Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 775 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Yayasan Obor indonesia, 1982
307.2 TRA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia, 1982
307.2 TRA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pustaka Grafika Kita, 1988
303.4 MIG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Rudi Sudarto
"Tesis ini tentang Pola Pengamanan Swakarsa yang berlangsung di kawasan Pasar Ciputat. Didalamnya mengkaji keberadaan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa dilingkungan Pasar Ciputat sebagai upaya warga mendukung terselenggaranya keamanan, ketertiban dan terwujudnya keteraturan sosial di kawasan pasar Ciputat. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi dengan mengamati setiap gejala yang terwujud dalam kehidupan seharihari dari obyek penelitian atau para petugas pengamanan swakarsa. Metode ini dilakukan untuk dapat melihat dan memahami gejala-gejala yang ada sesuai dengan maknanya dari sudut pandang yang diberikan dan dipahami oleh para petugas pengamanan swakarsa.
Tesis ini menunjukkan bahwa kawasan pasar Ciputat selain terkenal macet juga memiliki pola pengamanan swakarsa yang telah berjalan secara tradisional maupun modem. Sistem pengamanan swakarsa tradisional banyak dilakukan masyarakat sekitar kawasan. Patron klien dan tokoh masyarakat memegang peranan penting dalam mewujudkan terciptanya rasa aman di kawasan pasar Ciputat tersebut. Bentuk pengamanan swakarsa modem di lingkungan atau kawasan pasar Ciputat yang terdapat di beberapa lokasi menerapkan pula hubungan kerja sama dan patron klien. Hal ini terjadi karena pada umumnya anggota satpam yang berada dan bekerja di sekitar kawasan pasar Ciputat adalah penduduk asli sekitar kawasan Ciputat. Dengan kondisi tersebut hubungan sosial berupa saling mengenal secara personal maupun hubungan emosional terjalin cukup lama.
Bentuk-bentuk pengamanan swakarsa yang terwujud dapat diidentifikasikan sebagai berikut; petugas Satpam, petugas pengamanan tradisional seperti Matrik, petugas Parkir, petugas U-turn (Pak Ogah yang bertugas sebagai memandu kendaraan yang akan memutar atau berbalik arah), Preman Pasar, dan Timer (sebagai wasit yang mengatur waktu antrian angkutan umum).
Tujuan utama pengamanan swakarsa balk modern maupun tradisional di kawasan pasar Ciputat tersebut memiliki kesamaan yaitu terciptanya rasa aman, damai dan tertib. Hal tersebut perlu diwujudkan oleh pihak pengamanan swakarsa karena dengan terciptanya kondisi dernikian maka aktivitas usaha akan lancar dan menunjang proses jual beli dan aktivitas kegiatan masyarakat di kawasan pasar Ciputat.
Kedudukan Polsek Metro Ciputat sebagai bagian dari lingkungan sosial adalah melakukan interaksi dengan warga masyarakatnya, instansi terkait dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa. Hal ini dilakukan kepolisian sebagai wujud community relation dengan anggapan bahwa Polsek tidak dapat berdiri sendiri sebagai bagian dari sistem sosial yang ada. Sedangkan sebagai bagian dari sistem ekonomi adalah menciptakan situasi yang aman di wilayah pawl sehingga kegiatan ekonorni dapat berjalan dengan lancar dan terhindar dari suasana khawatir serta takut yang berdampak bagi kelangsungan kehidupan sehari-hari di pasar Ciputat."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Amral Sjamsu
Djakarta: Djambatan, 1960
307.209 SJA d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
H. Hadiman
Jakarta : Staf Ahli Kapolri, 1995
355 HAD k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Puspa Swara , 1997
307.2 SEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
M. Amral Sjamsu
"Buku ini berisi tentang kolonisasi, transmigrasi, sistem-sistem kolonisasi dan transmigrasi ; tinjauan atas penyelenggaraan kolonisasi dan transmigrasi umumnya."
Djakarta: Djambatan, 1960
K 325.1 AMR d
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Salim
"Studi ini bertujuan untuk mengungkapkan faktor-faktor yang melatarbelakangi kemunculan organisasi pengamanan swakarsa sekaligus untuk mengetahui eksistensinya di masyarakat Lombok. Fenomena perubahan dalam masyarakat tradisional yang terjadi sejak tahun 1999, ditandai dengan kehadiran berbagai kelompok pengamanan masyarakat secara terorganisir dengan keanggotaan yang besar. Organisasi pengamanan ini juga menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial keagamaan bagi anggota dan masyarakat. Realitas tersebut dapat dipandang sebagai gejala baru dari perubahan masyarakat, yang tentu saja membutuhkan pemahaman.mendalam dan menyeluruh.
Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam dan observasi. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui penelusuran terhadap dokumen-dokumen dan berita-berita koran. Kesimpulan yang diperoleh adalah kemunculannya dilatarbelakangi oleh beberapa faktor antara lain pertama faktor ekonomi yaitu kerugian harta benda, akibat pencurian. Kondisi ini mendorong masyarakat melakukan upaya pembelaan diri secara kolektif dan terorganisir dalam rangka mempertahankan harta benda yang dimiliki. Kedua; faktor ketidakmampuan aparat Polisi memberikan rasa aman kepada masyarakat akibatnya muncul ketidakpercayaan. Ketiga, adanya dukungan Tuan Guru sebagai tokoh agama sekaligus tokoh informal karismatik untuk melawan kemungkaran, menegakkan amar ma?ruf nahi mungkar sesuai perintah agama dengan memberantas pencuri dan perampok yang selalu mengancam dan meresahkan masyarakat. Terakhir kemunculan Pam Swakarsa tersebut, tidak terlepas dari pengaruh reformasi yang membuka iklim kebebasan bagi masyarakat untuk mendirikan suatu organisasi. Sedangkan eksistensinya adalah menjaga keamanan lingkungan di wilayah basis masing-masing organisasi dan melakukan penyadaran hukum bagi para pencuri dan perampok yang tertangkap.
Dalam perkembangannya keberadaan Pam Swakarsa telah menjadi wadah untuk memperkuat kohesi sosial (silaturrahmi) warga masyarakat sebab kegiatan organisasi tersebut, telah berkembang menjadi kegiatan-kegiatan sosial keagamaan melalui dukungan Tuan Guru. Kegiatan-kegiatan itu antara lain, seperti bantuan dan santunan bagi anggota yang mengalami musibah, kecurian maupun meninggal dunia. Dan penyelenggaraan pengajian-pengajian serta majelis taklim. Kegiatan-kegiatan tersebut oleh masyarakat tradisional Lombok dipandang sebagai kegiatan yang sangat positif."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T7726
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Ahmad
"Penelitian tentang Masyarakat Transmigrasi Swakarsa di Suli pada tahun 1972-1994 ini bertujuan untuk menjelaskan proses perubahan yang terjadi pada masyarakat transmigrasi swakarsa di Desa Suli Donggala akibat penerapan Subak dan Panca Usaha Tani. Secara khusus penelitian ini menjelaskan tentang penerapan sistem subak dan Panca Usaha Tani, di desa Suli oleh masyarakat transmigrasi swakarsa dan Bali yang kemudian secara perlahan-lahan diikuti oleh masyarakat asli setempat (To-Kai).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya penerapan sistem subak sangat membantu transmigrasi swakarsa Bali dalam meningkatkan produksi pertanian di desa Suli. Dengan sistem subak maka transmigran swakarsa asal Bali membuka lahan persawahan tanpa mengabaikan kegiatan-kegiatan seperti bercocok tanam dan berladang. Meskipun demikian pada masa awal pelaksanaan sistem subak pendapatan produksi panen petani belum memuaskan sebagai akibat terbatasnya penggunaan air, karena tidak memperoleh pembagian air yang cukup sesuai dengan kebutuhan tanaman padi.
Selain itu juga sistem subak bagi masyarakat transmigrasi swakarsa Bali dianggap merniliki etos sosial religius sehingga dapat memacu semangat kerja masyarakat transmigran swakarsa di desa Suli dalam melakukan kegiatan di bidang pertanian. Sehubungan dengan hal tersebut pelaksanaan sistem subak yang berkaitan dengan aspek sosial religius didasarkan pada keyakinan menurut kepercayaan agarna yang dianut oleh masyarakat transmigrasi swakarsa Bali yaitu agama Hindu yang berlandaskan Tri Hita Karama (Tiga Penyebab Kebaikan) dalam lembaga subak di gambarkan dalam tiga unsur yakni : Pertama, unsure parhyangan dengan membangun para subak di desa Suli sebagai perwujudan bhakti ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa (Ike Hyang Widhi Wasa). Kedua, unsur Pawongan merupakan perwujudan hubungan harmonis di antara para anggota subak yang diikat dengan .susunan organisasi dan peraturan yang dibuat lewat musyawarah mufakat Ketiga, unsur Palimahan yang berwujud lahan persawahan serta prasarana dan sarana irigasi dari subak tersebut yang di kelola dengan penuh tanggung jawab.
Keberadaan subak sebagai organisasi tradisional masyarakat transmigrasi swakarsa Bali di Suli dapat membantu pelaksanaan panca usaha tani di wilayah tersebut Dalam periode 1985 - 1988 desa Suli terdapat perubahan dari sebuah desa swadaya menjadi desa swasembada di Kabupaten Donggala. Kemudian tingkat produksi panen petani pada periode ini mencapai rata-rata 4,16 ton gabah kering panen (gkp) per hektar. Hal ini menunjukkan terdapat perubahan tingkat produksi panen petani pada masa sebelumnya yaitu periode subak 1972 - 1985 dimana hasil produk panen petani rata-rata 2,1 ton gabah kering panen (gkp) per hektar. Kemudian pada tahun 1989 - 1990 mulai meningkat lagi dengan produksi panen rata-rata di perkirakan 7,28 ton gabah kering panen (gkp) per hektar. Selanjutnya tahun 1990-1994 produksi panen menurun lagi menjadi rata-rata 7,05 ton gabah kering panen (gkp) per hektar antara lain disebabkan faktor persediaan air untuk keperluan tanaman padi tidak terpenuhi sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut karena bendungan induk mengalarni kerusakan. Dan juga faktor penggunaan sarana produksi pertanian untuk tanaman padi tidak memenuhi ketentuan yang semestinya. Selain itu pelaksanaan panca usaha tani dan sistem subak sangat ditunjang dengan adanya kebijakan Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah tentang program Gerakan Terobosan Pernbangunan Desa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T11492
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>