Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138985 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinaga, Biliater
"Sepuluh tahun terakhir ini di Indonesia jumlah pemakai AKDR meningkat dengan pesat. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBNYZ meiaporkan bahwa hingga bulan Juni 1987 tercatat 3,9 juta pemakai AKDR. Jumlah ini merupakan 23,796 dari seluruh peserta Keluarga Berencana (KB) di Indonesia. Dalam kurun waktu 1989-1990 jumlah peserta KB aktif di Indonesia adalah 18,5 juta orang, yang 26,99%. Penelitian ini akan menititikberatkan perhatian pada pemakaian AKDR, dan faktor PRP yang turut mempengaruhinya.
Tujuan umum : Meningkatkan mum pengayoman Keluarga Berencana di Indonesia, terutama kepada pemakai AKDR.
Tujuan khusus :
a. Menentukan besar risiko kehamilan ektopik pada pemakai AKDR, dibandingkan dengan pemakai kontrasepsi Iain.
b. Menentukan daya lindung alat-alat kontrasepsi non AKDR terhadap kehamjlan ektopik.
c. Menentukan faktor-faktor risiko non kontrasepsi terhadap timbulnya kehamilan ektopik."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifah Putri
"Kehamilan dengan jarak terlalu dekat merupakan salah satu faktor tidak langsung kematian ibu. Alat kontrasepsi yang dianjurkan untuk wanita yang ingin menjarangkan kehamilan yaitu Intra Uterine Device (IUD) yang merupakan metode kontrasepsi non hormonal dan lebih efektif dibanding MKJP lainnya. Namun, penggunaannya di Indonesia terus menurun. Penelitian dilakukan untuk mengetahui determinan penggunaan alat kontrasepsi IUD pada akseptor KB yang ingin menjarangkan kehamilan. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional dan data SDKI Tahun 2012. Kriteria inklusi penelitian adalah WUS yang ingin menjarangkan kehamilan dan menggunakan kontrasepsi saat survei.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan merupakan faktor dominan terhadap penggunaan IUD pada akseptor KB yang ingin menjarangkan kehamilan. Faktor-faktor yang berhubungan signifikan terhadap penggunaan IUD adalah status ekonomi, pengetahuan KB, pengambilan keputusan KB, dan tempat pelayanan, sedangkan umur dan wilayah tempat tinggal sebagai variabel konfounding. Oleh karena itu, penguatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang IUD kepada wanita dan pasangan, sosialisasi pelayanan IUD gratis pada golongan ekonomi bawah diperlukan sebagai upaya wanita yang ingin menjarangkan kehamilan berkenan menggunakan IUD.

Pregnancy distance which too close is one of the indirect factors for maternal mortality. Contraception methode that recommended for women who wants spacing their pregnancy is Intra Uterine Device (IUD). IUD is a non-hormonal contrapcetion methode and more effective than the other long-term contraception methodes (MKJP). However, the use in Indonesia continues to decline. The study was conducted to determine IUD use of family planning user who wants spacing pregnancy. The study uses cross-sectional study design and the data Indonesia Demographic and Health Survey 2012. The study has an inclusion criteria which reproductive age women who wants spacing pregnancy and using contraception when the survey was conducted.
Results showed that education is dominant factor for IUD use of family planning user who wants spacing pregnancy. Others factors that associate significantly for IUD use are economy level, knowledge about family planning, decision maker for family planning, and family planning service provider, while age and region as confounding variable. Therefore, strengthened communication, informastion, and education (KIE) about IUD for women and her partner, socialization of free IUD services for low level economy required in order to raise IUD use of women who wants spacing pregnancy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Agar setiap kehamilan dikehendaki dan berakhir dengan keadaan ibn dan bayi sehat perlu diusalkan menekan resiko gangguan intelektual dan emosional akibat prosses reproduksi dengan pengaturan jarak dan jumlah anak. Oleh karena itu pasangan usia subur yang tidak manginginkan anak perlu menggunakan alat konirasepsi yang efektif. Apabila pasangan yang diperkirakan subur tidak memakai kontrasepsi. ulaka kuraug lebih 85 % wanita akan hamil dalam jangka waktu 1 tahun
{Pritc1u‘d and Mac Donald, 1984 :islam Bennett and Brown, 1993). Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang informasi metode menjarangkan kehamilan yang, dibutuhkan oleh ibu postpartum primipara. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dengan metode menjarangkan kehamilan yang digunakan oleh ibu postpartum primipara. Metode penelitian ini deskriptif sederhana dengan responden 30 orang Tempat penelitian di IRNA A Lantai II kanan RSUPN CM Jakarta. Instrumen penelitian yang digunakan kuisioner tersebut terdiri dari daia demografis dan pandangan ibu posipartum prinzipara terhadap metode menjarangkan kehamilan. Hsdil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar 67% ibu postpartum primipara menyatakan sangat perlu informasi. Sedangkan gambaran informasi yang diperlukan oleh ibu postpartum promopara meliputi arti KB sebanyak 96,7%, manfaat KB 96,7%, cara ber-KB 96,7%, tempat pelayanan KB 96,7%, biaya pemakaian KB 96,7%, waktu konsultasi 96,7%, cara KB yang tdak menggunakan ASI 80%, keuntungan KB 96,7% dan kerugian KB 100%, masalah yang mungkin terjadi akibat KB 96,7% serta penanganannya 96,7%. Dari hasil penelitian 30 responden hanya 46,6% yang pernah mendapatkan informasi KB 23,3% ibu dapat menentukan waktu terbaik untuk ikut KB dan hanya 13,3% ibu yang menyertakan KB menimbulkan ketidakharmonisan dalam keluarganya. Untuk itu perawat perlu memahami informasi tentang metode menjarangkan kehamilan yang diperlukan bagi ibu postpartum primipara."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5021
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan , 2001
618.2 IND b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fandiar Nur Isdiaty
"Salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu adalah komplikasi kehamilan yang dapat muncul melalui tanda bahaya kehamilan. Pengetahuan ibu hamil dalam mengenali tanda bahaya dapat menjadi salah satu penentu perawatan kehamilan untuk mencegah komplikasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tanda bahaya kehamilan dengan perilaku perawatan kehamilan pada ibu hamil trimester III. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling dengan responden berjumlah 96 ibu hamil trimester III yang sedang melakukan kunjungan antenatal care di Puskesmas Cimanggis dan Puskesmas Sukmajaya.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara pengetahuan tanda bahaya kehamilan dengan perilaku perawatan kehamilan pada ibu hamil trimester III (p value: 0,135; α = 0,05). Peneliti memberikan rekomendasi kepada petugas kesehatan agar lebih memotivasi ibu hamil untuk merawat kehamilan dengan baik.

One of causes of high maternal mortality rate is obstetric complications which rise through obstetric danger signs. Women knowledge in recognizing danger signs can be one of the determinations of pregnancy care behavior to prevent further complications.
The aim of this study was to determine the relationship between knowledge of obstetric danger signs and pregnancy care behavior among third trimester pregnant women. This study used descriptive correlative design with cross sectional approach. Consecutive sampling used as sampling technique. Samples of this study were 96 third trimester pregnant women who attended antenatal care in Puskesmas Cimanggis and Puskesmas Sukmajaya.
This study showed that there was no statistically significant relationship between knowledge of obstetric danger signs and pregnancy care behavior among third trimester pregnant women (p value: 0,135; α = 0,05). This study recommended health care professional to motivate pregnant women in practicing better pregnancy care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46242
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helen Sofiyana
"ABSTRAK
Preeklampsia ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuri. Vitamin
D diduga berperan pada pengaturan tekanan darah dengan menghambat
pembentukan renin dan angiotensin II. Penelitian ini merupakan penelitian dengan
disain potong lintang komparatif yang bertujuan untuk melihat perbandingan
status vitamin D pada ibu hamil normal dan preeklampsia. Perempuan hamil
berusia 18-40 tahun, terdiri dari 33 hamil normal dan 33 preeklampsia yang
datang di poliklinik dan ruang bersalin Rumah Sakit Tarakan, Jakarta
diikutsertakan dalam penelitian ini. Data umur, usia kehamilan, paritas,
pendidikan, paparan sinar matahari, asupan vitamin D dengan cara FFQ
semikuantitatif didapatkan dengan wawancara, dan dilakukan pengukuran lingkar
lengan atas dan kadar vitamin D serum. Tidak ada perbedaan yang bermakna
dalam hal umur, usia kehamilan, paritas, paparan sinar matahari, asupan vitamin
D, lingkar lengan atas dan kadar vitamin D serum antara hamil normal dengan
preeklampsia.Asupan vitamin D lebih rendah dibandingkan dengan angka
kecukupan gizi yang dianjurkan pada hamil normal maupun preeklampsia.
Defisiensi vitamin D terlihat pada 50% preeklampsia dan 33% hamil normal.
Kesimpulan: kadar vitamin D serum tidak berbeda bermakna pada hamil normal
maupun preeklampsia.

ABSTRACT
Preeclampsia is a condition with high blood pressure and proteinuria during
pregnancy. Vitamin D plays a role in the regulation of blood pressure by
inhibiting renin and angiotensin II formation. This study was a comparative crosssectional
study aiming to compare serum vitamin D concentration among normal
pregnancy and preeclampsia. Pregnant women aged 18-40 years,were
recruitedconsisting of 33 subjects with normal pregnancy and 33 subjects with
preeclampsia. Data on age, gestational age, parity, education , MUAC, vitamin D
intake using semi-quantitative FFQ, sun exposure and serum vitamin D
concentration were assessed. There were no significant differences of age,
gestational age, parity, education, vitamin D intake, sun exposure, MUAC and
serum vitamin D concentration between normal and preeclamptic pregnancy. In
both groups, vitamin D intake was lower than recommended dietary allowance.
Half of preeclampsia suffered from vitamin D deficiency, while it was only 33%
among normal pregnancy. Conclusion: serum vitamin D was not different among
normal pregnancy and preeclampsia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Rehana Nataatmadja
"Kehamilan dan persalinan merupakan peristiwa normal pada wanita usia reproduktif, tetapi kehamilan dan persalinan dapat menimbulkan kesakitan bahkan kematian ibu terutama di negara berkembang. Penyebab utama dari kematian ibu di negara berkembang adalah pendarahan, infeksi dan eklampsi yang timbul sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan atau komplikasi penanganannya. Besarnya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor: umur ibu, paritas, jarak kehamilan, anemi dan status gizi ibu. Faktor-faktor tersebut perlu ditemukan secara dini dan memerlukan penanganan yang baik agar kesakitan dan kematian dapat dicegah.
Untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya diantaranya meningkatkan pelayanan antenatal sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan.
Untuk mengetahui keadaan pelayanan ibu hamil, maka dilakukan penelitian terhadap petugas pelaksana pelayanan antenatal di Wilayah.Jakarta Timur. Hal yang diteliti adalah Kualitas penjaringan kehamilan risiko tinggi oleh petugas pelaksana ANC dan faktor-faktor yng mempengaruhinya. Dengan menggunakan metoda cross sectional.
Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah: Petugas yang mempunyai pengetahuan tentang KRT baik 38,2%. Petugas yang mempunyai sikap terhadap KRT baik 64,7%. Petugas yang pernah mendapat pelatihan 61,8%. Petugas yang memdapat dukungan yang baik 45,6%. Petugas yang mempunyai sarana lengkap 82,7%. Dan kualitas penjaringan kehamilan risiko tinggi baik 27,6%.
Terdapat hubungan antara pegetahuan petugas tentang KRT, sikap petugas terhadap KRT, pelatihan petugas tentang KRT dan sarana pemeriksaan ibu hamil dengan kualitas penjaringan KRT. Tetapi hanya pengetahuan petugas tentang KRT yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan kualitas penjaringan KRT. Antara dukungan dengan kualitas penjaringan KRT tidak ada hubungan.
Saran yang diajukan adalah meningkatkan pengetahuan petugas pelaksana ANC dengan cara pelatihan, meningkatkan pembinaan dan melengkapi sarana pemeriksaan ibu hamil. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku KIA salah satu alat deteksi dini risiko tinggi ibu hamil. Cakupan deteksi dini risiko DDO Der tinggi tahun 2011 dan 2012 di Kabupaten Bangkalan masih di bawah target yaitu 12%. Berdasarkan SDKI 2012 rata-rata angka kematian ibu(AKI) tercatat Juru mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil Ting SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu. Tujuan keja penelitian: Mengetahui motivasi bidan, beban kerja, 2014 pengisian dan bidan terlatih dalam kelengkapan observasional, desain buku KIA. Metode: Penelitian crossectional. Pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif. Data sekunder diperoleh dari ketersediaan bidan dan buku KIA, pelatihan, pembinaan pengisian buku KIA. Populasi seluruh kelengkapan bidan di wilayah Puskesmas Geger dan Puskesmas Bangkalan. Sampel bidan Kabupaten Kedundung, yang menjalankan tugas di puskesmas lebih dari 1 tahun keatas dan pendidikan minimal DIll Kebidanan. Kelengkapan pengisian buku KIA dilihat pada lembar persalinan isian identitas keluarga, menyambut catatan kesehatan ibu hamil, catatan kesehatan ibu bersalin, catatan kesehatan ibu nifas, keterangan lahir, KMS, pemeriksaan neonatus, catatan kesehatan anak, pemberian vitamin A. Hasil: Kelengkapan dan ibu bayi pada pengisian pengisiannya di Puskesmas Geger yaitu yang 0,66 kategori baik adalah 0,51-1,00). Puskesmas Kedundung kurang baik yaitu 0,34(kategori kurang baik 0,00-0,50). Motivasi bidan di Puskesmas Geger sebagian besar motivasinya kurang(50,0%), beban kerja selama ini berat(83,3%). Di Puskesmas Kedundung sebagian besar bidan motivasi baik(66,7%) dan beban kerja tidak berat atau kurang berat. Pelatihan bidan dalam 2 tahun terakhir ini tidak pernah mengikuti atau diadakan pelatihan tentang pengisian buku KIA oleh Dinas Kesehatan maupun oleh Puskesmas. Saran: Puskesmas agar membentuk tim kerja tingkat puskesmas sesuai program yang dijalankan untuk meringankan beban kerja bidan. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan agar memberikan penghargaan bagi bidan berprestasi."
BULHSR 17:3 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Yusran
"ABSTRAK
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tercatat 3 - 6 kali lebih tinggi daripada AKI di negara-negara ASEAN yaitu lebih kurang 390/100.000 kelahiran hidup. Penyebab AKI selain yang bersifat klinis juga diduga karena 3 keterlambatan yaitu terlambat mengenali bahaya dan mengambil keputusan merujuk (Ease 1); terlambat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan (fase 2); dan terlambat memperoleh pertolongan yang memadai di fasilitas kesehatan (fase 3), Keterlambatan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial budaya antara lain adalah bahwa profil "calon almarhumah ibu" memiliki ciri kurang disayang suami (studi kasus kematian ibu di Jateng tahun 1985 dan di Jabar tahun 1995 dalam Depkes 1998). Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya gambaran pengetahuan, persepsi dan perilaku suami dalam menjaga kesehatan kehamilan istrinya dan diketahuinya gambaran pengetahuan, persepsi dan perilaku suami dalam menjaga persalinan istrinya.
Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan metode crosss sectional survey dengan analisa deskriptif. Populasi adalah seluruh suami pasangan usia subur (suami yang istrinya berusia 15-45 tahun) yang masih mempunyai balita, Sampel diambil secara random dengan jumlah responden minimal 40 orang di Desa Putatnutug, Kecamatan Parung yang mewakili daerah pedesaan dan 40 orang di Desa Padasuka, Kecamatan Ciomas sebagai daerah yang mewakili perkotaan.
Dari penelitian ini diketahui peran suami dalam menjaga kesehatan kehamilan dan persalinan telah cukup disadari oleh suami baik yang berdomisili di desa maupun di kota di Kabupaten Bogor. Peran tersebut disadari sebagai tanggung jawab suami untuk menjaga keseiamatan dan kesejahteraan keluarganya yaitu istri dan anak. Walaupun peran tersebut telah disadari, namun dari penelitian ini masih terlihat rendahnya pengetahuan suami, terutama di desa, terhadap tanda bahaya kehamilan dan kondisi ibu hamil risiko tinggi. Rendahnya pengetahuan suami tampaknya mempengaruhi sikap terhadap keinginan punya anak pada kondisi ibu risiko tinggi.
Dari penelitian ini juga terungkap masih kurang sesuainya beberapa sikap terhadap upaya menjaga kesehatan, yaitu pengetahuan suami terhadap perlunya antenatal care (ANC) bagi ibu hamil terlihat tinggi namun masih ada sikap "keberatan" bila ibu hamil mendapat ANC; juga masih ada ibu hamil yang tidak melakukan ANC. Hal lain, suami di pedesaan lebih memilih "dukun" sebagai penolong persalinan dan "rumah sendiri" sebagai tempat persalinan karena alasan kebiasaan setempat dan biaya. Juga terlihat masih kurang konsisten antara sikap dan tindakan suami di desa dimana suami menganggap "mencuci baju" sebagai pekerjaan rumah tangga yang berat bagi ibu hamil namun membiarkan saja istrinya mencuci baju pada kehamilan terakhir. Beberapa tindakan suami, terutama suami di desa, tercatat kurang aktif yaitu suami di pedesaan cenderung menyerahkan keputusan (apakah akan disuntik TT atau tidak; minum TTD atau tidak) pada istri karena menganggap istri lebih tabu yang dibutuhkannya. Suami di pedesaan juga jarang yang mengantarkan istrinya periksa hamil karena pemeriksaan kehamilan oleh bidan desa dilakukan di posyandu yang cukup dekat dari tempat tinggal ibu hamil tersebut. Sebaliknya dalam persentase yang relatif kecil (5-10%) suami (baik desa maupun kota) merasa perlu "memaksa" istri minum TTD atau suntik TT demi kebaikan ibu dan janinnya.
Seluruh suami kota dan 90% suami desa menyatakan bersedia segera membawa istri ke tempat rujukan bila saat persalinan terjadi kesulitan; sementara 7,5% suami desa menyatakan akan berpikir-pikir dulu karena masalah biaya. Biaya persalinan tampaknya menjadi masalah bagi suami pedesaan yang mayoritas bekerja di sektor informal; sementara hal sebaliknya yang terjadi pada suami kota yang mayoritas bekerja sebagai pegawai negeri atau swasta."
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
York Hunt GN
"ABSTRAK
Suksesnya kehamilan sangat tergantung pada ketepatan dan sistematika proses implatasi dan plasentasi. Implantasi embrio membutuhkan sinkronisasi pada perkembangan trofoblas dan lapisan rahim. Ketidakmampuan embrio untuk menempel dan berimplantasi dengan baik adalah alasan utama kegagalan fertilisasi in vitro (IVF) atau Assisted Reproductive Technology (ART), serta infertilitas wanita, pre-eklampsia, intrauterine growth restriction (IUGR) atau lahir mati. Eksplan dapat menggambarkan proses in vivo secara mirip walaupun tidak dapat digunakan untuk meneliti tahap sel dan fungsional individu. Pada studi ini, kami ingin mengidentifikasi model sel untuk invasi trofoblas manusia. Kami melakukan pencarian literatur melalui PubMed search dan koleksi pribadi untuk menemukan berbagai jenis sel tropoblastic untuk membandingkan karakteristik utama dan umur untuk implantasi manusia dan plasentasi. Sebanyak 5 artikel dari 108 terpenuhi kriteria seleksi ini dipilih dari Pubmed dan 8 artikel tambahan dari koleksi pribadi kami.. Karena model eksplan sulit digunakan untuk mempelajari fungsi sel individu, kami menyimpulkan bahwa penggunaan HTR-8/ SVneo akan lebih unggul dari EVTs, karena EVTs bukan hanya sel invasif, tetapi abadi, murni dan mudah tersedia. Disarankan untuk menggunakan EVTs saat studi regulasi trofoblas dengan TGF. Kami berharap dalam jangka panjang, ulasan ini dapat membantu untuk meningkatkan angka kesuksesan kehamilan di Asia dan Indonesia.

ABSTRACT
A sucessful pregnancy highly determined by proper and systematic process of implatation and placentation. Embryo implantation requires careful synchrony of development between the trophoblast and the lining of uterine. Inability of the embryo to attached and implant properly is a major reason for in vitro fertilization (IVF) or Assisted Reproductive Technology (ART) failure and female infertility, pre-eclampsia, intrauterine growth restriction (IUGR) or stillbirth. Explants would closely mimic in vivo, but it cannot be use to study at individual cellular and functional level. In this study, we want to identify the cell model for human trophoblastic invasion. A literatures review using pubmed search engine along with our personal collection on various tropoblastic cell types to compare the main characteristics and lifespan of trophoblastic cell models for human implantation and placentation have been done. 5 out of 108 in total number articles were scutinized and selected from Pubmed along with 8 more articles from personal collection. Since explant model will be difficult to study the individual cell function, we concluded using HTR-8/SVneo will be more superior than primary EVTs, because they are not only an invasive cell line, but they are immortalized, pure and are easily available. It is recommended to use EVTs when study on the regulation of trophoblastic with TGF. We hope in the long term, this review can help to improved successful pregnancy rates in Asia and Indonesia."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70404
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>