Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109201 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya Naviska
"Ujian Nasional sebagai salah satu syarat kelulusan sekolah menimbulkan kecemasan dan perasaan stres bagi sebagian besar siswa kelas 3 SMA. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana yang bertujuan untuk mengetahui gambaran mekanisme koping pada siswa kelas 3 SMA menjelang Ujian Nasional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 194 siswa kelas 3 SMA di SMAN 1 Purwakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Selanjutnya data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel penelitian. Hasil menunjukkan bahwa 51% siswa menggunakan mekanisme koping berfokus masalah dan 49% menggunakan mekanisme koping berfokus emosi.

National Exam as one of school graduation requirements cause anxiety and stress for most high school students in 3rd grade. This research used a simple descriptive design which has purpose to know the description of coping mechanisms of high school students in 3rd grade before the National Exam. Samples in this research were 194 high school students in grade 3 at SMAN 1 Purwakarta Academic Year 2011/2012. Sampling technique used was simple random sampling and use questionnaire as a research instruments. Furthermore, the data collected were analyzed using univariate analysis to determine the frequency of the study variables. The results showed that 51% of students use problem focused coping mechanisms and 49% of students use emotion focused coping."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43720
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nicky Anelia
"Pendidikan profesi merupakan proses yang harus dilalui mahasiswa keperawatan untuk menjadi seorang perawat profesional. Selama menjalani masa ini mahasiswa dapat mengalami berbagai kesulitan yang dapat memicu munculnya stres. Respon terhadap stres dikenal dengan mekanisme koping. Setiap individu memiliki mekanisme koping yang bervariasi tergantung pada tingkat stres dan kondisi yang dialami.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan mekanisme koping pada mahasiswa reguler program profesi ners FIK UI tahun akademik 2011/2012. Desain dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 86 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat stres dengan mekanisme koping. Penelitian ini memberikan gambaran kepada institusi pendidikan keperawatan, FIK UI, untuk dapat memperhatikan pelaksanaan pendidikan profesi ners serta memperkenalkan dan mengakrabkan mahasiswa dengan lingkungan klinik sebelum melakukan praktik klinik.

Professional education is a process that nursing students have to pass in order to become a professional nurse. During this time nursing students may find out many difficulties which trigger stress. Response to stress is known as coping mechanism. Each individual has a various coping mechanism that depends on the level of stress and conditions experienced.
The aim of this study was to determine the relationship between the level of stress with the coping mechanism on regular students of nurses profession program at FIK UI academic year 2011/2012. The design in this research was descriptive correlative. Sample was taken with total sampling. Number of sample in this study is 86 people.
The results showed that there is a relationship between the level of stress with coping mechanism. This study gave overview to the nursing education institutions, FIK UI, to give more attention to the implementation of professional education nurses, introduce and familiarize students with the clinical environment before they do clinical practice.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43722
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Komang Ratih
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan terhadap koping siswa dalam menghadapi ujian nasional. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan melibatkan 153 responden yang diambil dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukan 109 responden mengalami kecemasan tinggi dan 87 responden menggunakan koping adaptif dalam mengatasi masalah. Pada hasil uji Chi Square menyatakan terdapat hubungan antara tingkat kecemasan terhadap koping siswa dalam menghadapi ujian nasional (p=0,000, α= 0.05). Penelitian ini memberi implikasi bagi pihak sekolah agar hasil penelitian dapat dijadikan evidence base dalam menyusun rencana untuk menurunkan kecemasan siswa saat menghadapi ujian nasional.

The study was conducted to determine the relationship of coping with the anxiety level of students in the national exams. This study uses descriptive correlative design involving 153 respondents was taken by simple random sampling technique. The results showed 109 respondents experiencing high anxiety and 87 respondents using adaptive coping in dealing with the problem. In the Chi Square test results stating there is a relationship between students' levels of anxiety to coping in the face of national examinations (p = 0.000, α = 0.05). This study has implications for the school so that research results can be used as evidence base in preparing a plan to reduce student anxiety in the face of the national exam."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43765
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sonya Fianna Indra
"Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan mekanisme koping yang digunakan oleh mahasiswa baru FKM UI Reguler 2011 yang tinggal bersama orang tua dengan yang tidak tinggal bersama orang tua. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan menggunakan desain deskriptif komparatif. Pengambilan sampel menggunakan metode random sampling, dengan jumlah responden 80 orang.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan mekanisme koping yang digunakan mahasiswa baru yang tinggal bersama orang tua dengan yang tidak tinggal bersama orang tua. Untuk itu, diharapkan orang tua, khususnya orang tua responden yang tidak tinggal bersama orang tuanya, tetap memberikan dukungan kepada mahasiswa ketika mengalami masalah.

This study aims to know the difference of coping mechanisms on first year academic students of FKM UI Regular 2011 who living with parents and does not living with parents. This type of research was quantitative with descriptive comparative design. Sampling was random sampling method, consisted of 80 participants.
Results showed there is no difference of coping mechanisms on first year academic students who living with parents and not living with parents. Therefore, it was still important for the parents, especially the parents of respondent who does not live with their parents to give social support for their children when they have problem.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43682
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Yani
"Adanya perubahan sistem pendidikan menjadi inklusif, menuntut guru untuk mengajar siswa dengan berbagai kebutuhan. Perubahan tersebut memungkinkan munculnya burnout karena kelebihan beban kerja, perubahan tugas guru, dan sarana dan prasarana tidak mendukung. Bila kondisi ini dibiarkan maka akan mengganggu proses school adjustment khususnya anak berkebutuhan khusus yang berada di kelas 1 dan kelas 2 karena mereka membutuhkan hubungan yang baik dengan guru. Penelitian ini hanya akan meminta guru memberikan penilaian terhadap kondisi burnout yang dialaminya, maupun memberikan rating school adjustment terhadap anak berkebutuhan khusus secara umum. penelitian ini melibatkan 46 responden guru sekolah dasar inklusif di wilayah Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Depok. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ketiga dimensi burnout dengan perceived school adjustment dengan nilai korelasi r= -0.296 hingga -0.388.

Change in the education system to be inclusive, requires teacher to teach students with various needs. The change are likely to lead burnout due to work overload, changes in the teacher assignments, and then facilities and infrastructure does not support. If this condition is left it will interfere with the process of school adjustment children especially childen with special needs who are in grade 1 and grade 2 because they need a good relationship with teacher. This research only ask the teacher gives an assessment of the conditions they experienced burnout, as well as providing rating of school adjustment children with special need in general. This study involved 46 respondents inclusive primary school teacher in East Jakarta, South Jakarta, and Depok. The result indicate t there is a significan relationship between three dimensions of burnout with perceived school adjustment. Value of correlation two variabels are 0.296 to -0.388"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Absharina Izzaty
"Being a teacher in SLB facing major challenges in teaching and learning. Mindfulness on teacher help make closer in interpersonal relationship of teacher and student. Good interpersonal relationships can help the process of school adjustmen students with special needs. Therefore this research was conducted to get an idea of ??the relationship between teacher mindfulness and school adjustment of students with special needs through the perception of teachers in schools SLB . Measurements school adjustment using the Short Form Teacher Rating Scale of School adjustment SFTRSSA developed by Bitch and Ladd 2007 through the perception of teachers and measurements of mindfulness using a measuring instrument Mindfull Attention Awareness Scale MAAS developed by Brown and Ryan 2003 . Participants in this study were 75 teachers who teach grade one, two and three elementary schools in the School SLB are located in Jakarta and Depok with a number of students were rated as 325 students. The results showed that teachers mindfulness have a positive relationship with the school adjustment of students with special needs with the value of r = 0.21, P."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S66171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardan Aziz Rahman
"ABSTRAK
Mahasiswa tahun pertama rentan mengalami masalah adaptasi akibat lingkungan kuliah yang berbeda dengan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan penyesuaian diri mahasiswa baru college adjustment antar tipe identity processing style. Partisipan pada penelitian ini adalah 544 mahasiswa angkatan 2017 Universitas Indonesia. College adjustment diukur menggunakan Student Adaptation of College Questionnaire SACQ oleh Baker dan Siryk 1984 dan identity processing style diukur menggunakan Identity Style Inventory 6th Generation ISI 6G oleh White, Wampler, dan Winn 1998. Penelitian ini menggunakan teknik statistik One Way MANCOVA. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan college adjustment antar tipe identity processing style. F 8,1072 =5.480, P 0,05.

ABSTRACT
Transtition to college is one of problem first year student in college. The aim of this study is to examine the difference of college adjustment between three types of identity processing style informational processing style, normative processing style, dan diffuse avoidant processing style in first year student. The participants used in this study are 544 first year student in Universitas Indonesia. College adjustment was measured by Student Adaptation of College Questionnaire SACQ by Baker and Siryk 1984 and identity style was measured by Identity Style Inventory 6th Generation ISI 6G by White, Wampler, and Winn 1998 . One way MANCOVA statistic technique was used to process the data. There is a significant difference of college adjustment between identity processing style processing style F 8,1072 5.480, P0.05."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Hasby
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan mindfulness dan perceived school adjustment guru terhadap siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusif. Terdapat dua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel mindfulness diukur menggunakan Mindfulness Attention Awarenes Scale (MAAS; Brown & Ryan, 2003) yang diisi oleh 70 guru. School adjustment dari siswa berkebutuhan khusus diukur menggunakan Short Form Teacher Rating Scale of School Adjustment (SFTRSSA; Betts & Rottenberg, 2007) yang telah diadaptasi oleh Yani (2013), dan diisi oleh guru pada 98 siswa.
Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara mindfulness guru dan perceived school adjustment siswa berkebutuhan khusus (r = -0.009; p < 0.05). Dengan demikian, tingkat mindfulness yang dimiliki oleh guru tidak dapat memprediksi school adjustment siswa berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif.

The purpose of this study was to find out the relationship between teachers` mindfulness and perceived school adjustment of students with special needs in inclusive schools. There were two instruments used in this study. Teachers` mindfulness was measured using the Mindfulness Attention Awareness Scale (MAAS; Brown & Ryan, 2003) completed by 70 teachers. School adjustment of special needs students was measured using the Short Form Teacher Rating Scale of School Adjustment (SFTRSSA; Betts & Rottenberg, 2007) that has been adapted by Yani (2013), and rated by the teachers for 98 students.
Pearson Correlation analysis result showed that there is no significant relationship between teachers` mindfulness teacher and perceived school adjustment of special needs students (r = -0.009; p < 0.05). That means, teacher`s mindfulness couldn`t predict perceived school adjustment of special needs student at inclusive elementary school.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Junita
"Penelitian ini akan melihat pentingnya peer acceptance siswa normal terhadap siswa berkebutuhan khusus dan school adjustment yang dilihat dari penilaian guru di sekolah yang menerapkan pendidikan inklusif. Peer acceptance menjelaskan mengenai sejauh mana seorang anak atau remaja secara sosial diterima oleh kelompok teman sebaya (Berk, 2007).
Dalam penelitian ini, peer acceptance yang akan dilihat adalah peer acceptance siswa normal terhadap siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusif. Selain itu, peneliti juga ingin melihat school adjustment siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusif. School adjustment merupakan kombinasi dari penerimaan performa akademis, sikap positif terhadap sekolah, dan keterlibatan serta keterikatan dengan lingkungan sekolah (Birch & Ladd dalam
Baughan, 2012).
Penelitian dilakukan pada 323 siswa normal yang berada di kelas satu SMP sekolah inklusif dan 32 guru yang mengajar di kelas satu SMP di sekolah inklusif yang sama. Terdapat dua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Peer Acceptance Scale (PAS) dan Short Form Teacher Rating Scale of School Adjustment (STRSSA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa normal memiliki peer acceptance yang tinggi terhadap siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusif. Selain itu, diketahui bahwa siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusif memiliki school adjustment yang sedang.

This research aims to know the importance of peer acceptance of regular students for students with special needs and school adjustment of students with special needs from teacher?s perception in inclusive junior high school. Peer acceptance refers to how much someone accepted by his/her peer (Berk, 2007).
In this research, peer acceptance will be seen from the point of view of regular students for special needs students in inclusive junior high school. Moreover, research will examine the school adjustment of special needs students in their school from teacher's perception. School adjustment is a combination of academic performance, a positive attitude toward school, and involvement in and engagement with school environment (Birch & Ladd in Baughan, 2012).
The participant are 323 first grade students in junior high school and 32 teachers who teach first grade students. There are two scales: Peer Acceptance Scale (PAS) and Short FormTeacher Rating Scale of School Adjustment (STRSSA).
This research conclude that the students without special needs have a high peer acceptance for students with special needs in their school. Moreover, the special needs students have a good enough school adjustment at their school."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilsa Dieastuty Salim
"
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana gambaran aspirasi
akademik remaja putri untuk melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah
Kejuruan (STM). Penelitian dilakukan pada sejumlah siswi SLTP di kabupaten
Maluku Utara dan Halmahera Tengah, propinsi Maluku. Peneiitian ini juga bertujuan
mengetahui siapa yang mempengaruhi mereka dalam pemilihan sekolah Ianjutan
atas dan adakah hubungan antara aspirasi akademik untuk melanjutkan pendidikan
dengan sifat-sifat positif dan negatif yang ada dalam diri remaja.
Pemilihan pokok permasalahan, dilandasi oleh kenyataan bahwa umumnya siswi
SLTP kurang banyak yang berminat untuk melanjutkan pendidikannya ke STM. Hal
ini disebabkan ada anggapan di dalam masyarakat bahwa STM adalah sekolah
khusus pria. Di samping itu, ada juga anggapan bahwa wanita tidak perlu
berpendidikan iinggi, tugas wanita adalah mengurus rumah tangga. Akibatnya,
banyak wanita yang kemudian tidak berpendidikan tinggi. Padahal di Indonesia,
wanita diharapkan banyak berperan daiam pembangunan negara. Hambatan
utamanya adalah karena wanita sendiri masih banyak yang berpendidikan rendah,
kurang memiliki ketrampilan, di samping sistem kemasyarakatan daerah yang tidak
menonjolkan peran wanita. Hal tersebut membuat para wanita terjerumus untuk
bekerja di sektor-sektor informal yang sifatnya memang mudah dimasuki dan tidak
beraturan sehingga dapat menampung sejumlah besar tenaga kerja yang tidak
memiliki ketrampilan dan cendemng berpendidikan rendah, misalnya menjadi
pembantu rumah tangga.
Di saat banyak Tenaga Kerja Wanita (TKW) diekspor ke luar negeri yang sebagian
besar untuk menjadi pembantu rumah tangga, timbul masalah lain yaitu, kurang
terjaminnya keselamatan para TKW selama mereka bekerja di Iuar negeri. Untuk
itu, pemerintah Indonesia kemudian mengambil keputusan dengan melakukan pemulangan TKW ke tanah air secara besar-besaran. Dengan demikian berarti
jumlah pengangguran di negara Indonesia semakin banyak. Belum termasuk
jumlah pengangguran akibat PHK sebagai imbas dari krisis ekonomi yang sedang
dialami bangsa, kemudian penganggur yang berasal dari angkatan kerja baru, dan
pekerja yang belum mendapal kesempatan kerja di tahun sebelumnya.
Berdasarkan alasan di atas dan melihat pada kelebihan-kelebihan SMK (STM)
dalam membekali lulusannya dengan ketrampilan-ketrampilan khusus dan
didukung oleh maraknya upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas SMK,
maka peneliti tertarik unluk mengangkat hal tersebut sebagai topik penelitian.
Selain itu, peneliti juga mempertimbangkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh
kaum wanita dalam bekerja. Upaya pemenntah tadi dilakukan dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan menaga pelaksana di chmia induslri sebagai tenaga terampil
yang siap menerima instruksi untuk melakukan pekerjaan secara Iangsung.
Dengan teknik incidental sampling, subyek sebanyak 87 orang siswi kelas 3 (tiga)
dan SLTP Negen 1 Ternate dan Tidore dilibatkan sebagai sampel peneIitian. Usia
subyek berkisar antara 13-16 tahun.
Dalam menggali aspirasi akademik subyek dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya digunakan kuesioner aspirasi. Sedangkan untuk mengetahui
tinggi rendahnya sifat-sifat positif dan negatif dalam diri subyek digunakan skala
Bem's Sex Role Inventory (BSRI).
Pada pengolahan data skala BSRI dilakukan analisa faktor (analisa 2 faktor). Hasil
analisa 2 faktor itu kemudian disebut sebagai sifat-sifat positif, yaitu sifat-sifat yang
mendukung dan sifat-sifat negatif, yaitu sifat-sifat yang tidak mendukung subyek
dalam mencapai keberhasilan di masa yang akan datang (dalam hal ini, untuk
melanjulkan pendidikan ke SLTA atau STM). Metode analisa data yang Iain
digunakan persentase, sedang untuk mengetahui bagaimana hubungan antara
beberapa variabel digunakan tabulasi silang dengan rumus Chi-Square. Pada
penelitian ini, dilakukan uji validitas dan reliabililas alat tes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah siswi SLTP yang mau melanjutkan
pendidikan ke SMU lebih banyak dari yang mau melanjutkan ke STM. Dan yang
mempengaruhi aspirasi akademik subyek untuk melanjulkan pendidikan ke SLTA
(baik SMU maupun SMK) adalah diri subyek sendiri, yaitu variabel sifat-sifat positif
dan sifat-sifat negatif yang ada di dalam diri subyek. Sedangkan salah satu faktor
yang mempengaruhi aspirasi akademik dari luar diri subyek adalah pengaruh pihak
keluarga. Dari penelitian ini diketahui bahwa Bapak adalah orang yang Iebih
mempengaruhi subyek di dalam keluarga selain anggota keluarga yang lain.
Secara keseluruhan gambaran aspirasi akademik subyek untuk melanjutkan
pendidikan adalah sedang, tinggi, kemudian rendah.
Hasil utama penelitian ini yaitu ada hubungan antara tinggi rendahnya aspirasi
akademik untuk melanjutkan pendidikan ke STM dengan tinggi rendahnya Sifat-sifat Negatif di dalam diri remaja putri Ternate dan Tidore. Kemudian hasil lain yang
diperoleh dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara tinggi rendahnya
aspirasi akademik untuk melanjutkan pendidikan ke STM dengan tinggi rendahnya
Sifat-sifat Positif di dalam diri remaja putri Ternate dan Tidore.
Hasil penelitian ini mungkin dapat bermanfaat bagi pihak sekolah (SLTP),
khususnya pihak pengajar dalam mengarahkan murid-murid yang akan
melanjutkan pendidikan ke SLTA. Dengan demikian mereka dapat mempersiapkan
diri sejak dini dalam memilih SMK atau SMU dengan mempertimbangkan keadaan
dirinya (baik internal maupun eksternal). Selain ilu, hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat pula bagi siswi SLTP untuk mempertimbangkan SMK (STM)
sebagai pilihan mereka mengingat tenaga mereka cukup dibutuhkan dalam
pembangunan khususnya dalam sektor industri.
Saran yang dapat diberikan melalui penelitian ini adalah agar masyarakat
hendaknya mengubah pandangan mereka bahwa STM adalah sekolah yang lebih
pantas untuk pria sehingga para siswi tidak ragu Iagi untuk melanjutkan
pendidikannya ke STM. Dengan demikian mereka diharapkan dapat menjadi
tenaga kerja terampil yang siap pakai dan bermanfaat bagi pembangunan
khususnya di sektor industri.
"
1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>