untuk menjalankan kerja reproduksi sosial di keseharian mereka. Dalam menjalankan sistem produksi kopi, perempuan membutuhkan akses atas lahan, modal, dan pasar. Akan tetapi, akses mereka atas sistem produksi kopi sangat dipengaruhi oleh dinamika relasi kuasa dari berbagai lapisan relasi sosial. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan produksi kopi tidak dapat berjalan tanpa kerja reproduksi sosial yang dikerjakan perempuan petani kopi di keseharian mereka. Penelitian ini merekomendasikan agar perempuan petani kopi diposisikan sebagai subjek dalam pengambilan keputusan dalam kebijakan terkait produksi kopi.

This research examines how women farmers do social work and coffee production. This research aims to show the work of women who are often not seen and appreciated. This study uses a qualitative approach and uses a feminist political economy theory framework and access theory with a feminist perspective as the lens of analysis. The results showed that the lives of the women coffee farmers in Tribudisyukur Village were inseparable from their daily social reproduction and coffee production activities. The role of women in social groups in the realm of the nuclear family, extended family, and society has a significant contribution to the coffee production systems sustainability. The relations of women coffee farmers with other women and their membership in organizations help them meet social reproduction needs to carry out this work. Also, women have strategies and negotiations to carry out social reproduction work in everyday life. In running a coffee production system, women need access to land, capital, and markets. However, their access to the coffee production system is very reliable by the dynamics of power relations from various layers of social relations. This studys conclusions indicate that coffee production cannot be carried out without women coffee farmers social reproduction work in their daily lives. This study aims to position women, coffee farmers, as subjects in making decisions related to coffee production."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>