Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47762 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Subijanto
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1979
S16406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Imelda
"Periode tahun 1950-1953 dalam sejarah Indonesia merupakan awal demokrasi liberal di masa pengaruh sistem Barat berperan dalam menjalankan pemerintahan. Pemerintahan dipimpin oleh Perdana Mentri yang dipilih berdasarkan mayoritas yang duduk dalam parlemen. Pada masa awal demokrasi liberal ini keadaan perekonomian nasional sungguh memprihatinkan, sektor_sektor perekonomian mengalami kerusakan akibat perang. Sektor perekonomian yang sudah berkembang masa Hindia Belanda yaitu perkebunan yang menjadi mata pencaharian mayoritas masyarakat Indonesia mengalami kerusakan berat sejak kedatangan Jepang. Politik perekonomian Jepang yang mengutamakan bahan-bahan makanan untuk mendukung perang, mengakibatkan perkebunan terbengkalai.Pemerintah masa ini berusaha untuk membangun kembali atau merehabilitasi perkebunan yang sudah ada dan membuka perkebunan baru. Kebijaksanaan kabinet yang ada tidak lepas dari masalah perekonomian dan perkebunan yang menjadi sumber utama devisa. Komoditi karat misalnya, telah menjadi salah satu komoditi yang berperan besar dalam perekonomian sejak masa Hindia Belanda dan masa Perang Dunia I.Situasi internasional yang dilanda Perang Dingin juga menjadi pertimbangan pemerintah Indonesia untuk mengembangkan komoditi karat karena permintaan dunia Terhadap komoditikarat sangat. Besar sehingga menyebabkan harga karat meningkat. Sementara itu di Indonesia terdapat persediaan karat yaitu peninggalan masa Hindia Belanda yang masih dapat diusahakan seperti karat rakyat dan karat perkebunan. Pecahnya Perang Korea akibat Perang Dingin menyebabkan permintaan dunia terhadap karat makin meningkat, hal ini mendorong banyaknya permintaan terhadap karat Indonesia baik oleh negara yang terlibat langsung dalam perang maupun yang tidak terlibat tetapi memproduksi peralatan perang. Keadaan perekonomian nasional yang semula sangat kekurangan devisa yang diperlukan untuk pembangunan nasional mulai teratasi, karena terjadinya boom dalam ekspor karet nasional di mana permintahan yang meningkat Terhadap karet menyebabkan harga karet meningkat drastis di pasar internasional. Kekurangan dalam anggaran pemerintah sejak terjadinya boom ekspor karet dapat diatasi."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S12656
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharyanto
"Untuk meningkatkan devisa negara dari ekspor karet alam, perubahan pola permintaan konsumen, perkembangan struktur persaingan dan perubahan lingkungan perdagangan karet alam dunia perlu direspon melalui strategi perencanaan produksi yang tepat. Tujuan penelitian ini untuk menetapkan kombinasi produksi karet alam yang optimum dalam batasan-batasan yang dihadapai oleh perkebunan karet di Indonesia pada perode perencanaan dua tahun ke depan dan untuk mengetahui struktur persaingan yang mempengaruhi daya saing karet alam Indonesia. Metode programma linier digunakan untuk merencanakan kombinasi optimum produksi karet. Analisis struktur persaingan dan daya saing industri karet nasional dikaji dengan model Porter.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa potensi marjin laba pada kondisi optimum untuk perkebunan besar negara, perkebunan besar swasta, dun prosesor pengolah karet rakyat berturut-turut adalah 1.993 milyar, 1.802 milyar dan 13.113 milyar rupiah per tahun. Kombinasi produksi optimum untuk perkebunan besar negara adalah (ton/tahun): SIR 3CV(26.743), SIR 5 (15.320), RSS 1 {28.520), RSS 2( 1.769), RSS 3(320), lateks pekat (21. 237), SIR 10 (3.543) dan SIR 20 (55.062). Kombinasi produksi optimum untuk perkebunan besar swasta adalah (ton/tahun): SIR 3CV (26.196), SIR 5 (13.860), RSS 1(25.803), RSS 2(L601), RSS 3 (289), lateks pekat .(19.214), SIR 10 (3.209) dan SIR 20(49.778). Kombinasi produksi optimum untuk prosesor pengolah karet rakyat adalah (ton/tahun): SIR 10 (72.688) dan SIR 20 (940.612).
Berdasarkan analisis kelebihan/kekurangan pada kondisi optimum, kapasitas pabrik karet remah dari perkebunan besar negara maupun swasta yang berlebih disarankan untuk diefektifkan dengan cara mengolah kelebihan bahan baku yang berasal dari karet rakyat. Perkebunan besar negara dan swasta perlu mengurangi kelebihan bahan olah lateks. Untuk perkebunan karet rakyat, produksi bahan olah koagulum disarankan untuk dikurangi.
Hasil analisis persaingan diketahui bahwa pesaing yang perlu diwaspadai adalah industri ban global dan industri karet sintetik, pesaing lama dari Malaysia dan Thailand, dan pendatang baru potensial dari negara-negara Afrika seperti Pantai Gading, Nigeria, Liberia, dan Kamerun."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusmalinda Sari
"Selama ini ekspor pertanian Indonesia umumnya berupa bahan mentah (raw marerial). Padahal Indonesia sangat berpeluang memperoleh devisa yang lebih besar bila mampu merebut pasar ekspor barang jadi.
Ban merupakan produk karet yang industrinya mengalami peningkatan saat ini. Hal ini karena pertumbuhan pnoduksi dan penjualan setiap tahunnya mengalami peningkatan yang dipicu oleh cepatnya pertumbuhan industri otomotifbelakangan. Sebagian besar dari produksi ban nasional adalah lmtuk ekspor. Penjualan ban mobil (roda ernpat) di pasar ekspor dari tahun 2001 - 2005 tumbuh stabil seoara rata-rata 15% - 17% pertahun. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ekspor produk karet Indonesia dan mengetahui negara mana saja yang memiliki potensi terbesar tcrhadap ekspor produk karet Indonesia dari tiap jenis komoditi.
Di dalam melakukan estimasi, model yang digunakan dalam penelitian ini merujuk dari penelitian Khmunar-Dhawan tentang pemiintaan ekspor di Pakistan (1991). Penelitian ini menggunakan data panel dengan menggunakan data tahunan dari tahun 1999-2006 dan spesilikasi model yang digunakan adalah model logaritma untuk kedua komoditi (HS 4011 dan HS 4012).
Dari hasil penelitian ini temyata model yang efisien adalah Fiexd Ehct Model untuk HS 4011 dan Random Ejéct Model untuk HS 4012. Sedangkan Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel pendapatan riil mitra dagang berpengaruh secara positif terhadap permintaan ekspor kornoditi HS 4011, variabel harga relatif berpengaruh secara negatif terhadap permintaan ekspor kedua komoditi (HS 4011, HS40l2).Sedangkan variabel nilai tukar nominal beipengamh secara positif terhadap permintaan ekspor komoditi HS 4011. Sedangkan untuk HS 4012 GDP riil dan Exchange rate nominal tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan volume ekspor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T32105
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meta Eval Luberingsih
"Industri Pengolahan Karet dan Barang Karet di Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan produktivitas industri pengolahan karet dan barang karet di Indonesia. Pertumbuhan Produktivitas dihitung dengan Data Envelopment Analysis dan didekomposisikan menjadi perubahan efisiensi serta perubahan teknis. Dari hasil estimasi didapat bahwa pertumbuhan produktivitas industri pengolahan karet dan barang karet di Indonesia masih relatif rendah. Fixed Effect Model digunakan untuk menganalisis pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan produktivitas. Hasilnya menunjukkan bahwa perusahaan yang berorientsi ekspor mempunyai pertumbuhan produktivitas yang lebih tinggi. Perusahaan yang melakukan ekspor akan cenderung untuk berinovasi dan meningkatkan teknologi untuk bertahan di pasar internasional sehingga memiliki produktivitas yang relatif lebih tinggi dan stabil.

Rubber manufacturing industries in Indonesia has the opportunity to be world's leading producer. This research aims to investigate the effect of export on productivity growth. Data Envelopment Analysis (DEA) is use to compute Malmquist productivity Index as a measurement of productivity growth. Productivity growth decomposed into efficiency change and technical change. The estimation shows that productivity growth of rubber manufacturing industry is stil relatively low. Fixed Effect Model used to analyze the effect of export on productivity growth with 226 sample of firm. The result shows that a export oriented firms performed a significant role to productivity growth. Exporters tend to increase innovation and technology to improve their productivity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T41589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Setianingtias
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa Daya Saing Ekspor 17 jenis produk karet Indonesia dan menganalisa faktor yang mempengamhi kinerja ckspor karet Indonesia, antara lain pennintaan dunia, diversiiikasi dan daya saing (comparative advantage). Dimana esfimasi dilakukan menggunakan data panel dcngan mmit cross section 17 dan data time series 7 tahun (2000-2006). Model dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian sebelumnya yang menggunakan External market condition diversijication dan wmpemivems sebagai faktor yang mempengamhi kinerja ekspor di Aiiika. Setelah dilakukan analisis dengan data panel melalui pemilihan model estimasi yang eiisien maka hasil estimasi menunjukkan bahyva variabel permintaan dunia dan daya saing karet Indonesia berpengaruh positif dan signiiikan terhadap kfI‘l¢l’j3 ekspor karet Indonesia. Sedangkan variabe diversitikasi tidak signiiikan terhadap kinerja ekspor kamet Indonesia.

The focus of this study is to analyze the comparative advantage and export perfonnance on Indonesian I7 rubber product during the period of 2000-2006. The data estimate is using panel data analysis with 17 cross section unit and 7 years time series data. Result analysis show that the world demand and competitiveness has a signiicant eH`ect on rubber export performance of Indonesia. In addition, diversification is insignificant on effecting on mbber export performance of Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T34213
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"In improving Indonesia construction companies? ability to compete, anticipative steps by determining
various improvements and corrections in construction companies are needed to increase the company 's
quality performance. Several factors that influence and determine the success of a construction company
can be grouped into internal factors, external factors, and market forces. internal factors in a company
are important factors and have the eject of approximately 42% towards the company's success.
Management equipment, human resources, corporate culture and finance dominate the internal factors '
influence towards the success of a construction company. The research goal discussed in this paper is to
identify the problems that arise in a construction company 's internal factors that influence the company's
success performance in Indonesia. The methods used are literature studies and survey for identifying the
problems and the construction company?s success performance indicators. The analysts method used in
this research is statistical analysis. The results show that problems in internal factors which have
significant influence to decrease construction company?s performance are the management and human
resources factors.
"
Jurnal Teknologi, 21(1) Maret 2007 : 102-110, 2007
JUTE-21-2-Jun2007-102
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakaria
"Krisis ekonomi Indonesia yang diawali tahun 1997 membawa dampak yang sangat kompleks terhadap struktur perekonomian secara keseluruhan dimana seluruh variabel makro baik sektor riil maupun sektor moneter terkena imbas dari krisis tersebut. Salah satu komponen yang mempengaruhi kinerja perekonomian Indonesia adalah bagaimana kinerja perdagangan luar negeri Indonesia khususnya dari sisi ekspor, artinya untuk kedepannya harus terlebih dahulu ditentukan komoditas ekspor mana yang memang memiliki kinerja yang baik sehingga untuk perencanaan ke depart dapat lebih ditingkatkan atau bagi komoditas yang kinerjanya buruk dapat diperbaiki dikemudian hari. Dengan pertimbangan kontribusi ekspor non migas yang sudah melebihi ekspor non migas dan karakteristik dari tenaga kerja Indonesia'yang jumlahnya relatif banyak maka penelitian ini dilakukan untuk mengidentifrkasikan kinerja ekspor manufaktur padat karya Indonesia menjelang dan pada masa krisis ekonomi untuk periode 1993-1998.
Penelitian ini menggunakan alat analisis Constant Market Share (CMS), Revealed Competitive Advantage (RCA), Trade Specialization Ratio (TSR) dan Market Concentration (MC) dan komoditas manufaktur padat karya yang dipilih sebanyak 15 jenis komoditas yaitu SITC 54, 55, 664, 665, 666, 695, 696, 697, 81, 82, 83, 84, 85 dan 89.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja ekspor manufaktur padat karya Indonesia sangat rentan terhadap perubahan-perubahan atau faktor-faktor yang sifatnya ekternal. Ini disebabkan komponen yang mempengaruhi perubahan ekspor manufaktur padat karya Indonesia adalah efek pertumbuhan dunia dan efek distribusi pasar sedangkan efek komposisi komoditas dan efek daya saing masih bersifat lemah. Analisis untuk setiap jenis komoditas mcnunjukkan bahwa dari 15 komoditas yang diamati hanya komoditas SITC 65,697,82,84 dan 85 yang memiliki kinerja baik dalam anti daya saing (RCA)nya kuat dan poly perdagangannya sudah memasuki tahapan perluasan ekspor dan pematangan. Krisis ekonomi menyebabkan hanya komoditas SITC 65, 85 yang mampu mempertahankan daya saingnya sementara yang lainnya mengalami penurunan daya saing. Jika dilihat dari konsentrasi pasar ternyata seluruh komoditas manufaktur padat karya yang diamati tidak terpusat ke satu negara melainkan menyebar seperti ditunjukkan dengan angka konsentrasi pasar (KP) yang menjauhi angka 1."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T20109
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rambe, Lokot
"ABSTRAK
Pembangunan Nasional sebagai sarana untuk menciptakan kesejahteraan rakyat secara merata, didalam pelaksanannya mamerlukan pembiayaan yang cukup besar baik dalam bentuk rupiah maupun devisa. Untuk mendukung kelancaran panbangunan tersebut, maka pengerahan dana ini tidak saja diandalkan dari ekspor minyak dan gas bumi yang merupakan bagian terbesar dari penerimaan devisa negara, namun oleh pemerintah telah diambil kebijaksanaan untuk mendorong peningkatan ekspor barangbarang; diluar minyak dan gas bumi (non-migas).
Karet, sebagai salah satu mata dagangan ekspor non-migas yang potensial, memegang peranan penting didalam penerimaan devisa negara. Hal ini mengingat bahwa karet merupakan mata dagangan ketiga setelah minyak dan gas bumi, serta kayu yang memberikan andil yang cukup besar didalam penerimaan devisa bagi negara dan merupakan mata dagangan yang memberi sumber penghidupan bagi rakyat banyak di Indonesia.
Untuk mendorong peningkatan ekspor mata dagangan karet ini telah diambil langkah-langkah ke arah itu, baik oleh produsen/eksportir, assosiasi maupun pamerintah. Dipihak pemerintah telah dikeluarkan kebijaksanaan-kebijaksanaan dibidang pembinaan mutunya serta menciptakan iklim terhadap kelancaran arus barang ekspor nonMigas ini didalam rangka memantapkan pasaran di luar negeri atau menciptakan daya saing mata dagangan ekspor Indonesia, baik dari segi mutu maupun harga.
Kesemua usaha-usaha tersebut, belum menjamin bahwa Pembeli/konsumen akan menganggap bahwa mata dagangan karet Indonesia selalu bermutu baik. Kenyataannya dengan adanya heterogenitas persyaratan yang diminta porteli antara lain pengujian mutu mata dagangan karet, yang harus dilakukan pengujiannya kembali di luar negeri oleh pihak pembeli dan dilain pihak adanya persaingan yang ketat antara negara-negara produsen karet serta eksportir yang kurang disiplin, mengakibatkan kedudukan eksportir Indonesia berada pada posisi yang lemah, begitu juga hukum positip yang ada belum mendukung ke arah perbaikan yang
diharapkan.
Dari kenyataan yang begitu kompleks, maka untuk melindungi semua pihak yang berhubungan dengan perdagangan karet ini, pihak Organisasi Karet Internasional (International Rubber Association) yang beranggotakan negara-negara konsumen, produsen serta perusahaan-perusahaan yang erat hubungannya dengan barang jadi karet telah menyusun konsep kontrak dagang yang berlaku secara intemasional, namun dari tiga konsep yarg diajukan baru satu konsep yang disetujui.
Dalam skripsi ini ditinjau perjanjian karet tersebut dari sudut KUH Perdata Indonesia sebagai Hukun Positif serta untuk melihat sampai sejauhmana perjanjian tersebut dapat menunjang kebijaksanaan pemerintah didalam peningkatan ekspor non-migas.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Bank Ekspor Indonesia, 2007
EKMKEBE
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>