Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5689 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ghilman Assilmi
"ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji tentang aksara Sunda Kuna pada prasasti masa kerajaan Sunda yang terdiri dari prasasti-prasasti Kawali dan Kebantenan, penelitian ini menggunakan metode dinamis yang menganalisis aksara dari segi bentuk, duktus dan ukuran aksara. Disamping itu dilakukan pula tinjauan terhadap bentuk, bahasa, isi, serta sumber pendukung lainnya. Penelitian ini mengungkapkan adanya pola dari aksara yang terdapat pada prasasti-prasasti Kawali dan Kebantenan berdasarkan duktus dan ukuran. Muncul pula karakteristik dari aksara Sunda Kuna yang jarang mempergunakan ligatur atau pasangan.

Abstract
This research focused on ancient Sunda's aksara at Sundanese kingdom insrcitions. There are two kinds of insciptions, which is Kawali and Kebantenan. Dinamic methods are used to analyses the aksara by form, duktus, and the measurement of aksara. Beside that, this research also reviewed about form, language, content, and another source. There is a variation of aksara inside the Kawali and Kebantenan inscriptions depend on the duktus and measurement, that we can foend from this research. There is also a characteristic from ancient Sunda's aksara which rarely used the ligature.
"
2012
S42389
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bachtiar Agung Nugraha
"Penelitian ini mengkaji prasasti-prasasti di komplek candi Sukuh dengan tinjauan aksara dan bahasa. Prasasti-prasasti yang dijadikan data penelitian berasal dari komplek candi Sukuh dan Museum Nasional Jakarta. Penelitian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap isi prasasti serta melihat pola-pola yang muncul dari tinjauan aksara dan bahasa. Penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat keunikan pada pahatan aksara dan penggunaan bahasa, yang juga mengungkapkan bahwa prasasti-prasasti Sukuh memiliki aksara bercorak khusus dan berbahasa Jawa Pertengahan yang merupakan hasil karya mandala. Hal ini menunjukkan adanya kreasi citralekha dalam menciptakan karya sastra dengan media batu.
This research examines the inscriptions in Sukuh temple with aksara and language overview. The inscriptions which used as data research are from Sukuh temple and National Museum Jakarta. The aim of the research is to reveal the contents of the Sukuh inscriptions and see the patterns that emerge from the aksara and language. It revealed that there are uniqueness in the sculptured characters of aksara and use of language, which also revealed that the inscriptions have a special character patterned of Sukuh and use Middle Javanese language as the result of literature from mandala. It show that a citralekha in creating literature by rock media."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42357
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alexander Arifa
"Pada isi prasasti sima dari masa Jawa Kuna terdapat sapatha atau baris kutukan, yakni sebuah wacana yang berisikan seruan sumpah kepada dewa-dewa atau roh-roh agar memberikan perlindungan terhadap tanah sima yang ditetapkan oleh raja, beserta mantra kutukan bagi orang-orang yang berniat jahat terhadap tanah tersebut. Penelitian ini meneliti mengenai beberapa hewan yang disebutkan dalam sapatha prasasti sima sebagai ancaman bagi siapa yang melanggar, khususnya pada prasasti-prasasti sima yang berasal dari Kerajaan Mataram Kuno pada awal abad X Masehi. Penyebutan hewan dalam sapatha merupakan fenomena yang tidak biasa, jarang ditemui, namun ada di beberapa prasasti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi ragam hewan yang disebutkan dalam bagian sapatha prasasti sima awal abad X Masehi, mengetahui alasan dipilihnya hewan-hewan tersebut, dan mengetahui kemungkinan adanya keterkaitan antara kuasa raja dengan penghukuman melalui fauna dalam sapatha prasasti sima. Metode yang digunakan dalam penelitian: tahap pengumpulan data yang merupakan tahap pengumpulan semua sumber data yang dibutuhkan, tahap pemrosesan data yang merupakan tahap pemrosesan dan penganalisisan semua data, dan tahap interpretasi data yang merupakan tahap pengaitan semua data yang sudah diproses dengan konsep pengetahuan yang diusulkan, yakni teori kekuasaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa hewan dalam sapatha merupakan hewan buas serta dianggap suci. Tujuannya sebagai pemberat bahwa sapatha adalah alat kontrol sosial beserta cerminan kuasa raja yang dilakukan raja dengan menggunakan pendekatan ketakutan berbasiskan pengendalian pikiran atas lingkungan sekitar ditambah dengan pengetahuan beberapa binatang yang telah dikenal dalam konsep religi Hinduisme serta kebudayaan lokal yang dipakai agar tidak ada pihak yang berbuat diluar perintah raja.

On sima inscriptions from Ancient Javanese era, there is sapatha or cursing passage which is a small paragraph that consists of oaths to gods and deities to protect the land of sima that had been established by the king, along with spells or curse that was addressed to wrongdoers. This research discusses about some animals that were mentioned in sapatha of the sima inscriptions, especially incriptions that dated from Ancient Mataram Kingdom on early 10th Century AD. This was quite rare and uncommon phenomenon but were available in some inscriptions. Aims of this research are to identify the variety of animals that is mentioned on Sapatha of Sima Inscriptions from Ancient Mataram Kingdom on early 10th Century AD, to discover the reasons behind the chosen animals, and to know the possibility if there was a connection between the power of king and the chosen animals. Research method that is used: first, data-gathering step which collects all the data needed, data-processing step which analyzes all data that has been collected, data-interpreting step which all the data that has been analyzed be interpreted under the power-relation concept. The result of this research shows that animals are categorized as wild and sacred animals. The aim mentioning these animals is to emphasize that sapatha is a tool for controlling society and showing king’s power by using fear-based on mind-control over the environment approach added with the knowledge of the animals on Hinduisme and local belief concept so that no one will disobey the king"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1997
499.233 2 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Elis Suryani NS
Bogor: Ghalia Indonesia, 2011
499.223 2 ELI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Fitrah Hanif
"Terdapat banyak informasi mengenai kehidupan masyarakat Jawa Kuno, khususnya masa Mataram Kuno di bawah kepemerintahan raja Balitung (820 Ś- 832 Ś). Hal ini dibuktikan dengan keberadaan kurang lebih 45 buah prasasti, selama ±12 tahun masa pemerintahannya. Salah satu informasi yang dapat diperoleh di dalam prasasti masa Balitung adalah mengenai alat-alat logam yang biasanya tercantum pada bagian pasĕk-pasĕk, serta bagian sesajian yang dipersembahkan pada saat upacara penetapan sīma. Alat-alat yang terbuat dari logam tersebut biasanya digunakan untuk keperluan sehari-hari ataupun untuk keperluan sakral.
Di dalam tulisan ini juga dilakukan studi lewat kegiatan etno arkeologi. Studi tersebut dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kegiatan pertukangan logam di masa lampau yang diindikasikan lewat kemiripan- kemiripan budaya yang ada pada masyarakat masa kini dengan budaya masyarakat Jawa Kuno yang menjadi data dalam penelitian ini, juga lewat kemiripan penggunaan alat yang masih dipergunakan di masa kini.
Selain alat-alat logam, informasi mengenai masyarakat pembuatnya juga tercakup dalam prasasti- prasasti masa Balitung. Hal itu diindikasikan dengan adanya pengaturan mengenai profesi yang dikenakan dan dibebaskan dari pajak didalam prasati sima. Pada masa Jawa Kuno khusunya pada masa pemerintahan raja Balitung, masyarakat pembuat dan pengolah logam (pandai logam) memegang peranan penting. Tidak hanya sebagai profesi yang menjual barang dagangannya, namun juga sebagai abdi dalem raja.

Currently, there are a lot of information available about Ancient Javanese people, especially about Ancient Mataram under the governance of King Balitung (820 Ś- 832 Ś). This is proven by the existence of 45 piece of inscription in the span time of 12 years of his reign. Not only information about daily lives of the society during Balitung’s era inscription, also politics, economy, law and about religion. One of the information that could be obtained in Balitung’s inscription is about metal tools which usually enlisted in pasĕk-pasĕk section, and also sacrifices which presented during sima ceremony. Sometimes things made from metal will also being used for daily procedures or even for religious conducts.
There is also study about etno archeology in this writing. This is done to gain insights about ancient metallurgy practice, seen by similarities between existing culture with Ancient Javanese culture currently exists as the source of this thesis, and also by similarities on tools used today.
Besides metal tools, information about the society is also included in Balitung’s era inscription. This is indicated by legislation about profession which in sima inscription. In Ancient Javanese particularly on Balitung’s reign, metal maker society holds a very important role. Not only as a seller which has the ability to sold his product, but also a king’s inside follower.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S43971
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Wibisono
"Prasasti merupakan salah satu peninggalan tertulis dari masa lampau. Sebagai sebuah dokumen tertulis, prasasti menyimpan berbagai macam informasi yang sedikit banyak dapat memberikan gambaran kepada kita mengenai kehidupan manusia pada masa prasasti itu dibuat. Sebuah prasasti biasanya diterbitkan atas perintah seorang raja atau pejabat istana mengenai keputusan mereka mengenai suatu perkara. Oleh karena sifatnya yang resmi, yaitu sebagai dokumen yang diberikan oleh istana, prasasti memiliki format tertentu yang lazim dijumpai, seperti memiliki seruan pembukaan, mencantumkan unsur penanggalan, mencantumkan nama raja atau pejabat yang menerbitkan prasasti itu, mencantumkan nama-nama pejabat yag menerima perintah, dan seterusnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S11515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kerajaan Sunda (abad 14--15 H) merupakan Salah satu kerajaan kuna
yang berkembang di.Jawa Barat dalam masa Hindu-Buddha. Berdasan-
kan sumber-sumber sejarah yang sangat terbatas dapat Uiketahui
bahwa kerajaan ini merdeka dan berdaulat penuh tidak berada di
bawah -payung kekuasaan Majapahit yang berkembang dalam periode
yang sama. Penelitian terhadap perkembangan kerajaan Sunda
sebenarnya telah dilakukan oleh para sarjana, misalnya H.Ten Dam
(1957) parnah mengkaji tentang raja-raja yang memerintah di
Pakwan-Pajajaran (ibu kota kerajaan Sunda); Ayatrohaedi (1978)
yang menégaskan nama kerajaan Sunda bukannya kerajaan Pajajaran;
dan J.Noorduyn (1982) mengkaji naskah Bujangga Hanik, seorang
tokoh agama dari Sunda yang melakukan perjalanan keliling Jawa.
Begitupun kajian seoara umum yang berkenaan dengan sejarah
politik, sosial dan budaya telah pula diuraikan dalam buku
Sejarah Nasional II: Jaman Kuna yang disunting olah Bambang
Sumadiq (1984). Namun penelitian terhadap struktur perwilayahan
kerajaan tersebut secara khusus belum pernah dilakukan hingga
saat ini.
Berdasarkan sumber~sumber tertulis terpilih, laporan orang-orang
Belanda dan interpretasi baru terhadap pendapat para ahli, kajian
ini dapat nenyimpulkan bahwa kerajaan Sunda pqngunyai_ struktur
perwilayahan yang teratur. Raja berkedudukan dihdayeuh, (dayo)
yang merupakan ibu Rota kerajaan. Di tempat §tu bekdirilah
kraton tempat persemayaman raja yang dinamakan Sri Bina Punta
Narayana Hadura Suradipati. Wilayah kerajaan terbagi atas
beberapa "negara daerah? yang dipinpin oleh seorang 'penguasa
daerah. "Negara~negara daerah" itu membawahi lagi zcjumiah
desa/lurah yang dipimpin oleh seorang kepa1a_desa disehnL undo.
Sementara itu sejajar dengan negara duerah terdapat uilayah
keagamaan (Mandala) yang dipimpin oleh seorang HahapandiLa. Di
desa-desa terdapat juga tempat pemujaan yang lebih kecil disebut
Kabuyutan, di tempat itu tinggalah kaum rsi, bhujangga, ruma.
Hengenai keadaan istana Sri Bima Punta Narayana Madura Surndipati
berdasarkan interpretasi nama tiap gedung dan perbandingan dengan
ruang~ruang di kraton Kasepuhan Cirebon, dapat diduga bahwa
istana kerajaan Sunda mirip dengan kraton Kasepuhan. Kumiripan
itu terletak pada arah hadap ke utara, di depan istana ada' alun~
alun, dan fungsi gedung-gedung istana sangat mungkin sama dengan
fungsi ruang-ruang pada`kraton Kasepuhan."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LAPEN 03 Ari s
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Purnamasari
"Sambandha merupakan salah satu unsur dari prasasti sīma, yaitu prasasti yang memperingati sebuah tanah dijadikan sīma. Sambandha merupakan alasan atau sebab dari sebuah peristiwa yang pada akhirnya diabadikan dalam sebuah prasasti. Hal yang unik adalah rupanya sambandha tidak hanya ditemukan pada prasasti sīma, namun juga pada prasasti jayapatra dan prasasti pajak. Sambandha dari ketiga jenis prasasti tersebut memiliki perbedaan dalam hal fungsi, ragam, dan cara penganugerahannya. Akan tetapi ketiganya sama-sama berfungsi mengantarkan alasan dibalik peristiwa yang diabadikan dalam prasasti. Dinamika masa pemerintahan Balitung berkembang dalam setiap periode. Berdasarkan sambandha dari prasasti-prasastinya, masa pemerintahan Balitung sangat penuh dinamika dan gejolak terutama pada akhir-akhir pemerintahannya.

Sambandha is one element of the inscription sima, the inscription commemorating a land made sima. Sambandha is the reason or the cause of an event which in turn perpetuated in an inscription. The unique thing is apparently sambandha not only found in the inscriptions sima, but also the inscriptions jayapatra and inscriptions oftaxes. Sambandha of the three types of inscriptions may have differences in terms of function, range, and how it is given. However, they have in common is to deliver the reasons behind the events warned in inscriptions. The dynamics of Balitung reign developing in every period. Based sambandha from his inscriptions, Balitung reign is full of dynamics and turbulence, especially in the late reign."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43006
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Dunia Pustaka Jaya bekerja sama dengan KITLV-Jakarta, 2009
091 TIG
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>