Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135488 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuni Kurniasih
"
ABSTRAK
Masa Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa,
dimana terjadi berbagai perubahan yang cepat dan dramatis dalam berbagai aspek
kehidupan individu. Salah satu perubahan yang paling menonjol adalah perubahan
fisik, yaitu tercapainya kematangan organ-organ seksual yang menuntun pada
perubahan beberapa aspek yang lain, seperti aspek sosial, emosional , dan
kepribadian.
Kematangan organ seksual menyebabkan perubahan perilaku seksual,
yaitu mulai terjalinnya hubungan khusus antar jenis atau yang lazim disebut
?pacaran?. Pacaran pada remaja, meskipun mempunyai dampak yang positif
(merupakan salah satu tugas perkembangan remaja), seringkali juga membawa
masalah-masalah bagi remaja itu sendiri. Masalah yang dihadapi remaja
berpacaran tidak jarang menimbulkan tekanan bagi remaja yang bersangkutan
yang menuntut mereka untuk dapat mengatasinya. Masalah pacaran pada remaja
akhir, memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan pada masa remaja
sebelumnya karena pada masa ini pacaran merupakan masalah yang serius bagi
remaja dengan telah dilibatkannya komitmen ke arah pernikahan. Kegagalan dan
keberhasilan remaja akhir dalam mengatasi masalah pacaran, selain dapat
mempengaruhi kesehatan mental remaja pada masa ini, juga dapat mempengaruhi
interaksi sosial atau hubungan dengan lawan jenis pada masa selanjutnya. Dengan
demikian, perilaku coping remaja dalam mengatasi masalah pacaran merupakan
hal yang perlu mendapatkan perhatian.
Carver (1989) membagi coping dalam tiga jenis, yaitu coping ?terpusat
pada masalah? , coping ?terpusat pada emosi, dan coping yang maladaptif (tidak
efektif). Ada berbagai faktor yang mempengaruhi efektivitas coping yang
dilakukan individu, salah satunya adalah dengan tersedianya dukungan sosial bagi
remaja yang sedang mengalami masalah/tekanan. Melalui dukungan sosial remaja
dapat belajar bagaimana cara mengatasi masalah. Selain itu, dukungan sosial itu
sendiri juga dapat meningkatkan perasaan positif pada diri remaja karena remaja
merasa dihargai dan diperhatikan oleh orang lain. Perasaan positif ini telah terbukti membantu individu dalam menghadapi dan mengatasi situasi yang
membangkitkan stres.
Dalam kehidupan sehari-hari, dukungan sosial ini dapat terwujud melalui
suatu komunikasi interpersonal yang efektif karena komunikasi ini mengandung
empat aspek, yaitu sikap asertif, empati, kemampuan mendengar aktif, dan
kesediaan untuk membuka diri (Pearson, 1983). Keempat aspek komunikasi ini
jika dapat terjalin antara remaja dengan orang tuanya dapat menciptakan
kedekatan remaja pada orang tua dan menimbulkan perasaan berharga, berarti dan
disayangi pada diri remaja. Komunikasi yang efektif antara remaja dengan orang
tua mengenai masalah pacaran, dapat membantu remaja dalam menghadapi
situasi yang menekan akibat masalah pacaran yang mereka hadapi sehingga
diharapkan remaja dapat memilih perilaku coping yang efektif.
Komunikasi Interpersonal dan perilaku coping tersebutlah yang akan
diteliti dalam peneltian ini. Penelitian ini dilakukan terhadap 55 orang remaja
akhir yang dipilih secara insidental. Alat yang digunakan berupa kuesioner
"Coping Scale " dari Caver, et.al. (1989) dan kuesioner yang menggali keempat
aspek komunikasi interpersonal seperti tersebut di atas.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa komunikasi remaja-ayah cenderung
kurang efektif kecuali pada aspek ?sikap asertif? (tergolong cukup baik).
Sedangkan komunikasi antara remaja-ibu cenderung cukup efektif kecuali pada
aspek ?mendengar aktif' (tergolong kurang efektif). Coping yang sering digunakan
remaja untuk mengatasi masalah masalah pacaran merupakan jenis coping yang
efektif, yaitu coping ?terpusat pada masalah? dan coping ?terpusat pada emosi.
Sedangkan coping yang maladaplif (tidak efektif) merupakan perilaku coping
yang jarang dipilih remaja untuk mengatasi masalah pacaran. Komunikasi remaja-
ibu mempunyai hubungan yang signifikan dengan ketiga jenis coping yang
dilakukan remaja untuk mengatasi masalah pacaran. Sebaliknya., komunikasi
remaja-ayah tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan ketiga jenis coping
yang dilakukan remaja untuk mengatasi masalah pacaran.
Berkenaan dengan hasil penelitian tersebut maka diharapkan orang tua
(ayah dan ibu) untuk lebih meningkatkan kemampuan mendengar aktif, bersedia
meluangkan waktu untuk mendengar keluhan anak, tidak mendominasi
pembicaraa. Dan untuk ayah, diharapkan untuk lebih meluangkan waktu, lebih
mengakrabkan diri dengan anak remajanya dan mencoba untuk lebih memahami
serta mengerti apa yang dirasakan dan diinginkan anak dan menerima anak apa
adanya.
Pada penelitian selanjutnya, ada baiknya dilakukan penelitian serupa pada
sampel anak bermasalah. Untuk kuesioner komunikasi ada baiknya diteliti pula
persepsi orang tua mengenai komunikasi remaja-orang tua untuk mendapatkan
perbandingan persepsi orang tua dan remaja terhadap komunikasi remaja-orang
tua. Selain itu, baik pada coping maupun komunikasi pengambilan data sebaiknya
dilengkapi pula dengan wawancara agar diperoleh gambaran yang lebih
mendalam dan terinci pada ke dua variabel tersebut.
"
1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Kurniati
"ABSTRAK
Akhir-akhir ini diperkirakan semakin banyak pelanggaran seksual yang dilakukan remaja, sebab utama adalah kurangnya informasi akurat yang terjadi Salah satu dimiliki remaja. Berbagai cara dapat dilakukan untuk memberikan informasi seks yang akurat bagi remaja. Namun yang paling ideal adalah orangtua mereka masing- Akan tetapi selama ini banyak remaja yang sulit berkomunikasi dengan orangtuanya tentang masalah ini. Diduga sebab utamanya adalah kurangnya rasa percaya mereka sumber masinc. kepada orangtua. Skripsi ini mempertanyakan bagaimana keterbukaan anak kepada ibu dalam masalah seks; bagaimana rasa percaya anak kepada ibu dalam masalah seks., dan bagaimana hubungan antara rasa percaya anak dan keterbukaannya kepada ibu dalam masalah seks. Data dikumpulkan melalui survei terhadap 80 responden remaja putri berusia antara 13-15 tahun yang tinggal di Jakarta Selatan. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa semakin tinggi rasa percaya kepada ibu, anak cenderung lebih terbuka; sebaliknya semakin rendah rasa percaya tersebut, anak cenderung tidak terbuka. Dari penelitian ini juga didapat hasil bahwa responden cenderung bersikap terbuka kepada 'orang lain tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan pengetahuan pergaulan antar jenis, namun cenderung tidak terbuka kepada orang lain tentang masalah yang berkaitan dengan norma-norma seksual. Pada tingkah laku keterbukaan kepada ibu, responden cenderung terbuka tentang masalah-masalah yang dialami orang lain, namun cenderung tidak terbuka mengenai masalah-masalahnya sendiri."
1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Fauzan Nabila
"Siswa yang memiliki efikasi diri dalam keputusan karier akan yakin dengan kemampuannya untuk melakukan tugas-tugas yang dibutuhkan dalam memilih jurusan kuliah yang tepat. Tinggi rendahnya keyakinan siswa tidak terlepas dari peran orang tua seperti harapan dan dukungan terkait karier. Siswa cenderung mematuhi orang tua karena budaya kolektivis di Indonesia menekankan pentingnya hubungan sosial yang harmonis. Di sisi lain, kepatuhan tersebut dapat membuat siswa merasa tertekan dan terpaksa memilih jurusan yang salah. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 349 siswa Sekolah Menengah Atas Kelas 12. Harapan karier orang tua diukur menggunakan subskala Perceived Parental Expectation pada faktor academic achievement (PPE-AA) dari alat ukur The Living up to Parental Expectation Inventory (LPEI), kongruensi karier remaja-orang tua diukur menggunakan Adolescent-Parent Career Congruence Scale (APCCS), dan efikasi diri dalam keputusan karier diukur menggunakan Career Decision Self-Efficacy Short Form (CDSE-SF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap harapan karier orang tua dan kongruensi dengan orang tua mengenai karier dapat meningkatkan efikasi diri siswa dalam keputusan karier secara bersama-sama, F (2,346) = 41,011, p<0,001. Persepsi siswa mengenai kongruensi karier dengan orang tua lebih mampu meningkatkan efikasi diri siswa dalam keputusan karier dibanding persepsi terhadap harapan karier orang tua. Berdasarkan hasil penelitian ini, orang tua diharapkan terlibat secara aktif dan mendukung karier siswa secara kongruen untuk membantu siswa merasa lebih yakin ketika memutuskan karier.

Students with career decision self-efficacy will believe in their capabilities to do various tasks needed in choosing the right college major. Student’s level of belief is related to their parents’ behavior such as expectations and support regarding career. Indonesia’s collectivist culture emphasizes the importance of harmonious social relations, making students tend to obey their parents. But obedience can also make students feel pressured and forced to choose the wrong major. The total of participants in this study amounts to 349 high school students in grade 12. Parental career expectations are measured by the Perceived Parental Expectation subscale on academic achievement (PPE-AA) from The Living up to Parental Expectation Inventory (LPEI), adolescent-parent career congruence is measured by Adolescent-Parent Career Congruence Scale (APCCS), and career decision self-efficacy is measured by Career Decision Self-Efficacy Short Form (CDSE-SF). The result of this study indicates that student’s perceptions towards parental career expectations and career congruence between them and their parents simultaneously can increase student’s career decision self-efficacy,
F (2,346) = 41,011, p<0,001. Student’s perceptions of career congruence with their parents are more capable of increasing student’s career decision self-efficacy when compared to student’s perceptions towards parental career expectations. Based on these findings, parents are expected to be actively involved and give congruent support in helping students to be more confident in making career decisions.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Grace Suryadi
Depok: Universitas Indonesia, 1993
S2165
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca F. Sidjaja
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T37967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>