Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54105 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simatupang, Tahi Bonar, 1920-
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1981
322.5 SIM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Tahi Bonar, 1920-
Jakarta: Jajasan Pustaka Militer, 1954
322.5 SIM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Ranudikarta
"Kejahatan yang dilakukan penjahat semakin canggih, karena menggunakan teknologi modern yang mutakhir seperti pengunaan alat perentas keamanan sehingga peranan dan kehadiran sekuriti yang dibentuk oleh masyarakat dan pihak swasta semakin diperlukan. Seringkali persoalan yang muncul dalam melakukan kerja-kerja pengamanan disebabkan karena faktor komunikasi yang tidak terbangun dengan baik sebagai sarana untuk melanjutkan informasi. Komunikasi merupakan bagian terpenting proses desiminasi informasi antara atasan dengan karyawanan dan antar karyawan dengan karyawan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan pemilihan narasumber dengan teknik purposive sampling. Lokasi penelitian di PT. Pelopor Jaya Pratama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, Iklim komunikasi yang terbangun di PT. Pelopor Jaya Pratama cair dan terbuka, dimana seorang pemimpin harus dapat mengembangkan dan mendorong para pegawainya untuk terus berkembang dengan cara memberikan motivasi. Kedua, dalam melakukan pengamanan serta pengawasan dilapangan di PT. Pelopor Jaya Pratama sudah melaksanakan dengan baik terkait dengan pelaksanaan SOP sekuriti yang sudah ditetapkan oleh PT. Pelopor Jaya Pratama yang disusun oleh bidang operasional. Ketiga, Peranan komunikasi dalam peningkatan kinerja karyawan securiti PT. Pelopor Jaya Pratama terlihat antara atasan dengan bawahan dalam sifatnya cair dan kekeluargaan. Dimana pimpinan mengedepankan sikap informal dalam keseharian untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman untuk para pegawainya. Komunikasi yang baik ada dalam lingkungan kerja yang sifatnya cair dan kekeluargaan namun tetap menjaga etika antara atasan dan bawahan. Dalam hal ini para pegawai juga diberi kebebasan dalam memberikan pendapat serta masukan kepada sesama pegawai maupun kepada atasan sesuai dengan koridornya masing-masing.

Crime committed by criminals is more sophisticated, due to the use of modern technology such as the use of security tools to make the role and presence of Securities formed by the community and the private sector is increasingly needed Often the problems that arise in doing the safekeeping work are caused by communication factors not built with both as a means of continuing information. This research uses descriptive qualitative approach and resource interviewer with purposive sampling technique. Location of research at PT. Pioneer Jaya Pratama. The results of the research show that firstly, the communication climate built on PT. Pelopor Jaya Pratama is liquid and open, in which a leader should be able to develop and encourage his employees to continue developing by motivating. Second, in conducting security and supervision in the field of PT. Pioneer Jaya Pratama has done well in relation to the implementation of securities SOP that has been established by PT. Pioneer Jaya Pratama which is composed by operational area. Third, the role of communication in the improvement of the performance of PT. Pioneer Jaya Pratama is seen as a superior with a subordinate in its liquidity and kinship. Where leaders put forward informal attitude in everyday life to create a comfortable working environment for its employees."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T49370
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kozok, Uli, 1959-
"History of Christian missions in Sumatera Utara and role and position of Germany missionaries of Rhenish Mission Society in the Toba War, 1878"
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia , 2010
959.8 KOZ u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Soebagijo Ilham Notodidjojo, 1924-
Jakarta: Gunung Agung, 1987
920.5 SOE a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kumontoy, Jerrold Hy
"Semakin meluasnya wabah virus Covid-19 yang berdampak secara signifikan di dalam segi-segi kehidupan masyarakat Indonesia; menuntut keseriusan dan aksi nyata dari pemerintah dan seluruh masyarakat dalam menghadapi dan menangani pandemic Covid-19.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) adalah upaya pemerintah dalam melawan virus Covid-19 di Indonesia yang dibahas dalam Rapat Terbatas Kabinet yang diadakan pada tanggal 31 Maret 2020. Teknis pelaksanaan PSBB diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Selain memberikan himbauan-himbauan kepada masyarakat dan sosialisasi aturan terkait penanganan Covid-19, agar penanganan wabah ini efisien dan efektif maka diperlukan upaya bersama dari pemerintah dan masyarakat, dimana salah satunya adalah dengan membangun Kesatrian Tangguh Jaya sebagai bagian terintegrasi pada pelaksanaan program Kampung Tangguh Jaya di kampung Binaan Batalyon B Satbrimobda Metro Jaya.
Kesatrian Tangguh Jaya adalah sebuah pilot project kolaboratif dengan stakeholder untuk melakukan aksi nyata di kesatrian dan warga sekitar kesatrian yang dipilih sebagai kampung binaan. Kesatrian Tangguh Jaya berangkat dari program Kampung Tangguh Jaya yang pada mulanya adalah konsep yang ditawarkan di wilayah hukum Polda Metro Jaya sebagai aksi nyata untuk masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19. Batalyon B Pelopor Satbrimobda Metro Jaya yang biasanya idektik dengan kekhasan sebagai satuan bantuan teknis kini dilibatkan dalam bantuan kemanusiaan dengan pendekatan humanis pada masyarakat.
Konsep Kesatrian Tangguh Jaya menitikberatkan pada adanya peran serta aktif elemen masyarakat baik personal atau kelompok dan juga pendampingan dari stakeholder secara intens dan terfokus, mengikutsertakan warga sekitar kesatrian yang telah memahami protokol kesehatan Covid-19 sehingga implementasi Kesatrian Tangguh Jaya dapat berhasil dilaksanakan.

The increasingly widespread Covid-19 outbreak has brought significant impacts on every aspect of Indonesians. Indeed, it requires serious attention and real action both from the government and the entire community. The government has launched PSBB (Large-Scale Social Restrictions) in order to fight the outbreak in the country and its technical implementation is regulated by the Minister of Health Regulation Number 9 of 2020 concerning PSBB to Accelerate the Handling of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). In addition to actively inform and educate public as well as socialize all regulations regarding the mitigation of Covid-19, the government also asks for joint efforts between the government and public. One of those efforts is to build the Kesatrian Tangguh Jaya as an integrated part with Kampung Tangguh Jaya which has been applied in RW 09 Rusun Jatinegara Kaum, East Jakarta. Kesatrian Tangguh Jaya is a collaborative pilot project between stakeholders and community in an appointed area due to its high level in the spread of Covid-19. The concept of Kesatrian Tanggtdt Jaya is derived from Kampung Tangguh Jaya, a program initiated by Indonesian National Police to help people facing Covid-19. The main stakeholder here is Battalion B Pelopor which has been always identified as a technical assistance unit. But during the Covid-19 pandemic, it has to carry out a humanist community approach. The concept of Kesatrian Tangguh Jaya emphasizes on the needs of active participation from all levels of community members, either personaly or individually. Moreover, the stakeholder provides assistance intensively and involves community members who are familiar with the Covid-19 health protocol. They stakeholders work together with all regional officials from all levels in Jatinegara area in order to succeed this program."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tabrani
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan pelatihan teknis yang diperlukan oleh Batalyon Pelopor Brimob Polda Metro Jaya dalam konteks pengamanan Ibu Kota Negara. Pengamanan Ibu Kota Negara merupakan tantangan yang kompleks dan membutuhkan kesiapan serta kompetensi yang tinggi dari aparat kepolisian, khususnya Batalyon Pelopor. Dalam penelitian ini, kami menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis Training Need Analysis (TNA) yang melibatkan kuesioner dan studi pustaka. Hasil analisis menunjukkan bahwa Batalyon Pelopor secara luas terlibat dalam berbagai tugas pengamanan yang meliputi penanganan ancaman kejahatan intensitas tinggi hingga pengurusan bencana alam. Pelibatan Batalyon Pelopor umumnya berperan dalam mendukung polisi kewilayahan ketika intensitas ancaman mencapai eskalasi yang tinggi. Penelitian selanjutnya membahas pelatihan teknis yang sudah diterima oleh Batalyon Pelopor. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pelatihan yang diberikan beragam dan meliputi berbagai aspek keamanan. Namun, pelatihan tersebut belum direncanakan secara optimal dan seringkali terkendala oleh tugas mendadak dan keterbatasan fasilitas. Meskipun pelatihan sudah mencakup isu-isu yang tercantum dalam modul pedoman pelatihan yang diterbitkan oleh Foster Police Department, masih ada potensi untuk meningkatkan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan aktual dalam pengamanan Ibu Kota Negara. Dalam analisis ini, penulis menekankan kebutuhan aktual untuk pengamanan Ibu Kota Negara, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, dan persiapan menghadapi ancaman di masa depan.  Kesimpulannya, penelitian ini mengidentifikasi pentingnya pelatihan teknis dalam pengamanan Ibu Kota Negara oleh Batalyon Pelopor Brimob Polda Metro Jaya. Pelatihan teknis penting mengingat banyaknya pelibatan tugas lapangan bagi Batalyon Pelopor. Berdasarkan analisis, masih suda hada pelatihan yang diberikan sesuai dengan modul pelatihan polisi Foster Police yang menjadi dasar analisis. Namun masi hada pelatihan yang belum diberikan, untuk itu, direkomendasikan untuk memberikan pelatihan yang tidak hanya terkait dengan tupoksi khusus Batalyon Pelopor. Namun, temuan paling penting dalam penelitian ini adalah perencanaan pelatihan harus dilakukan secara matang. Pengembangan dan peningkatan pelatihan teknis yang relevan dengan kebutuhan aktual pengamanan Ibu Kota Negara akan memperkuat kesiapan dan kompetensi anggota Batalyon Pelopor dalam menjalankan tugas-tugas pengamanan yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek keamanan.

This research aims to analyze the technical training needs required by the Mobile Brigade Pioneer Battalion of Polda Metro Jaya in the context of securing the National Capital City. Securing the National Capital is a complex challenge and requires high readiness and competence from the police, especially the Pioneer Battalion. In this research, we used a qualitative approach with the Training Need Analysis (TNA) analysis method which involved questionnaires and literature study. The results of the analysis show that the Pioneer Battalion is widely involved in various security tasks which include handling high-intensity crime threats to managing natural disasters. The involvement of the Vanguard Battalion generally plays a role in supporting regional police when the intensity of the threat reaches a high escalation. The next research discusses the technical training that the Pioneer Battalion has received. Research findings show that the training provided is diverse and covers various aspects of security. However, this training has not been planned optimally and is often hampered by sudden assignments and limited facilities. Although the training already covers the issues listed in the training manual modules published by the Foster Police Department, there is still potential to improve the training to suit actual needs in securing the National Capital City. In this analysis, the author emphasizes the actual need for securing the National Capital, improving services to the community, and preparing to face future threats. In conclusion, this research identifies the importance of technical training in securing the National Capital by the Mobile Brigade Pioneer Battalion of Polda Metro Jaya. Technical training is important considering the large number of field assignments involved in the Pioneer Battalion. Based on the analysis, there is still no training provided in accordance with the Foster Police police training module which is the basis of the analysis. However, there is still training that has not been provided, for this reason, it is recommended to provide training that is not only related to the special duties and functions of the Pioneer Battalion. However, the most important finding in this research is that training planning must be done carefully. The development and improvement of technical training that is relevant to the actual needs for securing the National Capital will strengthen the readiness and competence of Pioneer Battalion members in carrying out complex security tasks involving various security aspects."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Dahlan
Bandung: Remadja Karya, 1984
327.11 NAS p;327.11 NAS p (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Bangun L. Sony
Jakarta: KLUP & PIDUS Zero, 2008
331.359 8 TRI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Darto Harnoko
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986
920.715 98 DAR j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>