Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55357 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ghulam Muhammad Nayazri
"Dongeng merupakan sebuah warisan kebudayaan yang terus diturunkan kepada setiap generasi suatu bangsa agar tetap terus terjaga kelestariannya. Dongeng yang menjadi korpus dalam skripsi ini adalah dongeng yang berasal dari kebudayaan masyarakat Arab, yaitu dongeng Ali Baba. Dongeng Ali Baba adalah dongeng yang terdapat di dalam kisah cerita Alf Lailah wa Lailah (Seribu Satu Malam). Melalui dongeng tersebut masyarakat Arab menyampaikan dan menanamkan pendidikan moral, kaya akan pengalaman hidup serta sebagai penuntun untuk menjadi manusia yang memiliki akhlak baik. Sumber data diambil dari buku Kitab Al-Tifl yang dikarang oleh Kamil Kailani yang merupakan pelopor sastra anak. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode strukturalisme. Metode strukturalisme digunakan untuk menganalisis struktur (unsur intrinsik) dan kemudian digunakan untuk menemukan unsur didaktis yang terdapat di dalam dongeng Ali Baba. Tujuan peneitian ini adalah untuk menjelaskan unsur instrinsik dan unsur didaktis yang terdapat di dalam dongeng Ali Baba. Kemudian, dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa dongeng Ali Baba mengandung unsur didaktis yang menjadi sarana untuk mendidik pembaca mengenai nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat dan diharapkan agar pembaca dapat mengaplikasikanya dalam kehidupan nyata.

Tale is a cultural heritage that continues to pass along to each generation in every nation in order to maintain its existence. Tale that became the main source data in this thesis came from Arabian culture, Tale of Ali baba. Ali Baba is one among many other tale that could be found in the story of Alf Lailah wa Lailah (The Thousand and One Nights). Through this tale, the Arabian wants to deliver and embed the morale education, rich of life experiences as a guide to be a human with good morales. The main source of data are taken from the book Kitab Al-Tifl by Kamil Kailani who has been a pioneer of children?s literature. The method that would be used to analyze in this thesis is structuralism method. Structuralism method is used to analyze the structure (intrinsic elements), then used to find the didactic elements which are contained in the Tale of Ali Baba. Afterwards, from the result of research conducted, conclusion obtained that Tale of Ali Baba contains didactic elements which could become a medium to educate readers about moral values in society and its expected that readers can apply it in the real life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43664
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jasson, Tove
Taibei shi: Xiaozhitung Wenhua, 1993
SIN 398.2 JAS m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rodari, Gianni (Giovanni)
"“Jangan lupa, Ayah, satu dongeng setiap malam.”
Sebagai ayah yang baik, Tuan Bianchi memenuhi permintaan tersebut. Setiap malam, saat berkeliling Italia untuk menjual obat-obatan, dia pergi ke telepon umum untuk mengisahkan dongeng kepada anak gadisnya. Dongeng-dongengnya ajaib, aneh, lucu, tetapi sekaligus mencerdaskan pikiran dan menghangatkan hati. Dongeng-dongeng itu terkumpul dalam buku ini."
Jakarta: PT Mizan Publika, 2024
808.83 ROD d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Schimel, Lawrence
Tangsel: CV. Majin Kiri, 2022
398.2 SCH k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"This article describes verbal and nonverbal responses of preschool children toward fairy tales. The preschool is the appropriate period of age to grow and improve a moral intelligence...."
2008
370 JPUNP 30:2 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Akrimah Arsyi Nawangsasi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan dan penggambaran latar khususnya latar tempat menurut jenisnya dalam dua versi dongeng dengan judul Das tapfere Schneiderlein versi Märchenland: Märchen, Sagen und Geschichten aus Deutschland dan versi Märchen der Brüder Grimm Bilder von Nikolaus Heidelbach. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersumber dari kajian pustaka. Analisis dilakukan dengan membandingkan latar dalam dua versi dongeng tersebut dengan adanya penyebutan nama kota atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian, dalam kedua dongeng tersebut terdapat perbedaan dalam pendeskripsian latar tempat. Das tapfere Schneiderlein versi Märchen der Brüder Grimm Bilder von Nikolaus Heidelbach menggunakan jenis latar netral karena latar tempat dalam dongeng tersebut bersifat universal. Hal ini bertujuan untuk mengajak pembaca untuk berimajinasi lebih dalam khususnya latar tempat dalam dongeng. Sedangkan versi Märchenland: Märchen, Sagen und Geschichten aus Deutschland jenis latar yang digunakan untuk menggambarkan latar tempat adalah latar tipikal dan latar fisik karena adanya penyebutan nama tempat dalam dongeng yang bertujuan untuk mengikat dan memberi kesan pada pembaca.

This research aims to know the use and description of setting especially setting of place according to its kind in two versions of fairy tale under the title Das tapfere Schneiderlein from Märchenland: Märchen, Sagen und Geschichten aus Deutschland and another version from Märchen der Brüder Grimm Bilder von Nikolaus Heidelbach. This research uses the qualitative method which is from literary review. This research is being analyzed by comparing the setting in two versions of fairy tale with or without mentioning the city name. Based on the result, both of the fairy tales have some differences by describing the setting of place. Das tapfere Schneiderlein from Märchen der Brüder Grimm Bilder von Nikolaus Heidelbach version used neutral setting because setting of place in this fairy tale has general characteristic. It aims to make the reader to use more their imagination, especially for setting of place in fairy tale. While in Märchenland: Märchen, Sagen und Geschichten aus Deutschland version uses typical setting dan physical setting to describe setting of place because by mentioning name of city aims to give imppresion to the reader.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Choerunnisa
"Makalah ini membahas pengunaan dan makna gaya bahasa personifikasi yang terdapat dalam dongeng Läuschen und Flöhchen dan Das singende springende Löweneckerchen dari kumpulan dongeng Grimm bersaudara. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penggunaan dan makna gaya bahasa dalam kedua dongeng tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa majas personifikasi banyak muncul pada penggambaran tokoh-tokoh dalam kedua dongeng tersebut. Tokoh-tokohnya digambarkan seperti manusia yang biasa melakukan kegiatan sehari-hari seperti menyapu, membakar sampah, berbicara, dan lain-lain."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dae Jin Yang
"ABSTRAK
Dongeng dapat mengatakan bahwa karya sastra yang kita pertama kali membaca dan mendengar. Negara di mana saja memiliki dongeng yang terkait dengan kehidupannya. Jika, negara memiliki lingkungan dan pengaruh yang mirip, ada kemungkinan dapat dongeng yang mirip. Indonesia ada dongeng yang berjudul ldquo;Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari rdquo;. Kemudian di Korea juga ada satu dongeng berjudul ldquo;Sun Nyu Wa Na Mu Kun Bidadari dan penebang kayu rdquo;. Kedua cerita ini, ada kemiripan dan perbedaan, yaitu tokoh bidadari, alur cerita dan latar tempat, unsur instrinsik. Apakah terjadi hal yang kemiripan dan perdedaan dalam kedua dongeng, bisa mengatakan satu dongeng meniru dongeng yang lain atau dipengaruh? Tulisan ini menjelaskan pengaruh, perbedaan, dan kemiripan. Selain itu, membawa dongeng negara lain yang mempunyai kemiripan dengan kedua dongeng tersebut untuk mencoba cari pengaruh dari luar negeri.

ABSTRACT
Fairytale is the literature that we have never heard or seen before. Various fairytales with cultural features can be found all around the world. If two countries have similar cultural characteristics, it has higher possibility to find similar style of fairytales. There is Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari tale in Indonesia and Sun Nyu Wa Na Mu Kun tale in Korea. Both fairytales have many similarities as well as differences in characters, story development, background, and inner factors. How can fairytale from two different countries show these similarities This study explains literary impacts, similarities, and differences between two countries and explains common literary elements of other countries as well."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hyon Ye Jin
"ABSTRAK
Penelitian ini menenmui motif-motif cerita dalam dongeng Bawang Merah Bawang Putih dari Indoensia dan dongeng Kongjui Patjui dari Korea serta membahas kesamaan dan perbedaan motif cerita dari dua negara yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif cerita dongeng Bawang Merah Bawang Putih dan dongeng Kongjui Patjui memiliki motif percintaan, motif makhluk gaib, motif kekejaman ibu tiri, motif iri dan dengki, dan motif pengingkaran. Motif-motif tersebut terlihat pada tokoh, alur, dan tema dalam dongeng.
ABSTRACT
This thesis find out motives in fairytale of Bawang Merah Bawang Putih from Indonesia and Kongjui Patjui from Korea, and discussed about similarities and differences between two different countries. This research used qualitative method. The result showed that the fairytale of Bawang Merah Bawang Putih dan dongeng Kongjui Patjui contain love motive, mystical creatures motive, stepmother motive, jealousy motive, and negation motive in the stories. Those motives are shown in the character, plot, and theme of story."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>