Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137463 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riyantina Herlita
"ABSTRAK
Penelitian ini difokuskan pada remaja yang memiliki kecenderungan berperilaku
agresif seperti berkelahi, memukul, mencubit, mendorong, menendang,
mengancam, mengejek, memberi sebutan buruk dan menyindir orang lain, dan
bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara pola komunikasi keluarga
dengan perilaku agresif remaja. Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif
dengan desain deskriptif korelatif. Data didapat dengan membagikan kuesioner
mengenai perilaku agresif dan pola komunikasi keluarga kepada 100 siswa
SMAN 4 Bekasi yang berkecenderungan atau pernah melakukan perilaku agresif.
Dari analisa bivariat menggunakan chi-square test didapatkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara pola komunikasi keluarga dengan perilaku
agresif remaja. Hasil penelitian ini berbeda dengan beberapa teori dan penelitian
sebelumnya. Hal ini dapat terjadi karena terdapat beberapa faktor yang juga
mempengaruhi perilaku remaja.

Abstract
The study focused on adolescents who have a tendency to aggressive behavior
such as fighting, hitting, pinching, pushing, kicking, threatening, taunting, giving
a bad name and insinuated other people. The aims of this study is to determine the
relationship between family communication patterns with aggressive behavior in
adolescents. This is a quantitive research mode which is use correlative
descriptive design. Data was collected by distributed questionnaires of aggressive
behavior and family communication pattern to the 100 students of SMAN 4
Bekasi, who is prone to or have had aggressive behavior. From the bivariate
analysis using chi-square test, found that there was no significant relationship
between family communication patterns with aggressive behavior in asolescents.
These results contrast to some previous theory and research. This can happen
because there are several factors that also affect the behavior of adolescents."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43585
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reta Dwi Lestari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan sikap asertif pada siswa SMAN 74 Jakarta. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasi yang diambil secara cross sectional. Studi dilakukan di SMAN 74 Jakarta dengan kriteria inklusi adalah siswa yang tinggal bersama orang tua, terdaftar di SMAN 74 Jakarta serta bersedia menjadi responden.
Hasil studi menunjukkan adanya hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan sikap asertif dengan p value yang didapatkan adalah 0.000 dan odds ratio adalah 6,026. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebanyak 67,4% responden yang memiliki pola komunikasi fungsional ternyata memiliki sikap asertif. Penelitian ini merekomendasikan penerapan pola komunikasi keluarga fungsional untuk mengembangkan sikap asertif pada remaja agar dapat menghindari diri dari perilaku negatif dalam pergaulan.

The aim of this study was to identify the relationship between communication pattern in the family and assertiveness in SMAN 74 Jakarta's pupils. This study used descriptive correlation method with cross sectional approach. The study took places in SMAN 74 Jakarta with the inclusion were the pupils who listed in the SMAN 74 Jakarta, lived with parents, and voluntary agree to participated in the study.
The result shows that there are relationship between communication pattern in the family and assertiveness. Studies find that 67.4% pupils who are using functional communication in their family are assertive. The studies recommend the application of functional communication pattern in the family to develop assertiveness among adolescent to protect themselves from negative behaviors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5645
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran hubungan pola komunikasi dan kekuatan keluarga dengan perilaku seksual beresiko pada remaja di Desa Tridaya Sakti Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi. Desain penelitian Descriptive correlational secara cross sectional. Responden yang berjumlah 106 remaja. Tehnik pengambilan sampel purposive sampling. Hasil studi ini menunjukan hubungan pola komunikasi dan kekuatan keluarga dengan perilaku seksual berisiko di Desa Tridaya Sakti. Hasil studi ini menunjukan ada hubungan umur, jenis kelamin dan pola komunikasi dan kekuatan keluarga dengan perilaku seksual berisiko di Desa Tridaya Sakti. Penelitian ini merekomendasikan perlu adanya komunikasi yang terbuka dan adanya tata aturan keluarga yang jelas dalam pencegahan perilaku seksual berisiko pada remaja.

This study aimed to get an idea of the relationship and communication patterns of families with the strength of risky sexual behavior in the Village District Tridaya Way South Tambun Bekasi Regency. This research is Descriptive correlational studies that collect data in cross-sectional. Respondents were 106 adolescents who participated. Sampling techniques used purposive sampling. The results of this study show the relationship and the strength of family communication patterns with risky sexual behavior in the village of Sakti Tridaya. The results of this study showed no relationship to age, sex and communication patterns and strength of families with risky sexual behavior in the village of Sakti Tridaya. This study recommends the need for open communication and the existence of clear rules governing family in the prevention of risky sexual behavior in adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Szasza Hervanovriza
"Sekolah merupakan institusi pendidikan formal yang melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada siswa. Tidak hanya sebatas pada transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi sekolah juga merupakan agen sosialisasi yang membentuk perilaku siswa seperti yang diinginkan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara sosialisasi pendidikan di sekolah dan sosialisasi pendidikan dalam keluarga terhadap perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Pengertian dari perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi itu sendiri adalah tindakan siswa dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara berulang. Penggunaan ini sendiri akan efektif jika siswa memanfaatkan teknologi tersebut untuk keperluan akademis dengan porsi yang lebih besar daripada kepentingan lain.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulam data melalui survey yang dilakukan di SMAN ?X? Jakarta. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 165 yang terdiri dari siswa kelas X, kelas XI, dan kelas XII. Teknik penarikan sampel menggunakan stratified random sampling non-proporsional sehingga dapat melihat gradasi jawaban responden berdasarkan tingkatan kelas.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel sosialisasi pendidikan di sekolah dan variabel sosialisasi pendidikan dalam keluarga berpengaruh terhadap perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dengan kekuatan hubungan yang lemah. Di dalam variabel sosialisasi pendidikan di sekolah terdapat empat dimensi yang juga diuji pengaruhnya yaitu peran guru, kurikulum tertulis, hidden curriculum, dan peer group. Dari keempat dimensi tersebut dimensi kurikulum menjadi dimensi yang paling kuat dalam mempengaruhi perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi siswa. Berbeda dengan tiga dimensi lain, hasil pengujian statistik mengungkapkan bahwa tidak terdapat hubungan antara dimensi peer group dengan perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Pada variabel sosialisasi pendidikan dalam keluarga, lemahnya hubungan antara sosialisasi pendidikan dalam keluarga disebabkan oleh lemahnya kontrol orang tua terhadap perilaku penggunaan teknologi informasi dan komunikasi siswa yang kecendrungannya disebabkan oleh ketidakmampuan orang tua dalam mengikuti perkembangan teknologi yang sangat pesat.

Schools are educational institutions that conduct formal transfer of science and technology to student. Not only limited to the transfer of science and technology, but the school is also an agent of socialization that shape student behavior as desired by the community. This study aims to see how the relationship between the socialization of education in schools and educational socialization in the family of the behavior of the use of information and communication technology. Understanding of the behavior of the use of information and communication technology itself is the act of the students in using information and communication technology repeatedly. Use of this alone would be effective if student utilize these technologies for academic purpose with a larger portion than other interests.
This study uses quantitative methods with survey techniques in SMAN "X" Jakarta. The number of sample in this study is 165 which consists of grade X, XI and XII classes. Technique sampling using a stratified random sampling nonproportional in order to see the gradations of respondent's answer based on grade level.
The result of this study indicate that the variable socialization of education in schools and education in the family socialization variables influence the behavior of the use of information and communication technology with the strength of weak ties. In socialization variable of education in school there are four dimensions that also tested the effect of the role of teachers, written curriculum, hidden curriculum and peer group. From the fourth dimensions, the dimensions of the curriculum is the most powerful in influencing the behavior of the use of information technology and communications students. Unlike the three other dimensions, the statistical tests revealed result that there is no relationship between the dimensions of the peer group with the behavior of the use of information and communication technology. Family socialization show low influence towards information technology usage behavior. It was because parents could not follow the technology development.which have progressive development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pola komunikasi dalam
keluarga dengan perilaku merokok pada remaja. Penelitian deskriptif korelasi ini
dilakukan di RW 007 Kelurahan Jatirasa-Bekasi dengan 84 responden remaja.
Peneliti memperoleh bahwa jumlah responden yang berasal dari keluarga dengan
pola komunikasi fungsional jauh berbeda dengan jumlah responden yang memiliki
pola komunikasi disfungsional sehingga peneliti tidak dapat menggeneralisasikan
hasil penelitian ini dengan pengujian statistik (p=0,168 ≥ a=0,05). Peneliti tidak
dapat menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola
komunikasi dalam keluarga dengan perilaku merokok pada remaja. Penelitian ini
merekomendasikan adanya penelitian lain mengenai faktor yang lebih
berpengaruh terhadap perilaku merokok pada remaja."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5824
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Estiani
"Premenstrual Syndrome (PMS) adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosional yang terkait dengan siklus menstruasi yang biasanya terjadi 7-14 hari sebelum periode menstruasi dan menghilang ketika menstruasi dimulai. Gejala yang muncul dapat mengganggu aktivitas. Salah satu faktor penyebab Premenstrual Syndrome adalah usia menarche dan asupan zat gizi mikro. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis data sekunder terkait hubungan antara usia menarche dan asupan zat gizi mikro dengan kejadian Premenstrual Syndrome pada remaja putri di SMAN 4 Surabaya tahun 2017. Penelitian ini menggunakan studi Cross Sectional dengan pendekatan kuantitatif. Data dianalisis secara multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia menarche (p=0,0005), vitamin B1 (p=0,033), vitamin B2 (p=0,011), vitamin B6 (p=0,023), vitamin E (p=0,045), zink (0,014), dan kolesterol (0,001) dengan kejadian Premenstrual Syndrome. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa asupan natrium merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian Premenstrual Syndrome dengan OR=5,787 artinya remaja putri yang memiliki asupan natrium tinggi berisiko mengalami kejadian Premenstrual Syndrome 5,8 kali lebih tinggi dibandingkan remaja putri yang tidak mengonsumsi natrium secara berlebih, setelah dikontrol usia menarche, vitamin B1, vitamin B2, zink, dan kolesterol

Premenstrual Syndrome (PMS) consists of physical, psychological, and emotional symptoms associated with menstrual cycle which usually occurs 7-14 days before the menstrual period and disappears when menstruation begins. The symptoms can even cause interference activities. Menarche and micronutrition intake are the factors causing PMS. The purpose of this study was to analyze the relationship between menarche and micronutrition intake with PMS in adolescent girls at SMAN 4 Surabaya in 2017. This study uses a ross sectional study with a quantitative approach. Data analyzed by logistic regression. The result of bivariate analysis found correlation between menarche (p=0,0005), vitamin B1 (p=0,033), vitamin B2 (p=0,011), vitamin B6 (p=0,023), vitamin E (p=0,045), zinc (0,014), dan cholesterol (0,001) with Premenstrual Syndrome. The results of multivariate analysis found that sodium intake is the dominant variable in the correlation with Premenstrual Syndrome, OR=5,787 means that adolescent girls with high sodium intake will increase the risk of Premenstrual Syndrome 5,8 times higher than adolescent girls with normal sodium intake, after controlled by menarche, vitamin B1, vitamin B2, zinc, dan cholesterol"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Jos Iswadi
"Penularan HIV menjadi tantangan dunia hingga saat ini yang memerlukan pencegahan yang konprehensif berbasis pengetahuan. Remaja merupakan kelompok kecil yang rentan terhadap penularan HIV. Penelitian deskriptif korelasi ini bertujuan mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan penularan HIV dengan pendekatan cross-sectional yang melibatkan 87 siswa SMA dengan teknik quota sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pencegahan penularan HIV. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menunjukkan tingkat pengetahuan berhubungan signifikan dengan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS (p=0,01, α=0,05). Analisis bivariat sikap dan perilaku menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS (p=0,20,α=0,05). Pendidikan kesehatan perlu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan di sekolah untuk memperkaya remaja tentang informasi kesehatan khususnya HIV/AIDS sehingga dapat memutuskan mata rantai penularan HIV/AIDS.

HIV transmission is challenging the world to date and need base prevention conprehensive prooer knowledge. Teenagers are a small group who are vulnerable to HIV infection. This correlation descriptive study aimed to identify the correlation between knowledge and attitudes to HIV prevention behaviour with a cross-sectional approach involving juvenile respondents with a high school 87 students with quota sampling technique. The research instrument used questionnaires to measure the level of knowledge, attitudes, and behaviors to prevent HIV transmission. Results of bivariate analysis with chi-square test showed that there was a significant relationship between knowledge with behavior of the prevention of HIV/AIDS (p=0,01 α=0,05). Bivariate analysis of attitudes and behavior showed there was no significant relationship between attitude with behavior prevention of HIV/AIDS (p=0,20 α=0,05). Health education should be included in the education curriculum in schools to enrich the youth about health information in particular HIV/AIDS so that they can break the chain of transmission of HIV/AIDS."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47572
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rintis Putri Nur Anggraini
"Komunikasi merupakan komponen yang panting dari tingkah laku manusia, termasuk komunikasi antara orang tua dan anak mengenai permasalahan seksual. Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi korelatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pola komunikasi dalam keluarga dengan persepsi terhadap perilaku seksual pra nikah pada remaja dengan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah 68 remaja di SMA Negeri 2 Nganjuk. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Sebanyak 20 remaja (52,6%) yang memiliki po|a komunikasi yang fungsional mempunyai persepsi yang positif.
Dari penelitian disimpulkan tidak ada hubungan pola komunikasi dalam keluarga dengan persepsi terhadap perilaku seksual pra nikah pada remaja (p = 0,80). Saran bagi peneliti selanjutnya adalah meneliti lebih jauh faktor Iain untuk mendapatkan gambaran yang lebih spesitik terkait dengan persepsi terhadap perilaku seksual pra nikah.

Communication is the most imponant things for human behavior, including the parent-child communication about several sexuality topics. This research is a descriptive correlative research using cross sectional design which the purpose is to investigate the relationship between pattem of family communication with adolescent’s perception about sexual behavior before married. The sample in this research is 68 adolescent from SMA Negeri 2 Nganjuk. The sampling technique used in this research is simple random sampling. Twenty (52,6%) of adolescent who has the iimctional pattem of family communication has a positive perception.
The conclusion from this research is there is not a relation between pattem of family communication with adolescent’s perception about sexual behavior before married (p=0,807). Recommendation for the next researcher is searching for the specific aspect that effect adolescent’s perception about sexual behavior before married.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5651
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Febriyana
"Menstrual hygiene merupakan salah satu upaya kebersihan yang penting dilakukan bagi setiap perempuan, khususnya remaja. Perilaku menstrual hygiene remaja terbentuk karena pengetahuan yang didapatkan dari sumber informasi mereka. Ibu umumnya menjadi salah satu sumber informasi remaja terkait menstrual hygiene melalui komunikasi yang dijalin diantara mereka. Hal tersebut dikarenakan Ibu adalah orang terdekat serta memiliki gender dan pengalaman yang sama di masa sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara komunikasi orang tua (Ibu) dan perilaku menstrual hygiene pada remaja. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional dengan teknik total sampling. Jumlah responden penelitian ini sebanyak 428 siswi. Alat ukur yang digunakan adalah Parent-Adolescent Communication Scale dan kuesioner Menstrual Hygiene. Penelitian ini menemukan bahwa sebagian siswi SMP di Kabupaten Bekasi (50%) memiliki komunikasi orang tua (Ibu) yang negatif, sedangkan perilaku menstrual hygiene remaja lebih banyak memiliki perilaku yang buruk (50,7%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan antara komunikasi orang tua (Ibu) dan perilaku menstrual hygiene pada remaja.

Menstrual hygiene is an important hygiene practice that every woman, especially adolescents, should carry out. Adolescent menstrual hygiene behavior is formed based on the knowledge they receive from their information sources. Mothers generally become one of the main sources of information for adolescents regarding menstrual hygiene through the communication established between them. This is because mothers are the closest individuals who share the same gender and past experiences. This study aims to determine the relationship between parental (mother) communication and menstrual hygiene behavior in adolescents. The approach used in this study is cross-sectional with a total sampling technique. The number of respondents in this study was 428 female students. The instrument used were the Parent-Adolescent Communication Scale and the Menstrual Hygiene questionnaire. This study found that most junior high school students in Bekasi Regency (50%) have negative parental (mother) communication, while the menstrual hygiene behavior of adolescents predominantly shows poor behavior (50.7%). The conclusion of this study is that there is a relationship between parental (mother) communication and menstrual hygiene behavior in adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perilaku seksual pada remaja seringkali tidak disertai sumber informasi yang memadai
dan bertanggung jawab. Hal tersebut membuat remaja sangat rentan terhadap risiko
kesehatan reproduksi. Mengingat informasi dari sumber lain tersebut bisa keliru, adalah
panting bahwa orang tua pun berperan dalam memberikan informasi yang benar.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antara pola
komunikasi keluarga dengan perilaku seksual pada remaja. Desain yang digunakan
adalah deskriptif korelasi, dengan pengambilan sampel secara simple random sampiing
terhadap 96 siswa SMAN 52 Jakarta Utara. Analisis yang digunakan adalah univariat
dan bivariat dengan menggunakan uji statistik Pearson Chi-Square. Hasil penelitian
menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pola komunikasi keluarga
dengan perilaku seksual remaja (p=0,08; a=0,05). Disarankan pada keluarga unauk
membimbing anak remajanya agar terhindar dari pergaulan bebas dan perilaku seksual
yang berisiko."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5565
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>