Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112158 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cillius Adrianto
"ABSTRAK
Isolasi seismik adalah merupakan salah satu cara dari banyak cara yang
digunakan untuk mengurangi pengaruh gaya gempa pada bangunan. Prinsip utama dan
bekerjanya isolasi seismik adalah menggeser periode bangunan daerah yang gaya
gempanya dominan ke daerah yang gaya gempanya kecil sehingga mengurangi
kerusakan yang dapat terjadi pada bangunan tersebut.
Sistem isolasi seismik secara umum dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu sistem
elastomeric bearings, sliding dan hybrid. Sistem elastomeric bearings terdiri dan
komponen-komponen yang bahannya sebagian besar terbuat dari karet clan sisanya
logam. Sistem mi mengisolasi struktur dari lendutan horizontal yang diakibatkan oleh
pergerakan tanah dengan cara membuat kekakuan yang rendah antara elemen-elemen
struktur atas dan pondasi. Sistem sliding bekerja berdasarkan asumsi bahwa tingkat
friksi yang rendah akan membatasi transfer gaya lintang melalui isolator, semakin
rendah koefisien friksi, semakin kecil gaya lintang yang ditransfer. Sistem mi dapat
dibentuk dari bermacam-macam bahan antara lain stainless steel dan teflon.
Sistem isolasi seismik mempunyai kelebihan dan kelemahan antara lain:
kelebihan:
1. memperkecil besarnya simpangan antar lantai (interstorey drift)
2. mengurangi percepatan maximum yang terjadi pada struktur
3. mencegah perambatan gaya gempa yang terjadi kepada struktur atas bangunan
sehingga dapat mengurangi persyaratan kekuatan elastis yang dibutuhkan oleh
elemen-elemen struktur bangunan
kekurangan:
1. lendutan yang tei:jadi besar
2. kemampuan struktur untuk menahan momen guling terutama akibat angin kecil
Dalam tesis mi dibahäs MrJ canaan baniiiah tahan gempa secara non-linier.
Non-linier dapat dibagi dalam dua bagian yaitu bahan dan geometri. Non-linier
geometri dapat dibagi dua yaitu lendutan besar-regangan kecil dan lendutan besarregangan besar. Metode penyelesaian dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain
analitik, pertubasi dan numerik.
Untuk melakukan perencanaan perlu ditentukan modelisasi yang akan
digunakan. Dalam tesis mi dibahas modelisasi bangunan dan isolator secara tiga
dimensi dan non-linier dengan mengasumsikan hanya 3 DOF yang terdapat pada
modelisasi mi.
Studi banding terhadap perencanaan bangünan dengan isolasi seismik dilakukan
berdasarkan referensi dan peraturan-peraturan yang berlaku serta cara-cara perencanaan
bangunan tahan gempa secara konvensional. Analisa respon bangunan dilakukan
dengan menggunakan program 3D-Basis Tabs sehingga perbandingan respon bangunan
konvensional dan isolasi seismik dapat dilakukan.
Hasil dari output program memperlihatkan bahwa lendutan, gaya geser,
percepatan, gaya dalam pada balok, dan gaya dalam pada kolom dapat dikurangi secara
berarti. Pengurangan yang paling besar teijadi pada lendutan yaitu kurang lebih 42%
sampai dengan 45%.
Pemakaian sistem isolasi seismik pada perencanaan bangunan tahan gempa
sesuai dengan trend yang sedang dikembangkan yaitu perencanaan bangunan tahan
gempa yang berdasarkan kinerja bangunan (performance base design).
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan Khairil Sube
"Sejak dimulainya peradaban diatas muka bumi ini manusia sebagai mahluk yang dikaruniai akal dan pikiran terus-menerus berusaha menemukan cara-cara baru untuk bertahan hidup, berusaha menciptakan cara-cara baru yang dapat mempermudah kehidupan mereka dan berusaha menjawab segala macam tantangan alam, baik itu berupa cuaca, keadaan tanah, maupun bencana alam yang kerap menimpa mereka. Untuk melindungi tubuhnya dari panas dan dingin manusia membuat pakaian, untuk menghindari derasnya hujan dan teriknya matahari manusia membuat naungan. Untuk menyuburkan tanaman manusia membuat pupuk, saat hama menyerang tanaman manusia mulai menciptakan obat-obatan anti hama.
Sebagai mahluk yang selalu belajar dari pengalaman yang pernah dialaminya manusia juga menemukan cara-cara untuk menghadapi bencana alam yang terjadi. Ketika banjir mengancam manusia membuat bendungan untuk mencegah banjir melanda lingkungan mereka. Ketika angin topan menyerang manusia berlindung didalam bunker-bunker yang telah mereka buat. Didaerah-daerah yang rawan gempa manusia membuat bangunan-bangunan yang dapat mengurangi risiko yang diakibatkan oleh gempa tersebut. Memang tidak ada cara yang sempurna di dunia ini dalam menghadapi tantangan alam, yang terbaik yang dapat dilakukan adalah mengurangi risiko dari tantangan tersebut semaksimal mungkin dan mencoba mencari cara yang lebih baik lagi, terus dan terus.
Bicara mengenai bencana alam, gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang belakangan ini cukup populer dibicarakan dimedia massa, selain karena kasusnya yang cukup banyak terjadi dan menelan korban dan kerugian yang cukup banyak baik oleh bencana gempa itu sendiri maupun oleh bencana susulan yang terjadi sesudahnya, dan memang jika berbicara tentang gempa maka tidak akan pernah ada habisnya, mulai dari teknologi-teknologi yang dikembangkan untuk mengurangi kerugian akibat gempa sampai tentang sejarah bencana gempa bumi yang pernah terjadi di dunia dan membawa dampak yang cukup besar pada masa selanjutnya. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinrizky Arintia
"Indonesia merupakan negara dengan tingkat bencana gema bumi yang tinggi. Banyak kerugian yang terjadi akibat gempa bumi, seperti kerugian materi dan korban jiwa. Terdapat beberapa metode untuk mengurangi dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi. Pada penelitian ini dikaji tentang respon struktur dengan menggunakan base isolation. Untuk mengetahui respon struktur suatu bangunan digunakan persamaan diferensial dari persamaan gerak. Program yang digunakan adalah dengan menggunakan bahasa pemrograman Julia. Perbandingan hasil dari bangunan yang diberi base isolation menunjukan bahwa frekuensi dan kecepatan yang dialami struktur berkurang dibandingkan yang tidak dipasang base isolation. Perubahan tersebut dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat gempa bumi yang terjadi.

Indonesia is a country with a high level of earthquake disaster. Many losses occur due to earthquakes, such as material losses and fatalities. There are several methods to reduce the impact of damage caused by earthquakes. In this study, the structure response is based on base isolation. To find out the structural response of a building, a differential equation of motion equation is used. The program used is by using Julias programming language. Comparison of results from buildings given base isolation shows that the frequency and speed experienced by the structure is reduced compared to those without base isolation. These changes can reduce the impact caused by the earthquake that occurred."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Boen
Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, 1984
693.852 TED d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Shantiago
"Pengamatan lerhadap hebempa gempa bumi yang telah keljadi di masa yang lalu telah membuka mata pikiran kita bahwa kerusakan yang lerjadi pada unsur-unsur non-slruktur akibat gempa bumi temyata menimbulkan kerugian yang lidak kalah besamya jika dibandingkan dengan kerugian akibat kerusakan pada struktur bangunan. Kelaiaian ini mungkin disebabkan oleh kurangnya penekanan dan pengetahuarl akan pentingnya unsur-unsur non-strukiur tersebut. lnformasi dan data-data kuaniitatif merlgenai kerusakan yang terjadi pada unsur-unsur non-struktur akibat gempa bumi serta kerugian yang ditimbulkannya masih sangat Iangka, sehingga masyarakal umum dan para perencana khususnya sering kali kurang memperhatikan hal ini dan mengabaikan usaha-usaha unluk memperkuat bagian-bagian yang kite sebut ?non-struktuf' ini. Semua ini bertujuan untuk memberikan sualu gambaran mengenai unsur~unsur non-struktur yang sering mengalami kerusakan-kerusakan polensial sewaklu lerjadi gempa bumi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S48262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Tsabitah
"Bangunan Kura dari Jepang, seperti bangunan vernakular pada umumnya, memiliki rekam jejak performa yang baik dalam ketahanan terhadap gempa. Selain itu, bangunan Kura juga memiliki kelebihan tahan api, yang merupakan salah satu aspek penting dari bangunan tahan gempa. Namun, bangunan vernakular tidak dibangun oleh ahli bangunan dan belum teruji ketahanan gempanya dibanding kemajuan teknologi anti gempa sekarang, sehingga istilah bangunan vernakular tahan gempa masih banyak diragukan. Standar bangunan tahan gempa yang berlaku saat ini dapat menentukan apakah bangunan Kura dapat dikategorikan bangunan tahan gempa.
Pada penulisan ini, dilakukan pembahasan mengenai ketahanan gempa bangunan Kura dengan mengkomparasi aspek-aspek bangunan Kura dengan poin-poin penilaian yang disusun dari beberapa standar bangunan tahan gempa. Standar yang digunakan adalah standar bangunan tahan gempa untuk bangunan dengan sistem struktur yang relevan dengan bangunan Kura yaitu struktur frame kayu dengan konstruksi dinding lumpur, serta standar bangunan tahan gempa untuk bangunan non-engineered, karena bangunan vernakular termasuk dalam kelompok bangunan ini yaitu bangunan yang tidak dibangun oleh ahli bangunan.
Penulisan ini menggunakan metode kuantitatif dan penulisan deskriptif. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa bangunan Kura memenuhi sebagian besar poin-poin standar bangunan tahan gempa, sehingga bangunan Kura dapat dikategorikan sebagai bangunan tahan gempa menurut standar bangunan tahan gempa yang berlaku saat ini.

Kura building from Japan, like other vernacular buildings in general, has good records of performance on its resistance against an earthquake. In addition, the Kura also has fire retardant advantage which is an important aspect of earthquake-resistant building. However, vernacular buildings were not built by engineer and had not been tested on their earthquake-resistance compared with current earthquake-resistant technology advances, so the term ?earthquake-resistant vernacular buildings? is still largely doubted. Current earthquake-resistant building codes can determine whether the Kura can be categorized as an earthquake-resistant building.
This thesis discussed about Kura's earthquake-resistance by comparing the building aspects with assessment points compiled from several earthquake-resistant building codes. The standards used were earthquake-resistant building codes for buildings with structural system that are relevant to the Kura, which is wooden frame structure with earthen walls construction, and also earthquake-resistant building codes for non-engineered buildings, since vernacular buildings are included in non-engineered buildings which is buildings that were not built by engineer.
This thesis used quantitative method and descriptive writing. Result of the analysis showed that the Kura met most of the standards, that way the Kura can be categorized as an earthquake-resistant building according to earthquake-resistant building codes applied in the present.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Nugraha Hafiiz
"Sistem struktur Special Moment Resisting Frame (SMRF) beton bertulang umum diterapkan karena komponennya lebih sederhana dan memiliki kapasitas disipasi energi gempa yang cukup besar melalui mekanisme pembentukan sendi plastis. Namun, karena beban lateral (beban angin dan beban gempa) ditahan dengan mengandalkan kekuatan dan kekakuan portal utama, dibutuhkan dimensi struktur yang besar sehingga kurang ekonomis. Untuk meningkatkan kekakuan lateral struktur dan memperkecil dimensi portal utama struktur, SMRF kemudian dilengkapi pengaku berupa bresing konsentris. Namun, bresing pada Concentric Braced Frame (CBF) hanya mampu mencapai kondisi plastis pada pembebanan tank dan akan mengalami kegagalan tekuk pada pembebanan tekan. Kegagalan ini menyebabkan buruknya disipasi energi gempa dan menjadi pemicu keruntuhan struktur karena menurunnya kekakuan struktur secara tiba-tiba. Buckling-Restrained Braces (BRB) yang terdiri atas baja inti yang diselimuti casing baja berisi beton mampu mencapai kondisi plastis baik akibat tarik maupun tekan. Hal ini memungkinkan struktur memiliki kapasitas disipasi energi gempa yang besar. Terpisahnya bresing -tempat terbentuknya sendi plastis- dari struktur utama memberikan fleksibilitas dalam perbaikan akibat gempa sedang/besar. Selain itu, BRB juga dapat ditambahkan pada gedung existing untuk meningkatkan kinerjanya (retrofit) terhadap beban gempa.
Studi ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas penggunaan BRB pada struktur gedung beton bertulang dengan cara membandingkan kinerja SMRF dan BRBF yang didesain sesuai ketentuan perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung di Jakarta. Struktur yang dianalisis adalah struktur portal geser dua dimensi ekivalen dengan variasi 5,10, dan 20 tingkat. Berdasarkan hasil studi, penggunaan elemen BRB dapat dinilai efektif dalam mereduksi massa struktur, mereduksi periods alami fundamental, serta mereduksi simpangan puncak dan drift antartingkat. BRB juga efektif dalam meningkatkan ketahanan struktur terhadap gempa besar yang melampaui kekuatan gempa rencana. Namun demikian, elemen BRB kurang efektif dalam menyediakan kapasitas disipasi energi gempa yang besar akibat beban gempa rencana. Elemen ini belum dapat berperilaku plastis seperti yang diharapkan sehingga pada kondisi ini disipasi energi gempa justru lebih dominan dihasilkan oleh redaman modal. Elemen BRB baru dapat dinilai efektif dalam mendisipasi energi gempa pada kondisi gempa besar.

Reinforced concrete Special Moment Resisting Frame (SMRF) is commonly used because the components are simpler and it can provide big capacity of seismic energy dissipation trough plastic hinge formation. However, because the lateral loads are supported by relying on primary frame's strength and stiffness, large dimension of structure is required and it makes the structure less economical. In order to increase lateral stiffness and to reduce dimension of the primary frame, SMRF then equipped with concentric braces. But, the conventional concentric brace is only capable to achieve plastic 'condition in tension loading and it will be buckled in compression loading. This failure causes poor seismic energy dissipation and trigger structure collapse caused by sudden stiffness degradation. Buckling-Restrained Brace (BRB) which consists of steel core covered by concrete-filled steel tube is able to achieve plastic condition either in tension or in compression loading. This enables structure to have bigger capacity of seismic energy dissipation. BRB -where plastic hinge is formed- is separated from the primary structural frame, there for it gives more flexibility in repairs due to severe earthquake. Beside that, this element also can be applied in existing structure in order to gain better seismic performances.
This study evaluated the effectiveness of BRB in reinforced concrete building structure by comparing seismic performances of SMRF and BRBF which were seismically designed in Jakarta. The structures analyzed were two dimensional shear frames with 5,10, and 20 stories. Based on the results, BRB application is effective in reducing structure mass, reducing fundamental natural period, and reducing roof displacement and interstory drift. BRB is also effective in increasing structure's endurance concerning earthquake exceed seismic design. Nevertheless, BRB element is less effective in providing a great portion of seismic energy dissipation caused by designed earthquake. This element has not been able yet to have plastic behavior as expected, so in this condition modal damping precisely provides dominant seismic energy dissipation. BRB element is just able to provide greater portion of seismic energy dissipation in severe earthquake.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
624.176 KON
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Christianto
"Gedung -gedung bertingkat tinggi merupakan salah satu jawaban yang wajar bagi kota Jakarta yang berpenduduk padat, karena dengan adanya bangunan -- bangunan bertingkat ini diharapkan dapat memberikan kepadatan yang setidaknya sama dengan suatu blok yang digantikan. Dalam merangcang bangunan bertingkat tinggi ini ada prinsip utama yang harus diperhatikan yaitu meningkatkan kekuatan struktur terhadap gaya lateral yang umumnya tidak memadai. Salah satu alternatif yang dipakai untuk meningkatkan daya tahan bangunan terhadap gaya lateral adalah portal semikaku.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam mendisain bangunan bertingkat tinggi adalah masalah kestabilan. Bangunan bertingkat harus tetap stabil selama gaya berlangsung. Untuk mencapai kestabilan struktur dan ketahanan struktur terhadap gempa, dapat dipakai portal semikaku dengan beberapa variasi penempatan pegas semikaku pada balok. Dari variasi penempatan pegas semikaku tersebut, ternyata penempatan pegas semikaku ke arah vertikal yang lebih baik untuk kestabilan dan ketahanan gempa."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Suryani Brahmana
"Penelitian ini membahas tentang bangunan tinggi yang terdiri dari podium dan tower dengan sistem lantai flat slab dan balok di perimeter bangunan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa efek perubahan posisi sistem penahan lateral terhadap karakteristik dinamik bangunan dan respon struktur akibat gempa bumi. Struktur bangunan merupakan struktur beton bertulang 10 lantai dengan tinggi antar lantai 2,8 m. Sistem penahan lateral adalah sistem rangka (kolom-balok perimeter) dan dinding geser. Pembebanan, faktor reduksi beban, faktor kekakuan, faktor reduksi gempa, respon spektrum mengacu pada peraturan- peraturan yang berlaku. Modelisasi struktur dengan bantuan program ETABS. Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi terhadap 3 variasi , yaitu variasi terhadap jarak perimeter podium-tower, variasi terhadap jumlah lantai podium, dan variasi sistem lantai (shell dan membrane). Parameter-parameter yang akan ditinjau adalah periode getar, rasio partisipasi massa, gaya geser dasar, lendutan, gaya geser tingkat, simpangan antar tingkat, momen guling dan gaya-gaya dalam pada elemen struktur (kolom, balok, dinding geser, atap podium). Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa akibat perubahan jarak perimeter podium-tower maka lendutan, gaya geser dasar, gaya geser tingkat, simpangan antar tingkat, momen guling dan gaya-gaya dalam semakin besar sedangkan periode getar, partisipasi rasio massa semakin kecil. Akibat perubahan jumlah lantai podium diperoleh bahwa gaya geser dasar semakin besar. Sistem lantai menggunakan shell menghasilkan periode getar, lendutan, simpangan antar tingkat lebih besar daripada membrane, sedangkan gaya geser dasar, gaya geser tingkat, momen guling, gaya-gaya dalam lebih kecil daripada membrane.

This research is about high rise building which consists of the podium and the tower with a flat slab floor system and beam at the perimeter of the building. The objective of this research is to analyze the effect of the modification of lateral resistance system position to the building dynamic characteristic and response structure due to eartquake . The building s tructure is 10 floors reinforced concrete structure with 2.8 m height between the floors. The lateral resistance system is the framework system (column-beam perimeter) and shear walls. The loading, the load reduction factor, stiffness factor,earthquake reduction factor, spectrum response are referring to the applicable regulations. The structure modelitation by using ETABS program. In this research will be conducted a simulation with three variations, namely the variation of the podium-tower perimeter distance, the variation of the podium floor number, and the variation of the floor systems The parameters to be considered are vibration period, mass participation ratio, base shear force, deflection, story shear, (shell and membrane), story drift, overturning moments and internal forces in the structure element (column, beam, shear wall, podium roof). Based on the conducted research, concluded that due to the modification of the podium-tower perimeter distance so that deflection, base shear force, story shear, story drift, overturning moment and internal forces are increased, while vibration period, . Due to the modification of the podium floor concluded that the base shear force is increased. The floor system using shell produces greater vibration period, deflection, story drift than using the membrane, whereas the base shear force, level shear force, overturning moment and the internal forces are smaller than the membrane."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1069
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>