Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190349 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Zaki Zamzami
"Di tengah intoleransi yang sedang berkembang di Tasikmalaya, Jawa-Barat, yang sedang berkembang, mulai muncul penanaman nilai-nilai toleransi. Beberapa studi sebelumnya menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan oleh adanya peran institusi negara, kurikulum formal dalam institusi pendidikan, dan peran dari guru dalam menanamkan nilai-nilai toleransi kepada peserta didik. Namun, kami melihat bahwa toleransi itu juga ditanamkan oleh lembaga pendidikan berbasis Islam (pesantren) kepada peserta didik (santri) melalui kurikulum terselubung. Kurikulum terselubung yang diterapkan yaitu ajaran tanbih yang merupakan pedoman pesantren yang mengajarkan nilai-nilai luhur hidup rukun antar sesama umat manusia. Tanbih disebarkan melalui saluran pendidikan kepada para santri dan sekolah rintisan pesantren. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa dalam berbagai kasus tertentu, dalam institusi pendidikan berbasis agama seperti pesantren, nilai-nilai toleransi diajarkan melalui kurikulum terselubung. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, studi pustaka, dan wawancara mendalam dengan pimpinan pesantren, guru, peserta didik, dan santri dari salah satu pesantren yang memiliki pengaruh cukup penting di Tasikmalaya, pada Pondok Pesantren Suryalaya. Berdasarkan temuan data di lapangan bahwa penanaman tanbih kepada peserta didik masih menemukan keragaman dampak terhadap sikap toleransi. Secara analisis teoritik melalui kurikulum terselubung, penanaman nilai-nilai tanbih di lingkungan Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Suryalaya perlu dioptimalkan kembali karena pada dasarnya terdapat kondisi nilai-nilai tradisional yang melekat kuat pada komunitas agama di Tasikmalaya dan secara umum di Indonesia.

In the midst of the growing intolerance in Tasikmalaya, West Java, the values of tolerance are beginning to emerge. Several previous studies explained that this was due to the role of state institutions, the formal curriculum in educational institutions, and the role of teachers in instilling values of tolerance in students. However, we see that tolerance is also instilled by Islamic-based educational institutions (pesantren) in students (santri) through a hidden curriculum. The hidden curriculum that is implemented is the tanbih teaching which is the guideline for Islamic boarding schools that teach the noble values of living in harmony among human beings. Tanbih is disseminated through educational channels to students and pesantren pilot schools. This study aims to explain that in certain cases, in religion-based educational institutions such as Pesantren, the values of tolerance are taught through a hidden curriculum. The data in this study were obtained through observation, literature study, and in-depth interviews with pesantren leaders, teachers, students, and students from one of the Islamic boarding schools that have a significant influence in Tasikmalaya, at Pondok Pesantren Suryalaya. Based on the findings of data in the field, planting tanbih for students still found a variety of impacts on tolerance. In theoretical analysis through a hidden curriculum, the cultivation of tanbih values within the Suryalaya Islamic Boarding School Education Foundation needs to be re-optimized because basically there are conditions for traditional values that are strongly attached to the religious community in Tasikmalaya and general in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sri Mulyati
Jakarta: Kencana, 2010
297.8 SRI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Amich Alhumami
"Tesis ini bermaksud membahas mengenai bagaimana kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam dan di luar lingkungan Pesantren Cipasung Tasikmalaya Jawa Barat, terlibat konflik. Secara khusus dalam konteks eksternal, penulis ingin melihat dinamika konflik ideologis antara Jemaat Ahmadiyah, yang mewakili faham keagamaan Ahmadiyah dan Pesantren Cipasung, yang mewakili faham keagamaan ahlussunnah wal jam?ah atau Nahdlatul Ulama. Sedangkan dalam konteks internal, penulis ingin melihat dinamika konflik organisatoris antara pimpinan pesantren (dalam hal ini keluarga kiai) dengan pengurus BP2M.
Struktur sosial Desa Cipakat, tempat Pesantren Cipasung, menggambarkan sebuah masyarakat yang majemuk dari segi faham keagamaan, sehingga bisa membuka peluang terjadinya konflik. Sedangkan struktur organisasi di Pesantren Cipasung sendiri juga memperlihatkan keragaman unit program dengan melibatkan peran dari berbagai unsur. Kompleksitas peran dalam pesantren itu akan bersinggungan dengan kepentingan-kepentingan tertentu dari para pelaku organisasi, sehingga kemungkinan terjadi konflik pun menjadi terbuka."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Moh. Bahrun Amiq
"Penelitian ini mencoba mencari sebuah alternatif baru dalam pengembangan keilmuan psikologi, khususnya psikologi yang berkaitan dengan religius, mencoba untuk membandingkan antara ajaran religi dengan kajian psikologi modern yang telah mapan saat ini. Manusia saat ini banyak terjebak ke dalam dunia yang penuh dengan hedonisme dan kekuatan materi, sehingga mengakibatkan tekanan yang luar biasa dalam mengarungi hidup. Sehingga banyak sekali ditemukan berbagai penyimpangan yang dilakukan oleh masyarakat, baik itu penyimpangan psikis berupa kehilangan makna dalam hidup, keterasingan dengan lingkugan maupun kekeringan spritual yang banyak melanda hidup manusia saat ini. Kehilangan makna menjadikan manusia hampa akan hidupnya manusia mencapai nilai dan kebutuhannya masing masing, sehingga dalam era yang sangat kompetitif menjadikan manusia terpacu dengan waktu dan mass.
Diperlukan terapi yang dapat menjawab problematika yang sedang terjadi dalam masyarakat, salah satunya melalui shalat berjamaah yang dilakukan secara benar dan berkesinambungan, juga melalui kewajiban melaksanakan shadaqah, baik itu berupa harta maupun perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi manusia yang lain. Shalat berjamaah dan shadaqah sebagai salah satu ritual religius diharapkan menjadi salah satu alternatif terapi bagi problematika yang sedang dihadapi oleh masyarakat modern saat ini, dan menjadikan manusia bisa diterima dalam lingkungannya. Makna hidup sebagai sarana menjadikan manusia untuk menggapai kebahagiaan dengan jalan menjadi produktif, kreatif, cinta kasih dan juga sabar dalam menghadapi cobaan serta bersyukur ketika menghadapi dan mendapatkan kenikmatan dari Allah.
Shalat berjamaah dan shadaqah membuat seseorang memahami akan makna hidupnya dan mampu untuk beradaptasi dan mengadakan penyesuaian diri, dan menjadikan manusia matang secara spritual, mampu menghadapi keberhasilan dan kegagalan dengan senyuman.
Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif, dengan pendekatan studi kasus, pengumpulkan data melalui wawancara baik terstruktur maupun wawancara bebas, disamping juga partisipasi demgan subyek, menganalisa kasus dengan analisa dominan dan analisa kultural dan juga komparasi yang terjadi pada masyarakat. Sedangkan subyek penelitian adalah seorang sopir, dengan kriteria, menjadi sopir minimal 5 tahun, berusia antara 30-50 tahun, beragama Islam, mengerjakan shalat berjamaah.
Dalam penelitian ini dihasilkan kesimpulan bahwa shalat berjamaah dan shadaqah mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam perjalanan hidup seseorang, mampu menjadikan orang menjadi penuh makna dalam menjalani kehidupan di dunia ini, menjadikan seseorang menjadi sabar dalam menerima cobaan dan bersyukur ketika mendapatkan kenikmatan.

This research try to looking for new alternation and develop in psychology, especially religious psychology to compare between matter of religi and modern psychology today, human being today face with hedonism style of live, it's make stress to individual, so every body loss of they meaning, as meaningless and loss of spiritual, of course, that problem made human being loss of their live, many problem face them not only physic but more important psychologic for example, alienational with culture, and can't adapted with culture.
So therapy must be able to solve of this problem, one alternative of therapy is pray together and shadaqah, that is ritual religius, it's able to be solve humans problem, get pray together and shadaqah rightly, brought to meaning live, so human being can accepted by culture and society.
Meaning live way to get happiness in live, so when get meaning live make productively, lovely, and patient to face live. By pray together and shadaqah know about meaning live use it as important and useful as long as their live.
This research use qualitative research by case studies approach of person, and collecting data using deep interview , observation and participation, so research analyze using a dominant analyze, cultural analyze, and comparation analyze. Subject of research are; driver with five year lisence minimalize, and 30-50 year old, Islamic religi, and get pray together and shadaqah.
Summary that pray together and shadaqah able to give change of meaning live, make productive and patient to face problem, able to solve psyches problem like alienation and adapted with society."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20682
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Puspa Riani
"Penelitian ini menganalisis secara kriminologis peran sosial pesantren. Objek studi penelitian adalah Pondok Remaja Inabah Pondok Pesantren Suryalaya dikarenakan sangat fokus terhadap proses pembinaan khusus penyintas narkotika dan pelaku pelanggaran sosial. Penelitian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peran sosial pesantren dalam upaya perbaikan perilaku. Analisis kriminologis menunjukan bahwa pembinaan dilakukan dengan Model 3R, Teori Pelabelan dan Containment Theory. Model 3R meliputi (1) tahap rehabilitasi secara karantina, (2) tahap reentry berupa transisi alamiah pasca karantina, dan (3) tahap reintegrasi dengan pembinaan di Fasilitas Bina Lanjut. Teori pelabelan berkorelasi dengan substansi nilai saat menjalani proses perbaikan perilaku. Anak bina dengan label pelanggar, didorong untuk melepaskan label tersebut (delabel) menuju label baru (relabel) dengan taubat, agar “terlahir kembali” (rebirth) dengan citra diri yang lebih positif dan termanifestasi dalam perilaku prososial. Containment Theory berkorelasi dengan penguatan faktor-faktor penahan diri seperti keinginan memperoleh masa depan lebih baik dan relasi yang baik dengan keluarga untuk mencegah anak bina melakukan perbuatan pelanggaran. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui observasi partisipan, wawancara mendalam dan studi literatur. Manfaat penelitian ini secara akademis mengembangkan khazanah studi mengenai analisis kriminologis pesantren dengan Model 3R, Teori Pelabelan dan Containment Theory. Manfaat secara praktis memberikan pandangan alternatif kepada pemangku kepentingan dalam menjalankan fungsi perbaikan perilaku.
pesantren from the perspective of Criminology. The object of this research is Pondok Remaja Inabah Pondok Pesantren Suryalaya because its concern on the narcotics survivors and social offenders. This study aims to examine the extent social role of pesantren regarding behavior improvement. Analyzes from the perspective of Criminology shows that the program was carried out using The Triple R Model, Labeling Theory and Containment Theory. The Triple R Model implemented through, (1) the rehabilitation stage by quarantine program, (2) the reentry stage by natural transition after quarantine, and (3) the reintegration stage by undergoing the Advanced Development Program. Labeling theory correlates with the value that internalized in behavioural improvement process. The student that labeled as offender encouraged to detach that label (delabel) into a new label (relabel) with repentance so they are "reborn" with a more positive self-image and manifested in prosocial behavior. Containment theory correlates heavily with strengthening self-control factor such as willingness to achieve better future and good relation with family which prevent student from committing offended behavior. This research uses the qualitative approach through participant observation, in-depth interviews and literature study. This research academically provides a wealth of knowledge in development analysis of pesantren with Triple R Model, Labeling Theory and Containment Theory. While in the practice, this research will provide an alternative view for the stakeholder in carrying out the behavior improvement program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Nurhardjo
"Kelompok penduduk usia 65 tahun keatas (lanjut usia) di Indonesia jumlahnya relatif masih rendah dibanding kelompok penduduk usia lainnya. Meskipun demikian jumlahnya cenderung meningkat, baik secara absolut maupun proporsinya terhadap jumlah penduduk secara keseluruhan. Berdasar data Biro Pusat Statistik (BPS), penduduk lanjut usia di Indonesia berjumlah 2,41 juta atau 2,51 % dari seluruh penduduk pada tahun 1971, meningkat menjadi 4,77 juta (3,25 7) tahun 1980 dan di tahun 1990 menjadi 8,92 juta atau sebesar 3,77 % dari keseluruhan jumlah penduduk. Dengan kata lain penduduk Indonesia sedang bergerak kearah struktur usia penduduk yang semakin menua (ageing population).
Peningkatan jumlah maupun proporsi penduduk lanjut usia tersebut merupakan implikasi dari keberhasilan pembangunan di segala bidang, khususnya di bidang kesehatan masyarakat yang semakin membaik di samping menurunnya angka kelahiran. Dalam pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan masyarakat tampak adanya suatu peningkatan.
Disamping hal tersebut diatas, pemerintah berhasil dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB). Hal tersebut di atas memberikan indikasi bahwa semakin membaik derajat kesehatan masyarakat dengan penurunan angka kematian dan peningkatan angka harapan hidup serta penurunan angka kelahiran menjadikan salah satu faktor meningkatnya penduduk lanjut usia dimasa mendatang.
Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia dimasa mendatang akan menyebabkan pola penduduk Indonesia akan berubah dari struktur usia penduduk muda (median umur dibawah 20) menjadi penduduk dewasa (intermidiate, yaitu dengan umur rata-rata 20 s/d 30 tahun), dan akhirnya akan menjadi struktur penduduk tua (median umur 30 tahun atau lebih). Proses perubahan dari penduduk muda kearah penduduk tua bersamaan dengan jumlah absolut serta prosentase penduduk lanjut usia (Agung, 1992)."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Ruslan Afendi
Depok: Rajawali Press, 2022
297.77 ACH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>