Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205978 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dino Caesaron
"Tesis ini meneliti tentang persepsi jarak baik pada lingkungan nyata maupun maya dalam jarak exocentric pada ruang peri-personal. Sepuluh partisipan melakukan 72 estimasi jarak antara 10 sampai dengan 50 cm, pada enam tata letak sasaran yang berbeda dan juga dikombinasikan dengan tiga parallax yang berbeda. Penelitian ini dilakukan dengan mengkombinasikan dua macam target, maya dan nyata yang dilihat dengan menggunakan kacamata tiga dimensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi kompresi atau penurunan estimasi jarak pada ruang peri-personal dalam jarak exocentric yang mengkombinasikan antara dua macam target, maya dan nyata. Hasil tersebut berbeda dari penelitian sebelumnya pada jarak egocentric dalam ruang peri-personal yang sama. Hal yang menarik dari penelitian ini adalah hasil yang konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan menggunakan teknologi High Mounted Display (HMD), khususnya permasalahan kesalahan pada bidang pandang, ketika kita menempatkan target atau objek nyata pada bagian bawah terhadap objek lainnya, yaitu terjadi penurunan estimasi jarak. Meskipun hasil yang kita dapatkan konsisten dengan penelitian sebelumnya, penyebab mengapa hal ini terjadi masih belum dapat diketahui. Dengan memahami permasalahan ini seharusnya dapat memberikan perbaikan yang lebih baik kedepannya di bidang teknologi maya. Meskipun demikian, pada penelitian ini berdasarkan metode ANOVA yang kita lakukan, teknik bagaimana kita menempatkan sasaran baik nyata maupun maya (tata letak) mempengaruhi akurasi dari estimasi jarak, F(5,45) = 7.285 dengan p
< .05, dan, parallax juga mempengaruhi akurasi dari estimasi jarak F(2,18) =
4.934 dengan p = 0.02.

The present study investigated distance perception both in virtual and real environments within exocentric distance at peri-personal space. Ten participants estimated 72 target distances between 10 cm and 50 cm in six different target positions combined with three different parallaxes. The study examined virtual targets seen through the 3D glasses, and combined real and virtual objects. The results give evidence that the exocentric distance of virtual and combined real and virtual objects is underestimated at peri-personal distance, a different result from a previous cross study that has been found in egocentric distance in the same peri- personal space. The interesting aspect of this finding is that our result is consistent with a previous study, regarding the implication of a misleading field of view when real object placed in lower side. This result indicates the same degree of underestimation when showed both the real + virtual environments with HMD technology. Although, the results show that participants underestimated the distance for exocentric within peri-personal space, the reason why this happened remains unknown. Understanding these issues should lead to useful and applicable virtual reality technology improvement. However, the ANOVA result shows that the way we positioned a real and virtual target (layout) is affecting the accuracy of estimation, F(5,45) = 7.285 and p < .05, while, the parallax also has effect on the accuracy of distance estimation F(2,18) = 4.934 and p = 0.02."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31253
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Gunawan
"Konsep 3D imaging diperlukan agar hasil pencitraan yang didapat lebih detail. Dari sekian metode 3D imaging, anaglyph adalah salah satu metode untuk menciptakan pencitraan 3D dan metode ini telah diaplikasikan untuk sistem surveillance pada rover di Mars. Efek-efek depth perception, binocular depth, dan efek lain-nya dari metode analgyph dimanfaatkan untuk aplikasi sistem prototipe 3D surveillance. Dan proses pembuatan anaglyph dalam aplikasi tersebut dibuat tanpa melewati post processing sehingga bisa dipantau secara real time. Dengan menggunakan prototipe yang dibangun, teknik-teknik pembuatan citra anaglyph serta dari hasil eksperimen yang dilakukan, didapatkan kesimpulan-kesimpulan pembuatan sistem anaglyph secara real time dan tanpa post processing untuk sistem surveillance. Dan juga harapan dari hasil penelitian ini bisa menjadi referensi untuk sistem visualisasi berbasis anaglyph secara real time yang lebih lanjut, misalkan untuk aplikasi robot.

3D imaging concept is needed for getting more detailed result from an image. From various kind of 3D imaging method, anaglyph is one method to produce 3D image and this method itself has applied in the surveillance system on the Mars' rover. Such effect like depth perception, binocular depth, and any other effect from anaglyph's method are used for application of prototype 3D surveillance system. And also it does not need any post processing in creating the anaglyph image itself so that it can be viewed in real time. Finally, some conclusions in creating non post processing and real time anaglyph's system has been reached due to the experimental results by using this prototype and techniques in creating anaglyph image. And also hoped this experimental results could be a future reference for advance application that using anaglyph visualization.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S54226
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Gunawan
"ABSTRAK:
Dalam eksplorasi minyak dan gas bumi, penentuan lokasi keberadaan cekungan (basin) sangat penting untuk diketahui. Hal ini dikarenakan cekungan (basin) berkaitan erat dengan lingkungan pembentukan batuan induk (source rock). Telah dilakukan pengukuran survei gayaberat pada daerah cekungan Sumatera Selatan. Tujuan dilakukannya pengukuran ini adalah untuk mengetahui daerah-daerah yang diduga merupakan cekungan (basin) sebagai tempat pembentukan source rock. Pada nilai anomali Bouguer yang didapatkan dari hasil pengukuran selanjutnya dilakukan analisa spektrum untuk membantu mendapatkan model basement cekungan. Pada analisa lebih lanjut, dilakukan pemisahan anomali regional dan residual menggunakan metode Moving Average dan metode Polinomial Trend Surface Analysis untuk mengetahui daerah zona cekungan. Analisa First Derivative dilakukan untuk mengetahui daerah zona struktur patahan pada cekungan. Pada proses pemodelan 2D Forward Modelling, digunakan data sumur, hasil spektrum analisis berupa model kedalaman, peta geologi dan kurva FHD sebagai acuan dalam pemodelan. Hasil dari pemodelan 2D Forward Modelling menunjukkan adanya cekungan dengan kedalaman basement berkisar 2000 m sampai 3000 m. Interpretasi terpadu dari metode pengolahan data gayaberat yang dilakukan didapatkan keberadaan cekungan yang memanjang dari arah Baratlaut ke Tenggara-Selatan.

ABSTRACT:
In oil and gas exploration, determining the location of the basin is very important to be known. It is because the basin is closely related to the formation of the host rock environment (source rock). Geophysical survey using gravity method has been on the South Sumatra basin area. The purpose of this measurement is to determine the areas that are considered basin as the source rock formation. On the value Bouguer anomaly obtained from the results of measurements of the spectral analysis is performed to help get the model basin basement. On further analysis, the separation of regional and residual anomalies using the Moving Average method and Polynomial Trend Surface Analysis method to determine the zone of the basin area. First Derivative analysis was conducted to determine the structure of the fault zone area in the basin. In the modeling process 2D Forward Modeling, used well data, the results of spectral analysis of a model of depth, geological maps and FHD curve as a reference in the modeling. Results of Forward Modelling 2D modeling shows basin with depths ranging from 2000 m to the basement of 3000 m. Integrated interpretation of gravity data processing method conducted found the existence of the basin that extends from the North West to South - East."
Universitas Indonesia, 2014
S57165
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Nina Liche Seniati
"Dalam situasi bisnis yang semakin kompetitif, perusahaan membutuhkan karyawan yang memiliki komitmen tinggi pada organisasi. Allen dan Mayer (1990) menyatakan bahwa komitmen pada organisasi merupakan suatu bentuk keikatan karyawan pada organisasi yang ditampilkan dalam komponen komitmen afektif, komitmen rasional serta komitmen normative.
Dari beberapa penelitian terbukti bahwa pengalaman kerja memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap komitmen karyawan pada organiasi. Dalam penelitian ini akan dilihat sumbangan pengelolaan sumber daya manusia sebagai salah satu bentuk pengalaman kerja terhadap komitmen karyawan pada organisasi. Yang dimaksud dengan pengelolaan sumber daya manusia adalah serangkaian proses, aplikasi dan evaluasi terhadap pemanfaatan dan aktualisasi sumber daya manusia dalam rangka mengoptimalkan performa dan kontribusi sumber daya manusia dalam mencapai tujuan perusahaan. Sumbangan yang akan dilihat adalah sumbangan pengelolaan sumber daya manusia dalam bentuk persepsi karyawan atas pengelolaan sumber daya manusia serta diskrepansi harapan dan persepsi karyawan atas pengelolaan sumber daya manusia. Secara khusus pengelolaan sumber daya manusia akan dilihat dari fungsi pengelolaan pengembangan karyawan, pengelolaan penilaian karya serta pengelolaan hubungan kerja.
Penelitian dilakukan terhadap 288 responden yang telah bekerja minimal 1 tahun dan maksimal 10 tahun; memiliki latar belakang pendidikan minimal SLTA; bukan anggota keluarga atau teman dekat pemiliki, direksi ataupun komisaris perusahaan; berasal dari bnerbagai bidang kerja dan jabatan, serta merupakan karyawan dari perusahaan kelas menengah yang memiliki bagian sumber daya manusia maupun bagian personalia saja.
Berdasarkan hasil pengelolaan data terlihat bahwa komitmen karyawan pada organisasi berada pada derajat cukup tinggi. Jika dilihat dari komponen terlihat bahwa komitmen afektif berada pada derajat cukup tinggi, komitmen rasional berada pada derajat rendah, sedangkan derajat normative berada pada derajat agak tinggi. Harapan karyawan atas pengelolaan sumber daya manusia tergolong tinggi, persepsi karyawan atas pengelolaan sumber daya manusia tergolong rendah, sehingga diskrepansi antara harapan dan persepsii karyawan tergolong besar. Jika diurutkan, fungsi pengelolaan pengembangan karyawan dinilai paling tinggi, diikuti dengan fungsi penilaian karya, dan yang dinilai paling rendah adlah fungsi pengelolaan hubungan kerja.
Berdasarkan hasil analisa regresi berganda ditemukan beberapa hal:
a. Yang memberikan sumbangan bermakna terhadap komitmen organisasi, komitmen afektif serta komitmen normative adalah persepsi karyawan atas pengelolaan sumber daya manusia. Sedangkan yang memberikan sumbangan bermakna terhadap komitmen rasional adalah diskrepansi antara harapan dan persepsi karyawan atas pengelolaan sumber daya manusia.
b. Jika dilihat dari masing-masing fungsi pengelolaan sumber daya manusia terlihat bahwa yang memberikan sumbangan bermakna terhadap komitmen organisasi, komitmen afektif serta komitmen normative adalah persepsi karyawan. Sedangkan yang memberikan sumbangan bermakna terhadap komitmen rasional adalah diskrepansi harapan dan persepsi karyawan atas pengelolaan penilaian karya dan pengelolaan pengembangan karyawan
c. Ada perbedaan skor komitmen organisasi dan skor persepsi karyawan atas penglolaan sumber daya manusia yang bermakna berdasarkan beberapa karakteristik personal responden dan karakteristik perusahaan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T38185
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Magdalena
"Hingga saat ini SLE (Systemic Lupus Erythematosus) masih belum populer di telinga masyarakat luas walaupun beberapa media massa telah memuat artikel mengenai penyakit ini. Jumlah penyandang SLE memang masih terhitung kecil bila dibandingkan jumlah penderita penyakit lainnya. SLE sendiri adalah penyakit autoimmune yang kronis atau berkepanjangan yang berakibat pada timbulnya peradangan pada berbagai sistem organ dan/atau jaringan tubuh seperti kulit, persendian, ginjal, paru-paru, dan lain-lain. Autoimmune adalah gangguan pada mekanisme pertahanan tubuh di mana antibodi dihasilkan untuk menyerang jaringan tubuh sendiri (Concise Medical Dictionary 1990). Padahal antibodi diproduksi oleh sistem kekebalan kita untuk melindungi tubuh kita dari benda asing. Karena penyebab SLE belum diketahui secara pasti, hingga kini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan SLE (Wilson, et al., 1991). Oleh sebab itu yang dapat dilakukan saat ini adalah mempertahankan mana remisi (masa di mana SLE tidak aktif) selama mungkin sehingga penyandang SLE dapat hidup dengan normal.
Dalam perawatannya, penyandang SLE tidak hanya membutuhkan dukungan medis tetapi juga dukungan psikologis seperti dukungan sosial. Dukungan sosial adalah informasi yang diperoleh dari orang lain bahwa seseorang itu dicintai, diperhatikan, dipercayai, dan dihargai (Cobb, 1976, dalam Taylor, 1995). Ada beberapa bentuk dukungan sosial, yaitu appraisal support, tangible assistance, emotional support, dan informational support (dalam Taylor, 1995). Namun bagi mereka yang menderita suatu penyakit yang cukup serius, dukungan emosional dan informasional dirasakan lebih penting (Wortman & Dunkel-Schetter, 1987, dalam Sarafino, 1994). Itulah sebabnya dukungan sosial yang diteliti pada penelitian ini difokuskan pada kedua dukungan tersebut.
Pada penelitian ini ingin diperoleh gambaran mengenai dukungan sosial, emosional dan informasional, yang diterima penyandang SLE dmi lingkungan sosialnya, yaitu keluarga dan pasangan hidup, dokter, teman akrab, dan Iingkungan pergaulan. Yang dimaksud dengan lingakungan pergaulan di sini adalah lingkungan kerja, kuliah, sekolah, dan teman-teman lain selain teman akrab. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif; dengan menggunanakan teknik kuesioner dan wawancara. Subyek penelitian adalah penyandang SLE dalam usia subur dan pernah atau masih berkonsultasi dengan dokter. Penelitian kuantitatif dilakukan kepada 31 subyek sedangkan penelitian kualitatif dilakukan kepada lima subyek yang juga sudah mengisi kuesioner sebelumnya.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah bahwa sebagian besar subyek memiliki persepsi yang positif terhadap dukungan emosional dan informasional yang diterima dari keluarga dan pasangan hidup, dokter, dan teman akrab. Sedangkan subyek yang memiliki persepsi yang positif terhadap dukungan emosional dan informasional yang diterima dari lingkungan pergaulan lebih sedikit dari pada subyek yang memiliki persepsi positif terhadap dukungan yang diterima dari pihak-pihak lain.
Pada umumnya keluarga, pasangan hidup, dan teman akrab memberikan dukungan seperti mengerti, memberi semangat, membantu pengobatan, memberikan perhatian, memberikan kesempatan bagi subyek untuk menyampaikan keluhan dan masalahnya, juga memberikan informasi mengenai SLE dan saran-saran untuk subyek. Namun ada juga subyek yang disalahkan dan diangap aneh oleh keluarga, pasangan hidup, dan teman akrab.
Dokter memberikan dukungan dengan mengerti, memberi semangat, memberikan perhatian, memberikan kesempatan buat subyek untuk menyampaikan keluhan dan pertanyaan, menenangkan subyek, bersikap sabar, tidak bersikap kaku (misalnya bercanda), juga memberikan penjelasan mengenai SLE (dengan cara yang dapat dipahami), memberikan kesempatan untuk bertanya jawab, dan memberikan saran-saran. Subyek yang berkonsultasi dengan dokter seperti di atas memiliki persepsi yang positif terhadap dukungan yang diterima dari dokter. Sebaliknya subyek yang berkonsultasl dengan dokter yang bersikap terburu-buru, lebih banyak diam, bersikap kaku, tidak memberikan penjelasan, memiliki persepsi yang negatif.
Lingkungan pergaulan pun memberikan dukungan seperti mengerti, memberi semangat, membiarkan subyek bekerja seperti biasa, memberi perhatian, juga memberi informasi mengenai SLE dan saran-saran untuk subyek. Namun ada juga lingkungan pergaulan yang bersikap menyalahkan, menganggap subyek aneh, dan menanyai subyek terus menerus. Subyek dengan lingkungan pergaulan seperti ini memiliki persepsi yang negatif terhadap dukungan yang diterima dari lingkungan pergaulan.
Saran untuk penelitian lanjutan adalah agar dapat diteliti hubungan antara persepsi penyandang SLE terhadap dukungan yang diterima dengan kondisi penyandang SLE, penelitian dilakukan dengan jumlah subyek yang lebih besar, menghindari pertanyaan yang mengarahkan subyek. Saran Iain adalah perlunya diberikan penjelasan mengenai penyakit kepada lingkungan sosial pasien, dan perlunya pemahaman bagi para dokter mengenai pendekatan psikologis dalam proses penyembuhan selain pendekatan media."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhenisa Ratna Augustin
"Bendungan Cabean merupakan salah satu proyek Kementerian PUPR. Bendungan ini merupakan tipe bendungan serbaguna dengan fungsi untuk mengairi daerah irigasi, pengendalian banjir, pembangkit listrik, pariwisata, ketahanan air, dan ketahanan pangan di Kabupaten Blora. Lokasi area rencana pembangunan bendungan di daerah Cabean, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Di daerah penelitian ini, telah dilakukan akuisisi data resistivitas dan data bor. Data resistivitas dan data bor digunakan sebagai data sekunder. Pada penelitian ini, penulis mengidentifikasi area dan kedalaman lapisan keras di bawah permukaan tanah dengan menggunakan metode geolistrik dan data bor untuk menentukan jenis fondasi yang dapat digunakan. Akuisisi data resistivitas dilakukan dengan membuat empat lintasan besar, yang mana masing-masing lintasan memiliki panjang 240 m. Hasil akhir dari pengolahan ini adalah persebaran nilai resistivitas batuan di bawah permukaan. Lintasan 1 – 4 memiliki sebaran nilai resistivitas yang beragam, dengan kisaran nilai di antara 2,7 Ωm hingga >579 Ωm. Nilai resistivitas di area penelitian cenderung lebih rendah dikarenakan lokasi penelitian berada di area persawahan. Area ini memiliki banyak vegetasi dan juga irigasi, sehingga banyak air yang tersebar ke dalam lapisan tanah. Selanjutnya, dilakukan korelasi antara data resistivitas dengan data bor. Melalui korelasi data resistivitas dan data bor, dapat dilakukan identifikasi lapisan tanah keras yang mengacu pada SNI 1726:2019. Litologi utama pada area penelitian ini adalah residual soil pada kedalaman 0 – 5 m yang dikategorikan sebagai lapisan tanah sedang – keras, dan perselingan batupasir-batulanau-batulempung pada kedalaman > 5 m yang dikategorikan sebagai lapisan tanah keras. Oleh karena itu, jenis fondasi tanah keras yang digunakan berdasarkan kedalamannya adalah jenis fondasi tiang pancang atau fondasi bored pile.

The Cabean Dam is one of the projects undertaken by the Ministry of Public Works and Housing (PUPR). This dam is a multifunctional type, serving purposes such as irrigation, flood control, electricity generation, tourism, water security, and food security in Blora Regency. The planned construction site of the dam is located in Cabean, Todanan Subdistrict, Blora Regency, Central Java. In this research area, resistivity data and borehole data have been acquired. Resistivity data are used as primary data, while borehole data are used as secondary data. In this study, the author identifies the area and depth of the hard layer beneath the ground surface using geoelectrical methods and borehole data to determine the type of foundation that can be utilized. The acquisition of resistivity data was conducted by creating four major traverses, each consisting of several minor traverses, and complemented by ten borehole data points. The final result of this processing is the distribution of subsurface rock resistivity values. Traverses 1 to 4 have a diverse range of resistivity values, ranging from 2.7 Ωm to >579 Ωm. The resistivity values in the research area tend to be lower because the location is in a rice field area. This area has abundant vegetation and irrigation, causing a significant amount of water to infiltrate into the soil layers. Subsequently, a correlation was made between the resistivity data and the borehole data. Through the correlation of resistivity and borehole data, the identification of the hard soil layer in accordance with SNI 1726:2019 can be conducted. The main lithology in this research area is residual soil at a depth of 0 – 5 meters, categorized as a medium-hard soil layer, and interbedded sandstone-siltstone- claystone at a depth of > 5 meters, categorized as a hard soil layer. Therefore, the type of hard soil foundation used based on its depth is either a pile foundation or a bored pile foundation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanaa
"ABSTRAK
Latar Belakang: Periodontitis merupakan kondisi patologis yaitu terjadinya inflamasi atau peradangan yang menyebabkan hilangnya jaringan pendukung gigi seperti gingiva, ligamen periodontal, dan kerusakan tulang alveolar. Untuk mengatasi periodontitis dapat dikembangkan terapi menggunakan bahan alami yaitu propolis dimana propolis memiliki efek farmakologi, seperti anti-mikrobial dan anti-inflamasi. Tujuan: Mengetahui efektivitas gel propolis 5% terhadap periodontitis secara klinis dan kerusakan tulang pada model periodontitis Mus musculus dengan aplikasi ligature silk thread. Metode: 18 Mus musculus dibagi menjadi kelompok perlakuan, kelompok kontrol positif, dan kelompok kontrol negatif. Kemudian dipasangkan ligature silk thread 5.0 pada gigi molar dua kanan maksila untuk memicu periodontitis. Kemudian pada hari ke-7 dilakukan pelepasan ligature dan dilakukan pengaplikasian gel propolis 5% untuk kelompok perlakuan, gel metronidazole untuk kontrol positif, dan gel plasebo untuk kontrol negatif. Pengambilan sampel tulang alveolar dilakukan pada hari ke-14 dan dilakukan pengamatan pada bagian bukal menggunakan stereomikroskop. Pada hari ke-7 dan hari ke-14 juga dilakukan pengukuran kedalaman poket dan skor SBI. Hasil: Terdapat penurunan poket dan penurunan skor SBI pada kelompok gel propolis 5%, namun tidak memiliki perbedaan signifikan secara statistik dengan kelompok kontrol (p>0,05). Selain itu luas rata-rata kerusakan tulang antara kelompok gel propolis 5% tidak memiliki perbedaan signifikan secara statistik dengan kelompok kontrol. (p>0,05). Kesimpulan: Gel Propolis 5% tidak memiliki efek terapi terhadap periodontitis pada model periodontitis Mus musculus dengan aplikasi ligature silk thread."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyadi S. Kahar
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pandangan karyawan dan masyarakat tentang kebijakan perubahan organisasi Direktorat Management Production Sharing (MPS) Pertamina. Di samping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis perbedaan pandangan antara karyawan dan masyarakat terkait dengan perubahan tersebut serta menganalisis strategi pengembangan yang tepat bagi organisasi Direktorat Management Production Sharing (MPS) Pertamina.
Untuk menganalisis permasalahan tersebut metodologi yang digunakan adalah dengan teknik deskriptif dan uji statistik. Metode deskriptif dilakukan dengan Cara mendeskripsikan item-item pernyataan dalam kuesioner berdasarkan tanggapan responden. Sedangkan untuk uji statistik dilakukan dengan menghitung nilai t, yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pandangan karyawan tentang kebijakan perubahan organisasi. Sampel penelitian yang digunakan yaitu sebanyak 43 orang karyawan dan 43 orang masyarakat yang diambil dengan teknik simple random sampling.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa secara umum perubahan organisasi dari direktorat MPS menjadi BP Migas menghasilkan tanggapan yang cukup baik, terutama menyangkut adanya inovasi, efektivitas dan ef isiensi, produktivitas, daya tanggap terhadap situasi eksternal, kreativitas karyawan, penerapan strategi, perbaikan proses bisnis, pengembangan sistem organisasi dan tingkat pelayanan. Namun, mengenai masalah margin keuntungan, antisipasi terhadap situasi bisnis yang tidak pasti dan kerjasama antarkaryawan dinilai belum berjalan secara optimal. Sedangkan dari hasil pengujian hipotesa diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi antara karyawan dengan masyarakat mengenai perubahan kebijakan di Direktorat MPS Pertamina. Sementara itu mengenai strategi perngembangan yang dilakukan oleh Direktorat MPS Pertamina adalah dengan proses konsultasi pembentukan tim kerja yang solid.
Terkait dengan hasil penelitian tersebut sebaiknya BP Migas mulai menyusun perencanaan organisasi dengan perencanaan yang matang dan menipertimbangkan aspek kemampuan pegawai, mendesain proses bisnis dengan mempertimbangkan aspek eksternal yang mengacu kepada kompetensi intinya di bidang perminyakan, mcminta bantuan konsultan agar pelaksanaan proses konsultasi lebih terarah dan perlunya dibentuk tim kerja yang didasari kebutuhan di organisasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cokro Wibowo Suratno
"Ketebalan dan porositas reservoar merupakan dua parameter yang krusial dalam perhitungan cadangan minyak atau gas di suatu lapangan. Namun, data seismik yang tersedia dibatasi oleh resolusi vertikal yang sulit untuk mengkarakterisasi reservoar yang bervariasi. Menurut Brown (2009), terdapat dua limit resolusi vertikal data seismik, yaitu limit separabilitas dan limit visibilitas. Limit separabilitas merupakan ketebalan minimum reservoar yang dapat dipisahkan oleh dua wiggle seismik yang biasanya mencapai 1/4 dari panjang gelombang. Pada kondisi ini disebut dengan kondisi tuning. Limit visibilitas merupakan reservoar tertipis yang dapat dilihat oleh amplitudo seismik yang dalam kondisi yang baik dapat mencapai 1/30 dari panjang gelombang. Dengan adanya teori tersebut, peneliti melihat adanya peluang untuk meresolusi seismik di bawah tuning thickness-nya. Penelitian ini dilakukan dengan mengkombinasikan data sumur dan data seismik melalui kalibrasi statistical tuning chart dan model Amplitude Tuning - Porosity*Thickness. Data seismik yang digunakan adalah berupa ekstraksi amplitudo dan isochrone serta analisis frekuensinya. Dengan cara ini, kita dapat meningkatkan resolusi vertikal hingga mendekati limit visibilitas data seismik. Hasil dari penelitian ini berupa peta ketebalan dan peta porosity-thickness dalam domain kedalaman yang sudah terkalibrasi sumur. Lebih dari itu, analisis sedimentologi akan dipadukan guna mengevaluasi peta tersebut agar sesuai dengan fasies sedimennya. Selain itu, peneliti juga mensimulasikan perhitungan volumetrik gas pada reservoar. Pada akhirnya, peta ketebalan yang dihasilkan diharapkan dapat mengurangi ketidakpastian dalam perhitungan cadangan yang nantinya akan mempengaruhi keekonomian lapangan.

Reservoir thickness and porosity are two crucial parameters in calculating oil or gas reserves in a field. However, available seismic data is limited by vertical resolution that makes it difficult to characterize the reservoir's variability. According to Brown (2009), there are two limits to the vertical resolution of seismic data, namely the separability limit and the visibility limit. The separability limit is the minimum reservoir thickness that can be separated by two seismic wiggles which usually reaches 1/4 of the wavelength. This phenomenon is called tuning condition. The visibility limit is the thinnest reservoir that can be seen by seismic amplitude which in good conditions can reach 1/30 of the wavelength. With this theory, researchers see an opportunity to resolve resolution below the tuning thickness. This research was carried out by combining well data and seismic data through statistical tuning chart calibration and the Amplitude Tuning - Porosity*Thickness model. The seismic data used is in the form of amplitude and isochrone extraction and frequency analysis. In this way, we can increase the vertical resolution to close to the visibility limit of seismic data. The results of this research are thickness maps and porosity-thickness maps in depth domain. Moreover, sedimentological analyses are integrated to evaluate the map to match the sedimentary facies. Apart from that, researchers also simulated gas volumetric calculations in the reservoir. In the end, the resulting thickness map is expected to reduce uncertainty in reserve calculations which will later affect field economics."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Fadhilla farhan
"ABSTRAK
Jakarta sebagai ibu kota negara memiliki permasalahan. Kanal Banjir Timur dibangun sebagai jawaban permasalahan banjir Jakarta. Kanal Banjir Timur mengalirkan debit dari lima sungai yang masuk ke wilayah Jakarta. Permasalahan kemacetan juga merupakan permasalahan yang harus diselesaikan. Dimensi Kanal Banjir Timur memiliki potensi sebagai prasarana pelayaran barang guna mengurangi kemacetan yang ada. Sebagai prasarana pelayaran diperlukan aliran yang memenuhi persyaratan kedalaman aliran minimum dan kecepatan aliran maksimum saluran pelayaran. Perhitungan kedalaman aliran minimum dihitung dengan debit andalan periode ulang dua tahun. Perhitungan kecepatan aliran maksimum dihitung dengan debit banjir bulanan periode ulang dua tahun. Periode ulang dua tahun dipilih untuk menentukan tipikal fluktuasi debit bulanan setiap tahunnya karena akan digunakan sebagai pertimbangan operasional pelayaran. Rentang waktu antara kedalaman aliran minimum dengan kecepatan aliran maksimum menjadi rentang waktu efektif pelayaran.

ABSTRACT
Jakarta as the national capital has many problems such as flooding and transportation. The East Flood Canal was built to decrease the impact of Jakarta flood. The canal drains discharge from five rivers that flow through Jakarta to the sea. The canal from its master plan aspect has the potential as a shipping infrastructure for reducing existing congestion. Shipping infrastructure has to have minimum flow depth and maximum flow speed requirements of shipping channel. Minimum depth calculation is calculated by mainstay discharge using two-year return period. The calculation of maximum flow velocity is calculated by monthly dependable flow discharge for a two-year return period. A two-year return period was chosen to determine the typical daily fluctuation of discharge to be used as a consideration of shipping operational. Time window between minimum flow height and maximum flow velocity will be the time window of effective shipping operational. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>