Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178089 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M.C. Anita Dewiyana Buntoro
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan untuk setiap aktivitas yang dilakukan dari penerimaan barang hingga pengiriman barang kepada pelanggan dengan menggunakan metode Activity Based Costing (ABC). Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis apakah supply chain management telah diterapkan di PT. X dan mengukur efektivitas dengan cara melakukan analisis perhitungan QCPI (Quality Cost Performance Index) dari masing-masing supplier. Berdasarkan hasil perhitungan QCPI per supplier, penelitian ini memberikan usulan penerapan sistem manajemen rantai pasok yang efektif yaitu dengan menyewa gudang yang dekat dengan pelanggan PT. X sehingga dapat memaksimalkan profit dan sebagai strategi bersaing dengan perusahaan sejenis.

ABSTRACT
The purpose of this thesis is to identify all costs incurred for each activities starting from receiving of goods up to delivery of goods to customers using Activity Based Costing method. This research is also intended to analyze whether the Supply Chain Management (SCM) has been applied at PT. X and to measure each effectiveness by analyzing QCPI (Quality Cost Performance Index) of each supplier. Based on QCPI calculation of each supplier, this research recommends the effective system of SCM by leasing some warehouses near PT. X?s customers to get maximum profit and as competitive strategy against similar company."
2012
T31466
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Marvianti
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis penerapan Activity Based Costing pada PT X. Dengan menggunakan metode Activity Based Costing, penelitian akan menunjukkan gambaran tingkat profitabilitas pada PT X berdasarkan segmen usaha dan customer. Selanjutnya, analisis tersebut dapat digunakan sebagai dasar bagi perusahaan untuk menentukan strategi yang tepat untuk menangani pelanggan yang dimilikinya.
Metode penelitian yang digunakan dalam karya akhir ini adalah metode penelitian kualitatif. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan deskriptif analitis dengan melakukan analisis studi kasus pada PT X melalui observasi, wawancara, dan data-data internal yang dimiliki perusahaan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Activity Based Costing, perusahaan dapat mengetahui tingkat profitabilitas segmen usaha maupun pelanggan secara detail. Selanjutnya, berdasarkan analisis tersebut, perusahaan dapat melakukan evaluasi performance pelanggan. Pada akhirnya, perusahaan dapat menentukan strategi yang lebih tepat untuk memaksimalkan keuntungan dan meningkatkan daya saing.

This research is aimed to conduct an analysis on the application of Activity Based Costing at PT X. Using the method of Activity Based Costing, the research will present the overview of profitability level at PT X based on business and customer segments. Further, the analysis can be used as to base a company’s proper strategy in handling customers.
The research method used in this thesis is qualitative research method. The approach used is analytical and descriptive with the case at PT X through observations, interviews, and internal data owned by PT X.
The conclusion of the research is that by applying the Activity Based Costing method, a company may acknowledge the profitability level of both business and customer segments. Moreover, based on the analysis, a company may conduct evaluation on customers’ performance. In the end, a company may determine precise strategies to optimize profits and to increase competitive ability.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34661
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feny Triagustina
"Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang terjadi di PT X yang bergerak di industri jasa logistik. PT X belum pernah mencapai target laba sejak lima tahun terakhir. Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yaitu descriptive analysis dan content analysis berdasarkan performance theory. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PT X tidak dapat mencapai target laba dikarenakan adanya alokasi biaya yang tidak memperhitungkan biaya tidak langsung dan penentuan tarif yang tidak didasarkan oleh perhitungan harga pokok penjualan. Untuk keakuratan alokasi biaya dan penentuan tarif, penelitian ini memberikan usulan pada PT X untuk melakukan Customer Profitability Analysis, menggunakan Time-Driven Activity Based Costing untuk alokasi biaya serta menerapkan sistem pengendalian internal.

This research aims to answer the problem arising in PTX, a logistic services company, that never achieved target profit over five past years. This study is conducted using a case study with a qualitative research method. The data are analysed using descriptive analysis and content analysis techniques based on performance theory. Results shows that PT X can not achieve target profit due to inaccurate allocation of product cost and inaccurate price setting. To improve product cost and price setting accuracy, this research recommends PT X to conduct Customer Profitability Analysis, apply Time-Driven Activity Based Costing to cost allocation and apply internal control system.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charoline Cheisviyanny
"Perubahan orientasi perusahaan dari product-oriented menjadi customer-oriented menuntut perusahaan untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggannya agar tercapai kepuasan pelanggan. Perusahaan mengarahkan salespersonnya untuk memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada pelanggan. Namun perusahaan tidak menyadari bahwa semua usaha yang dilakukannya itu membutuhkan biaya yang sangat besar. Selama ini perusahaan beranggapan bahwa pelanggan yang sering membeli akan memberikan profit yang besar bagi perusahaan dan sebaliknya. Salesperson pun hanya berorientasi pada volume penjualan, bukan pada profit, karena bonus mereka ditentukan dari pencapaian target penjualan.
Kesalahan pandangan ini terjadi karena perusahaan tidak pernah mengukur profitabilitas dari masing-masing pelanggannya. Perusahaan beranggapan bahwa pelanggan yang membeli dengan harga di atas full manufacturing cost ditambah dengan persentase mark-up, pastilah menguntungkan. Padahal setiap pelanggan menyerap biaya yang berbeda karena mereka menggunakan sumber daya dalam proporsi yang berbeda.
Objek penelitian dari thesis ini adalah PT X yaitu sebuah perusahaan distributor tekstil. Selama ini PT X juga tidak pernah menghitung profitabilitas dari pelanggannya. Kinerja pelanggan hanya dilihat, diukur, dan dinilai dari banyaknya pembelian. Semakin banyak pelanggan membeli berarti kinerjanya dinilai baik. Padahal belum tentu demikian.
Dengan menerapkan Activity-Based Costing (ABC) untuk menghitung cost-to-serve dan melakukan analisis profitabilitas pelanggan ternyata dari 25 pelanggan yang dimiliki oleh PT X yaitu terdiri dari 14 pelanggan dalam kota dan 11 pelanggan luar kota, temyata hanya 13 pelanggan (52%) yang merupakan pelanggan yang menguntungkan yaitu terdiri dari 5 pelanggan dalam kota dan 8 pelanggan luar kota. Sementara 12 pelanggan yang lain (48%) merupakan pelanggan yang tidak menguntungkan yaitu terdiri dari 9 pelanggan dalam kota dan 3 pelanggan luar kota. Pelanggan yang menguntungkan adalah BJ, IN, RH, SI, SP (dalam kota) dan EI, MR, RP, SK, SR, BM, GG, BT (luar kota). Sedangkan pelanggan yang tidak menguntungkan adalah AA,BS, CB, IK, LT, LM, MC, RT, UT (dalam kota) dan SM, SJ, AT (luar kota).
Penyebab tingginya cost-to-serve dari pelanggan yang tidak menguntungkan tersebut adalah besarnya biaya marketing yang meliputi lebih dari 50% total biaya PT X dan perilaku pelanggan yang bersangkutan menyebabkan cost-to-serve mereka menjadi besar.
Ada beberapa tindakan yang dapat diambil PT X untuk mengubah pelanggan yang tidak menguntungkan menjadi menguntungkan, yaitu mengaplikasikan CRM, mengubah kebijakan penetapan harga, mendidik pelanggan, dan memperbaiki operasional internal perusahaan.
Analisis profitabilitas pelanggan ini dapat membantu perusahaan untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dan lebih erat dengan pelanggannya. Sehingga dalam jangka panjang, analisis ini bisa bermanfaat bagi perusahaan untuk mencapai visi dan misinya menjadi perusahaan distributor tekstil yang terkemuka dan berkembang bersama-sama dengan pelanggannya.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T14753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Sunardi
"Dalam suatu produk, bahan baku dan upah langsung dengan mudah dapat ditelusuri, sedangkan biaya tidak langsung sangat sulit untuk ditelusuri. Salah satu konsep yang dikembangkan untuk membebankan atau mengalokasikan biaya tidak langsung secara lebih akurat ke dalam suatu produk adalah system Activity Based Costing (ABC).
Perbedaan mendasar antara system ABC dengan sistem tradisional terletak kepada tahapan pembebanannya atau pengalokasiannya. Dalam sistem tradisional pengalokasian biaya tidak langsung hanya dilakukan dengan satu tahapan saja, yaitu dari biaya atau sumber daya kepada unit produk. Dalam system ABC pembebanan biaya tidak langsung dilakukan dengan dua tahapan. Tahap pertama adalah mengalokasikan biaya atau sumber daya ke dalam aktivitas-aktivitas. Tahap kedua adalah mengalokasikan aktivitas-aktivitas ke dalam suatu cost pool, yang bisa berupa unit produk, customer atau jenis produk dan sebagainya. Dengan system pengalokasian secara dua tahap, diyakini pembebanan akan menjadi jauh lebih akurat, yang pada gilirannya akan berpengaruh kepada perhitungan harga pokok produksi suatu produk.
Manfaat dalam hal keakuratan sistem ABC dibandingkan dengan sistem tradisional itulah yang membuat karni merasa perlu untuk mengusulkan aplikasinya di PT X. PT X adalah sebuah perusahaan manufaktur dan eksportir produk produk furniture terbuat dari rotan dan kayu. Perubahan lingkungan eksternal yang ditandai dengan tingkat persaingan global yang semakin ketat, memaksa PT X untuk melakukan langkah-langkah strategic guna menjamin eksistensinya di kemudian hari. Langkah peningkatan kualitas produk yang mampu bersaing secara global telah dilakukan oleh PT X dengan mengarah kepada system manajemen mutu ISO. Sedangkan dalam hal perhitungan harga jual, PT X belum melakukan langkah apapun. Pada titik inilah system ABC dapat merupakan salah satu alternatif yang mungkin dapat mengisi kekosongan langkah strategic dari PT X tersebut di atas.
Dengan jumlah item produk yang mencapai ribuan, maka penerapan system ABC akan sulit seandainya langsung mengacu kepada item per item produk. Oleh karena itu dalam tulisan ini, cost pool bukanlah item produk melainkan jenis produk yang dihasilkan oleh PT X, yaitu jenis produk mebel terbuat dari rotan, jenis produk mebel terbuat dari kayu dan jenis produk keranjang rotan. Alokasi biaya tidak langsung ke dalam ketiga jenis produk tersebut selama ini belum dilakukan dengan cara perhitungan yang sistematis akan tetapi masih berdasarkan kepada pengalaman semata.
Hasil perhitungan dengan menggunakan metode ABC menunjukkan perbedaan mencolok dengan sistem tradisional yang sedang eksis sekarang ini, untuk jenis produk mebel kayu. Sedangkan untuk jenis produk mebel rotan dan keranjang rotan menunjukkan hasil yang hampir setara dengan perhitungan berdasarkan system ABC."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15691
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaiful Gani
"Penelitian ini mencoba untuk membantu PT. XYZ membandingkan hasil perhitungan alokasi biaya overhead dengan menggunakan sistem tradisional dan sistem TD-ABC. Setelah dihitung, hasil perhitungan sistem biaya tradisional dan TD-ABC memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Penyebab terjadi perbedaan antara sistem tradisional dan sistem TD-ABC disebabkan perbedaan penggunaan metode pengalokasian. Perbedaan ini dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu direct cost dan FOH. Metode tradisional untuk direct cost dan FOH menggunakan metode pengalokasian menggunakan kuantitas produk sebagai cost driver untuk mengalokasikan ke masing-masing produk. Metode TD-ABC untuk direct cost menggunakan metode pengalokasian menggunakan standard using sebagai cost driver untuk mengalokasikan ke masing-masing produk. Sedangkan, metode TD-ABC untuk FOH menggunakan waktu sebagai cost driver untuk mengalokasikan ke masing-masing produk. Pengalokasian TD-ABC ini mengalokasikan biaya dari sumber biaya ke aktivitas. Setelah itu biaya aktivitas dialokasikan ke objek biaya (produk). Berdasarkan kesimpulan yang dihasilkan maka saran-saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: PT. XYZ perlu mempertimbangkan untuk mengganti metode perhitungan profitabilitas yang menggunakan metode tradisional dengan metode TD-ABC. Metode ini dapat menghilangkan distorsi yang muncul karena metode tradisional. Penggunaan metode TD-ABC dapat membantu manajemen PT.XYZ untuk dapat mengambil keputusan yang lebih tepat.

This research is trying to help PT. XYZ compare the allocation of overhead costs using the traditional system and TD-ABC system. After calculated, the calculation result of the traditional system and TD-ABC has significant differences. The causes of difference between traditional systems and TD-ABC system are the differences in the use of allocation methods. This difference can be grouped into two groups: direct costs and FOH. Traditional methods for the direct cost and FOH allocation method use the product quantity as the cost driver to allocate to each product. TD-ABC method for direct cost uses a standard using as cost driver to allocate to each product. Meanwhile, TD-ABC method for FOH uses time as a cost driver to allocate to each product. The allocation of TD-ABC is to allocate the costs of the resource to activities. After that activity costs are allocated to cost objects (products). Based on the conclusions, suggestions can be submitted from this research are as follows: PT. XYZ should consider changing the method of profitability calculation from the traditional method with TD-ABC method. This method can eliminate the distortions that arise because traditional methods. The use of TD-ABC method can help the management to be able to take good decision."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28283
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Lukman
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas penerapan Activity-based Costing (ABC) pada Bank X Cabang Y dan penggunaan informasi yang dihasilkan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Penerapan Funds Transfer Pricing (FTP) juga dilakukan untuk mengukur net interest margin masing-masing produk, sehingga menghasilkan tingkat profitabilitas yang lebih akurat antara produk funding dan produk lending perusahaan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: (1) Produk funding Tabungan memiliki tingkat profitabilitas yang paling tinggi, (2) Manajemen cabang perlu mengalokasikan sebagian waktu non produktif Customer Service untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas pada area kerja produk-produk lending, dan (3) Personal Banker tetap melaksakanan aktivitas-aktivitas sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya untuk mempertahankan total outstanding produk funding.

ABSTRACT
The objective of this research is to apply the Activity-Based Costing (ABC) concept in X Bank Y Branch and using the generated information to improve profitability. Implementation of Funds Transfer Pricing (FTP) is also performed to measure net interest margin of each product to generate a more accurate profitability level among funding products and lending products. The result of this research shows that: (1) Saving account has the highest level of product profitability, (2) Branch manager needs to allocate some of Customer Service non-productive time for activities at lending product working area and (3) Personal Banker should keep on doing all activities in accordance with duties and responsibilities to maintain the total outstanding amount of funding products."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T33630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal
"ABSTRAK
Persaingan usaha dalam industri asuransi umum yang bertambah ketat dan yang
mempunyai sifat hanya dapat bersaing dalam biaya promosi membuat perusahaan
asuransi umum harus berlomba lomba untuk menjadi lebih efisien. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis sistem akuntansi biaya dengan menggunakan time
driven activity based costing (TDABC) untuk meningkatkan efisiensi sehingga
profitabilitas meningkat dengan cara mengalokasikan biaya dengan lebih akurat
ke setiap produk. Metode penelitian yang dilakukan adalah studi kepustakaan,
studi lapangan, dan metode deskriptif. Dari hasil penelitan dapat disimpulkan
bahwa TDABC dapat digunakan untuk mengidentifikasi ketidakefisianan
sehingga perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas.

ABSTRACT
The general insurance industry that is becoming more tighter and is characterized
by can only competing in promotion expense make general insurance company
have to compete to become more efficient. This study aims to analyze a cost
accounting system at general insurance company by using time driven activitybased costing (TDABC) to increase the company efficiency so that profitability
increase by allocating accurately the cost to each product. The research method
used are library study, field study, and descriptive method. From this study, it can
be concluded that the use of TDABC can identify inefficiency in the company so
that the company can address the problem.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selina Agustina Santoso
"Perubahan teknologi yang sangat pesat mendorong perusahaan untuk ikut mengembangkan kemampuan produksinya, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan demikian banyaknya perusahaan yang mengandalkan otomatisasi teknologi, mengakibatkan terjadinya persaingan yang sangat ketat, khususnya dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas produksi yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan laba perusahaan. Pencapaian laba optimal dapat dilakukan dengan cara melakukan perhitungan harga pokok produksi yang akurat.
Untuk tujuan perhitungan harga pokok produksi yang akurat salah satu metode yang banyak diterapkan adalah sistem Activity Based Costing. Sistem Activity Based Costing menggunakan lebih dari satu pemicu biaya yaitu berdasarkan luas lantai (m2), jam kerja mesin, jam tenaga kerja tidak langsung, dan persentase pemakaian bahan kimia. Berbeda dengan sistem akuntansi biaya tradisional, biaya overhead pabrik yang terjadi hanya dialokasikan dengan menggunakan satu pemicu biaya yaitu berdasarkan total unit produksi. Dengan demikian ketepatan perhitungan harga pokok produksi akan dapat lebih tercapai dengan penerapan sistem Activity Based Costing.
Sistem activity based costing meningkatkan akurasi pembebanan biaya karena pertama kali melakukan penelusuran biaya aktivitas dan kemudian biaya produk atau pelanggan yang mengkonsumsi berbagai aktivitas tersebut. Tujuannya adalah untuk menemukan cara melakukan aktivitas dengan lebih efisien dan menghilangkannya apabila tidak menciptakan nilai pelanggan.
Sistem akuntansi biaya tradisional yang menggunakan dasar alokasi tingkat unit seperti banyaknya unit produksi, jam tenaga kerja langsung dan jam mesin sudah kurang relevan apabila perusahaan menghasilkan produk yang beraneka ragam dan memanfaatkan teknologi modern, Penelusuran biaya ini sebaiknya dilakukan terhadap aktivitas yang teriadi. Perhitungan biaya overhead pabrik per unit yang tidak tepat dapat mengakibatkan konsekuensi yang serius untuk perusahaan. Contohnya, dapat mengakibatkan keputusan yang salah mengenai penetapan harga, bauran produk atau penawaran kontrak.
Sistem Activity Based Costing berusaha untuk memperbaiki kelemahan dalam sistem akuntansi biaya tradisional dengan menghubungkan biaya overhead pabrik yang iimhtil Dada proses produksi melalui aktivitas yang dilakukan untuk produk tersebut.
Dari hasil perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan sistem Activity Based Costing dan sistem akuntansi biaya tradisional menunjukkan bahwa perhitungan harga pokok produksi dengan akuntansi biaya tradisional menyebabkan terjadinya distorsi, yaitu menentukan biaya terlalu tinggi (over cost) untuk produk susu kental manis dan terlalu rendah (under cost) untuk susu cair indomilk.
Pada PT. Indomilk diketahui harga pokok produksi per unit untuk produk susu kental manis sebesar Rp. 1.452,79 per unit dan produk susu cair indomilk sebesar Rp. 1.607,50 per unit. Sedangkan dengan sistem akuntansi biaya tradisional diperoleh harga pokok produksi per unit untuk susu kental manis sebesar Rp. 1.483,89 per unit dan untuk susu cair indomilk sebesar Rp. 1.592,67 per unit. Hal ini menunjukkan bahwa sistem akuntansi biaya tradisional menentukan biaya terlalu tinggi (over cost) sebesar Rp. 31,1 atau sebesar 2,05 % untuk produk susu kental manis dan terlalu rendah (under cost) sebesar (Rp. 14,83) atau (1%) untuk produk susu cair indomilk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17503
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Nafri Habib
"Adanya perubahan lingkungan pasar dimana konsumen menuntut customized dan differentiated products memacu perubahan dalam lingkungan manufaktur. Perubahan proses manufaktur ini menyebabkan diperlukannya perubahan sistem akuntansi biaya agar perusahaan dapat menyediakan informasi yang relevan untuk keputusan dan pengendalian manajerial. Sistem biaya yang baru itu disebut Activity Based Costing (ABC). ABC didasarkan pada prinsip bahwa aktivitas merupakan penyebab biaya. Sistem baru ini tidaklah merupakan sistem akuntansi biaya yang terbaik bagi suatu perusahaan dibandingkan dengan akuntansi biaya tradisional karena masih ada beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi agar sistem baru ini dapat menetapkan biaya produk yang Iebih akurat. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran yang jelas tentang sistem ABC dalam penentuan biaya produk yang Iebih akurat sehingga dapat membantu manajemen perusahaan dalam proses pembuatan keputusan yang lebih baik mengenai biaya produknya. Karena itu akan membandingkan perhitungan biaya produksi ABC dengan perhitungan biaya produksi tradisional. Sebagai studi kasus, maka penulis akan membandingkan penghitungan penetapan biaya tersebut pada suatu industri pembuatan botol, yaitu PT "K". Data diperoleh penulis dengan cara melakukan studi literatur, catatn dan laporan yang berhubungan dengan biaya produk dan melakukan wawancara, ovservasi dengan bagian-bagian terkait dalam organisasi. Tiga bidang kunci ABC adalah product cost differentiation, aktivitas dan cost drivers. ABC mengarahkan kepada pembiayaan transaksi (transaction costing) yang didasarkan pada premis atau asumsi dasar, yaitu aktivitas mengkonsumsi sumber daya dan produk mengkonsumsi aktivitas. Pada akhirnya, skripsi ini yang hanya menghitung biaya produk dari aktivitas yang product driven menunjukkan bahwa dengan data yang ada sistem penghitungan biaya ABC tidal dapat diterapkan dalam waktu dekat pada PT "K"."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18892
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>