Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14961 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hooykaas, Christiaan, 1902-1979
Amsterdam: Noord-Hollandsche, 1958
899.29 HOO o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ensink, J.
's-Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1967
BLD 899.222 ENS o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zoetmulder, Petrus Josephus
The Hague : Martinus Nijhoff, 1974
899.222 ZOE k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mpu Tantular
Jakarta: Komunitas Bambu, 2009
959.8 MPU k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tantular, Mpu
Depok: Komunitas Bambu, 2019
959.8 MPU k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tantular, Mpu
Jakarta: Komunitas Bambu, 2009
959.8 MPU k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sukesi Adiwimarta
"Poerbatjaraka dalam bukunya Kapustakan Djawi telah membicarakan karya-karya sastra Jawa Kuno berdasarkan urutan kronologisnya, baik yang berbentuk prosa maupun yang berbentuk puisi (1952:5). Karya-karya sastra itu dibaginya menjadi dua kelompok, yaitu kelompok karya sastra Jawa Kuno tua dan kelompok karya sastra Jawa Kuno muda. Ciri-ciri pengenal kelompok karya sastra Jawa Kuno tua ialah:
1) memuat masa atau tahun penulisannya;
2) menyebut nama raja yang memerintah;
3) gaya bahasa;
4) ceritanya sebagian besar bersumberkan cerita dari India;
5) tidak menggambarkan keadaan di Jawa.
Ciri-ciri pengenal untuk kelompok karya sastra Jawa Kuno muda hampir sama dengan yang tua, hanya perbedaannya ada pada butir 4), yaitu kisahnya bersumberkan karya sastra Jawa Kuno yang lebih tua, dan pada butir 5), yaitu menggambarkan keadaan di Jawa.
Kakawin Parthayajna yang dijadikan sasaran penelitian ini menyimpang dari ciri-ciri tersebut, karena tidak memuat masa atau tahun penulisannya, tidak menyebut nama raja, dan nama pengarangnya juga tidak ditemukan di dalamnya. Meskipun begitu Poerbatjaraka cenderung untuk memasukkannya ke dalam kelompok karya sastra Jawa Kuno muda dari zaman Majapahit pertengahan hingga akhir. Hal ini berdasarkan adanya kemiripan bahasa dan isinya yang mengandung ajaran filsafat (op.cit.:47). Zoetmulder mengemukakan bahwa pada bagian akhir Majapahit karya sastra Jawa Kuno dalam bentuk kakawin pada umumnya ditulis di Bali, hanya ada dua di antaranya yang tidak ditulis di sana, yaitu Kakawin Parthayajna dan Kunjarakarna (1985:462).
Sedyawati dalam bagian disertasinya yang membahas tentang karya sastra Jawa Kuno membedakan adanya dua kelompok karya sastra Jawa Kuno, yaitu karya sastra keraton dan karya sastra luar-keraton. (1985:220-221). Petunjuk untuk menetapkan suatu karya sastra luar-keraton, menurut Sedyawati, ialah tanda-tanda yang berupa (op. cit. :260):
1) penggambaran keadaan lingkungan luar-keraton dengan menunjukkan keakraban si penulis dengan keadaan itu;
2) penulis tidak memuji, menyebut, atau pun menyatakan hubungan tertentu dengan sang raja;
3) penulis menyatakan diri sebagai seorang dari kalangan luar-keraton.
Kakawin Parthayajna, sama sekali tidak menyebutkan nama raja ataupun kerajaan, dan juga tidak memuat nama pengarangnya. Dengan memperhatikan perbedaan sifatnya dengan kakawin kerajaan, serta isinya yang menilikberatkan kepada unsur pendidikan keagamaan, maka sarjana ini membuat dugaan bahwa Kakawin Parthayajna mungkin dihasilkan oleh suatu lembaga keagamaan atau pendidikan agama di luar keraton (op.cit.:263).
Beberapa hal berkenaan dengan sifat dan isi Parthayajna yang menyiratkan asalnya dari luar keraton dikemukakannya antara lain:
- gaya penyajian;
- perbendaharaan kata;
- penekanan pada pendidikan keagamaan; dan
- tidak adanya penyebutan raja.
Di samping itu, menurut Sedyawati, kakawin ini juga memperlihatkan kesesuaian dengan sastra keraton dengan memenuhi segala persyaratan penyusunan sebuah kakawin, yang umumnya dihasilkan oleh kalangan keraton. Dengan demikian, Sedyawati juga menduga bahwa Kakawin Parthayajna dibuat oleh kalangan luar-keraton yang mempunyai hubungan dekat dengan keraton (op.cit.:267).
Kakawin Parthayajna (selanjutnya disingkat KPY dan Parthayajna disingkat PY) menarik perhatian dan minat untuk menelitinya lebih lanjut karena terdapatnya pertautan dalam beberapa bagian ceritanya dengan isi Kakawin Arjunawiwaha.
Arjunawiwaha mengisahkan tentang sang Arjuna dari keluarga Pandawa yang bertapa di Gunung Indrakila dan setelah menerima panah sakti dari dewa berhasil membunuh Niwatakawaca, raja raksasa yang menjadi musuh para dewa. Sebagai hadiahnya, Arjuna boleh tinggal di kedewaan beberapa waktu lamanya dan bercengkerama dengan para bidadari.
Parthayajna mengisahkan tentang perjalanan sang Arjuna ke Gunung Indraki la untuk bertapa di sana guna memohon senjata sakti dari para dewa yang dapat dipakai untuk membinasakan musuh para Pandawa, yaitu para Kaurawa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
D5
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Molen, Willem van der
"Scholarly attention for Old Javanese literature so far has mainly focused on poetry. The apparently simple nature of narrative prose texts, while making them excellent sources for linguistic and lexicographic research, at the same time denies them any literary value. In this article an impression is given of the art of storytelling in one Old Javanese prose story, taken from the Adiparwa of around A.D. 1000. Quite unexpectedly, a sophisticated tradition unfolds in which a rich variety of devices enables the storyteller to create a meaningful world of words."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
909 UI-WACANA 17:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Fadl Lapan
"Penelitian ini membahas tentang analisis struktural tokoh Sutasoma dalam Kakawin Sutasoma. Menurut teori tersebut, unsur-unsur menggunakan teori sastra dan strukturalis. Luxemburg mengartikan Strukturalisme merupakan sebuah aliran dalam kajian ilmu sastra, yang dimaksud Strukturalis adalah mengkaji suatu teks berdasarkan kaitan-kaitan tetap antara kelompok-kelompok gejala. Melalui metode ini seseorang pembaca atau peneliti dapat membagi suatu bagian menjadi kelomok-kelompok yang saling berkaitan. Maka untuk lebih memperkecil kajian dalam kakawin Sutasoma ini, penulis hanya akan melihat pada satu penokohan saja yaitu tokoh Sutasoma, selanjutnya penulis akan mengkaji kepribadiannya.

This study discusses the structural analysis in Kakawin Sutasoma Sutasoma figures. According to this theory, using the elements of literature and structuralist theory. Luxemburg defines structuralism is a stream of science in the study of literature, which is Structuralists is reviewing a text based studied remain between the groups of symptoms. Through this method a reader or researcher can divide a section into groups of related. So to further reduce kakawin Sutasoma in this study, the authors will only look at the first characterizations that Sutasoma figures, then the author will examine the personality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Partini Sardjono Pradotokusumo
"ABSTRAK
Dalam khasanah kesusaatraan Jawa (Kuna), jenis sastra kakawin adalah salah satu jenis sastra yang tertua yang berbentuk puisi. Yerhatian pada kakawin ini belum memadai jika dibandingkan dengan basil karya sas;tranya yang ditu_lis dalam bentuk ini. Yang diterbitkan secara kritis atau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sangat sedikit dan dalam bahasa a sing (terbatas pada bahasa Belanda dan Inggris) belum banyak."
1984
D1808
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>