Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138708 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gina Annisa
"Pengembangan bio-oil sebagai teknologi bio-base product sangat menjanjikan baik untuk energi maupun sebagai chemicals. Sayangnya bio-oil ini tidak bisa langsung diproses menjadi produk siap pakai seperti bahan bakar atau produk kimia karena sifatnya yang sangat jauh dari sifat-sifat bahan bakar atau produk kimia pada umumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan senyawa representatif dari senyawa yang digunakan sebagai bahan bakar dan chemicals (alkana dan alkohol) dari bio-oil melalui upgrading treatment, yaitu proses hidrodeoksigenasi (HDO) dengan katalis CoMo/C.
Penelitian ini menggunakan bio-oil dari pirolisis biomassa tandan kosong kelapa sawit serta katalis CoMo/C dengan autoclave sebagai reaktor dimana jenis reaksi yang digunakan adalah mild HDO dengan suhu operasi berkisar 100-300°C dan tekanan operasi berkisar 10 bar dan waktu reaksi yang sama untuk tiap suhu.
Analisis produk yang ter-upgrade menggunakan GC-MS memperlihatkan bahwa produk senyawa alkana rantai panjang tidak terbentuk tetapi alkohol dalam bentuk fenol terbentuk mencapai 21.68%. Bertambahnya suhu operasi reaksi HDO menunjukkan yield fenol yang semakin banyak.

Development of bio-oil as bio-technology product base is very promising both for energy and the chemicals. Unfortunately, bio-oil can not be directly processed into ready-made products such as fuels or chemical products because its properties is very different from of fuels or chemical products, in general. The purpose of this research is to produce a representative compound of the component as fuel and chemicals (alkanes and alcohols) such hexane and phenol from bio-oil upgrading through treatment, the process hydrodeoxygenation (HDO) withCoMo/Ccatalyst.
This study uses a bio-oil from biomass pyrolysis oil palm empty fruit bunches and the catalyst CoMo/C with the autoclave as a reactor in which the type of reaction used is mild HDO with an operating temperature range 100-300°C with the pressure 10 bar and reaction time is same for all the temperature.
Analysis of the products that were upgraded using GC-MS showed that the products of long chain alkane compounds are not formed but alcohol in the form of phenol is formed reaches 21.68%. Increasing the operating temperature of the HDO reaction shows the increasing of yield of phenol.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43805
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Istia Prianti Hidayati
"Microbial Elctrolysis Cell adalah suatu sistem biokimia yang memproduksi gas Hidrogen dari bahan organik yang terkandung dalam air limbah. Produksi hidrogen dapat berkurang karena proton CO2 dan hidrogen membentuk metana dan air yang disebabkan oleh bakteri metanogenik. Katalis AC-Fe/SS dipilih karena karbon aktif memiliki luas permukaan yang tinggi serta aktivitas dan stabilitas Fe yang baik. Metode adsorpsi dan fase inversi digunakan untuk menggabungkan AC-Fe pada SS. Penelitian dilakukan dalam reaktor 100mL MEC selama 258 jam. Hidrogen dianalisis dengan GC-TCD. Pengukuran tegangan dilakukan dengan multimeter dan pertumbuhan bakteri dianalisis dengan spektrofotometer. Fraksi gas hidrogen terbesar adalah 60% dengan AC-Fe/SS dan 0,08% tanpa menggunakan katalis. Nilai densitas optik untuk pertumbuhan mikroorganisme tertinggi adalah 0,611 dengan katalis AC-Fe/SS dan 0,427 tanpa menggunakan katalis. Densitas arus tertinggi adalah 99,11 mA / m2 dengan katalis AC-Fe/SS dan 59,52 mA / m2 tanpa menggunakan katalis. Pemodelan Dudley dilakukan menggunakan Matlab dan menunjukkan bahwa Umaxe adalah 1 /hari dan Qmaxe adalah 4,6 mg-S / mg-Xe / hari memiliki efek pada total mikroorganisme yang mendekati percobaan.

Microbial Elctrolysis Cell is a biochemical system for producing Hydrogen gas from organic substances contained in wastewater. Hydrogen production can be reduced because CO2 and hydrogen protons form methane and water caused by methanogenic bacteria. The AC-Fe / SS catalyst was chosen because activated carbon had a high surface area and Fe had good activity and stability. The adsorption and phase inversion method were used to combine AC-Fe on SS. The research was carried out in a 100mL MEC reactor for 258 hours. Hydrogen was analyzed by GC-TCD. Voltage measurements was carried out with a multimeter and bacterial growth was analyzed with a spectrophotometer. The largest hydrogen gas fraction was 60% with AC-Fe / SS and 0.08% without using a catalyst. The highest optical density value for microorganism growth was 0.611 with AC-Fe / SS catalyst and 0.427 without using a catalyst. The highest current density was 99.11 mA / m2 with an AC-Fe / SS catalyst and 59.52 mA / m2 without using a catalyst. The Dudley modeling was done using Matlab and showed that Umaxe was 1 day-1 and Qmaxe was 4.6 mg-S / mg-Xe / day had an effect on the total microorganisms approaching the experiment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Muhamad Kartiko
"Proyeksi penurunan suplai air bersih perkapita terjadi akibat keterbatasan sumber dan kenaikan populasi manusia. Pemanfaatan air laut yang berlimpah dengan teknologi desalinasi yang ada saat ini masih membutuhkan energi yang besar.
Penelitian ini akan memaparkan hasil pengujian teknologi desalinasi baru yang hemat energi. Microbial Fuel Cell (MFC), yang bekerja dengan reaksi redoks dan merubah kesetimbangan ion, direkayasa dalam penelitian ini untuk desalinasi. MFC direkayasa menjadi 3 chamber (anoda-garam-katoda) yang dibatasi AEM (Anion Exchange Membrane) dan CEM (Cation Exchange Membrane), yang dinamakan MDC (Microbial Desalination Cell). Variasi jumlah elektroda, rasio kultur dan substrat di chamber anoda serta pengujian kenaikan volume kultur dan substrat di chamber anoda diamati pengaruhnya terhadap performa desalinasi dan jumlah energi listrik yang dihasilkan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan 3 pasang elektroda, rasio kultur dan substrat 2:3 dan penaikan volume kultur dan substrat 1,5 kali menghasilkan performa desalinasi terbaik dengan laju desalinasi 0,377 mmol/jam, salt removal 34,52%, dan power density rata-rata 2,26.10-2 W/m3.

Declining projection of clean water supply percapita is caused by restrictiveness of water sources and rise of human population. Sea water utilization using current desalination technology still require huge amount of energy.
This research provides new energy-saving desalination technology. Microbial fuel cell which work by redox reaction resulted in imbalance ion concentration among chambers is engineered for desalination application without external energy using 3 chambers (anoda-salt-cathode), named MDC (Microbial Desalination Cell). Number of electrodes, ratio of culture:substrate, volume progression of culture and substrate are evaluated in terms of desalination and electrical energy generating performance.
This research show that MDC using 3 pairs of electrodes, culture and substrate's ratio of 2:3, and culture and progression 1.5 times of culture and substrate’s volume, give best desalination performance by desalination rate 0.377 mmol/h, salt removal 34.52%, and average power density 2.26.10-2 W/m3.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenni Auliawati
"Tanin merupakan kelompok metabolit sekunder bagian dari senyawa polifenol yang cukup banyak ditemukan di dalam daun jambu biji (Psidium guajava). Tanin diketahui berpotensi sebagai inhibitor xantin oksidase, enzim yang berperan dalam hiperurisemia. Peningkatan produksi enzim ini akan berdampak pada penyakit pirai atau encok.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui yield ekstrak kasar daun jambu biji yang di ekstrak dengan metode sonikasi dengan pelarut yang berbeda, yaitu aseton 70%, etanol 70%, dan akuades, serta menguji inhibisi ekstrak terhadap aktivitas enzim xantin oksidase secara in vitro dan mengetahui kandungan senyawa tanin pada sampel yang memiliki persentase inhibisi tertinggi.
Dari ketiga jenis pelarut tersebut, diketahui ekstrak akuades memiliki persentase inhibisi tertinggi yaitu sebesar 58,2% diikuti oleh ekstrak etanol 70% dan aseton 70% dengan persentase inhibisi masing-masing 38,6% dan 28,5%. Kandungan tanin dalam ekstrak akuades daun jambu biji cukup besar, yaitu sebesar 32,42 mg/g atau 3,242% (b/b).
Hasil yang diperoleh menjelaskan dan mendukung penggunaan ekstrak dari daun jambu biji (Psidium guajava) untuk mencegah dan mengobati hiperurisemia.

Tannin is secondary metabolite and one of polyphenolic substances that can be found in Psidium guajava leaves. Tannin is known for its potential as xanthine oxidase inhibitor, a key enzyme playing role in hyperuricemia. Overproduction of xanthine oxidase can cause gout.
This study aimed to obtain yield of crude extract from Psidium guajava leaves by using three different solvents, acetone 70%, ethanol 70%, and water. The crude extracts were used for in vitro xanthine oxidase inhibitory activity assay. Tannin content in the sample showing the highest degree of inhibition was also determined.
Aqueous extract exhibited the highest activity with an inhibition of 58.2%, followed by ethanol 70% and acetone 70% with an inhibition of 38.6% and 28.5% respectively. Tannin content in aqueous extract of Psidium guajava leaves is 32.42 mg/g or 3.242% (m/m) of total weight.
These results may explain and support the dietary use of the extracts of Psidium guajava leaves for the prevention and treatment of hyperuricemia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52545
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivana Margaret
"Bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui menyebabkan pentingnya dicari energi alternatif untuk menggantikannya, seperti biodiesel. Biodiesel terbuat dari lipid yang dapat diperoleh dari mikroalga, seperti Nannochloropsis sp. melalui proses ekstraksi. Pada penelitian ini, dilakukan optimasi ekstraksi lipid dengan metode perkolasi. Optimasi dilakukan dengan cara melakukan variasi terhadap rasio pelarut (heksana:etanol. v/v) dan waktu perendaman (jam). Prosentase yield ekstrak tertinggi adalah sebesar 3,50% yang diperoleh dari 0,5 g Nannochloropsis sp. (basis kering), rasio heksana:etanol sebesar 1,8:1 (v/v), dan waktu perendaman selama 2,5 jam. Komposisi asam lemak dalam ekstrak yang dapat dijadikan bahan baku biodiesel adalah palmitic acid dan cis-oleic acid.

Fossil fuel is a non-renewable source that needs alternative energy to replace it such as biodiesel. Biodiesel is made from lipid that can be extracted from microalgae with species Nannochloropsis sp. The extraction method to extract lipid is percolation method. On this journal, percolation method is being optimized by doing variation on hexane:ethanol ratio (v/v) and maceration time (hour). The highest extract yield percentage is 3,50% from 0,5 g Nannochloropsis sp. (dry weight), hexane:ethanol ratio for 1,8:1 (v/v), and maceration time for 2,5 hour. Fatty acids composition from the extract that can be used as biodiesel raw material are palmitic acid and cis-oleic acid."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52788
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johan Sebastian
"Pengaruh penambahan emulsifier lesitin terhadap kestabilan campuran madu herbal madu minyak habbatussauda dan minyak zaitun telah diteliti Kestabilan campuran madu herbal diuji dengan dengan 4 macam cara yaitu sentrifugasi cycling test uji viskositas dan uji ukuran partikel Hasil uji sentrifugasi pada campuran madu herbal dengan konsentrasi lesitin di bawah 5 massa minyak tidak menunjukkan adanya pemisahan fasa Penambahan lesitin setelah batas tertentu akan meningkatkan viskositas campuran Penambahan lesitin sebesar 5 dari massa total minyak ke dalam campuran dengan konsentrasi minyak 7 5 memberikan viskositas yang minimum 4870 cp Cycling test dilakukan dalam refrigerator 4oC dan oven 40oC selama masing masing 24 jam sebanyak 3 kali Hasil cycling test tidak menunjukkan adanya kristalisasi ataupun pemisahan fasa Analisis PSA Particle Size Analyzer membuktikan bahwa penambahan lesitin menyebabkan pembesaran ukuran partikel Rata rata diameter partikel campuran madu herbal tanpa lesitin sebesar 6 3 mm sedangkan campuran madu herbal dengan lesitin sebanyak 1 dari total minyak adalah sebesar 4 67 mm Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan lesitin sebanyak 1 5 dari total massa minyak konsentrasi 7 5 10 dapat menghasilkan campuran yang stabil

The influence of adding lecithin emulsifier on the stability of a mixture of herbal honey honey Black Seed oil and olive oil was examined Stability tested herbal honey mixture with 4 kinds of ways namely centrifugation cycling test viscosity test and the test particle size Centrifugation test results in a mixture of herbal honey with lecithin concentrations below 5 oil mass not show phase separation The addition of lecithin after a certain threshold will increase the viscosity of the mixture The addition of 5 lecithin total mass of oil into the mix with the oil concentration of 7 5 gives a minimum viscosity cp 4870 Cycling test performed at 4oC refrigerator and oven 40oC for 24 hours each 3 times Cycling test result does not indicate the availability of crystallization or phase separation Analysis of PSA Particle Size Analyzer showed that the addition of lecithin causes enlargement of the particle size The average particle diameter of herbal honey mixture without lecithin is 6 3 mm while herbal honey with lecithin mixture of 1 of the total oil is at a 4 67 mm From this study it can be concluded that the use of lecithin 1 5 of the total mass of oil concentration from 7 5 to 10 can produce stable mixtures "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sendy Winata
"

Penelitian ini menawarkan pengujian dan evaluasi dari pengaplikasian pengendali nonlinear model predictive control (NMPC) konvensional dan economic NMPC (E-NMPC) pada sistem reaktor biokimia dengan laju pertumbuhan monod dan penghambat substrat. Tujuan utama pengendalian dengan NMPC adalah optimisasi teknis yaitu dengan meminimalisir deviasi dari nilai konsentrasi biomassa dalam reaktor dengan nilai yang diinginkan. Selain itu, tujuan utama pengendalian dengan E-NMPC adalah optimisasi ekonomi dengan mengoptimisasi produksi biomassa yang dihasilkan reaktor. Variabel yang dikendalikan (CV) adalah konsentrasi biomassa dalam reaktor, sedangkan variabel yang dimanipulasi (MV) yang juga menjadi variabel keputusan pada komponen optimisasi pengendali adalah laju dilusi. Dilakukan identifikasi sistem serta formulasi algoritma dan optimisasi pengendali E-NMPC. Penyetelan pengendali NMPC dan E-NMPC dilakukan dengan fine tuning terhadap parameter-parameter tuning pengendali. Pengendali yang telah disetel disimulasikan pada perangkat lunak optimisasi paralel dengan fine tuning dari pengendali E-NMPC. Untuk menguji performa pengendali, diberikan gangguan step pada konsentrasi substrat umpan untuk mengamati respon pengendali terhadap gangguan tersebut. Parameter utama yang akan dievaluasi untuk meninjau kinerja pengendali adalah besar fungsi objektif ekonomi. Disamping itu, ditinjau juga profil MV, ISE dari CV, serta waktu komputasi pengendali. Hasil simulasi menunjukkan bahwa skema pengendalian dengan NMPC konvensional mampu menjaga dan mengubah CV ke nilai yang diinginkan. Selain itu, skema pengendalian dengan E-NMPC memiliki produktivitas berupa produksi kumulatif biomassa yang lebih tinggi daripada skema pengendalian dengan NMPC konvensional, namun memiliki waktu komputasi yang jauh lebih lama.


This research proposes an examination and evaluation on the application of conventional nonlinear model predictive control (NMPC) and economic NMPC on biochemical reactor system with monod and substrate inhibition growth kinetics. The NMPC controller’s main objective is technical optimization which minimizes the controlled variable deviation from a desired set point, whereas the E-NMPC controller’s main objective is economical optimization which maximizes the cumulative biomass production of the reactor. The controlled variable for this research is the biomass concentration insisde the reactor, whereas the manipulated variable, which also acts as a decision variable for controller optimization, is the dilution rate. Identification of the system is initially done along with formulation of the control algorithm and optimization problem statement for the E-NMPC controller. Tuning of the conventional NMPC and E-NMPC controller is done by fine tuning of the tuning parameters. A step disturbance of feed substrate concentration is used to test the controllers‘ performance. Main evaluation of the controllers‘ performance will be based on economic cost function. Other parameters that will be evaluated are the MV profile, ISE of the CV, and controllers‘ computation time. Result shows that the conventional NMPC schemes are able to bring or maintain the controlled variable to a desired set point. However, the ENMPC scheme outperform the conventional NMPC in cumulative biomass production along the simulation period at the cost of higher computational time.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baharudin Taufiq Rizkytata
"Beberapa kelebihan dan potensi Chlorella vulgaris yaitu: tahan kontaminan, produktivitas biomassa tinggi, toleransi CO2 maksimum sebesar 40%, serta dapat tumbuh pada wilayah perairan yang tercemar. Chlorella vulgaris juga memiliki produktivitas lipid tinggi sehingga berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber biodiesel. Kultivasi Chlorella vulgaris pada penelitian ini menggunakan limbah cair tahu dalam fotobioreaktor 18 liter, pencahayaan 5000 lx, aerasi udara 5 liter/menit, serta dengan tekanan 1 atm dan suhu 28˚C. Pada variasi medium limbah 20% dan 30% menghasilkan grafik pertumbuhan Chlorella vulgaris yang relatif sama dengan medium Walne. Namun tidak dapat bertahan hidup pada medium limbah 37,5% dan 50%. Produktivitas lipid yang relatif sama diperoleh pada variasi medium limbah 20% dan 30% serta Walne, yaitu 23,0%; 23,3%; dan 22,3%. Setelah dilakukan kultivasi Chlorella vugaris, parameter BOD, COD, pospat, dan ion ammonia dalam limbah cair tahu menjadi berada di bawah nilai ambang batas limbah yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.

The advantages and potentials of Chlorella vulgaris is contaminant resistant, high biomass productivity, maximum tolerance of CO2 are 40% and can grow in contaminated waters. Chlorella vulgaris also have a high lipid productivity thus potentially to be used as a source of biodiesel. Cultivation of Chlorella vulgaris in this study using tofu wastewaste in a 18-liter photobioreactor, 5000 lx illumination, air aeration 5 liters / min and the pressure of 1 atm and a temperature of 28˚C. In the medium variation wastes 20% and 30% of Chlorella vulgaris growth rate charts are relatively similar with Walne medium. But can not survive on the waste medium 37.5% and 50%. Lipid productivity obtained in the same relative variation of waste medium 20% and 30% and Walne, is equal 23.0%, 23.3% and 22.3%. After the cultivation of Chlorella vugaris, BOD, COD, phosphates, and ammonia ions in the tofu wastewater to be under the threshold value of the waste that has been set by the Government."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47653
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrian Hartanto
"Senyawa tanin merupakan salah satu jenis senyawa polifenol yang memiliki aktivitas inhibisi terhadap enzim xanthine oxidase. Enzim ini merupakan senyawa yang berperan dalam pembentukan asam urat dalam tubuh. Adanya overproduction atau underexcretion dari asam urat dapat menyebabkan timbulnya keadaan hiperurisemia yang mengakibatkan penyakit pirai atau encok.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh variasi pelarut (aseton 70%, etanol 70%, dan akuades) terhadap ekstraksi senyawa tanin dengan metode sonikasi, serta aktivitas inhibisi ekstrak tanin terhadap enzim xanthine oxidase.
Proses ekstraksi yang dilakukan terhadap daun putri malu menghasilkan ekstrak kasar terbanyak dengan pelarut akuades, yaitu sebesar 3,9% massa. Aktivitas inhibisi tertinggi juga dihasilkan oleh ekstrak kasar akuades, yaitu sebesar 24,6% yang berkorelasi dengan konsentrasi senyawa tanin sebesar 2,07 mg/g.

Tannin is one of the polyphenolic compound that exhibits inhibitory activity to xanthine oxidase enzyme. This enzyme plays an important role in the formation of uric acid in the body. Any overproduction or underexcretion of uric acid may lead to hyperuricemic condition that will results in gout.
This study is aimed to assess the effect of solvent variation (70% acetone, 70% ethanol, and water) on tannin extraction with sonication method, as well as the extract's inhibitory activity against xanthine oxidase enzyme.
The extraction process performed on the leaves of Mimosa pudica results in the highest yield extract from water solvent, which is 3.9% weight percentage. The highest inhibitory activity is also generated by the crude water extract, which is 24.6%, correlating with a tannin concentration of 2.07 mg/g.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Ilma Nugroho
"ABSTRAK
Perkembangan industri dan perekonomian, khususnya di Indonesia, memerlukan sebuah sumber energi yang aman dan dapat berlangsung terus menerus. Renewable diesel, generasi kedua dari perkembangan teknologi biodiesel, menggunakan bahan dasar berupa minyak nabati yang mudah didapat dan dapat dihasilkan terus menerus serta ramah lingkungan. Proses pembuatan Renewable diesel ini menggunakan metode hydroprocessing. Dengan menggunakan program simulasi, penelitian ini menghasilkan profil yield, kandungan yang ada pada renewable diesel, konsumsi hidrogen, dan juga selektivitas reaksi. Simulasi berdasarkan data sekunder dan menggunakan katalis Co-Mo/Al2O3. Hasil simulasi menunjukkan bahwa produksi renewable diesel dari minyak jarak pagar pada suhu 350oC-360oC, LHSV 4/jam, rasio hidrogen dengan umpan sebesar 5;1,dan tanpa menggunakan proses hidroisomerisasi berlangsung menghasilkan yield yang optimal pada tekanan 50 bar, sementara untuk produksi renewable diesel dari minyak kelapa sawit dengan kondisi operasi yang sama menghasilkan yield yang optimal pada tekanan 40 bar. Komponen yang terkandung pada renewable diesel yang dihasilkan adalah komponen linear parafinik C15 – C18, dengan mayoritas komponen yang terkandung adalah C17. Pada simulasi ini, jalur reaksi yang lebih banyak dilalui adalah jalur reaksi dekarboksilasi dan dekarbonilasi dibandingkan dengan jalur reaksi hidrodeoksigenasi.

ABSTRACT
Industrial development nowadays, especially in Indonesia, needs a new energy source that safe, clean, and sustainable. Renewable diesel, second generation of biodiesel technology development, is based on vegetable oil that can be easily obtained, sustainable, and environmentally safe. Production process of renewable diesel is using the hydroprocessing method, in which triglyceride from vegetable oil is contacted and reacted with hydrogen to produce hydrocarbons. With simulation program, this research results in renewable diesel yield profile, renewable diesel yield components, hydrogen consumptions, side products, and reaction selectivity. Simulation is based on secondary data that has been authented in laboratory, using the Co-Mo/Al2O3 catalyst. This simulation result that with jatropha curcas oil, in temperature range of 350oC-360oC, LHSV 4/h, hydrogen ratio of 5;1, and without hydroisomerization process, the yield is optimum in pressure of 50 bar, meanwhile with the same operation conditions, the yield of renewable diesel from palm oil is optimum in 40 bar. The component that the renewable diesel contains ranged from n-C15 to n-C18, with the most component available is C17.. In this simulation, the most reaction pathway passed is decarboxylation and decarbonylation reaction, instead of hydrodeoxygenation reaction."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>