Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136097 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sonya Farah Diba
"Pada tahun 2007, sebelas provinsi di Indonesia mengalami kejadian luar biasa (KLB) DBD antara lain di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan di Desa Bayah Timur, Kabupaten Lebak dengan tujuan mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pertolongan pertama pada DBD. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara random terhadap penduduk berusia 18-65 tahun pada tanggal 16-18 Oktober 2009 dengan wawancara dan kuesioner. Data diolah dengan SPSS 11.5 dan dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov.
Hasilnya menunjukkan 91 responden memiliki tingkat pengetahuan kurang (85,8%). Responden paling banyak berusia 18-34 tahun yaitu 48 orang (45,3%), tingkat pendidikan rendah 68 orang (64,2%), jenis kelamin perempuan 89 orang (84,0%), aktivitas pengajian 43 orang (40,6%), dan tidak memiliki pengalaman menderita DBD 89 orang (84,0%). Sebanyak 30 orang (28,3%) mendapat informasi mengenai DBD dari 2 sumber informasi. Sumber informasi paling berkesan adalah televisi (65,1%) dan petugas kesehatan (15,1%).
Pada uji Kolmogorov-Smirnov tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pertolongan pertama pada DBD di Desa Bayah Timur dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, aktivitas, pengalaman menderita DBD, jumlah sumber informasi, dan sumber informasi yang paling berkesan. Disimpulkan pengetahuan masyarakat mengenai pertolongan pertama pada DBD kurang dan tidak berhubungan dengan karakteristik responden.

In 2007, 11 provinces in Indonesia experienced outbreaks of DHF. One of the area was the Lebak district, Banten province. Therefore, this research was conducted in Bayah Timur Village, Lebak district with the aim of knowing the level of villagers' knowledge about the first aid for DHF. This research used cross-sectional design. Data were taken randomly from respondents aged 18-65 years old on October 16-18th 2009 through interview and questionnaire. The data were processed using SPSS 11.5 program, then analyzed by Kolmogorov-Smirnov.
The results show that 91 respondents had low level of knowledge (85,8%). Most respondents are aged between 18-34 years old, 48 people (45,3%), 68 have low education (64,2%), 89 female (84,0%), and recitation activity 43 people (40,6%). Eightynine people had no experience with DHF. There are 30 respondents who got information about DHF from 2 sources (28,3%). The most attracting source of information is television (65,1%) and then the health workers (15,1%).
Kolmogorov-Smirnov test shows no significant correlation between the knowledge level of fist aid on DHF with age, education, sex, activities, experience on DHF, source of information, and the most attracting source of information. It was concluded that the community?s knowledge about first aid of DHF was low and has no association with respondents? characteristics.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arindya Rezeki
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarkat di Indonesia termasuk di Desa Bayah Timur, Provinsi Banten. Tujuan penelitian adalah mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Bayah mengenai vektor DBD sebagai dasar untuk pemberantasan DBD. Penelitian menggunakan desain cross sectional dan sampel diambil secara acak. Data diambil dengan mewawancarai masyarakat Desa Bayah Timur tanggal 16-I8 Oktober 2009, diolah dengan program SPSS I 1.0 dan dianalisis dengan uji Kohnogorov-Smirnov.
Hasilnya menunjukkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 3 orang (2,8%), cukup 24 orang (22,6%), dan tingkat pengetahuan kurang 79 orang (74,5%). Responden paling banyak berada dalam kelompok usia 18-34 tahun yaitu 48 orang (45,3%). Responden paling banyak adalah perempuan 89 orang (84%) dan berpendidikan rendah 68 orang (64,2). Aktivitas tersering yang dilakukan masyarakat adalah pengajian yaitu sebanyak' 43 orang (40,6%). Sebanyak 30 responden (28,3%) mendapatkan infonnasi dari dua sumber dan yang paling berkesan adalah media elektronik (65,1%). Sebanyak 17 responden (16%) pemah menderita DBD (atau keluarganya).
Pada uji Kolomogorov-Smirnov tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan masyarakat mengenai vektor DBD dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, ativitas, sumber informasi, dan pengalaman rnenderita DBD. Disimpulkan tingkat pengetahuan rnasyarakat mengenai vektor DBD tidak berhubungan dengan karakteristik masyarakat.

Dengue Hemorrhagic Fever (DI-IF) is one of health problem in Indonesia, including Bayah Timur Village, Banten Province. This research's aim is knowing the level of villager's knowlege about vebtor of DHF as a basis for DHF eradication. This research used cross-sectional design with random sampling method. Data were taken by interviewing villagers of Bayah Timur Village on October 16th-18“‘ 2009. The data were proccesed by SPSS 11.0 program then analyzed by Kologorov-Smirnov test.
The result shows that only 3 respondents (2,8%) had high level of knowledge, 24 respondents (22,6%) had medium level of knowledge, and 79 respondents (74,5%) had low level of knowledge. Most respondents are between 18-34 years old, 48 respondents (45,3%). More than a half respondets are females 89 respondents (84%) and low education, 68 respondents (64,2%). The commonest activity is Qur'an recital, 43 respondents (40,6%). Thirty respondents (28,3%) got information from two sources and the mos impressive is electronic media (65,l%). Seventeen respondents has been had experiences of DHQF (l6%).
Kolmogorov-Smirnov test shows no significant correlation between the knowledge level of vebtor of DHF with age, sex, educatian, ectivities, source of information, and experience on DHF. It was concluded that villager's knowlege about vector of DHF has no assocoation with respondent's characteristics.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia
"ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Untuk mencegah kematian, penderita DBD perlu mendapat pertolongan pertama dengan segera. Agar dapat memberikan pertolongan, masyarakat perlu diberikan pengetahuan dengan penyuluhan kesehatan setelah itu dievaluasi. DBD dapat menginfeksi semua umur tetapi lebih banyak menginfeksi anak-anak. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan murid sekolah mengenai pertolongan pertama DBD yang diwakili oleh santri. Penelitian di lakukan di pesantren X, Kecamatan Bayah, Provinsi Banten dengan desain cross sectional. Data diambil pada tanggal 16-18 Oktober 2009 dengan mewawancarai semua santri yang berada di lokasi menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan uji chi-square.
Hasilnya 60% responden perempuan, 32,6% memperoleh informasi dari dua sumber, 45,7% memilih petugas kesehatan sebagai sumber informasi DBD paling berkesan dan 81,9% responden tidak memiliki riwayat DBD. Sebanyak 8 orang (8,4%) memiliki tingkat pengetahuan baik, 18 orang (18,9%) cukup, dan 69 orang (72,6%) kurang. Berdasarkan uji chi-square, tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan santri mengenai pertolongan pertama DBD dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, sumber informasi paling berkesan, dan riwayat DBD. Disimpulkan tingkat pengetahuan santri setelah mendapat penyuluhan mengenai pertolongan pertama tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, sumber informasi paling berkesan, dan riwayat DBD.

ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) can cause mortality. To prevent mortality, DHF patient needs immediate first aid. In order to be able to give the first aid, people need to be educated through health promotion and evaluated afterwards. DHF can infect all ages but more in kids. Thus this study is conducted to know students' knowledge level about DHF first aid, represented by santri. This cross-sectional study was conducted at Pesantren X, Bayah Subdistrict, Banten Province. Data was acquired on October 16-18 2009 by interviewing all santri who were at the venue using questionnaires. Data was analyzed with chi-square tests.
The result 60% of respondents were female, 32,6% got information about DHF from two sources, 45,7% chose health officers as the most impressive source, and 81,9% of respondents didn?t have DHF history. Eight respondents (8,4%) have good knowledge about DHF, 18 respondents (18,9%) fair and 69 respondents (72,6%) poor. Chi-square test showed no association between students' knowledge level about DHF first aid with gender, number of information sources, the most impressive source, and DHF history. In conclusion, students' knowledge level about DHF first aid is poor and unassociated with gender, amount of information sources, the most impressive source, and DHF history."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Akbar Sidiq
"Malaria merupakan masalah kesehatan di Indonesia dengan angka kematian tinggi. Untuk menurunkan angka kematian, masyarakat perlu mengetahui pertolongan pertama pada malaria. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pertolongan pertama pada malaria. Penelitian dilakukan di Kecamatan Bayah. Desain penelitian adalah cross-sectional. Data (total sampling) diambil tanggal 16-18 Oktober 2009 dengan mewawancarai responden dan pengisian kuesioner.
Hasilnya menunjukkan tingkat pengetahuan masyarakat yang tergolong baik adalah 6 orang (5,7%), cukup 30 orang (28,3%) dan kurang 70 orang (66%). Umumnya masyaraka mendapat informasi dari 1 sumber (79,2%) dan sumber informasi paling berkesan adalah media elektronik (52,8%). Responden perempuan 88 orang (83%) dan laki-laki 18 orang (17%), usia 18-34 tahun 75% dan > 34 tahun 25%. Uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p > 0,05) antara tingkat pengetahuan dengan usia, jenis kelamin, sumber informasi dan tingka pendidikan.
Terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan pekerjaan (p < 0,05). Disimpulkan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pertolongan malaria berhubungan dengan pekerjaan, namun tidak berhubungan dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah sumber informasi dan sumber informasi paling berkesan.
Malaria is a public health problem in Indonesia because of its high mortality rate. To reduce the mortality rate, public should understand first aid on malaria. This study aimed to determine public knowledge regarding first aid on malaria. This cross-sectional study was conducted on 16-18 October 2009 in Bayah District. Data was collected by interviewing the respondents by filling questionnaires.
The results showed 6 people with good knowledge (5,7%), 30 people with fair knowledge (28,3%) and 70 people with poor knowledge (66%). Generally, public received only from one source of information about malaria (79.2%) and the most impressive source of information is the electronic media (52.8%). Female respondents are 88 in total (83%) and 18 are men (17%), 75% aged 18-34 years and 25% respondents are > 34 years. Kolmogorov-Smirnov test showed no significant differences between the level of knowledge by age, gender, source of information and education level.
There are significant differences between the level of knowledge to the job (p <0.05). Inferred level of public knowledge about malaria-related rescue work,but not related to age, sex, educational level, number of sources of information and the most impressive information sources.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karin Rachmani
"Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Oleh sebab itu, masyarakat perlu mendapatkan pengetahuan mengenai malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pertolongan pertama malaria dan faktor-faktor yang berhubungan pada murid Madrasah Tsanawiyah. Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 12-14 Agustus 2009 dengan mewawancarai responden menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai pertolongan pertama pada malaria. Hasilnya menunjukkan, responden perempuan berjumlah 48 orang (45%) dan laki-laki 58 orang (55%). Tingkat pengetahuan baik sebanyak 7 orang (7%), cukup 45 orang (42%), dan kurang 54 orang (51%). Sebagian besar (94%) responden pernah mendapat informasi mengenai pertolongan pertama malaria.
Tidak terdapat perbedaan bermakna (p > 0,05) antara tingkat pengetahuan dengan karakteristik responden (usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, jumlah informasi dan informasi yang paling berkesan). Disimpulkan tingkat pengetahuan pertolongan pertama malaria tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah sumber informasi, dan informasi yang paling berkesan.

Malaria is a public health problem in Indonesia. Therefore, people need to gain knowledge about malaria. This study aims to determine knowledge level regarding first aid on malaria and related factors of Madrasah Tsanawiyah students. The study was conducted with cross-sectional design. Data was collected on 12-14 August 2009 by interviewing respondents using a questionnaire consisting questions about first aid in malaria. The results show female respondents totaled 48 people (45%) and male respondents 58 people (55%). There are 7 people (7%) with good knowledge level, 45 people (42%) moderate knowledge level, and 54 people (51%) with poor knowledge level.
Most respondents (94%) had received information about first aid on malaria. There were no significant differences (p > 0,05) between knowledge level to respondents characteristics (age, education level, gender, number of information sources, and the most memorable information source). It can be concluded that knowledge level regarding first on malaria considered less and not associated with age, gender, educational level, number of information sources, and the most memorable information source.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Zulkifli Amin
"ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia antara lain di Kecamatan Bayah. Dalam memberantas DBD diperlukan data dasar antara lain tingkat pengetahuan warga mengenai DBD. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan warga mengenai vektor DBD di kecamatan Bayah. Penelitian ini merupakan survei menggunakan desain cross sectional. Data diambil pada tanggal 12 - 14 Agustus 2009 dengan mewawancarai warga yang berada di kecamatan Bayah pada saat itu. Data diolah menggunakan uji chi square.
Hasilnya menunjukkan warga yang mempunyai tingkat pengetahuan baik mengenai vektor DBD ialah 10 orang (9,4%), cukup 27 orang (25,5%) dan tingkat pengetahuan kurang 69 orang (65,1%%). Warga tersebar merata pada berbagai kelompok usia. Kelompok usia 18-34 tahun sebanyak 45 orang (42,5%), kelompok usia 35-50 tahun sebanyak 39 orang (36,8%), dan kelompok usia > 50 tahun sebanyak 22 orang (20,8%). Sebagian besar warga mempunyai tingkat pendidikan rendah yaitu sebanyak 68 orang (64,2%). Lebih dari setengah warga yang tergabung dalam penelitian ini tidak bekerja yaitu sebanyak 63 orang (59,4%). Kebanyakan dari warga berjenis kelamin perempuan 83 orang (72,3%) Sebagian besar warga hanya mendapatkan informasi dari 1 sumber (43%) dan sumber informasi yang paling berkesan adalah media elektronik (48,1%) sedangkan informasi dari tetangga menempati urutan kedua (28,3%). Dari uji chi square terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai vektor DBD dengan usia dan tingkat pendidikan. Tingkat pengetahuan mengenai vektor DBD dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, sumber informasi yang paling berkesan, dan status pekerjaan tidak berbeda bermakna. Disimpulkan tingkat pengetahuan warga mengenai vektor DBD kurang dan berhubungan dengan usia dan tingkat pendidikan.

ABSTRACT
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is a health problem for Indonesian people, like in Bayah. In order to exterminate DHF, basic data of people knowledge level of DHF are needed. Therefore, the objective of this research is to know people knowledge level about DHF vector. This research used cross sectional design; done to Bayah?s people by interviewing and filling questionnaires about people knowledge of DHF vector. Data was taken on August 12th-14th, 2009 by interviewing the people at that time. Data was analyzed using chi square test.
The result showed that the people with good, fair, and bad knowledge level of DHF vector are 10 people (9,4%), 27 (25,5%), and 69 (65,1%), consecutively. The people fairly distributed at the age group. The amount at the group of age 18-34 years old is 45 (42,5%), at the group of age 35-50 years old is 39 (36,8%), at the group of age > 50 years old is 22 (20,8%). Most of the people have bad education that is 68 (64,2%). More than half of the people that join in this research don?t work. Most of the people are female 83 (72,3%) Most of the people got information from one information sources (43%) and the most impressive source was electronic media (48,1%); while information from neighbour hold the second position (28,3%). From chi square analysis test, there were significance relation between knowledge level of DHF vector with age and education level. But, there were no significance relation between knowledge level of DHF vector with sex, information sources, and job status. It was concluded that the knowledge of the people was bad and the knowledge level had significant relation with age and education level."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Choirurrizqi
"Demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia antara lain di Kecamatan Bayah. Untuk menurunkan angka kematian masyarakat perlu diberikan pengetahuan mengenai DBD dengan memberikan penyuluhan. Agar penyuluhan sesuai target perlu dilakukan survey untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pertolongan pertama pada DBD. Survei menggunakan desain cross sectional pada murid Madrasah Tsanawiyah Negri Bayah (MTs). Data diambil pada tanggal 12-14 Agustus 2009 dengan memberikan kuesioner kepada 107 murid yang dipilih secara acak.
Dari penelitian ini di dapatkan 14% murid berpengetahuan baik, 48,6% kurang dan 37,4% memiliki pengetahuan cukup. Pada uji chi-square tidak diperoleh perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan murid MTs mengenai pertolongan pertama pada DBD dengan usia (p=0,334), jenis kelamin (p=0,413), jumlah sumber informasi (p=0,180), sumber informasi berkesan (p=0,667), dan tingkat pendidikan (p=0,057). Disimpulkan tingkat pengetahuan mengenai pertolongan pertama pada DBD masih kurang dan tidak berhubungan dengan karakteristik demografi murid. Oleh karena itu pengetahuan perlu ditingkatkan melalui penyuluhan kepada seluruh murid MTs tanpa memperhatikan usia, jenis kelamin, jumlah sumber informasi, sumber informasi yang berkesan dan tingkat pendidikan.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a major health problem in Indonesia such as in Bayah village. To decrease mortality rate, knowledge about first aid on DHF should be given to the community by giving health promotion. To get good result, health promotion should be given based on the knowledge of the community and its related factors. Thus, the survey to study community knowledge and characteristics should be conducted. This cross sectional study was conducted in Madrasah Tsanawiyah Negri Bayah (MTs). The data was collected on 12-14th August 2009 by giving questionnaires to 107 students randomly.
The results showed 14% students were classified as good, 48,6% bad and 37,4% fair. Chisquare test showed no significant different between knowledge level of MTs students on DHF with age (p=0,334), sex (p=0,413), number of source of information (p=0,180), the most impressive source of information (p=0,667), and educational level (p=0,057). In conclusion, knowledge level about DHF first aid was bad and not associated with student demographic characteristic. Thus, the knowledge should be improved through health promotion to all students without considering age, sex, number source of information, the most impressive source of information and educational level.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Putra Asmoro
"Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang gejalanya cepat memburuk sehingga dapat menyebabkan kematian. Karena itu masyarakat perlu diberikan pengetahuan agar dapat memberikan pertolongan pertama jika keluarganya mengalami DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pertolongan pertama DBD pada murid Madrasah Tsanawiyah Negri Bayah (MT?s). Penelitian dilakukan dengan metode cross-sectional pada murid MT?s yang telah mendapat penyuluhan DBD. Sampel dihitung dengan rumus besar sampel dan diambil acak. Data diambil tanggal 16-18 oktober 2009 menggunakan metode wawancara dengan bantuan kuesioner. Data diuji dengan chi-square dan Kolmogorov-Smirnov, yang menggunakan chi-square yaitu hubungan tingkat pengetahuan dengan jenis kelamin (p=0,967), jumlah sumber informasi (p=0,140), dan sumber informasi paling berkesan (p=0,340). Hubungan tingkat pengetahuan pertolongan pertama dengan riwayat terkena DBD menggunakan Kolmogorov Smirnov(p=0,610). Hasil lain menunjukkan terdapat 29 orang (27,9%) memiliki tingkat pengetahuan baik, cukup 23 orang (27,1%) dan kurang 52 orang (50%).Perempuan berjumlah 61 orang dan laki-laki 43 orang. Semua responden pernah mendapat informasi. Uji chi square dan Kolmogorov Smirnov menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan karakteristik responden. Disimpulkan tingkat pengetahuan terhadap pertolongan pertama DBD tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin, sumber informasi, dan riwayat terkena DBD.

Dengue High Fever (DHF) is a disease with symptoms that can deteriorate quickly, resulted in mortality. Thus people in community needs to be educated to be able to give first aids if there is one of their family members has this disease. The objective of this study is to find out the knowledge level about DHF first Aids in Madrasah Tsanawiyah Negri Bayah (MT?s) Students. The study was conducted with cross-sectional method in MT's Students who already had DHF education. Sample was calculated with sample amount formula and was taken randomly. Data were collected from 16-18 October 2009 using interview method with questionnaires, then tested either with chi-square or Kolmogorov-Smirnov tests. The data tested using chi-square were the relationship between knowledge level and gender (p=0.967), between knowledge level and the amount of information sources (p=0.140), and between knowledge level and the most memorable source of information (p=0.340). The relationship between the knowledge level and DHF history was tested using Kolmogorov Smirnov(p=0.610). Other results showed that there were 29 students (27.9%) with good knowledge level, 23 students (27.1%) with medium knowledge level, and 52 students (50%) with poor knowledge level. The composition of sample was 61 females and 43 males. All respondents had received DHF educational information before tested. The chi-square and Kolmogorov Smirnov tests showed that there was no significant difference between the knowledge level and the respondents' characteristics. It is concluded that the knowledge level of DHF first aids was poor and had no relationship with gender, source of information, and DHF history."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ringgo, Fernando Mickael S.
"Saat ini malaria masih menjadi sebuah permasalahan kesehatan utama di Indonesia, terutama di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Bayah tentang pencegahan malaria. Pada penelitian ini digunakan metode cross-sectional dan dilakukan survei. Data diambil dengan cara mewawancarai responden menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai pencegahan malaria yang dilakukan pada tanggal 16-18 Oktober 2009. Dari wawancara tersebut hasil menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai pencegahan malaria 4 orang (3,8%), 15 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (14,2%), dan 87 orang memiliki tingkat pengetahuan kurang (82%). Karakteristik mayoritas dari responden rata-rata berusia 18-34 tahun yaitu sebanyak 80 orang (75,5%), dengan jumlah perempuan sebanyak 88 orang (83%), berpendidikan rendah sebanyak 96 orang (90,6%), tidak bekerja sebanyak 66 orang (62,3%), dan responden yang memperoleh informasi mengenai malaria dari 1 sumber sebanyak 84 orang (79,2%). Hasil analisis dari penelitian menyebutkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p > 0,05) antara tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan malaria dengan karakteristik responden (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi). Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mengenai pencegahan malaria masyarakat Bayah tergolong kurang dan tidak memiliki hubungan dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah sumber informasi, dan sumber informasi yang paling berkesan.

At this time malaria is still becoming a problem of the main health in Indonesia, especially in the Bayah Subdistrict, Banten Province. The aim of this research is knowing the level of the Bayah people’s knowledge about malaria prevention. In this research, the method is cross-sectional and was carried out by the survey. The data was taken by interviewing the respondent used the questionnaire that contained the question concerning the prevention of malaria that was carried out on October 16-18 2009. From this interview results showed that the respondent who had the level of good knowledge concerning malaria prevention is 4 people (3.8%), 15 people with the level of knowledge were enough (14.2%), and 87 people had the level of bad knowledge (82%). The characteristics of the majority of the respondent in general were 18-34 years old that is as many as 80 people (75.5%), with the number of women totalling 88 people (83%), educated low totalling 96 people (90.6%), did not work totalling 66 people (62.3%), and the respondent who received information concerning malaria from 1 source totalling 84 people (79.2%). Results of the analysis of the research mentioned was not gotten by the significant difference (p > 0.05) between the level of the people's knowledge concerning the prevention of malaria characteristically the respondent (the age, gender, the level of education, the work, and the source of information). Could be concluded that the level of knowledge concerning of the Bayah people’s malaria prevention classed as bad and did not have relations with the age, gender, the level of education, the work, the number of sources of information, and the source that impressed most."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
John Silwanus Kaku
"Kota Kupang adalah salah satu daerah endemis di Provinsi NTT. Insiden rate DBD di Kota Kupang selalu menjadi yang tertinggi diantara kabupaten/kota lainnya di NTT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku PSN dengan kejadian DBD. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kasus kontrol, dimana kasus adalah penduduk Kota Kupang berusia >15 tahun yang menderita DBD pada bulan Januari-April 2019 dan tercatat dalam register puskesmas dan dinas kesehatan, sedangkan kontrol adalah penduduk Kota Kupang berusia >15 tahun yang tidak menderita DBD pada periode yang sama dan tinggal dalam radius 100 meter dari rumah kasus. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan perilaku PSN dengan kejadian DBD. Orang dengan pengetahuan kurang berisiko 3,03 kali untuk terkena DBD dibandingkan orang dengan pengetahuan baik (95% CI 1,934-9,821). Orang yang tidak melakukan PSN berisiko 7,65 kali dibandingkan dengan orang yang melakukan PSN (95% CI 3,436-17,033). Pemerintah perlu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat melalui kegiatan penyuluhan yang dilakukan secara rutin oleh petugas kesehatan dengan melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk ikut menyampaikan pesan kesehatan. Melakukan kegiatan bakti sosial membersihkan lingkungan dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

Kupang City is one of the endemic areas in NTT Province. The rate of dengue incidence in Kota Kupang has always been the highest among other districts/cities in the Province. This study aims to determine the correlation between knowledge and behavior of mosquitoes nest eradication (PSN) with the incidence of DHF. This study used casecontrol design, where the case was residents of Kupang City aged >15 years-old, suffering from dengue in January-April 2019 and recorded in the register of public health centers and district health office, while controls were residents of Kupang City aged >15 yearsold, did not suffer from dengue in the same period and lived within a 100 meter radius of the case home. The results of this study state that there is a significant correlation between knowledge and behavior of mosquitoes nest eradication (PSN) with the incidence of DHF. People with less knowledge have a risk of 3,03 times for having DHF than people with good knowledge (95% CI 1,934-9,821). People who did not do PSN risk 7.65 times compared to people who did PSN (95% CI 3.436-17.033). The government needs to increase peoples knowledge and awareness through outreach activities carried out routinely by health workers and involving religious and community leaders to participate in conveying health messages. Also carrying out social service activities to cleanses the environment by involving community participation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>