Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207349 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Karyawan berpendidikan tinggi di dalam suatu organisasi
seringkali menghadapi permasalahan sehubungan dengan
perkembangan karirnya di perusahaan, salah satunya adalah
ketidaksesuaian antara nilai-nilai yang mereka miliki dengan
tuntutan dalam pekerjaan dan jalur karirnya. Oleh karena itu
penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
gambaran mengenai pola sistem nilai karyawan yang berada
dalam karir manajerial dan karir teknis.
Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan menggunakan
alat ukur Personal Values Questionnaire dari England yang
telah dimodifikasi. Subyek penelitiannya adalah sarjana
teknik dan sarjana akuntansi yang bekerja dalam karir
manajerial dan karir teknis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kedua kelompok karir terdapat nilai-nilai operatif dominan yang sama dan
polanya tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Pada tiap
kelompok karir terdapat nilai-nilai yang khas, walaupun
jumlahnya relatif kecil. Nilai-nilai yang khas pada karir
manajerial adalah Kepemimpinan dan Inisiatif, sedangkan pada
karir teknis nilai-nilai yang khas adalah Ketrampilan,
Tenaga Terlatih dan Manajer.
Pola sistem nilai antara karir manajerial dan teknis
memiliki perbedaan yang signifikan bila dikelompokkan
berdasarkan bidang ilmu teknik dan akuntansi. Pola sistem
nilai pada tiap karir juga berbeda bila dibandingkan antara
bidang ilmu teknik dan akuntansi. Pola sistem nilai pada
tiap kelompok karir juga terdapat perbedaan antara yang
berpengalaman 5 tahun ke bawah dengan yang telah
berpengalaman lebih dari 5 tahun. Selain itu juga terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelompok karir manajerial
dengan karir teknis yang telah berpengalaman manajerial
lebih dari 5 tahun dengan kelonpok karir teknis yang telah
berpengalaman teknis lebih dari 5 tahun.
Untuk studi selanjutnya disarankan untuk menggunakan
subyek yang telah berada lebih dari 5 tahun pada tiap jalur
karirnya dan memiliki minat yang sesuai dengan jalur
karirnya. Selain itu diperlukan subyek dalam jumlah besar,
terutama bila akan memakai Personal Values Questionnaire."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Quratul Ainy
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang implementasi assessment center dalam pembinaan karir personel Polda Metro Jaya. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan hal penting untuk mengatur penempatan personel Polri dalam jabatan tertentu. Oleh karena itu, proses penempatan personel Polri harus dilaksanakan secara transparan dan akuntabel. Untuk menyelenggarakan penempatan yang berasaskan The right man on the right place maka perlu dilakukan pengukuran terhadap kompetensi agar jabatan yang diemban sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Dengan kompetensi yang dimiliki maka diharapkan dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab jabatan dengan baik, untuk mencapai tujuan organisasi. Pengukuran kompetensi tersebut dapat dilakukan melalui serangkaian tes uji kompetensi yang lengkap dan menyeluruh atau disebut dengan assessment center.
Penilaian kompetensi seorang pegawai sudah seharusnya menggunakan beberapa metode yang komprehensip dan terintegrasi berupa simulasi-simulasi (multi method atau multiple tools) serta dinilai oleh lebih dari satu orang assessor (multi assessor) sehingga dapat meminimalisir faktor like and dislike dalam menempatkan seseorang. Pelaksanaan assessment center dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor kelengkapan, faktor sumber daya manusia dan faktor sistem penilaian. Selain itu pelaksanaan evaluasi dan monitoring juga menjadi hal yang penting agar assessment center terlaksana dengan baik. Sedangkan keberhasilan implementasi sebuah kebijakan ataupun program dipengaruhi oleh faktor komunikasi, sumberdaya, sikap birokrasi dan struktur organisasi. Begitu juga dengan keberhasilan implementasi assessmet center di Polda Metro Jaya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.

This research purpose is to explain the implementation of assessment center in Metropolitan Regional Police. Human Resource Management is important to regulate the placement of National Police personel in certain positions for placement of national Police Personel career who have . Therefore, the process of personnel police placing should be transparent and accountable. To organize placement with the principle of the right man on the right place, it is necessary to measure the competence in order to accordance the position with competence. With it?s competence be expected to carry out the duties and responsibilities better, to achieve organizational goals. Measurement of these competencies can be done through a lot of tests, assessment center is one of a complete tests.
An employee competency assessment should use several methods that a comprehensive and integrated form of simulations (multi-method or multiple tools) and assessed by more than one assessor (multi assessor) so as to minimize factors like and dislike in placing someone. Implementation of the an assessment center is influenced by several factors including the factor of completeness, the human factor and factor assessment system. Besides the implementation of evaluation and monitoring also become important factors that an assessment center carried out well. While the successful implementation of a policy is influenced by factors of communication, resources, bureaucratic attitudes and organizational structure. As well as the successful implementation of assessmet center at Polda Metro Jaya influenced by these factors."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayub Mandisa
"Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kesesuaian metode penilaian tingkat maturitas Badan Layanan Umum (BLU) sebagai metode untuk menilai kinerja BLU, khususnya perguruan tinggi BLU yang memiliki karakteristik seperti PKN STAN. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif secara kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penilaian tingkat maturitas BLU, secara garis besar, telah sesuai dengan metode penilaian kinerja lain, seperti penilaian tingkat kesehatan BUMN dan kriteria akreditasi BAN-PT. Meskipun demikian, terdapat penyesuaian yang harus dilakukan yaitu dengan membedakan aspek penilaian berdasarkan jenis layanan dan ukuran sebuah BLU. Selain itu, penilaian tingkat maturitas BLU juga harus disesuaikan untuk mengakomodasi penilaian bagi BLU yang tidak memperoleh pendapatan sehingga tetap dapat memenuhi tingkat kemandirian.

This study aims to evaluate the suitability of the BLU maturity level assessment method as a method for assessing Public Service Agencies’ (BLU) performance, especially BLU university which have characteristics such as PKN STAN. This study uses a qualitative descriptive analysis method with a case study approach. The results of the study show that the assessment of the maturity level of BLU, in general, is in accordance with other performance assessment methods, such as the assessment of the soundness level of BUMN and BAN-PT accreditation criteria. Even so, there are adjustments that must be made, namely by differentiating aspects of the assessment based on the type of service and the size of a BLU. In addition, BLU's maturity level assessment must also be adjusted to accommodate assessments for BLUs that do not receive income so that they can still meet the level of independence."
Depok: 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devie Fitri Octaviani
"Globalisasi memberikan dampak besar terhadap ketenagakerjaan.. PT. X memiliki visi untuk mencapai perusahaan yang mendunia, salah satu aspek yang penting adalah HSE, oleh karena itu pekerja yang kompeten terkait HSE sangat dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun kompetensi teknis HSE di PT. X. Penyusunan dilakukan menggunakan studi operasional dengan mengumpulkan para ahli untuk memberikan informasi terkait HSE. Melalui proses penyusunan ini, telah tersusun kamus kompetensi, Job competency level, dan profil kompetensi untuk tiap jabatan. Program pembinaan kompetensi teknis HSE disusun berupa training matriks yang berlaku untuk setiap jabatan. Untuk selanjutnya diperlukan sosialisasi agar sistem kompetensi teknis HSE diterapkan dengan baik.

Globalization provides a large impact on employment . PT. X has a vision to achieve a world class company, one important aspect is the HSE, therefore competent workers related the HSE is required. This research aims is to develop the technical competence of HSE in the PT. X. The development was carried out using the operational studies by gathering experts to provide information related to HSE. Through this process, some of items like a dictionary of technical competencies, job competency levels, and competency profiles for each job have been conducted. Technical competence of HSE training courses organized in the form of training matrix that applies to every position. Further socialization of this guideline is necessary for ensuring the system can be applied properly."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31107
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Yerry Patumona
"Pengukuran risiko merupakan salah satu aktifitas manajemen risiko yang telah dilakukan oleh banyak bank pada masa ini. Kesulitan yang dialami PT. Bank FDR dalam melakukan perhitungan nilai VaR (Value at Risk) pada risiko nilai tukar juga merupakan permasalahan yang dapat dialami oleh bank-bank lain di Indonesia. Pada karya akhir ini akan diperlihatkan pengukuran VaR risiko nilai tukar dan digunakan 2 pendekatan estimasi volatilitas yaitu EWMA dan ARCH/GARCH. Pada Karya Akhir ini diperlihatkan bahwa ARCH/GARCH dapat menghasilkan model VaR yang lebih baik daripada model VaR yang menggunakan estimasi volatilitas EWMA. Dengan menggunakan ARCH/GARCH, maka diperoleh nilai VaR Portfolio PT. Bank FDR untuk 1 Februari 2007 sebesar Rp. 77.307.209,00.

Measuring risks is one of risk management activities which have been largely implemented by many banks on this era. The problem in PT. Bank FDR on calculating Value at Risk (VaR) on foreign exchange risk is possibly a common problem which faced by other banks in Indonesia. In this thesis was described ARCH/GARCH will result better VaR model than EWMA. By applying ARCH/GARCH, it's resulted VaR on PT. Bank FDR for 1st of February 2007 as much as Rp. 77.307.209,00."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25392
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aphroditha Emawati Nidia Kusumaning Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pola makan gizi seimbang pada mahasiswa Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tahun 2021. Studi ini menggunakan desain potong lintang menggunakan data primer. Data dikumpulkan melalui kuesioner daring dengan jumlah responden 178 orang. Pola makan gizi seimbang sebagai variabel dependen, jenis kelamin, pengetahuan gizi, sikap, ketersediaan makanan gizi seimbang, keterpaparan informasi, dukungan keluarga, dan dukungan teman sebaya sebagai variabel independen. Analisis data dengan uji chi-square. Hasil studi didapatkan 71,9% mahasiswa dengan pola makan gizi seimbang kurang, 81,5% jenis kelamin perempuan, 65,2% pengetahuan gizi rendah, 51,1% sikap negatif, 66,3% kurang tersedia makanan gizi seimbang, 77,5% terpapar informasi, 64,6% dukungan keluarga kurang, dan 98,9% dukungan teman sebaya kurang. Terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan gizi (p=0,001), sikap (p=0,043), ketersediaan makanan gizi seimbang (p=0,019), keterpaparan informasi (p=0,002), dan dukungan keluarga (p=0,006) dengan pola makan gizi seimbang pada mahasiswa. Hasil penelitian menyarankan untuk optimalkan promosi penerapan pola makan gizi seimbang melalui pemasangan poster secara langsung maupun daring.

This study aims to determine the factors associated with balanced nutrition eating pattern in students of Public Health Bachelor Program of the Faculty of Public Health, Universitas Indonesia in 2021. The study used a cross-sectional design using primary data. The data was collected through an online questionnaire with 178 respondents. A balanced nutrition eating pattern as a dependent variable, gender, nutritional knowledge, attitudes, availability of balanced nutritional foods, exposure to information, family support, and peer support are independent variables. Analyzed data with chi-square test. The results of this study found 71.9% of students who had less balanced nutritional diet, 81.5% are the female sex, 65.2% low knowledge of nutrition, 51.1% negative attitudes, 66.3% less available balanced nutritional foods, 77.5% exposed to information, 64.6% less family support, and 98.9% less peer support. There was a significant relationship between nutritional knowledge (p=0.001), attitude (p=0.043), availability of balanced nutritional foods (p=0.019), exposure to information (p=0.002), and family support (p=0.006) with a balanced nutritional diet pattern in college students. The results of the study suggest to optimize the promotion of the implementation of a balanced nutritional diet pattern through the installation of posters offline or online."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.C. Oetami Prasadjaningsih
"Awal pemikiran penelitian ini terjadi karena adanya fenomena bahwa ternyata orang berhutang tidak lagi dalam kondisi kekurangan. Penelitian Berthoud & Kempson, 1990, menemukan fakta bahwa orang yang berpenghasilan tinggi makin berani berhutang/meminjam lebih banyak. Saat ini fasilitas untuk berhutang guna mendapatkan sesuatu dengan segera dan mudah juga sangat marak ragamnya. Namun ternyata reaksi konsumen menanggapi berbagai situasi dan fasilitas tidak sama. Berdasarkan hal-hal demikian adakah gaya hidup, sistim nilai, kepribadian, atau sikap yang berbeda diantara reaksi konsumen yang berbeda-beda itu?
Pelbagai reaksi orang menentukan pilihan berhutang atau tidak berhutang dapat dipahami melalui 5 asumsi teori, yaitu:
1. Permanent Income Hypothesis (PIH)
Permanent Income Hypothesis mendapatkan pada ekspektasi atau harapan terhadap pendapatan, apakah perolehannya itu dipersepsikan sebagai yang permanen atau hanya bersifat sementara saja.
2. Life Cyde Theory (LCT)
Life Cyde Theory irii memberi pandangan bahwa secara khusus individu mengalami perolehan pendapatan yang berbeda dalam masa hidupnya LCT mengungkapkan pula bahwa kemilikan kekayaan akan mempengaruhi pola konsumsi seseorang.
3. Konsep Duessenberry
Memperkenalkan teori konsumsi yang melibatkan pembandingan sosial sebagai proses sentral dalam keputusan berkomsumsi.
4. Sentimen Konsumen
Asumsi ini menghubungkan teori konsumsi dengan bagaimana perasaan seseorang tentang keputusan-keputusan dan persoalan ekonomi pribadinya dimana hal tersebut berhubungan dengan kinerja ekonomi makro akhir-akhir.
5. Mental Accounting
Yaitu konsep yang diduga dipakai individu untuk membentuk perhitungan psikologi; menghubungkan antara biaya dan kemanfaatan (cost-benefit) dalam menentukan pilihan individu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan dimensi gaya hidup, sistim nilai, nilai perilaku, kepribadian, dan sikap terhadap perilaku seseorang memilih berhutang atau tidak berhutang dalam mengkonsumsi barang tahan lama. Dan dimensi apa saja yang dapat memprediksi pilihan konsumen tersebut.
Penelitian ini dilakukan pertengahan September 1997 sampai dengan awal Oktober 1997 terhadap konsumen yang merasa dalam tahapan siklus hidup masa kerja produktif saja; dengan kriteria penghasilan di atas Rp. 400.000,-/bulan. Metode pengambilan sampel menggunakan 'Non Probability Sampling' yang sifatnya purposif. Jumlah responden yang diikutsertakan dalam penelitian adalah 271 konsumen, terdiri atas 130 wanita dan 141 laki-laki. Dari sisi pilihan perilaku terdapat 171 orang pernah berhutang dan 100 orang tidak pernah berhutang selama 2 tahun terakhir ini dalam hal mengkonsumsi barang-barang tahan lama, untuk keperluan sendiri-bukan bisnis. Pengambilan data dilapangan melalui perangkat kuesioner. Alat ukur yang digunakan dalam penilaian ini adalah AIO (gaya hidup), Nilai Idaman Dalam Kehidupan 1 LOV, Nilai Perilaku Kredit, Kepribadian (Introvert-Ekstrovert Eysenck dan Locus of Control-IPC Levenson) serta sikap terhadap berhutang yang berbobot positif dan negatif. Selain pengukuran di atas, juga disertakan data demograti responden, baser transaksi yang dilakukan, sarana yang dipakai untuk berhutang, barang yang dibeli & yang diinginkan untuk 5 tahun yang akan datang dengan cara hutang atau tidak hutang. Juga diungkapkan tentang keberadaan responden dalam kelompok kombinasi perilaku berhutang dan menabung. Analisis data dilakukan degan metode 'stepwise' - secara komputerisasi dengan menggunakan PCISPSS for windows release 7.51. Teknik anaiisis yang dipergunakan adalah Anova one way, Chi Square dan Analisis Diskriminan.
Hasil analisisi menunjukkan bahwa sikap pro kontra terhadap berhutang tidak dapat membedakan secara signifikan tipe gaya hidup. Gaya Hidup bergengsi saja yang dapat membedakan secara bermakna terhadap pilihan perilaku berhutang-tidak berhutangnya konsumen. Nilai Idaman Dalam Kehidupan (IDK) tidak memberakan makna secara signifikan pada sikap pro kontra berhutang, juga pada pilihan perilaku konsumen untuk berhutang atau tidak berhutang. Nilai perilaku kredit yang merupakan penjabaran nilai IDK lebih membuktikan secara sangat bermakna baik terhadap sikap pro kontra berhutang maupun terhadap pilihan konsumen untuk berhutang-tidak berhutang. Faktor kepribadian yang secara signifikan membedakan adalah rid Introvert-Ekstrovert. Konsumen yang berhutang lebih mencerminkan ciri-ciri kearah Ekstravert yang bersifat Impulsif (menurutkan kata Kati), berfikir praktis, dan cenderung memakai konsep fleksibet. Sedangkan konsumen yang tidak berhutang menampilkan ciri-ciri kearah Introvert yang bersifat reflektif (banyak pertimbangan), terkendali dan cenderung mendasarkan pada patokan-patokan yang baku pada setiap menghadapi situasi.
Faktor sikap yang didukung oleh alasan-a[asan yang dianut secara bermakna mempengaruhi pilihan konsumen untuk berhutang/tidak berhutang. Semakin beranggapan berhutang itu memberi beban dan perlu perhitungan yang seksama, mendorong berkonsumsi lebih, malu terhadap lingkungan maka konsumen cenderung menunjukkan untuk menghindari hutang. Sementara yang bersikap pro terhadap berhutang memberi tampilan persetujuan bahwa dengan berhutang lebih berhemat, praktis, dapat segera memperoleh barang yang diinginkan, tidak perlu jadi beban pikiran dan cenderung mengabaikan rasa malu terhadap lingkungan. Studi ini tidak berhasil membuktikan bahwa kepribadian Locus of Control membedakan pilihan perilaku berhutang perorangan. Hal ini diduga adanya sampel yang tidak sebanding."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Citra Niramaya
"Tesis ini membahas mengenai bagaimana penerapan advance ruling system di negara Indonesia terkait dengan self assessment system yang dianut oleh Indonesia, yang tentunya tidak menyimpang dari prinsip-prinsip dasar dalam pemungutan pajak agar Indonesia memiliki sistem perpajakan yang jauh lebih baik lagi di masa yang akan datang yang tidak mengabaikan kepentingan Wajib Pajak. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan bahwa sudah saatnya Indonesia memililh peraturan yang komprehensif tentang advance ruling system, terutama ketika Ditjen Pajak telah mereformasi dirinya menuju sistem administrasi perpajakan modern. Berkaitan dengan self assessment system, advance ruling merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem administrasi pajak modern. Dalam self assessment system dan administrasi pajak modern, ketentuan advance ruling system ini merupakan hal yang mutlak harus ada.

The thesis discusses of how the application of advance ruling in Indonesia in relation to the self assessment system adopted by Indonesia, of which definitely not diverge from the basic principle of tax collection thus Indonesia would have a far more better taxation system in the future whereby taxpayers interests are the major concern. The study is a qualitative research with a descriptive design. The research suggests that it is about time for Indonesia to have comprehensive roles of advance ruling system, particularly when the tax general directorate had reformed itself into a modernized tax administration system. In regard of self assessment system, advance ruling is an inseparable pari of the modem tax administration system. In self assessment system and modem tax administration, the advance ruling system is a part that must exist.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 26992
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>