Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136650 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanindya Restiningtyas
"Tesis ini mengenai program intervensi individual pengenalan dan pengetahuan diri untuk meningkatkan konsep diri pada siswa tunadaksa underachievement. Menurut Jersild, Telford, dan Sawrey (1978) jika seorang anak memiliki pandangan yang negatif terhadap dirinya, hal ini dipengaruhi oleh keterbatasan atau gangguan fisik. Butler-Por, McCall, Evahn, dan Kratzer (dalam Adams, 1997) juga memperkuat bahwa salah satu karakteristik kepribadian siswa underachiever adalah rendahnya konsep diri. Salah satu cara untuk meningkatkan prestasi siswa underachiever adalah meningkatkan konsep diri (Coyle, 2000, dalam Trevallion, 2008). Konsep diri yang positif dapat dimiliki oleh remaja yang mampu menerima kemampuan dan keterbatasannya. Dengan menggunakan single-case study design ABA, penelitian ini melibatkan seorang partisipan remaja lakilaki, B, yang mengalami tunadaksa dan berprestasi kurang baik di sekolah. B belum memiliki gambaran yang positif tentang dirinya. B mengikuti 8 sesi pertemuan intervensi yang terdiri dari kegiatan pengenalan dan pengetahuan diri. Proses pengenalan dan pengetahuan diri dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip dalam teori manajemen perubahan Lewin dimana seseorang harus melalui tahap freezing/unfreezing untuk melakukan perubahan. Kegiatan intevensi ini meliputi kegiatan menceritakan pengalaman-pengalaman positif, diskusi, permainan, serta studi kasus. Berdasarkan hasil skala konsep diri dan deskripsi diri, penelitian ini terbukti efektif untuk meningkatkan konsep diri menjadi lebih positif. Beberapa saran diberikan untuk penelitian selanjutnya agar hasil yang diperoleh lebih efektif.

This thesis discusses about individual intervention?s program of self-awareness and selfknowledge for enhancing self-concept in physical impairment underachievement?s student. According to Jersild, Telford, and Sawrey (1978) a child with a negative view of him, is affected by his disability or physical impairment. Butler-Por, McCall, Evahn, and Kratzer (in Adams, 1997) also confirms that one of the underachievers? personality characteristics is the low self-concept. One way to improve student achievement is enhancing his self-concept (Coyle, 2000, in Trevallion, 2008). Positive self-concept can be owned by a teenager who is capable of receiving capabilities and limitations. By using single-case ABA design study, the study participants involved a teenage boy, B, who suffered a physical impairment and perform less well in school. B does not have a positive image of himself. B follows the 8 session intervention consisting of activities and the introduction of self-knowledge. The process of self-awareness and self-knowledge is done by applying the principles of the Lewin change management theory in which a person must go through the stages of freezing / unfreezing for change. This intervention includes activities to tell the positive experiences, discussions, games, and case studies. Based on a scale of self concept and self-descriptions, this study proved effective for improving self-concept became more positive. Some suggestions are given for further research in order to obtain more effective results."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31832
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hayati Rahmah
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T38320
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mulia Sari Dewi
"Salah satu tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal. Munculnya masalah underachievement dalam lingkungan pendidikan jelas menjadi momok dan penghambat pencapaian tujuan pendidikan. Selain itu masalah underachievemenr sering membuat guru dan orang tua merasa kesal karena merasa usaha yang telah dilakukan untuk mengajar siswa menjadi sia-sia. Masalah underachrevement menlgikan siswa itu sendiri dan juga orang-orang di sekitarnya. Untuk itu usaha penanganan dengan segera terhadap masalah underachfevement dirasakan penting. Program penanganan underachievement ini sacara khusus ditujukan untuk remaja yang duduk di sekolah menengah pertama.
Pada usia remaja, munculnya masalah underachievemenr diperkuat oleh pengaruh teman sebaya (Rimm,l986). Keinginan remaja untuk dapat diterima dalam kelompok terkadang membuat remaja ikut menyesuaikan din dengan kebiasaan bennain dan standar prestasi dalam kelompoknya (Wisely, 2004; Compton, dalam Baker, Bridger & Evans, 1998). Selain itu perkembangan remaja yang merupakan transisi dari masa ka.na.k-kanak menuju dewasa membuat remaja membutuhkan penyesuaian-penyesuaian baru_ dalam berbagai aspek perkembangannya Kehidupan remaja yang penuh gejolak ini juga ikut mempengaruhi kinerja akademik remaja (Fuhrmann, 1986). ltu sebabnya masalah kegagalan prestasi termasuk didalamnya masalah underachievement sexing terjadi pada remaja.
Sekolah berperan panting dalam usaha penanganan masalah underachievement agar masalah tersebut tidak berkepanjangan di kemudian hari. Salah satu unsur di sekolah yang bertugas memberi pelayanan untuk membantu menangani berbagai masalah pada siswa adalah Bimbingan dan Konseling (BK). Salah satu pelayanan BK adalah bimbingan kelompok. Bentuk bimbingan kelompok memiliki kelebihan karena dapat memanfaatkan pengaruh teman sebaya untuk mengubah perilaku.
Program yang disusun ini merupakan Salah sam usaha untuk penanganan masalah underachiefvement di sekolah menengah pertama. Program ini mengacu pada model rryocal dari Rimm (1986-1997) menujukkan keberhasilannya menggunakan model trgfocal untuk mengubah perilaku undrachfvemenr menjadi achfevemenf pada siswa. Berbeda dengan Rimm (l986;1997) yang pendekatannya cenderung individual, pada program ini disusun untuk penanganan dalam bentuk kelompok. Pelaksanaannya nanti dilakukan oleh gum pembimbing atau konselor di BK dan berbentuk bimbingan kelompok. Bentuk bimbingan kelompok lebih efektif dignnakan pada remaja karena teman dalam kelompok dapat menjadi social reinforcement yang mampu mendukung perubahan perilaku pada remaja (Azaroff & Mayer, 1977).
Secara umum tujuan program ini adalah untuk memperlemah perilaku zmdearachievement pada siswa sekolah menengah pertama. Program yang disusun ini hanya mengambil sebagian dari tahapan yang ada pada model frybcal, yailu langkah mengubah harapan, proses identiiikasi dan memperbaikikekurangan (kontrol-diri). Selain itu faktor yang akan diubah pada program ini adalah faktor individual yang yang terdapat dalam diri zmderachfever. Secara umum metode yang digunakan dalam program i11i behavioral intervention.
Tujuan yang ingin dicapai pada langkah mengubah harapan adalah agar peserta dapat membuat target pencapaian prestasi baru. Adapun bentuk intervensi yang digunakan adalah goal-sewing. Sedangkan tujnan pada langkah proses identifikasi adalah agar peserta dapat meniru perilaku yang berorientasi prestasi yang ditunjukkan model. Bentuk intervensi yang digunakan pada langkah ini adalah social modeling. Tujuan pada langkah rnernperbaiki kekurangan adalah meningkatkan kemampuan kontrol diri pada peserta. Dengan adanya program bimbingan kelompok untuk penanganan underachfevemenr ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan sekaligus dimanfaatkan oleh pihak sekolah atau pihak lainnya yang terkait dalam usaha menangani masalah underachievement."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Widiastiti Giri
"ABSTRAK
Siswa dengan underachievement pada pelajaran Matematika menunjukkan adanya prestasi yang lebih rendah dari potensi yang sesungguhnya dimiliki. Kesenjangan antara prestasi dan potensi siswa ini disebabkan oleh rendahnya regulasi diri dalam belajar Matematika. Penerapan Self Regulation Empowerment Program SREP merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan regulasi diri dalam belajar yang diberikan secara individual. Penelitian yang berdesain single subject experimental study ini bertujuan untuk menguji efektivitas SREP dalam meningkatkan regulasi diri dalam belajar sekaligus prestasi Matematika pada siswa dengan underachievement di SMP. Data diperoleh melalui alat ukur Motivated Strategies and Learning Questionnaire MSLQ , Self Regulated Learning SRL Microanalysis, dan tes prestasi Matematika. Melalui pengujian statistik yaitu reliability change index RCI disertai dengan analisis kualitatif, diketahui bahwa SREP dapat memberikan peningkatan signifikan pada regulasi diri dalam belajar RCI = 3.07, p 6 menurut Perels, Dignath, Smith, 2009 pada siswa dengan underachievement pada siswa SMP. Ketika dilakukan follow up, siswa menggunakan aplikasi dari tahapan regulasi diri dalam belajar tidak hanya di pelajaran Matematika, tetapi juga pelajaran lainnya seperti IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

ABSTRACT
Students with underachievement in Mathematics had actual achievement that falls below their potential achievement. This kind of discrepancy could be caused by their self regulated learning. Self Regulation Empowerment Program SREP intervention was an alternative way to enhance self regulated learning. This single subject experimental study aimed to determine the effectiveness of SREP in enhancing both self regulated learning and Mathematics achievement for student with underachievement in middle school. The data was collected by using Motivated Strategies and Learning Questionnaire MSLQ , Self Regulated Learning SRL Microanalysis, and Mathematics achievement test and analyzed by using reliability change index RCI and qualitative method of analysis. The result showed that SREP was able to enhance self regulated learning significantly RCI 3.07, p 6 based on Perels, Dignath, Smith, 2009 for students who have underachievement in middle school. Follow up data showed that students also has applied stages of self regulated learning not only in Mathematics but also in other school subjects such as science, social science, Bahasa, and English."
2016
T47339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Setianingsih
"Siswa atlet adalah salah satu kelompok siswa yang sering kali mengalami underachievement, meskipun siswa atlet tersebut termasuk siswa berbakat intelektual gifted. Underachievement ini disebabkan oleh rendahnya kemampuan regulasi diri dalam belajar. Intervensi Self Regulation Empowerment Program SREP terbukti dapat meningkatkan regulasi diri dalam belajar dan prestasi akademik melalui penelitian Cleary Zimmerman 2004, Cleary, Platten Nelson 2008, Cleary Platten 2013 dan Giri 2016. Pada penelitian berdesain single subject experimental study ini, peneliti ingin melihat pengaruh SREP dalam meningkatkan regulasi diri dalam belajar dan prestasi akademik siswa atlet SMA dengan gifted underachievement. Data diperoleh dari pengukuran Motivated Strategies and Learning Questionnaire MSLQ, Self-Regulation Strategies Inventory SRSI Parent and Teacher Rating, dan nilai pada mata pelajaran PKN, Matematika, serta Sosiologi. Melalui pengujian statistik reliability change index RCI disertai dengan analisis kualitatif, diketahui bahwa SREP dapat memberikan peningkatan signifikan pada regulasi diri dalam belajar RCI = 3.58, p

Student athletes are one of the group of students who often experience underachievement, even though the athlete 39 s students are intellectually gifted. This underachievement is due to the low self regulation ability in learning. The Self Regulation Empowerment Program SREP interventions proved to improve self regulation in learning and academic achievement through study from Cleary Zimmerman 2004, Cleary, Platten Nelson 2008, Cleary Platten 2013 and Giri 2016. In the study of single subject experimental study design, the researcher wanted to see the influence of SREP in improving self regulation in learning and academic achievement of high school athlete with gifted underachievement. Data were obtained from measurement of Motivated Strategies and Learning Questionnaire MSLQ, Parent and Teacher Rating Self Regulation Strategies Inventory SRSI, and grades on PKN, Mathematics, and Sociology subjects. By testing the reliability change index RCI statistics along with qualitative analysis, it is known that SREP can provide significant improvement in self regulation in learning RCI 3.58, p "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T48201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Roma Tao Toba Muara
"Masa remaja merupakan masa transisi, dimana pada periode ini remaja mengalami perubahan dan perkembangan fisik, otak, seksual, kognitif, sosial, emosional dan spiritual. Perilaku sehat dibentuk di masa remaja. Oleh karena itu remaja merupakan kelompok usia yang rentan terhadap terjadinya perubahan kearah positif maupun negatif. Dengan demikian diperlukan upaya pencegahan terjadinya perilaku tidak sehat seperti penyalahgunaan narkoba. Tujuan penelitian ini adalah mengujicobakan model intervensi kesadaran diri untuk meningkatkan kesadaran diri akan perilaku sehat mencegah risiko penyalahgunaan narkoba. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu identifikasi masalah dengan metode kualitatif dan kuantitatif, pengembangan model intervensi dan uji coba model intervensi menggunakan desain quasi eksperimen, kelompok intervensi dan kelompok kontrol, dengan sampel remaja awal usia 12-14 tahun. Kelompok intervensi mendapat perlakuan dengan program pendidikan dan pelatihan menggunakan modul. Hasil analisis sebelum dan sesudah perlakuan. didapatkan perbedaan signifikan kesadaran diri Sig (2 tailed) 0,011 dan perilaku sehat Sig (2 tailed) 0,000. Kesimpulan model intervensi kesadaran diri membuktikan dapat meningkatkan kesadaran diri dan perilaku sehat remaja. Model kesadaran diri diharapkan menjadi program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang terintegrasi dalam kegiatan pembinaan lingkungan sekolah sehat.

Adolescence is a transition period in which humans experienced changes and development in the physical, brain, sexual, cognitive, social, emotional and spiritual. Healthy behavior is formed in adolescence. Therefore, adolescents are a vulnerable group of age to positive and negative behavior changes. Thus, it is necessary to prevent the occurrence of unhealthy behaviors such as drug abuse. The purpose of this study was to try out an intervention model of self-awareness to increase self-awareness of healthy behavior to prevent the risk of drug abuse. This study consisted of three stages, namely problem identification, intervention model development and intervention model trial using a quasi-experimental design, intervention group and control group, with samples of early adolescents aged 12 to 14 years. The intervention group received treatment with education and training programs using modules. Based on the results of the analysis before and after treatment, there was a significant difference in the healthy behavior of Sig (2-tailed) at 0.000 and self-awareness Sig (2-tailed) at 0.011. In conclusion, the Intervention model of self-awareness proves to be able to increase the healthy behavior and self-awareness of adolescents. The self-awareness model is expected to become an Integrated School Public Health (UKS) program in building a healthy school environment."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yovita Ismaya Wulan Sari
"Penelitian ini akan melihat pengaruh konsep diri terhadap kepuasan kerja karyawan di industri media yang dikatakan memiliki reputasi menarik, namun tingkat turnovernya cukup tinggi. Berdasarkan latar belakang tersebut maka yang akan dilihat apakah konsep diri berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan bagaimanakah kontribusi aspek-aspek konsep diri terhadap kepuasan kerja di perusahaan media X. Hasil menunjukkan bahwa konsep diri berpengaruh terhadap kepuasan kerja di perusahaan media X.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa hasil gambaran konsep diri responden rendah, dan berpengaruh terhadap kepuasan kerja yang juga rendah. Aspek konsep diri yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja adalah aspek harga diri dan keyakinan diri. Untuk aspek keyakinan diri, pengaruh memiliki bentuk berbanding terbalik (koefesien regresi negatif). Sedangkan aspek integrasi diri dan aspek kritik diri tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Setelah diketahui, hasil dari penelitian ini nantinya akan menjadi dasar untuk usulan intervensi Program Pengembangan Konsep Diri.

This study will look at the influence of self-concept on job satisfaction in the media industry which is said to have a reputation for exciting, but the turnover level is high enough. Based on this background then this study want to look whether the self concept have influence on job satisfaction and how do these self concept?s aspects contribute to job satisfaction in X media company. The results of this study indicate that self concept affects job satisfaction in the X media company.
In this study it was found that the image of self concept the respondents is low, and the effect on job satisfaction is also low. Aspects of self concept which affects job satisfaction are self-esteem and self-certainty. For the aspect of self-certainty, the effect is inversely proportional to shape (negative regression coefficient). While aspects of the self-integration and self-criticism aspect had no effect on job satisfaction. Once known, the results of this study will later be the basis for the intervention proposed that is Self Concept Development Program.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31422
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Sekarastri
"Kehamilan dapat terjadi kapan saja selama terdapat proses konsepsi pada pasangan yang berada di rentang usia prakonsepsi 15-44 tahun. Kehamilan tidak diinginkan, kehamilan berisiko, serta angka kematian ibu dan bayi merupakan beberapa contoh dari permasalahan akibat perencanaan kehamilan yang kurang baik. Kesehatan prakonsepsi berperan dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak dengan melakukan perencanaan kehidupan reproduksi yang matang. Studi deskriptif ini dilakukan secara konsekutif kepada 398 mahasiswa Universitas Indonesia untuk mengetahui gambaran kesadaran diri dan pengetahuan mereka tentang kesehatan prakonsepsi.
Hasilnya didapat sebagian besar mahasiswa 75,4 -72,9 merasa sedikit hingga cukup menyadari perilaku/faktor yang berbahaya bagi kehamilan dan hal yang berdampak baik bagi kehamilan. Pengetahuan mahasiswa menunjukkan tingkat pengetahuan yang kurang baik yakni 46,87 95 CI 26.41, 28,90 dengan variasi skor 7 sampai 98 . Mahasiswa menunjukkan pengetahuan yang baik pada indikator penyalahgunaan zat yakni alkohol, rokok, kokain dan marijuana dan asupan asam folat. Pengetahuan mahasiswa kurang pada indikator bahaya produk herbal, jarak aman antar kehamilan dan peningkatan berat badan yang dianjurkan selama hamil. Berdasarkan penelitian ini perlu adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang kesehatan prakonsepsi pada mahasiswa.

Pregnancy can occur any time as long as there is a conception between couples at the preconception age range 15 44 years. Unwanted pregnancies, high risk pregnancies, and maternal and infant mortality are examples of problems due to poor pregnancy planning. Preconceptional health plays a role in improving maternal and child health by conducting a well prepared reproductive life planning. This descriptive study was conducted consecutively to 398 students in the University of Indonesia to find out their selfawareness and preconception health knowledge.
The result is that most students 75.4 72.9 feel slight to moderately aware of the behaviors factors that are harmful to pregnancy and that are good for pregnancy. Overall student showed a low knowledge level that is 46,87 from total score 95 CI 26.41, 28,90 with variation 7 until 98. Students are highly aware on substance abuse harmness indicators ie alcohol, cigarettes, cocaine and marijuana and the benefit of folic acid suplementation. Student knowledge is low on herbal product consumption, safe distance between each pregnancy and weight gain recommendation during pregnancy. Based on this research, there should be an effort to increase awareness and knowledge about preconception health among students.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Dianisa Gyanina
"ABSTRAK
Underachievement merupakan kondisi yang muncul sebagai salah satu masalah yang dialami oleh anak usia sekolah. Rendahnya keterampilan regulasi diri dalam belajar siswa juga terbukti memiliki asosiasi dengan kondisi underachievement pada siswa berusia muda serta remaja. Namun, masih diperlukan banyak data yang menggambarkan kondisi underachievement pada siswa berusia muda atau Sekolah Dasar Bondurant, 2010 . Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas program intervensi yang menerapkan strategi self-instruction dalam mengembangkan keterampilan regulasi diri dalam belajar pada subjek berusia 10 tahun dan duduk di kelas V Sekolah Dasar yang mengalami underachievement. Program intervensi yang diberikan menerapkan prinsip-prinsip self-instruction di dalam mengembangkan keterampilan regulasi diri dalam belajar secara umum, serta keterampilan belajar yang mencakup keterampilan dalam melakukan perencanaan dan pengaturan waktu belajar, memahami serta meringkas bacaan secara khusus. Program ini berhasil memberikan pengetahuan baru mengenai esensi dari belajar serta pentingnya melakukan perencanaan, penetapan sasaran belajar, penggunaan strategi belajar dalam memahami dan meringkas, serta kemandirian di dalam proses belajar.

ABSTRACT
Underachievement is a condition which occurs as one of the problems of school aged children. Deficits in self regulated learning skill were also proved to be associated with underachievement in young children and adolescents, but there has been a lack of data to explain this condition of underachievement in young children or elementary students Bondurant, 2010 . This study examined the effectiveness of self instruction strategy to increase self regulated learning skill in 10 years old or 5th grade elementary student with underachievement. An intervention program was given while applying the principles of self instruction aiming to develop self regulated learning skill generally, and learning skills including planning and setting study hours, understanding and summarizing a passage specifically. The program succeeded in providing new knowledge on the essence of learning as well as the importance of planning, setting learning goals, using learning strategies in understanding and summarizing passages, also independence in learning process."
2016
T46860
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>