Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125000 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fachriani Putri
"Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2000, Angka Kematian lbu (AKD di Indonesia sebesar 213/100.000 kelahiran hidup. AKI tersebut masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan AKI negara-negara ASEAN. Salah satu penyebab langsung kematian ibu adalah karena perdarahan (45,2%) sedangkan penyebab tak langsung adalah karena anemia Diketahui bahwa anemia dapat meningkatkan risiko perdarahan dan infeksi selama proses melahirkan yang menjadi penyebab langsung kematian ibu.
Kejadian anemia di negara berkembang Sekitar 56 % dan sebagian besar (80 %) diderita oleh ibu hamil. Penyebab utama anemia pada ibu hamil (90 %) adalah karena defisiensi besi, sehingga anemia pada ibu hamil sering diidentikkan dengan anemia gizi yaitu Anemia Defisiensi Besi. Data SKRT tahun 2001 menunjukkan prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia sebesar 40,1 %. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Riau tahun 2006 menunjukkan prevalensi anemia ibu hamil di Provinsi Riau sebesar 47,8%. Penelitian tentang prevalensi anemia ibu hamil di Kota Pekanbaru belum pernah dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kejadian anemia gizi besi pada ibu hamil pengunjung Puskesmas Wiiayah Kota Pekanbaru tahun 2007 dan faktor- faktor yang berhubungan dengan status anemia gizi besi tersebut, yang terdiri dari faktor internal meliputi variabel umur, usia kehamilan, paritas, jarak kelahiran dan lingkar lengan atas (LILA) dan faktor eksternal meliputi variabel konsumsi makanan, pendidikan, suplementasi tablet tambah darah (TTD) dan pengetahuan.
Metode penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Responden adalah seluruh ibu hamil pengunjung Puskesmas yang datang untuk memeriksakan kehamilannya di 17 Puskesmas Wilayah Kota Pekanbaru pada bulan Maret sampai dengan Mei 2007. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner terstruktur, pengukuran LILA dengan menggunakan pita ukur LILA dari Depkes dan pengukuran kadar hemoglobin (Hb) darah tepi dengan menggunakan metode Sahli.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil pengunjung Puskesmas Wilayah Kota Pekanbaru menderita anemia gizi besi yaitu sebanyak 132 orang (73,3%). Rata-rata kadar Hb ibu hamil sebesar 9,86 g/dl dengan variasi antara 9,67 g/dl - 10,06 g/dl. Hasil analisis penelitian membuktikan bahwa variabel umur, usia kehamilan, paritas dan konsumsi makanan memiliki hubungan secara bermakna dengan status anemia gizi besi pada ibu hamil. Namun variabel paling dominan berhubungan dengan status anemia gizi besi pada ibu hamil adalah paritas. lbu dengan anak lebih dari 2 orang berisiko 4,5 kali menderita anemia gizi besi dibandingkan ibu dengan anak kurang dari 2 orang.

Regarding to the Household and Health Survey in 2000, the Maternal Mortality Ratio (MMR) of Indonesia is as high as 213 per 100,000 live births. The figure is relatively high compare to the MMR of other ASEAN countries. One of the direct causes on maternal death is hemorrhage (45.2%) and one of indirect cause is anemia. It has been known that anemia can elevate the risk of hemorrhage and infection during parturition process which can lead to the direct cause of maternal death.
The prevalence of anemia cases in the developing countries are comprises around 56% and mostly takes place in a pregnant mother (80%), The main cause of anemia among pregnant mothers is iron deficiency (90%). Therefore, the anemia among pregnant mothers are identically called nutrition anemia, i.e. Iron Deiciency Anemia The Household and Health Survey data in 2001 showed that anemia among pregnant mothers has a figure of 40.l%. In 2006, data of The Health Authority of Riau Province show the prevalence of anemia in pregnant mothers in the region is 47.8%. However, there is never been a study on anemia prevalence in pregnant mother of Pekanbaru has carried out.
The study has an aim to describe the prevalence of iron deficiency anemia among pregnant mothers who visit to Community Health Center / Puskesmas in the working area of Pekanbaru in 2007 and factors related to the status of its anemia. The factors consist of intemal factors (age, gestational age, parity, pregnancy interval, and Upper Arm Diameter/ UAD) and external factors (food consumption, level of education, iron tablet supplementation, and knowledge).
The method of the study is using quantitative approach with a cross-sectional design. The respondents are all mothers who visit and have pregnancy checked in 17 Puskesmas at Kota Pekanbaru, from March to May 2007. Data are collected with some methods: interview by using a structured questionnaire, measuring UAD by using measurement band of UAD of MoH, and measuring the level of Haemoglobine (Hb) of capilair blood with a Sahli method.
The result of the study found that most of pregnant mothers who visit the Puskesmas at working area of Pekanbaru have suffered with iron deficiency anemia (73.3%) The average of Hb level in the blood is 9.86 g/dl with variation between 9.67 g/dl to 10.06 g/dl. The analysis of the study showed that variables of age, gestational age, parity and food consumption have a signijqicant relationship with the status of iron deficiency anemia in pregnant mothers. Though, the most dominant factor that significantly related to the status of iron deficiency anemia in pregnant mothers is parity. Mothers with 2 or more children are 4.5 times having a risk to iron deficiency anemia comparing with mothers who have children less than 2.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34557
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Anggraini
"Anemia adalah keadaan di mana kadar hemoglobin lebih rendah dari normal. Puskesmas Pagerbarang merupakan Puskesmas dengan anemia ibu hamil tertinggi di Kabupaten Tegal. Metode penelitian Cross Sectional. Proses pengumpulan data Mei?Juni 2014. Sampel 164 orang.Hasil analisis memperlihatkan kejadian anemia (33,5%) dan yang mempunyai hubungan dengan anemia:pendidikan (OR = 2,35), keberdayaan perempuan (OR = 3,03), pengeluaran (OR = 3,98), pekerjaan suami (OR = 2,42), status gizi (OR = 10,46), infeksi/penyakit kronik (OR = 3,35), umur (OR = 3,15), paritas (OR = 3,29), pemeriksaan kehamilan (OR = 2,52), konsumsi fe (OR = 2,6), dan lokasi pelayanan kesehatan (OR = 3,29).

Anemia is a condition in which the hemoglobin levelis lower than normal. Pagerbarang health centeris a Health Center with the highest maternal anemia in Tegal regency. Methods Cross-sectional study. The process of data collection from May to June2014. Samples 164 people. The results of the analysis showed the incidence of anemia(33.5%) and having a relationship with anemia: education (OR =2.35), the empowerment of women (OR =3.03), spending(OR =3.98), husband's work (OR =2.42), nutritional status (OR =10.46), infectious/chronic disease (OR =3.35), age (OR =3.15), parity (OR =3.29), prenatal care (OR =2.52), fe consumption (OR =2.6), and the location of health services (OR =3.29)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laili Nur Hidayati
"Anemia hampir terjadi di seluruh dunia, terutama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Ibu hamil adalah salah satu kelompok rawan gizi yang berisiko terjadi anemia. Dampak anemia dalam kehamilan sangat luas baik mulai dari kehamilan itu sendiri sampai melahirkan dan nifas. Secara tidak langsung anemia merupakan penyebab kesakitan dan kematian baik ibu maupun bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan desain cross sectional yang dianalisis menggunakan uji chisquare. Sampel penelitian sebanyak 110 responden yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Palmerah Jakarta Barat pada Mei 2013. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 37,3% responden mengalami anemia dalam kehamilan. Rata-rata Hb adalah 11,5 gr%. Hb terendah 10 gr% dan Hb tertinggi 13 gr%. Analisi bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara usia dengan anemia (OR=3,04; CI 95%=1,3-7,4), jarak kehamilan (OR=0,017; CI 95%=1,3-6,3), paritas (OR=0,026; CI 95%=1,2-6,7). Terdapat juga hubungan yang signifikan antara pola konsumsi makanan (0,038; 1,1-5,6), edukasi gizi/konseling gizi (0,023; 1,3-11,4), dan pemberian tablet Fe (0,005; 1,6-13,3). Perlu adanya konseling gizi/edukasi gizi baik secara individu maupun kelompok untuk menurunkan kejadian anemia.

Anemia occurs in almost all over the world, especially in developing countries,including Indonesia. Pregnant women are one of the vulnerable groups at risk of nutritional anemia. Impact of anemia in pregnancy is very wide both starting from the pregnancy itself until delivery and postpartum. Indirectly anemia is a cause of morbidity and mortality both mother and \ baby. This study aims to determine the factors associated with the incidence of anemia in pregnant women with a crosssectional design were analyzed using chi-square test. The research sample of 110 respondents conducted in West Jakarta District Health Clinics Palmerah in May 2013. The results showed as much as 37.3% of respondents experienced anemia in pregnancy. The average hemoglobin was 11.5 g%. Lowest Hb 10 g% and the highest Hb 13 g%. Bivariate analysis showed a significant relationship between age and anemia (OR = 3.04; 95% CI = 1.3 to 7.4), spacing of pregnancy (OR =0.017; 95% CI = 1.3 to 6.3) , parity (OR = 0.026; 95% CI = 1.2 to 6.7). There is also a significant correlation between the pattern of food consumption (0.038; 1.1 to 5.6), nutrition education / nutrition counseling (0,023; 1.3 to 11.4), and Fe tablet (0.005; 1.6 to 13 , 3). Need for nutritional counseling / nutrition education,both individually and collectively to reduce the incidence of anemia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Kwatrin
"ABSTRAK
Anemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin di dalam darah lebih rendah
dari nilai normal untuk kelompok umur dan jenis kelamin yang sama. Anemia masih
merupakan salah satu masalah lcesehatan rnasyarakat, tcrmasuk anemia di kelompok
remaja. Selain berdampak terhadap fungsi kognitif dan memori, juga menumnkan
kapasitas kerja, sehingga dapat menurunkan konsentrasi dan prestasi sekolah. Dan jika
seorang remaja putri anemia harnil, resiko perdarahan maupun berat bayi lahir rendah
akan meningkat, karena kcbutuhan zat bcsi mereka meningkat sclain untuk kehamilan,
juga untuk penumbuhan. Sun/ci Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 prevalensi
anemia rcmaja putri masih sangat tinggi yaitu 5l,7%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui falnor-thlctor yang berhubungan
dengan anemia pada siswi SMUN Bayah. Penelitian ini merupakan studi analisis yang
menggunakan data primer, dengan disain penelitian crossecrional. Data diperolch
dengan cara pemeriksaan hemoglobin dengan metode cyanmethemoglobin
menggunakan alat HemoCue, pembuatan slide darah tebal malaria dengan pewamaan
giemsa, wawancara dengan kuesioner, fonnulir food recall, FFQ, serta angket untuk
orang tua. Penelitian ini ailakukan pada siswi SMUN Bayah Ifabupaten Lebak propinsi
Banten dengan jumlnh sampel 98 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian anemia cukup tinggi, yaitu
46,9%. Faktor yang berhubungan secara bermakna dengan anemia adalah asupan
energi, protein, zat besi, vitamin C, kebiasaan makan bahan makanan penghambat absorbsi zat besi, dan pendapatan lzeluarga. Faktor Iain yaitu kebiasaan makan bahan
makanan peningkat absorbsi zat br:si ?jarang?, pola mensrruasi (jumlah darah ?tidak
normal?, frekuensi perdarahan ?teratur? dan lama perdarahan yang ?tidak normal?),
status malaria 'positif', serta pendidikan ibu ?rendah? cenderung lebih tinggi
proporsinya pada siswi dengan anemia, walaupun secara statistik tidak bermakna I-lasil
analisis multivariat menunjukkan 4 faktor (empat) berhubungan secara bermakna
dengan anemia, yaitu asupan energi, protein, kebiasaan makan bahan makanan
penghambat absorbsi zat besi, dan pendapatan keluarga. Faktor yang paling dominan
bcrlmubungan dengan anemia adalah asupan encrgi.
Dari hasil penelitian disarankan kcpada pihak sekolah dan Dinas Kesehatan
untuk melakukan melaksanakan program pencegahan dan penanggulangan anemia
melalui kegiatan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), dengan memberikan materi
pendidikan kesehatan dan gizi scimbang, pemberian tablet tambah darah bagi siswi haid
dan anemia, pemeriksaan I-Ib dan malaria sccara berkala. Kegiatan ini dapat
dilaksanakan dengan bekerja sama antara sekolah dengan orang tua murid, OSIS,
Puskesmas Bayah/ Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak.
Perlu dilakukan penelitian dengan ruang lingkup lebih luas untuk mengetahui
besamya masalah anemia dan faktor lain yang berperan terhadap kejadian anemia di
kabupaten Lebak, khususnya pada remaja putri, agar tercipta sumber daya manusia
yang berkualitas.

ABSTRACT
Anemia is a condition in which the hemoglobin level in blood lower than nonnal
standard value for the same gender and age group. Yet anemia is still one of health
society concern, including anemia on adolescent group. ln spite of impaired cognitive
functioning and memory, it also affecting work capacity, reduce concentration and
school performance. And if an adolescent girl get pregnance, both bleeding and and low
birth weight risk shall be increased. since the need of iron increased not only for the
pregnancy but also the growth. The household health survey (SKRT) conducted in 1995
showed anemia prevalence among adolescent girls is still high about 5 l ,'/%.
The aim of this study was to find out several factors related to anemia on adolescents
schoolgirls at SMUN Bayah. This study was analyzed primary data, using crossectional
design. Data were prepared by checking hemoglobin concentration with
cyanmethemoglobine method using I-lemoCue kit, giemsa-stained finger-prick blood
sample smeared for malaria, interview with questionnaire, food recall form, FFQ, and
special form for the parents. Research conducted on SMUN Bayah, Lebak District,
Banten Province with a sample size 98 adolescent schoolgirls.
The results indicate that anemia was still high, about 46,9%. Factors that significantly
related to anemia were energy, protein, iron, and vitamin C intake, the habit of
consumption of inhibitor factor of iron absorption, and household income.. Other
factors such as low consumption of enhancer factor of iron absorption ?rarely?,
menstruation pattem (?abnom1a1? blood volume, ?regular? bleeding frequency, and abnorma|? bleeding duration), ?positive? malaria status, and ?low? education level of
mothers tend to the high level proportion on adolescent schoolgirl with anemia,
although statistically it was not significant. The results of multivariate analysis indieate4
(four) factors related significantly to anemia, those were energy and protein intake, the
habit of consumption ol' inhibitor ol' iron absorption, and household income. The
dominant factor related to anemia was energy intake.
In accordance with the results of study, the author suggest to school and health
authority to conduct the preventive and curative program against anemia by UKS
(school health activities), providing health education and balanced nutrition, giving iron
supplementation to menstruation and anemia schoolgirls, checking Hemoglobin and
malaria regularly. These activities can be carried up by maldng a teamwork with BP3
organization, OSIS, Bayah Public Health Center/Health Division of Lebak District,
It needed more widely study to find out the problem of anemia and other factors
involved signilicantly to anemia in Lebak, especially adolescent girls in order to make
the human resource performantly qualified.

"
2007
T34270
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulis Hana Pratiwi
"Permasalahan gizi seperti anemia pada ibu hamil masih merupakan fokus perhatian dalam pembangunan kesehatan di Indonesia. 40 kematian ibu di dunia berkaitan dengan anemia pada kehamilan. Laporan Riskesdas tahun 2013 menyebutkan bahwa prevalensi anemia dalam kehamilan di Indonesia sebesar 37,1.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi anemia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Merdeka Tahun 2017.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain potong lintang cross sectional. Sumber data pada penelitian ini adalah kohort ibu dan register ibu hamil. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah 195 ibu hamil.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Merdeka Kota Bogor tahun 2017 sebesar 24,1 . Berdasarkan hasil analisis didapatkan faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada kehamilan adalah umur kehamilan nilai P: 0,048 dan kekurangan energi kronik nilai P: 0,013. Sedangkan faktor umur ibu, paritas dan jarak kelahiran tidak berhubungan dengan kejadian anemia pada kehamilan.
Berdasarkan penelitian ini, perlu peningkatan pengetahuan ibu hamil mengenaik kebutuhan zat gizi terutama zat besi selama kehamilan dan pembentukan program pengawasan minum tablet tambah darah untuk memantau semua ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah sesuai dengan kebutuhan selama kehamilan.

Nutrition problems such as anemia in pregnant women are still the focus of attention in health development in Indonesia. 40 of maternal deaths in the world are associated with anemia in pregnancy. The Riskesdas report of 2013 states that the prevalence of anemia in pregnancy in Indonesia is 37.1.
This study aims to determine the prevalence of anemia and factors affecting the incidence of anemia in pregnant women in the Working Area of Merdeka Healt Centers 2017.
This research is a quantitative research using cross sectional design. Sources of data in this study were maternal cohorts and maternal registers. The sampling technique used was total sampling with the number of 195 pregnant women. The results showed that the prevalence of anemia in pregnant women in the Work Area of Merdeka Health Center Bogor City in 2017 was 24.1.
Based on the analysis results obtained factors associated with the incidence of anemia in pregnancy is the age of pregnancy P value 0.048 and chronic energy deficiency P value 0.013. While the maternal age, parity and birth spacing factors were not associated with the incidence of anemia in pregnancy.
Based on this research, it is necessary to increase the knowledge of pregnant mother about requirement of nutrient especially iron during pregnancy and establishment of supervision program of tablet consumption to all pregnant woman consume tablets added blood as needed during pregnancy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Handayani
"Masalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sampai saat ini masih tinggi baik di negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. Menurut hasil SKRT tahun 2006 menyebutkan bahwa angka kematian ibu di Indonesia mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi baru lahir di Indonesia mencapai 32 per 1.000 kelahiran hidup. AKI dan AKB merupakan masalah prioritas yang belum teratasi. Penanganan masalah ini tidak mudah karena factor yang melatar belakangi kematian ibu dan kematian bayi baru lahir sangat kompleks sehingga memerlukan keterlibatan berbagai pihak terkait secara terintegrasi dalam mengatasinya.
Kematian ibu dapat terjadi pada periode kehamilan, persalinan dan postpartum. Faktor penyebab kematian pada ibu tidak dapat diketahui tanpa memperhatikan latar belakang (underlying factor) yang dapat bersifat medic maupun non medic. Anemia dalam kehamilan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya kematian pada ibu hamil.
Tujuan penelitian ini bertujuan mengetahui besarnya prevalensi anemia ibu hamil dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Tahun 2009. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah sampel dalam penelitian adalah sebanyak 284 ibu hamil.
Dari hasil penelitian menunjukkan tiga variabel yang terbukti secara statistic memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian anemia pada ibu hamil yaitu umur dengan nilai p=0,026 (< α) dan nilai OR=1,937, paritas dengan nilai p=0,023(< α) dan nilai OR=2,006 dan LILA dengan nilai p=0,000 (< α) dan nilai OR=2,969. Sedangkan empat variabel lainnya tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian anemia pada ibu hamil.

Issues Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) is still high in both the developed and developing countries like Indonesia. According to the results of the 2006 Household Health Survey stated that maternal mortality in Indonesia reaches 307 per 100,000 live births. While neonatal mortality in Indonesia reached 32 per 1,000 live births. MMR and IMR is a priority issue that has not been resolved. Handling this issue is not easy because of the background factors of maternal and newborn death are complex and require the involvement of various stakeholders are integrated in it.
Maternal deaths can occur in the period of pregnancy, childbirth and postpartum. Causative factor in maternal deaths can not be known regardless of background (underlying factor) which can be both medic and non-medic. Anemia in pregnancy is a risk factor for mortality in pregnant women.
The purpose of this study aims to know the magnitude of prevalence of anemia among pregnant women and the factors associated with the incidence of anemia in pregnant women in Kramat Jati subdistrict health centers in 2009. The study design was cross sectional with the number of samples in research is as much as 284 pregnant women.
From the results showed that three variables are statistically proven to have a meaningful relationship with the incidence of anemia in pregnant women of age with a p-value = 0.026 (<α) and the value of OR = 1.937, parity with the pvalue = 0.023 (<α) and the OR = 2.006 and lilac with a p-value = 0.000 (<α) and OR = 2.969 value. While four other variables had no significant association with the incidence of anemia in pregnant women.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maudita Dwi Anbarani
"Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat dunia, terutama negara berkembang. Dampak anemia tidak hanya pada kesehatan saja, namun juga pada perkembangan sosial dan ekonomi. Ibu hamil merupakan kelompok risiko tinggi anemia, karena saat hamil terjadi perubahan fisiologis dalam tubuh untuk mendukung kehamilannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada Ibu hamil pengunjung Puskesmas Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur tahun 2017. Desain studi penelitian ini adalah cross-sectional dengan sumber data berupa kartu status Ibu hamil. Faktor-faktor yang diteliti adalah umur Ibu, status gizi, pendidikan, status pekerjaan, paritas, dan jarak kelahiran. Jumlah sampel penelitian adalah 308. Analisis data menunjukkan proporsi kejadian anemia Ibu hamil pengunjung Puskesmas Jatinegara tahun 2017 adalah 37,3. Dari enam faktor, hanya status gizi yang diukur berdasarkan LILA yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian anemia Ibu hamil p value < 0.000, PR: 2,105 95 CI: 1,582-2,801. Intervensi gizi berupa pemberian makanan tinggi protein dan zat gizi mikro yang berisiko mengalami defisiensi saat hamil diperlukan untuk membantu menurunkan angka kejadian anemia Ibu hamil

Anemia is a public health problem all over the world, especially in developing countries. Anemia affects not only health, but also the economic and social development of a country. Pregnant women are a high risk group of anemia due to the physiological changes in the body to support the pregnancy. This research aims to determine factors associated with maternal anemia among pregnant women visiting Puskesmas Kecamatan Jatinegara East Jakarta in 2017. This research is cross sectional, using data obtained from maternal medical record. Factors studied in this research are age, nutritional status, education, occupational status, parity, and birth interval. Total samples used in this research was 308 pregnant women. Data analysis shows that the proportion of maternal anemia among pregnant women visiting Puskesmas Kecamatan Jatinegara in 2017 was 37,3 and nutritional status based on MUAC assessment is the only significance factor of maternal anemia p value 0.000, PR 2,105 95 CI 1,582-2,801. Nutrition intervention in the form of accomodating pregnant women with high protein food and micronutrient supplementation which are proned to be deficient during pregnancy is needed to help lower down maternal anemia rate. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salmariantity
"Anemia zat besi merupakan indikator kesehatan tidak langsung bagi anak prasekolah dan ibu hamil. Kejadian anemia pada ibu hamil akan meningkatkan risiko terjadinya kematian ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian Anemia pada ibu hamil. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah Ibu hamil yang berjumlah 1092 dengan sampel 72 orang. Pengumpulan data dilaksanakan 2 (dua) bulan yaitu pada bulan Maret-April 2012. Analisa data melalui prosedur bertahap yaitu analisis univariat dan analisa bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara umur, paritas, konsumsi tablet besi, pengetahuan dan riwayat penyakit infeksi yang pernah dialami sebelum hamil pada ibu hamil pada tingkat kemaknaan < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara jarak kelahiran, usia kehamilan, frekuensi periksa kehamilan, dan status gizi (LILA) pada ibu hamil pada tingkat kemaknaan > 0,05.

Anemia Iron is an indirect indicator of health for preschool children and pregnant women. Incidence of anemia in pregnant women increases the risk of maternal death. This study aims to determine factors associated with the incidence of anemia in pregnant women. This study is a quantitative study using cross sectional design. The population in this study were pregnant women, amounting to 1092 with a sample of 72 people. Data collection performed 2 (two) months in March-April 2012. Analysis of data through a gradual procedure is univariate and bivariate analysis.
The results showed that there is a significant relationship between age, parity, consumption of iron tablets, knowledge and history of infectious disease ever experienced before pregnancy in pregnant women at the significance level < 0.05. The results showed that there was no significant relationship between birth spacing, gestational age, check the frequency of pregnancy, and nutritional status (Lila) in pregnant women at the significance level > 0.05.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amran Buana
"Anemia gizi merupakan salah satu dari empat masalah gizi utama yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Prevalensi anemia gizi pada ibu hamil masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang berat sampai saat ini yaitu sebesar 40% (SKRT, 2001). Sembilan puluh persen anemia gizi pada ibu hamil disebabkan oleh kekurangan zat besi. Sementara upaya penanggulangan anemia pada ibu hamil sudah diperioritaskan sejak tahun tujuh puluhan namun belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran prevalensi dan perbedaan proporsi anemia gizi ibu hamil dan mengetahui faktor-faktor yang dominan berhubungan dengan kadar Hb pada ibu hamil di Kecamatan Abung Surakarta Kabupaten Lampung Utara Provinsi Lampung. Disain penelitian menggunakan metode Cross Sectional dan pengambilan sampel dengan simple random sampling. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil yang ada di Kecamatan Abung Surakarta Tabun 2004. Sampel penelitian sebanyak 120 orang ibu hamil yang terdiri dari 60 orang ibu hamil yang anemia dan 60 orang ibu hamil yang tidak anemia. Penelitian dilakukan di Kecamatan Abung Surakarta Kabupaten Lampung Utara Provinsi Lampung pada Bulan Maret sampai Mei 2004.
Variabel penelitian yang berhubungan dengan kadar Hb adalah umur, usia kehamilan, paritas, jarak kelahiran, LILA, pendidikan, ANC, suplementasi tablet besi, konsumsi hem, non hem, enhancer, inhibitor, dan pengetahuan. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, pemeriksaan fisik dan laboratorium. Pemeriksaan kadar Hb memakai metode Siamnethemoglobin yang diperiksa dengan menggunakan spektrofotometer. Batasan anemia bila kadar haemoglobin lebih kecil dari 11 gr/dl dan tidak anemia bila 11 gr/dl. Analisa data yang dilakukan univariat, bivariat, dan multivariat.
Hasil penelitian didapatkan prevalensi anemia sebesar 64,1% yang terdiri dari anemia ringan 7,3%, anemia sedang 37,6% dan anemia berat 19,2%. Pada uji bivariat dengan menggunakan uji chi square didapatkan variabel yang berhubungan bermakna dengan anemia adalah variabel umur, LILA, pendidikan, ANC, suplementasi tablet besi, hem, dan pengetahuan (p 0,05). Pada uji regresi logistik dengan memasukkan variabel yang mempunyai nilai (p < 0,25), maka variabel yang diikutkan pada uji ini adalah umur, usia kehamilan, LILA, pendidikan, ANC, suplementasi tablet besi, hem, enhancer, inhibitor dan pengetahuan. Dan seluruh variabel yang dimasukkan dalam pemodelan, umur, usia kehamilan, LILA, pendidikan dan ANC yang dominan berhubungan dengan terjadinya anemia pads ibu hamil dan variabel yang paling dominan berhubungan dengan status anemia adalah pemeriksaan kehamilan (ANC).
Disarankan kepada pelaksana gizi puskesmas di wilayah Kecamatan Abung Surakarta untuk dapat mengintensifkan distribusi tablet besi atau tablet tambah darah kepada ibu-ibu hamil melalui kunjungan atau pemeriksaan ibu hamil (ANC), baik di puskesmas maupun di posyandu-posyandu di wilayah kecamatan tersebut.

Nutritional Anemia and Its Related Factors Among Pregnant Mothers in Abung Surakarta Sub-district, North Lampung District, Lampung Province Year 2004Nutritional anemia is one of four major nutrition problems in Indonesia. Prevalence of nutritional anemia is very high, i.e. 40% and thus it is considered as severe public health problem (SKRT, 2001). Ninety percent of nutritional anemia is caused by iron deficiency. Although intervention to eradicate nutritional anemia have been prioritized since 1970s, satisfied result is not yet achieved.
The study aimed at describing the prevalence and related factors of nutritional anemia among pregnant mothers in Abung Surakarta Sub-district, North Lampung District, Lampung Province year 2004. Design of the study is cross-sectional with 120 pregnant mothers as subjects taken randomly using simple random sampling from all pregnant mothers in the sub-district as population. The study was conducted during March to May 2004.
Variables conceptualized to be related to Hb level were age, age of pregnancy, parity, distance between pregnancies, MUAC, education, ANC, iron supplementation, consumption of heme, non heme iron, enhancer, and inhibitor, and knowledge. Data were collected using questionnaire and physical and laboratory examination. Hb level was determined using cyanmeth method checked by spectrophotometer. Anemia was defined as Hb level <11 gr/dl. Data were analyzed in univariate, bivariate, and multivariate ways.
The univariate analysis showed that the prevalence of anemia was 64.1% consisted of mild anemia of 7.3%, moderate anemia of 37.6%, and severe anemia of 19.2%. The bivariate analysis using chi-square test showed that variables with significant relationship to Hb level were age, MUAC, education, ANC, iron supplementation, consumption of heme iron sources, and knowledge (p<0.05). Logistic regression showed that the most dominant factor was ANC.
It is recommended to nutrition worker in public health centers in Abung Surakarta sub-district to intensify the distribution of iron pills to pregnant mothers by visiting and conducting ANC in all public health centers and integrated health posts in the area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Basuki Dwi Lestari
"Anemia gizi merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang harus ditanggulangi secara serius. Terjadinya anemia gizi biasanya disebabkan karena jumlah zat besi yang dikonsumsi tidak sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Di samping itu berbagai faktor juga dapat mempengaruhi terjadinya anemia gizi antara lain kebiasaan makan, kurangnya konsumsi zat gizi lain misalnya vitamin A, vitamin C, protein, infeksi, sanitasi lingkungan, investasi cacing, dan sosial ekonomi. Konsekuensi yang timbul akibat terjadinya anemia gizi adalah produktivitas rendah, terhambatnya perkembangan mental dan kecerdasan, menurunnya kekebalan terhadap penyakit infeksi, morbiditas dll.
Prevalensi anemia gizi remaja putri berdasarkan beberapa hasil penelitian ternyata cukup tinggi, sementara upaya penanggulangan anemia belum mengarah kepada sasaran remaja ini.
Penelitian ini merupakan suatu studi analisis yang menggunakan data sekunder dari Pusat Penelitian dan' Pengembangan Gizi, Departemen Kesehatan RI. Jenis penelitian ini termasuk penelitian observasional tipe potong lintang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi remaja putri. Variabel dependen penelitian ini adalah status anemia remaja putri, sedangkan variabel independen meliputi investasi cacing, tingkat konsumsi energi, protein, vitamin A, vitamin C dan zat besi, status Cu, pendidikan ayah, pendidikan ibu, dan kebiasaan minum teh. Analisa data meliputi univariat dengan distribusi frekuensi, bivariat dengan uji kai kuadrat, dan multivariat dengan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi anemia gizi remaja putri sebesar 41.54 %, Disamping itu variabel yang berhubungan berrnakna secara statistik (p < 0.05) dengan kejadian anemia gizi remaja putri adalah variabel investasi cacing, tingkat konsumsi energi, protein, dan vitamin C. Dan variabel yang paling berhubungan secara bersama-sama terhadap kejadian anemia gizi adalah variabel tingkat konsumsi vitamin C (p < 0.0383, OR = 2.71, CI 95 % = 1.76614 - 3.65i 66).
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan agar penangguulangan anemia gizi pada remaja putri sudah harus mulai diprioritaskan sehingga perlu adanya program khusus penanggulangan anemia gizi pada remaja putri ini. Disarankan pula dilaksanakannya penyuluhan kepada ibu-ibu mengenai pengetahuan tentang anemia sebab dan akibatnya serta perlunya makanan seimbang kepada remaja putri. Disamping itu perlu adanya penelitian lain mengenai anemia gizi remaja putri sehingga informasi yang didapat bisa saling melengkapi.

Nutritional anemia is one of the major nutritional problems in Indonesia that must be seriously tackled. Nutritional anemia normally occurs when the amount of the iron consumed does not equal to the requirements. Besides, several other factors also contribute to the incidence of nutritional anemia such as, among other things, eating habits, lack of consumption of other nutrients including vitamins A and C, a lack of protein, infection, environmental sanitation, worms infestation, social economic conditions, etc. The consequences arising from nutritional anemia include low productivity, disturbance in mental and intelligence development, decreasing immunity against infectious diseases, morbidity, etc.
According to the results of the research, the prevalence of nutritional anemia among female adolescence is relatively high, whereas the efforts taken to combat anemia have not been directed to' this specific target population.
This research is an analytical study using secondary data from Nutritional Research and Development Centre, Department of Health of the Republic of Indonesia. This is an observational research of a cross-sectional type. The objective of the research is to study the factors relating to the incidence of the nutritional anemia among female adolescence. The dependent variable of the research is the status of anemia among female adolescence, while the independent variables include worms investation, the level of energy, protein, vitamin A, vitamin C and iron consumptions, the status of Cu, educational background of the girls' parents and the habits of tea drinking. Analysis of the data is carried out using univariate method by frequency distribution, bivariate method by chi square test, and multivariate method by logistical regression.
The results of the research have demonstrated that the prevalence of nutritional anemia among female adolescence reaches as high as 41.54 %. In addition, the variables having statistically significant relationship (p < 0.05) with the incidence of nutritional anemia among female adolescence include the investation of worms, and the level of energy, protein, and vitamin C consumptions. And the variable having the closest bearing to the incidence of nutritional anemia is the level of vitamin C consumption (p = 0.0383, OR = 2.71, 95 % CI = 1.76614 - 3.65166).
Based on the results of the research, it is recommended that the handling of nutritional anemia among female adolescence should be prioritized by commencing a special improvement program. Another recommendation is given for the implementation of guidance and education campaign to the mothers on the causes and consequences of anaemia, and the need of providing a balanced diet for their daughters. Further researches and studies on nutritional anemia among female adolescence are deemed necessary, so that all the information obtained will complement each other.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>