Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3098 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Schmithausen, L.
Canberra : The Australian National University, 1991
294.3 SCH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jatayu Jiwanda M
"Pemaknaan penderitaan sebagai realitas kehidupan adalah momen yang dapat kita temukan dalam pemikiran Buddhisme. Latar belakang pemikiran buddhisme baik secara ontologis, epistemologis dan aksiologis terhadap pemaknaan realitas kehidupan inilah menjadi dasar dalam penulisan skripsi ini. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan fenomenologi-hermeneutis dalam menganalisa konsep Dukkha. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan penderitaan sebagai pemaknaan realitas kehidupan, hal tersebut memberikan relevansi terhadap kehidupan manusia. Hasil dari penelitian ini adalah pemahaman terhadap penderitaan (dukkha) yang tidak hanya dipahami sebagai konsepsi semata melainkan bentuk penghayatan dari pengalaman-pengalaman hidup Siddhatta Gautama. Sang Buddha melihat kondisi kehidupan manusia dan proses kehidupan yang berjalan terus menerus.

The meaning of Suffering as a reality of life is the moment where we can found in the thought of buddhism. The basic reason of the thought view as well as ontological, epistemological and axiological of the meaning of Buddhism become a basic in this research.This research uses the descriptive analysis and hermeneutic phenomenology method to analyze the concept of dukkha. The purpose of this study is to explain suffering as a meaning of life, which give a relevance to human life. The result of this study is an understanding of suffering that is not only understood as concept merely, although as a form contemplation Siddhatta Gautama. Buddha’s view is human condition and processes of life always continuous."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikeda, Daisaku, 1928-
London: Warner, 1994
294.344 IKE u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muh. Adlan N.
"Wacana Hak Asasi Manusia (HAM) mengemuka saat berbagai kekerasan, penindasan dan pelecahan terhadap kemanusiaan mengemuka dalam sejarah hidup umat manusia. Rezim-rezim totaliter di abad modern tidak jauh beda dengan pola kepemimpinan abad pertengahan dan primitif. Saat itu, manusia menjadi objek eksploitasi oleh manusia lain. Subordinasi dan superioritas yang terjalin antara penguasa (ruler) dan masyarakat (ruled) tidak henti-hentinya menjadi cerita laten sebuah bangsa.
Telah banyak kesepakatan yang dibuat untuk menempatkan posisi relasi antar manusia. Khususnya yang mengatur batas-batas kewenangan pemimpin dan warga negara. Bahkan sebelum modernitas menyapa dunia. Namun, hal itu tidak terlalu membawa dampak signifikan, meski asumsi moral pun telah diajukan. Dalam kondisi tersebut, diperlukan respon global yang menyeluruh pentingnya pengakuan atas hak-hak asasi manusia. Tidak hanya sekedar motivasi moral, namun juga memiliki kekuatan hukum dan politik.
Kulminasi desakan kepentingan tersebut berada pada titik saat berkumandangnya Universal Declaration of Human Right (UDHR), Deklarasi Semesta Hak Asasi Manusia, pada tahun 1948 yang dikodifikasikan pada tahun 1966 dalam Kesepakatan Internasional hak sipil dan Politik (International Covenant on Civil and Poltical Rights) serta Kesepakatan Internasional Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya (International Covenant on Economics, Social and Cultural Rights).
Gagasan liberalisme Barat menjadi penopang utama pentingnya hak asasi manusia. Sebab ia memiliki landasan pengakuan atas kebebasan dan kesetaraan. Sebagai salah satu ideologi besar di dunia, ia menyeru bahwa setiap individu memiliki hak atas kebebasannya dan diberikan kesempatan yang sama untuk mengekspresikan kebebasan tersebut. Asumsi universalitas pun patut ditekankan, saat tak ada celah bagi pihak lain untuk menolaknya, atas dasar kemanusiaan.
Tentu saja gagasan ideal ini memiliki makna dan cita-cita yang Iuhur. Namun, ketika ia memasuki ranah hukum dan politik, maka muncul perbedaan sekaligus penentangan dari pihak lain. Khususnya budaya dan tradisi lain yang tidak berangkat dari asumsi liberal Barat. Salah satunya adalah Islam. la berangkat dari tradisi doktrin keagamaan yang bersumber pada AI-Qur'an dan Hadits. Keduanya terkumulasi dalam sistem hukum dan politik.
Pembahasan dalam tesis ini secara umum hendak memperoleh jawaban sejauh mana eksistensi HAM dalam perspektif Islam yang memiliki realitas budaya yang berbeda dengan Barat. Masalah pokok ini dijabarkan dalam sub-sub masalah sebagai berikut: Apa asumsi yang mendasari wacana HAM dalam pemikiran Barat dan Islam? Bagaimana eksistensi hak asasi manusia dalam perspektif Barat dan Islam? Sejauh mana efek kedudukan Tuhan dan manusia melandasi wacana HAM dalam perspektif Barat dan Islam?
Jenis penelitian memakai pendekatan kualitatif. Hasil data yang diperaleh dari operasional metode kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif-analitis. Penelitian ini jugs bersifat literer (library research), sumber data penelitian ini sepenuhnya berdasarkan kepada riset kepustakaan, mengandalkan tulisan-tuiisan yang berkaitan dengan wacana Hak Asasi Manusia (HAM) dalam perspektif Barat dan Islam, serta dengan tulisan-tulisan lain yang relevan, dengan menggunakan dua metode pembahasan; deskriptif dan analitis.
Metode deskriptif melukiskan keadaan secara obyektif. Wacana HAM dalam perpektif Barat dan Islam diteropong secara objektif. Dengan demenelisik asumsiasumsi HAM dalam pemikiran modern serta berbagai tinjauan atas relativisme budaya dalam pemikir kontemporer. Demikian Pula penerimaan atas pemikiran Islam reformis dalam pemikiran kontemporer Islam.
Metode analitis dilakukan dalam meneopong kedua wacana tersebut dalam bingkai filosofis. Urutan-unitan kronologis kemunculan HAM dibahas sesuai dengan dasar-dasar filosofis yang dikandungnya. Tokoh-tokoh semisal Thomas Hobbes, John Locke dan Rousseau menjadi pilar utama penggerak prinsip HAM yang menjadi acuan bagi dideklarasikannya HAM universal. Selain itu, juga dipakai dalam menganalisa konsep hak asasi manusia dalam perspektif Islam yang bersumber dari ayat-ayat AI-Qur'an dan Hadits.
Penemuan penting dalam tesis ini adalah bahwa wacana HAM dalam Islam tidak memiliki penjelasan yang eksplisit_ Bahkan pembicaraan HAM tersebut diajukan setelah pemikiran Barat mulai menyentuh wacana tersebut. Layaknya dokumen pedoman, pemikiran HAM dalam Islam merupakan upaya menyesuaikan gagasan HAM Barat dengan informasi yang dimuat oleh AI-Qur'an dan Hadits.
Dari penyesuaian tersebut, ditemukan bahwa hakikat HAM dalam Islam memiliki karakteristik khas, bersifat teosentris. Tuhan adalah motivasi mutlak dari segala sesuatu. Dia adalah pusat orientasi dari segala motivasi. Manusia adalah sosok mukallaf (dipenuhi kewajiban), sedangkan hak utama hanya milik Tuhan. Hal ini berbeda dengan konsep Barat yang anstroposentristik, berorientasi pada eksistensi manusia sebagai tujuan. Mementingkan perlindungan pada HAM dan kemerdekaan individu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T17230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New Delhi: Institute Of Oriental Philosophy, 2017
294.385 LOT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Galtung, Johan
London ; Chicago, IL : Pluto Press, 1995
294.337 873 GAL c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lama, Dalai
New York: Riverhead Books, 2003
294.344 4 LAM a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sulak Sivaraksa
Jakarta: Hikmahbudhi, 2013
294.337 5 SUL pt (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Metcalf, Franz
San Francsco: Berrett-Koehler, 2012
294.344 MET b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ikeda, Daisaku, 1928-
Jakarta: Ufuk Publishing House, 2011
297.342 IKE ut (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>