Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163524 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diah Astarini Sutikno R.
Depok: Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth L Tanty
"Ketunarunguan adalah kecacatan yang disebabkan oleh kurang maksimalnya fungsi organ pendengaran (Mittler, 1987)- Masalah utama ketunarunguan terletak pada ketidakmampuan dalam melakukan komunikasi yang berdampak pada ketrampilan berbahasa, kemampuan menulis, penyesuaian sosial, prestasi akademis, serta aspek perkembangan dan kehidupan. Kendala komunikasi ini berpangkal dari kesulitan para penyandang tunarungu dalam menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, kebutuhan, dan kehendak mereka. Selain sulit bagi orang lain untuk mengerti, mereka juga sukar untuk memahami orang lain sehingga timbul perasaan terkucil atau terisolasi dari lingkungan sosial mereka (Mangunsong, 1998). Oleh karena itu, seorang penyandang tunarungu perlu dilihat sebagai pribadi yang memiliki berbagai kemampuan serta ketidakmampuan secara bersamaan. Setelah itu, kelebihan yang dimiliki perlu dikembangkan dan diangkat menjadi suatu andalan (Semiawan, 2002). Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang timbul dengan menguji 3 hipotesis menggunakan metode korelasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan persepsi tentang dukungan orang tua baik secara masing-masing maupun bersamaan terhadap prestasi akademis siswa penyandang tunarungu di SLTPLB. Sampel penelitian adalah siswa SLTPLB bagian B Santi Rama sehanyak 49 orang siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga hipotesis diterima, yaitu ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan persepsi tentang dukungan orang tua secara sendiri-sendiri maupun bersamaan terhadap prestasi akademis siswa penyandang tunarungu. Hal ini berarti hasil penelitian menunjukkan bahwa bila motivasi belajar dan dukungan orang tua pada siswa penyandang tunarungu semakin besar baik secara sendiri-sendiri maupun bersamaan, maka prestasi akademis yang diperoleh akan semakin meningkat. Akan tetapi, hubungan antara dukungan orangtua dan prestasi akademis ternyata Iebih kuat dibandingkan hubungan antara motivasi belajar dan prestasi akademis. Kesimpulan penelitian adalah dukungan orang tua mempunyai kontribusi yang besar bagi keberhasilan siswa penyandang tunarungu di sekolah, karena mereka sangat membutuhkan dukungan dari lirngkungan sekitar terutama dari orangtua dalam mengatasi kendala komunikasi sebagai sarana pencrimaan dan pengakuan eksiqnsi dalam pergaulan. Pembabasan kesimpulan diuraikan dalam diskusi dan implikasi penelitian, kemudian dikemukakan beberapa saran praktis yang diharapkan dapat bermanfaat,
agar tumbuh konsep diri yang realistik dan mampu mewujudkan kehidupan yang dicita-citakan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geraldine Kristina Wanei
"Penelitian ini berawal dari adanya kesenjangan pandangan masyarakat dan kecemasan orang tua apabila anaknya menderita gangguan pendengaran, akan mengalami hambatan perkembangan kepribadian. Anak tunarungu mengalami gangguan dalam perkembangan kepribadian, karena kesulitan berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Akibatnya anak tunarungu menjadi impulsif, egosentrik dan kurang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, sekarang tidak banyak sekolah berasrama disediakan untuk menampung anak tunarungu, karena masyarakat menganggap bahwa anak tunarungu yang bersekolah pada sekolah berasrama, akan terkucilkan dan merasa asing dengan keluarganya. Memang problema ketulian cukup kompleks, walaupun tidak lebih penting dari problem kecacatan lainnya. Kehilangan stimulus pendengaran merupakan suatu "misteri", karena bentuk kecacatan seperti ini tidak nampak dari luar, namun tetap merupakan kendala dalam perkembangan kepribadian anak tunarungu.
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat terungkap sejauh mana hubungan faktor internal dan eksternal berperan terhadap keberhasilan belajar dan pembentukan konsep diri anak tunarungu di sekolah residensial. Topik penelitian ini dibahas melalui kepustakaan yang ada, dan dirumuskan 3 hipotesis untuk diuji keberartiannya secara statistik. Analisis data dilakukan denga SPSS, untuk mencari korelasi tunggal dan korelasi ganda. Dari hasil analisis tersebut, maka ke 3 hipotesis sebagai model hubungan fungsional secara bersama-sama telah terbukti keberartiannya, namun keberartian dari setiap koefisien regressi hendaklah diteliti satu demi satu.
Hasil yang diperoleh untuk hipotesis 1 menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan pada peran bapak, peran pembimbing asrama dan peran guru dengan keberhasilan siswa tunarungu sekolah residensial yang tidak dipertimbangkan pada hipotesis 1, adalah variabel inteligensi, derajat ketunarunguan dan peran ibu dengan keberhasilan belajar siswa tunarungu sekolah residensial.
Sedangkan pada hipotesis 2 diperoleh hasil, bahwa ada hubungan yang signifikan antara keberhasilan belajar dan konsep diri siswa tunarungu sekolah residensial. Yang tidak dipertimbangkan pada hipotesis 2 adalah variabel inteligensi, derajat ketunarunguan, peran bapak, peran ibu, peran guru, peran pembimbing asrama dengan konsep diri siswa tunarungu sekolah residensial. Pada hipotesis 3, terbukti signifikansi keberhasilan belajar dengan konsep diri siswa tunarungu sekolah residensial.
Tesis ini ditutup dengan beberapa sumbang saran, baik saran teoretis maupun praktis, khususnya ditujukan pada fasilitator pendidikan, yakni orang tua, guru serta pembimbing asrama. Diharapkan pula hasil penelitian ini dapat berguna bagi peneliti dimasa mendatang khususnya yang berminat untuk memperluas wawasan pengalaman bidang Psikologi Luar Biasa, serta demi kemajuan pendidikan SLB-B di negara kita."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T37845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Suriani
"Usia remaja adalah fase saat terjadi perubahan-perubahan kematangan fisik, seksual, psikologis, dan sosial. Perubahan-perubahan yang biasa terjadi pada masa remaja ini disebut juga dengan masa pubertas. Dalam fase perubahan tersebut tak lepas dari bagairnana persepsi remaja terhadap perubahan-perubahan konsep diri yang terjadi pada masa pubertas yang akan mempengaruhi perkembangannya selama fase tersebut dan perkembangan pada fase selanjutnya. Penelitian ini betujuan untuk membandingan persepsi, apakah terdapat perbedaan atau persamaan, antara persepsi remaja putra dan remaja putri tentang perubahan-perubahan konsep diri yang terjadi pada masa pubertas. Desain penelitian ini adalah deskriptifperbandingan. Populasi yang diambil adalah remaja putrra dan remaja putri usia 12-14 tahun yang bersekolah di SMPN 98 Jakarta dan pengambilan sarnpel mengglmakan cara sampel acak sederhana dengan jumlah sampel sebanyak 96 orang. Data diperoleh melalui pengisian kuesioner atas persetujuan responden. Dari data tersebut dihitung dengan menggunakan uji chi squre dengan hasil p value < os, yang artinya ada perbedaan persepsi yang signiiikan antara remaja putra dan remaja putri tentang perubahan-perubahan yang teljadi pada dirinya pada masa pubertas. Mayorilas remaja putra berpersepsi positif (66,7%), sedangkan mayoritas remaja putri memiliki persepsi yang negatif (66,7%)."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5685
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Adinda Rizkiany Sutjijoso
"Obesitas adalah kelebihan berat badan yang jauh dari normal. Pada remaja, bentuk tubuh yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat dapat berpengaruh pada harga diri dan prestasi belajar mereka. Harga diri dan prestasi belajar saling berhubungan, dimana harga diri mempengaruhi prestasi belajar dan prestasi belajar mempengaruhi harga diri (Coopersmith, 1967 dalam Frey & Carlock, 1984; Trautwein et al., 2006). Remaja yang obesitas sering diasosiasikan dengan memiliki harga diri yang rendah (French et al., 1995; Pesa, Syre, & Jones, 2000). Lebih lanjut, obesitas juga berpengaruh pada prestasi belajar. Penelitian terdahulu menemukan bahwa remaja yang obesitas cenderung memiliki prestasi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan remaja dengan berat badan normal (Datar, Sturm, & Magnabosco, 2004; Pyle et al., 2006). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan harga diri dan prestasi belajar tersebut pada remaja obesitas.
Hipotesis penelitian ini adalah adanya hubungan yang signifikan antara harga diri dan prestasi belajar pada remaja yang obesitas. Subyek berjumlah 31 orang, terdiri dari 18 laki-laki dan 13 perempuan, berusia antara 14 tahun hingga 18 tahun. Seluruh subyek merupakan siswa SMA dari 3 sekolah di Jakarta. Skala harga diri disusun berdasarkan Coopersmith Self-Esteem Inventory (1967) dan prestasi belajar dilihat berdasarkan nilai rata-rata ulangan harian. Korelasi Pearson menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dengan prestasi belajar pada remaja yang obesitas.
Hasil ini dapat disebabkan adanya faktor lain yang terkait dengan harga diri dan prestasi belajar serta kemampuan lain yang dimiliki subyek. Penelitian selanjutnya sebaiknya lebih memperhatikan variabel-variabel lain yang berkaitan dengan prestasi belajar dan harga diri, mengikut sertakan semua mata pelajaran, dan tingkat inteligensi subyek.

Obesity is a condition where there is excess body weight due to an abnormal accumulation of fat. Disturbance in physical appearance during adolescents could influence adolescents' self-esteem and later affected their academic achievement at school. There is a reciprocal correlation between self-esteem and academic achievement (Coopersmith, 1967 dalam Frey & Carlock, 1984; Trautwein et al., 2006). Obese adolescents are associated with low self-esteem (French et al., 1995; Pesa, Syre, & Jones, 2000). Obesity is also affected adolescents' academic achievement, where obese adolescents tend to have lower academic achievement than normal weight adolescents (Datar, Sturm, & Magnabosco, 2004; Pyle et al., 2006). Therefore, the current study was conducted to examine the relationship of self-esteem and academic achievement on obese adolescents.
It was hypothesized that there is a relationship between self-esteem and academic achievement on obese adolescents. Subjects were consisted of 31 adolescents, 18 of them were males and 13 were females between the age of 14 and 18 years old. All subjects were high school students in Jakarta. Subjects were asked to fill out self-esteem scale which designed based on Coopersmith Self-Esteem Inventory (1967). Subject's academic achievements were seen based on their examination results. The Pearson?s product moment correlation did not show any significant relationships between self-esteem and academic achievement on obesity adolescent.
This result could be explained that there were other factors related to self-esteem and academic achievement that did not take account of in this study. Further research should consider other variables that related to self-esteem and academic achievement, include all academic subjects in school.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heman Elia
"Penelitian ini berawal dari masalah penyalahgunaan zat psikoaktif yang telah menjadi masalah keluarga, sosial, dan nasional. Ingin diketahui dalam penelitian ini, bagaimana hubungan antara konsep diri penyalahguna zat psikoaktif dengan persepsinya terhadap orangtua, dan juga bagaimana hubungan antara konsep diri penyalahguna zat psikoaktif dengan daya tahannya terhadap stres.
Topik penelitian ini dibahas melalui studi kepustakaan yang ada, dan kemudian dirumuskan dalam 2 hipotesis.
Subyek penelitian adalah 33 orang penyalahguna zat psikoaktif dan 33 orang sebagai kelompok kontrol. Cara penelitian adalah ex post facto dengan metode penelitian survai.
Analisis data dilakukan dengan korelasi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua hipotesis ini dapat diterima secara signifikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep diri penyalahguna zat berhubungan secara signifikan dengan daya tahan terhadap stres. Selain itu, konsep diri penyalahguna zat juga berhubungan secara signifikan dengan persepsi mereka terhadap orangtua.
Selain itu, dari hasil analisis uji-t, ditemukan pula perbedaan yang sangat signifikan antara konsep diri penyalahguna zat bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Konsep diri penyalahguna zat lebih buruk dibandingkan kelompok kontrol."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhamad Muhtar
"ABSTRAK
Prestasi belajar yang tinggi adalah harapan bagi semua pihak, yaitu pendidik, orangtua, maupun bagi siswa itu sendiri. Bagi pendidik, prestasi belajar yang tinggi mengindikasikan keberhasilan dalan proses belajar mengajar. Bagi orangtua, prestasi belajar yang tinggi sebagai indikator keberhasilan membimbing proses belajar di rumah. Bagi siswa, prestasi belajar yang tinggi akan memberikan pengaruh yang signifikan bagi perkembangan psikologisnya. Dalam mencapai harapan tersebut harus
didukung oleh beberapa faktor. Dalam penelitian ini dibatasi pada faktor pola asuh sebagai faktor eksternal, konsep din dan motivasi berprestasi sebagai faktor internal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1)kontribusi kebervariasian pola asuh, konsep diri dan motivasi berprestasi terhadap kebervariasian prestasi belajar santri mukim dan santri non mukim ; 2)perbedaan dari kontribusi keberhasilan pola asuh, konsep diri dan motivasi berprestasi terhadap kebervariasian prestasi belajar santri mukim dan santri nonmukim.
Secara garis besar ada dua hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu: 1) Ada kontribusi dari kebervariasian pola asuh, konsep diri, dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap kebervariasian prestasi belajar santri mukim dan santri nonmukim; 2) ada perbedaan kontribusi dari kebervariasian pola asuh, konsep diri, dan motivasi berprestasi terhadap kebervariasian prestasi belajar santri mukim dan santri nonmukim. masing-masing hipotesis dibagi ke dalam 18 sub hipotesis.
Sehubungan dengan tujuan penelitian, dibahas dasar perikiran penelitian yang meliputi pola asuh, konsep diri, motivasi berprestasi, prestasi belajar, pesantren, dan masa remaja. Konsep pola asuh yang digunakan sebagaimana diungkapkan oleh Baumrind (dikutip Matlin, 1999), konsep diri menggunakan konsep Burns (dikutip Pudjijogyanti, 1988), motivasi berprestasi menggunakan konsep McClelland (dikutip Larsen dan Buss, 2002), prestasi belajar menggunakan konsep Stroud (1960), konsep pesantren menggunakan teori Abdullah (1983), dan konsep masa remaja menggunakan teori Cameron (dikutip Powell, 1963).
Penelitian ini terdiri dari empat variabel, yaitu: pola asuh, konsep diri, dan santri, serta satu variabel terkait, yaitu prestasi belajar. Penelitian ini dilakukan pada 111 santri, terdiri dari 62 orang santri mukim dan 49 orang santri nonmukim di empat pesantren. Penelitian ini menggunakan kuesioner tentang pola asuh, konsep diri, dan motivasi berprestasi. Kuesioner tersebut telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Prestasi belajar santri mukim dan santri nonmukim dilihat berdasarkan nilai raport mereka ketika mereka duduk di kelas I dan kelas II MTs.
Secara keseluruhan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ada kontribusi yang bermakna dari kebervariasian dan pola asuh, konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap kebervariasian prestasi belajar santri mukim dan santri nonmukim, 2)ada perbedaan kontribusi yang signifikan dari kebervariasian pola asuh, konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap kebervariasian prestasi belajar santri mukim dan santri non mukim.
Saran yang diajukan adalah: 1) Saran untuk pemerintah terdiri dari lima saran; 2) saran untuk pesantren terdiri dari enam saran; 3) saran untuk orangtua santri terdiri dari empat saran; dan 5) saran untuk para peneliti
terdiri dari satu saran."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harlyna
"Penelitian ini bermula dari adanya keprihatinan UNESCO, UNICEF dan Departernen Pendidikan Nasional terhadap rendahnya mutu pendidikan dasar di ludonesia. Melalui proyek rintisan (pilot project) yang dimulai pada tahun 1999, tiga lembaga tersebut memperkenalkan pembelajaran aktif, krealif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) kepada beberapa SD dan Ml di tiga propinsi yang dipilih. Proyek tersebut mendorong Durori seorang guru SD Negeri 2 Kecila Kabupaten Banyumas untuk membuat 13 modul belajar yang disebut Model Belajar Mandiri (MBM). Meskipun disebut Model Belajar Mandiri, model ini tidak mengacu pada Self-Regulation Learning (SRL). Prinsip-prinsip yang digunakan dalam MBM merupakan beberapa prinsip pendidikan humanistik dan pendekatan Cara Belajar Siswa Alctif (CBSA). Secara garis besar, MBM bertujuan untuk mendorong motivasi belajar intrinsik dan harga diri (self-esteem) siswa.Diharapkan, siswa yang memitiki motivasi belajar intrinsik dan barga diri tinggi akan memiliki prestasi belajar yang tinggi juga.
Penelitian yang dilakukan oleh Gottfried ( 1990) menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar intrinsik dengan prestasi belajar. Sedangkan penelitian tentang adanya hubungan yang signiflkan antara harga diri dan prestasi belajar telah dilakukan oleh Marsh (dalam WoolfOlk, 1995), Wash (dalam Bums, 1979) dan Brookover, Thomas, Paterson, Coopersmith dan Purkey (dalarn Bums, J 979).
Penelitian mengenai hubungan antara motiwsi belajar intrinsik, harga diri dan prestasi belajar memang teiah banyak ditakukan, tetapi sampai saat ini belum ada penelitian yang melihat ketiga hal tesebut pada siswa yang menggunakan MBM. Pemilihan mata pelajaran matematika dan bahasa Indonesia didasarkan pada tujuan pendidikan dasar yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu menanamkan dan mengembangkan kemampuan dasar dalam membaca., berhitung dan ketrampilan memecahkan masalah (Sid~ 2001). Matematika dan bahasa Indonesia dapat mewakili kemampuan dasar tersebut.
Sampel penelitian adalah siswa kelas V dan VI SD Negeri 2 Kecila yang berjumlah 49 siswa dan diperoleh dengan teknik accidental sampling.
Digunakan uji coba (try out) terpakai terhadap alat ukur penelitian karena keterbatasan waktu dan jumlah sampel. Data tentang motivasi belajar intrir.sik (matematika dan bahasa Indonesia) dan harga diri diperoleh melalui kuesioner motivasi belajar intrinsik (matematika dan bahasa Indonesia) serta harga diri yang disusun sendiri oleh peneliti. Sedangkan data prestasi belajar matematika dan bahasa Indonesia diperoleh dari nilai rata-rata ulangan harian, pengamatan, tugas dan pekerjaan rumah serta nilai ulangan umum/ujian akhir semester II. Pengolahan data dilakukan dengan memanfaatkan program SPSS (Statistic Package for Social Science) menggunakan metode analisis regresi dan korelasi Pearson (Pearson Product Moment Correlation).
Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar intrinsik matematika dengan prestasi belajar matematika. Selain itu juga ada hubungan yang signifikan antara harga diri dan prestasi belajar matematika. Berbeda dengan mata pelajaran matematika pada mata pelajaran bahasa Indonesia tidak didapati adanya hubungan yang signifikan antara motivasi belajar intrinsik bahasa Indonesia dan prestasi belajar bahasa Indonesia. Harga diri dan prestasi bela jar bahasa Indonesia juga tidak memiliki hubungan yang signifikan.
Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa motivasi belajar intrinsik matematika dan harga diri secara bersama-sama tidak memberikan sumbangan yang signifikan terhadap preslasi belajar matematika. Motivasi belajar intrinsik bahasa Indonesia dan harga diri secara bersama-sama juga tidak memberikan sumbangan yang signifikan terhadap prestasi belajar bahasa Indonesia. Hal itu diduga karena adanya interaksi variabellain yang tidak diukur dalam penelitaian ini.
Gambaran umum yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa subyek penelitian memiliki motivasi belajar intrinsik (matematika dan bahasa Indonesia), harga diri, prestasi belajar (matematika dan bahasa Indonesia) yang tergolong sedang. Hal tersebut perlu dipertahankan dan ditingkatkan.
Untuk penelitian lebih lanjut disarankan untuk melakukan uji coba alat ukur penelitian. Sedangkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan motivasi belajar intrinsik (matematika dan bahasa Indonesia), harga diri dan prestasi belajar (matematika dan bahasa Indonesia) antara siswa yang menggunakan MBM dan tidak menggunakan MBM disarankan untuk melakukan penelitian kausal-komparatif (expost facto)."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T38804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>