Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149737 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinaga, Sarma Eko Natalia
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku seks pra nikah dan faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku ini pada mahasiswa Akademi Kesehatan X di Kabupaten Lebak. Jenis penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 143. Proporsi perilaku seks pranikah 60,1% dengan alasan tertinggi (14,7 % ) adalah kedua belah pihak samasama senang melakukan hubungan seks. Variabel yang memiliki hubungan bermakna adalah faktor sikap, paparan media pornografi, dan adanya peluang, sedangkan variabel yang paling dominan adalah paparan media pornografi. Diperlukan upaya untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan perilaku seks pranikah baik di kampus maupun di luar kampus, membentuk dan meningkatkan layanan informasi dan konseling seks pra nikah di lingkungan institusi atau lingkungan masyarakat.

The purpose of this research is to reveal premarital sexual behavior and factors that influence it on Health Academy X students in Kabupaten Lebak. The type of this research is quantitative with cross sectional approach with 143 samples. The proportion of premarital sexual behavior is 60.1% with the highest reason (14.7%) is that the couple enjoy having sex. Variables that have significant relation are behavior, the exposure to pornographic media, and opportunity. While the most dominant variable is the exposure to pornographic media. It is necessary to improve outreach activities of premarital sexual behavior in campus and out of campus, establish and improve information and counseling of premarital sex in the institution and society."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31925
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Khafia
"Sebanyak 8,3% remaja laki-laki dan 1% remaja perempuan berusia 15-24 tahun telah berhubungan seks pranikah (SDKI, 2012). Perilaku seks pranikah pada remaja merupakan masalah yang serius yang berkaitan dengan penularan infeksi menular seksual, aborsi, kecacatan, dan kematian bayi di negara-negara miskin (Glasier, et al 2006). Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia - Modul Remaja Tahun 2012 untuk melihat hubungan antara faktor personal, lingkungan, dan perilaku dengan seks pranikah pada remaja di Indonesia tahun 2012. Sampel adalah remaja laki-laki dan perempuan belum menikah umur 15-24 tahun berjumlah 8.123 orang. Analisis regresi logistik ganda digunakan untuk menilai variabel yang dominan berhubungan dengan seks pranikah pada remaja.
Hasil analisis ditemukan faktor-faktor yang berhubungan dengan seks pranikah pada remaja adalah jenis kelamin laki-laki (OR=1,6; 95% CI= 1,196-2,321), usia 20-24 tahun (OR=2,4; 95% CI= 2,07-2,999), sikap permisif tinggi terhadap seksualitas (OR=10,05; 95% CI= 7,859-12,871), pengaruh teman tinggi (OR=4,2; 95% CI= 2,712-6,575), perilaku merokok (OR=1,81; 95% CI= 1,408-2,340), konsumsi alkohol (OR=3,5; 95% CI= 2,770-4,537), dan penyalahgunaan NAPZA (OR=2,7; 95% CI= 2,003-3,818). Sikap terhadap seksualitas menjadi variabel yang dominan berhubungan dengan seks pranikah pada remaja. Pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi yang komprehensif diperlukan bagi remaja agar tidak terjadi salah persepsi pada sikap terhadap seksualitas sehingga membuat remaja merasa bebas untuk melakukan seks pranikah.

Indonesia Demographic and Health Survey 2012 analyzed data gathered from a sample of 19.882 Indonesian youth, followed from age 15 to age 24. Their findings 8,3% of teenage boys and 1% of girls had sex before marriage. Premarital sexual behavior in adolescents is a serious problem with regard to the transmission of sexually transmitted infections, abortion, disability and infant mortality in poor countries (glaciers, et al 2006). This study conducted to assess association between personal, environmental, and behavioral factors with premarital sex among adolescents in Indonesia 2012 using data from Indonesia Demographic Health Survey-Adolescent Questionnaire 2012. A cross sectional study was conducted among 8.123 unmarried men and women aged 15-24. Multivariate logistic regression models was carried to identify the dominant variable related to premarital sex in adolescents.
Results of the analysis found factors associated with premarital sex among adolescents is the male gender (OR= 1.6; 95% CI = 1.196-2.321), age 20-24 years (OR= 2.4; 95% CI= 2.07-2.999), high permissive attitude toward sexuality (OR= 10.05; 95% CI= 7.859-12.871), the high effect of friends (OR= 4.2; 95% CI = 2.712-6.575), smoking behavior (OR= 1.81; 95% CI= 1.408-2.340), alcohol consumption (OR= 3.5; 95% CI= 2.770-4.537), and drug use (OR= 2.7; 95% CI= 2,003-3.818). Attitudes of sexuality become the dominant variable related to premarital sex in adolescents. Therefore, a comprehensive reproductive health education for adolescents needed to avoid misperception on attitudes toward sexuality that makes adolescents feel free to engage in premarital sex.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S60884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janita Ristianti
"Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran perilaku beresiko seks pranikah pada remaja didaerah Slum Kelurahan Kampung Melayu Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja dengan sikap yang kurang baik berpeluang 2,6 kali lebih tinggi untuk memiliki perilaku seksual resiko tinggi dibandingkan dengan remaja yang memiliki sikap yang baik. Remaja yang terpapar media berpeluang 2,4 kali lebih tinggi untuk mencegah perilaku seksual resiko tinggi dibandingkan dengan remaja yang kurang terpapar media. Remaja dengan latar belakang keluarga yang tidak harmonis berpeluang 3,2 kali lebih tinggi untuk memiliki perilaku seksual resiko tinggi dibandingkan dengan remaja dengan latar belakang keluarga yang harmonis dan Remaja yang ada pengaruh dari teman sebaya berpeluang 6,6 kali lebih tinggi untuk memiliki perilaku seksual resiko tinggi dibandingkan dengan remaja yang tidak ada pengaruh dari teman sebaya. Saran bagi Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk meningkatkan dan mengintensifkan program penyuluhan remaja, PKPR dan melatih konselor teman sebaya (peer educator) sebaiknya dilakukan didaerah dengan kepadatan hunian tinggi. Kepada Kantor Kelurahan untuk mengaktifkan organisasi kepemudaan sebagai wadah penyaluran kegiatan positif.

This study aims to know the description of premarital sexual risk behavior in adolescents Slum areas Kampung Melayu, East Jakarta Jatinegara year 2015. This study used a cross-sectional design. The results showed that adolescents with a poor attitude 2.6 times greater chance of having high-risk sexual behavior than youth who have a good attitude. Teenagers who are exposed to media 2.4 times more likely to have high-risk sexual behavior than youth who are less exposed to the media. Adolescents with a family background that is not harmonious 3.2 times more likely to have high-risk sexual behaviors than youth with a harmonious family background and the existing adolescent peer pressure 6.6 times more likely to have risk sexual behavior higher than youth who no influence from peers. Suggestion for the Department of Health and health centers to increase and intesnsive for adolescent counseling program, PKPR and trained peer counselors (peer educators) should be areas with high population density. To the Village Office to enable youth organizations as to facilitate the channeling of positive activity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Eldiana Nabilla
"Skripsi ini membahas mengenai upaya yang dilakukan oleh remaja perempuan yang hamil di luar nikah. Remaja perempuan yang mengalami kehamilan di luar nikah kerap dihadapkan pada permasalahan dan tekanan hidup termasuk citra negatif yang melekat pada diri mereka. Kondisi ini kemudian mengarahkan mereka untuk melakukan upaya melalui strategi koping agar bisa mengatasi permasalahan dan tekanan yang menghampiri mereka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu melalui observasi dan wawancara mendalam terhadap tiga remaja perempuan yang mengalami kehamilan di luar nikah. Hasil penelitian ini menunjukkan keberagaman bentuk strategi koping yang dilakukan oleh tiga remaja perempuan. Terdapat persamaan dan perbedaan dari strategi coping yang mereka pilih untuk mengatasi permasalahan dan tekanan yang menghampiri. Beberapa diantaranya adalah dengan memberitahu pasangan dan kedua orang tuanya terkait kehamilan, memutuskan melanjutkan kehamilan, menikah, mendekatkan diri kepada Tuhan, tetap bergaul dengan teman-teman, berbaur dengan tetangga, tetapi ada pula yang merahasiakan kehamilan, mengasingkan diri, dan menerimanya sebagai takdir. Keberagaman strategi coping ini dipengaruhi oleh konteks sosio-kultural yang dimiliki oleh ketiga informan.

This thesis discusses about the adolescent girl s effort in premarital pregnancy. The pregnant adolescents usually have problems and pressures include bad images on their society. On this situation, they triggered to solve the problem by coping strategy. The study use qualitative methodology with several instrument such as, observation and in depth interview of three pregnant adolescents. The result of the study showed that there were diversities of coping strategy. There were similarities and differences on their coping strategy in order to solve their problems and pressures. For instance, they choose to tell their boyfriend and parents about the pregnancy, to take good care the pregnancy, to get married, to get more closer with god, to get along with friends and neighbors, but there were teenagers that choose to keep it secret, to isolate their self, and accept it by their self. This diversity of coping strategies founded in these three adolescents and effected by sociocultural context.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maelissa, Sinthia Rosanti
"Lingkungan remaja saat ini semakin menawarkan banyak pilihan. Gaya berpacaran yang membuka peluang untuk terjadinya perilaku seksual pranikah dikalangan remaja seakan menjadi tawaran yang menarik terlebih untuk remaja yang tinggal di kost terpisah dengan orang tua. Tinggal tanpa pengawasan langsung dari orang tua dan pemilik kost membuat remaja bebas melakukan perilaku seksual pranikah dengan pacar di kost, sehingga memberikan pengaruh buruk bagi remaja lainnya. Remaja yang memilih untuk tidak terpengaruh memiliki pengalaman masing-masing untuk tetap bertahan dalam lingkungan yang berisiko tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan secara mendalam tentang pengalaman remaja beradaptasi dengan lingkungan yang berisiko terhadap perilaku seksual pranikah di Kota Ambon. Hasil penelitian didapatkan enam tema yaitu mengenali perilaku seksual pranikah, tempat tinggal berisiko, menggunakan strategi koping, hambatan beradaptasi, dukungan keluarga, dan harapan terhadap kebijakan. Hasil penelitian merekomendasikan perawat komunitas dapat meningkatkan koping remaja melalui program-program kesehatan remaja di masyarakat, salah satunya layanan UKS di sekolah dan PKPR untuk remaja yang tinggal di kost.

In this adolescents 39 enviroment now, there are many options. Style of dating which gives a chance for premarital sex as something interesting for teens who do not life with their parents. Adolescent who life alone at a boarding house without parent 39 s care have chance to premarital sex with their partner. So, it gives negative influence for others. They, who don 39 t get the influence have experience to stay in that environment. The purpose of this research is to explain about student 39 s experience for adabting to their environment that gives a risky for their premarital sex in Ambon. Mean while the result of this research, there are six themes consist of to know about the premarital sex, risky places, use coping strategies, the problem for adaptation, family support, and expectations of policy. The result of this research also resommendates the community of nurse could improve teen 39 s coping by their healthy programms in their environment such as UKS service at school and PKPR for teens who life in a boarding house.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Iswanto
"Perilaku seks pranikah pada remaja merupakan salah satu permasalahan kesehatan reproduksi remaja. Pasalnya, perilaku seks pranikah pada remaja kian mengalami peningkatan. Hasil SDKI 2017 menunjukkan sebanyak 8% remaja pria usia 15-24 tahun pernah melakukan hubungan seksual. Perilaku seks pranikah apabila tidak dibarengi dengan pemberian informasi mengenai kesehatan reproduksi dapat berdampak pada resiko tertular penyakit menular seksual (PMS) dan Kehamilan Tak Dikehendaki (KTD) yang dapat berujung pada aborsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran keluarga dan sekolah sebagai sumber informasi kesehatan reproduksi terhadap perilaku seks pranikah remaja usia 15–24 tahun di Indonesia berdasarkan dara SDKI 2017. Jenis Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari SDKI 2017. Analisa data menggunakan analisa univariat yaitu uji proporsi dan bivariat yaitu uji Chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran keluarga dan sekolah dengan perilaku seks pranikah. Hubungan karakteristik individu dengan perilaku seks pranikah menunjukkan variabel umur, tingkat pendidikan, status ekonomi, pengetahuan kesehatan reproduksi, dan pengetahuan kb berpengaruh signifikan dengan perilaku seks pranikah, sedangkan variabel wilayah tempat tinggal dengan perilaku seks pranikah tidak berhubungan.

Premarital sex behavior in adolescents is one of the problems of adolescent reproductive health. Premarital sex behavior in adolescents has been increasing. The results of the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) 2017, premarital sex behavior in young men aged 15-24 years old are 8%. Premarital sex behavior, which not accompanied by information about reproductive health having a risk contracted by sexually transmitted diseases (STDs) and unwanted pregnancy which can lead abortion. The purpose of this study is to determine the role of family and school as source of reproductive health information for young men’s premarital sex behavior aged 15-24 years old in Indonesia based on IDHS 2017. This research used a cross sectional design from the IDHS 2017. The analysis is carried out by univariate and bivariate analysis using chi-square. Bivariate analysis done by chi-square showed that there was a significant relationship between the role of family and school with premarital sex behavior. The relationship between individual characteristics and premarital sex behavior showed that the variables such as age, education level, economic status, knowledge of reproductive health, and knowledge of contraception are related with premarital sex behavior. Meanwhile, the variable of residence is not related with premarital sex behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masudin
"Saat ini semakin banyak remaja bersikap permisif dalam hal seksual. Problem seksualitas remaja di masyarakat urban dan modern bermula dari kenyataan bahwa selain percepatan kematangan seksual, juga adanya pemaparan terhadap bacaan atau tayangan visual yang menampilkan seksualitas manusia dalam berbagai bentuk Selain itu juga hal tersebut dapat dikarenakan oleh semakin seringnya mereka bertemu dengan lawan jenis, serta meningkatnya kesempatan bagi remaja untuk menikmati kehidupan pribadi. Dampak dari perilaku seksual tersebut beresiko khususnya pada remaja perempuan seperti kehamilan tidak diinginkan, aborsi yang tidak aman, infeksi organ reproduksi, kemandulan, dan kematian karena perdarahan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang melatar belakangi remaja perempuan melakukan hubungan seks sebelum menikah di kota Palu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik wawancara mendalam. Informan seluruhnya berjumlah 17 orang, terdiri dari 5 orang informan kunci dan 12 orang informan remaja.
Hasil penelitian ini menunjukkan, pengetahuan informan remaja perempuan tentang kesehatan reproduksi khususnya alat dan fungsi reproduksi, masa subur dan kehamilan sangat rendah. Keadaan ini disebabkan sumber informasi utama tentang kesehatan reproduksi adalah teman yang tidak mempunyai pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi yang baik dan cukup. Seluruh informan mengatakan hubungan seksual sebelum menikah bertentangan dengan budaya, agama dan berdosa tetapi kenyataannya mereka semua pernah melakukan hubungan seks. Adapun alasannya adalah karena adanya rasa cinta, sayang, suka sama suka dan dirangsang oleh pacar, sebagian mengatakan pengaruh obat-obatan dan minuman selebihnya dipaksa oleh pacar. Selain itu, pengaruh teman sebaya, paparan media masa, rumah kost yang sepi, tidak adanya kontrol dan kurangnya perhatian orang tua juga sangat berperan.
Beberapa hal yang dapat disarankan untuk meningkatkan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi antara lain bagi Dinas Kesehatan Kota Palu perlu kiranya mengembangkan mater KIE kesehatan reproduksi remaja dan menjalin kerjasama dengan media masa lokal untuk penyebaran informasi tersebut Bagi Dinas Pendidikan dan Pengajaran dapat mengimplementasikan program pendidikan kesehatan reproduksi remaja, dan peningkatan peran guru serta orang tua (komite sekolah) sebagai sumber informasi bagi remaja Lembaga swadaya masyarakat dapat kiranya mendirikan lokasi pusat pelayanan remaja dan kepada tokoh agamaltokoh masyarakat diharapkan meningkatkan penyuluhan secara optimal mengenai kesehatan reproduksi dan melakukan kontrol terhadap perilaku yang menyimpang. Masih dibutuhkan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor manakah yang mempengaruhi remaja perempuan melakukan hubungan seks sebelum menikah dengan pendekatan kuantitatif.
Daftar Bacaan : 68 (1986-2002)

Nowadays the number of teenagers who are become permissive in sexual are increasing. Problem of sexual in teenager in urban and modern society begin from acceleration of sexual maturity and also exposure of reading material or visual expose that show human sexuality in various form. Aside from that, this situation is also supported by the fact that teenagers are now become more often meet with their respective pair and increasing opportunity for them enjoy their personal life, The impact of this sexual behavior is risky particularly to women teenage such as unwanted pregnancy, unsafe abortion, reproductive organ infections, infertility, and mortality due to hemorrhage.
This research aims at knowing precondition factor of women teenagers in practicing pre-marital sexual intercourse in the City of Palu. This research is using qualitative approach and in-depth interview technique. The number of informant is 17 people, consists of 5 key informers and 12 teenagers.
The result of research shows that the knowledge of women teenager about health reproductive particularly organ and function of reproductive, menarche and pregnancy are very poor. This situation is due to source of main information about reproductive health are from their peer group that do not have good and adequate understanding on reproductive health.
All informers said that pre-marital sex are against to culture, religion and sin, but, in reality all of them had practiced sexual intercourse. The reason of this is feeling of love, care, liked to each others, tempted by boy/girl friend, some of them say that they are under influence of drugs and alcoholic beverages, and the rest are forced by boy/girl friend. Aside from that, the influence of peer group, mass media exposure, silent situation of rental room/house, no control, and lack of attention of their are also play role to this situation.
Some actions that are suggested to improve teenagers' knowledge on reproductive health is to Health of Office of City of Palu to develop IEC material on teenager reproductive health and develop collaboration with local mass media in disseminating that information. For the Office of Education shall take a role by implementing teenager reproductive health program, and increasing the role of teacher and parent (School Committee) as source of information for teenagers. For non governmental organization shall develop a teenager service center and for religion/community leader shall increase health education in an optimum effort on reproductive health and control from dysfunctional behavior. A further quantitative research is needed to identify which of the factors the influence women teenager in practicing pre-marital sexual intercourse.
References: 68 (1986-2002)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12962
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfathny Pertiwi
"Besarnya jumlah populasi remaja yang ada tentunya akan membawa konsekuensi pada berbagai masalah sosial dan kesehatan reproduksi remaja termasuk di dalamnya masalah perilaku seksual remaja. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku seksual pranikah dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah pada siswa SMKN X Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan disain studi cross-sectional dengan menggunakan data primer pada 158 remaja di SMKN X Tahun 2018.
Hasil menunjukkan bahwa proporsi perilaku seksual berisiko pada remaja SMKN X adalah 22,8 dengan jenis kelamin responden terbanyak yaitu laki-laki sebanyak 50.6, remaja berpengetahuan rendah sebanyak 76.6, remaja dengan sikap positif 58.2, remaja dengan orangtua bekerja sebanyak 84.2, remaja dengan uang saku cukup 50.6, remaja yang menganggap teman sebaya tidak berperan terhadap perilaku seksual sebanyak 51.3, dan remaja yang terpapar pornografi sebanyak 93.
Berdasarkan analisis bivariat, dapat diketahui dari faktor yang mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku seksual remaja adalah jenis kelamin laki-laki p Value= 0.045; PR= 2.36; 95 CI= 11.1-5.14, dan peranan teman sebaya p Value= 0.03; PR=3.62; 95 CI=3.62 1.6-8.1.

The large number of adolescent populations will certainly bring consequences on various social and reproductive health issues of adolescents including adolescent sexual behavior issues. This thesis aims to know the description of premarital sexual behavior and factors related to premarital sexual behavior in students of SMKN X Year 2018. This study used a cross sectional study design using primary data on 158 adolescents in SMKN X Year 2018.
The results show that the proportion of risky sexual behavior in adolescent SMKN X is 22,8 with the most respondent 39 s gender is male 50.6, respondents with low knowledge of 76.6, adolescent with positive attitude 58.2, adolescent with working parents 84.2, adolescent with enough pocket money 50.6, adolescents who consider peers do not contribute to sexual behavior as much as 51.3, and adolescents exposed to pornography as much as 93.
Based on bivariate analysis, it can be seen from factors that have significant relationship with teen sexual behavior is gender p Value 0.045, PR 2.36, 95 CI 11.1 5.14, and peer role p Value 0.03 PR 3.62 95 CI 3.62 1.6 8.1.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evy Oktaveny Syartika
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Zahidah
"Perilaku seksual pranikah adalah aktivitas seksual yang dilakukan sebelum adanya ikatan pernikahan sah yang dapat berupa pegangan tangan, pelukan, ciuman, meraba daerah sensitif tubuh, hingga melakukan hubungan seksual. Data dari Survey Demografi Kesehatan Indonesia pada kelompok usia remaja 15-19 tahun menunjukkan kenaikan dalam persentase melakukan hubungan seksual pertama kali dari tahun 2012 hingga 2017. Tingginya kasus penyimpangan seksual pada remaja membuat hal tersebut menjadi isu strategis yang diangkat Kota Depok dan banyaknya kasus pernikahan dini serta temuan perilaku seks pranikah yang kurang baik pada remaja SMA di Kecamatan Sukmajaya membuat wilayah ini rentan terhadap perilaku seksual pranikah remaja. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui determinan niat pencegahan perilaku seksual pranikah pada siswa-siswi di SMA “X” dan SMA “Y” Kecamatan Sukmajaya Kota Depok tahun 2023 berdasarkan theory of planned behavior. Penelitian ini berupa penelitian kuantitatif dengan studi analitik observasional dan menggunakan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik probability sampling dan metode simple random sampling untuk menentukan sampel dari populasi kelas XI di SMA “X” dan SMA “Y” tahun ajaran 2022/2023. Sampel di SMA “X” berjumlah 204 responden dan di SMA “Y” berjumlah 34 responden. Analisis data yang digunakan adalah uji chi square untuk mengetahui hubungan antara variabel kategorik. Hasil penelitian menemukan bahwa siswa/i di SMA “X” memiliki niat kuat untuk mencegah perilaku seksual pranikah sebesar 85.5% dan siswa/i di SMA “Y” sebesar 91.2%. Sikap, pengaruh orang tua, dan pengaruh teman sebaya memiliki hubungan dengan niat pencegahan perilaku seksual pranikah di SMA “X”. Artinya, siswa dengan sikap baik, pengaruh orang tua positif, dan pengaruh teman sebaya positif akan memiliki niat kuat untuk mencegah perilaku seksual pranikah. Sedangkan di SMA “Y” pengaruh teman sebaya memiliki hubungan dengan niat pencegahan perilaku seksual pranikah. Artinya, siswa dengan pengaruh teman sebaya positif akan memiliki niat kuat untuk mencegah perilaku seksual pranikah. Oleh karena itu diperlukan kerjasama antara pihak sekolah, Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan, dan puskesmas untuk memperkuat kegiatan tentang kesehatan reproduksi remaja yang melibatkan peran orang tua dan siswa secara aktif dalam mencegah perilaku seksual pranikah.

Premarital sexual behavior is sexual activity carried out without legal marriage bond which can take the form of holding hands, hugging, kissing, touching sensitive areas of the body, to having sexual intercourse. Data from the Indonesian Demographic Health Survey in 15-19 year age group of adolescents shows an increase in the percentage of having sexual intercourse for the first time from 2012 to 2017. The high cases of sexual deviation among adolescents has made this a strategic issue raised by Depok City and the high number of cases of early marriage as well as findings of poor premarital sexual behavior among high school adolescents in Sukmajaya District, making this district vulnerable to adolescent premarital sexual behavior. The purpose of this study was to determine the determinants of intention to prevent premarital sexual behavior in students at SMA "X" and SMA "Y" Sukmajaya District, Depok City in 2023 based on the theory of planned behavior. This research is a quantitative research with observational analytic study and uses a cross sectional design. Sampling in this study was carried out using probability sampling techniques and simple random sampling methods to determine samples from the class XI population at SMA “X” and SMA “Y” for the 2022/2023 school year. The sample in SMA "X" is 204 respondents and in SMA "Y" is 34 respondents. The data analysis used chi square test to determine the relationship between categorical variables. The results of the study found that students in SMA "X" had a strong intention to prevent premarital sexual behavior by 85.5% and students in SMA "Y" by 91.2%. Attitude, parental influence, and peer influence was associated with intention to prevent premarital sexual behavior in SMA "X", meaning that students with good attitudes, positive parental influence, and positive peer influence will have a strong intention to prevent premarital sexual behavior. Whereas in SMA "Y" peer influence was associated with the intention to prevent premarital sexual behavior, meaning that students with positive peer influence will have a strong intention to prevent premarital sexual behavior. Therefore, cooperation between school, High School Development Division of the Education Office, and puskesmas is needed to strengthen activities on adolescent reproductive health which involve the active role of parents and students in preventing premarital sexual behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>